BAB 04 - Sejatinya Perempuan

Langkah Hudzai terhenti, kali pertama dia dengar Alisya bicara dengan suara tinggi. Cukup terkejut, karena sebelum ini Hudzai harus menajamkan telinga tatkala berusaha mendengar wanita itu bicara.

"Apa aku sehina itu sampai sakralnya pernikahan kalian jadikan candaan?"

Lagi, setelah sebelumnya pertanyaan itu hanya terbesit dalam hati, kali ini benar-benar Alisya lontarkan hingga membuat pria di hadapannya berbalik seketika.

Diamnya sang suami Alisya artikan jika memang mendengar, karena itulah dia kembali meneruskan kata-katanya tanpa peduli akan dianggap tidak sopan atau semacamnya.

"Sejak awal sudah aku katakan ikhlas ... tidak perlu diteruskan, ditinggalkan Abimanyu sama sekali bukan masalah, tapi kamu sendiri yang menawarkan diri dan aku tidak pernah memintanya dan sekarang ...." Alisya menarik napasnya dalam-dalam, seolah tak sanggup untuk meneruskan pembicaraan.

"Sekarang dengan mudahnya bicara begitu? Jika niatmu hanya sebatas itu kenapa mau menikahiku? Demi keluargamu? Lalu bagaimana dengan aku? Dipermainkan dua laki-laki sekaligus dalam satu waktu apa mungkin aku tidak malu?"

"Juga, sejauh yang kutahu sejatinya perempuan itu bukan permainan ... Rasulullah saja memuliakan perempuan, tapi kenapa umatnya tidak demikian?!"

Tanpa melepaskan Hudzai dari tatapannya, Alisya berucap dengan tangan terkepal dan dada yang seakan remuk redam. Telanjur basah, Alisya memilih mandi sekalian.

Terserah Hudzai hendak menilainya bagaimana, tapi yang jelas Alisya merasa dia memiliki hak untuk bicara. Hanya karena dia wanita yang tak diharapkan calon suaminya, bukan berarti dia bisa terima-terima saja permainan semacam ini.

Bukan berarti dia berharap lebih juga diterima sebagai istri, tapi Alisya merasa dia harus memberikan perlawanan agar Hudzai tidak semena-mena dan menginjak harga dirinya, terlebih lagi keputusan itu Hudzai ambil dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Sementara itu, Hudzai yang sejak tadi sengaja diam dan memberikan ruang untuk istrinya bicara perlahan menghela napas panjang. Istrinya salah paham, pria itu menggigit bibir dan berpikir dimana letak kesalahan dalam tutur katanya.

"Alisya aku ...." Hudzai sempat kehilangan kata-kata.

Kemarahan sang istri membuat Hudzai bingung seketika. Bukan karena takut, tapi suara Alisya yang bergetar bersamaan dengan air mata di pipinya sudah cukup untuk menegaskan bahwa ada sesuatu yang membuatnya terluka.

"Bukan begitu maksudku ... tidak ada niatku untuk mempermainkanmu, tidak sama sekali."

Hudzai mulai dengan pembelaannya demi meluruskan kesalahpahaman yang terjadi sampai menggores hati Alisya.

"Lalu apa? Dinikahi kemudian diminta untuk pergi ... bukankah itu sama halnya dengan membuangku juga sebagaimana yang Abimanyu lakukan?"

"Siapa yang memintamu pergi? Hem?" Hudzai mendekat, mungkin bicara dengan jarak yang terpisah beberapa senti akan lebih masuk hati.

Tak ubahnya bak memberi penjelasan pada Haura, begitu juga yang Hudzai lakukan padanya, lembut sekali.

"Aku bilang jika mau, kamu boleh pergi ... bukan harus pergi andai nanti Abimanyu kembali, dengan kata lain aku tidak melarangmu dan semua keputusan ada pada dirimu karena di sini aku hanya pengganti yang mungkin sebenarnya tidak kamu ingini," papar Hudzai penuh dengan kehati-hatian karena takut yang di hadapannya ini akan menangis lagi.

Sama seperti yang tadi Alisya lakukan, Hudzai juga tak sedetik pun melepaskan sang istri dari tatapannya. Berharap dengan begini sang istri akan mengerti dan tidak menarik kesimpulan sendiri lagi.

Sebenarnya Hudzai menyadari, kesalahpahaman Alisya juga akibat dari ulahnya. Entah karena kata-kata atau waktu ketika mengucapkannya salah, Hudzai tidak tahu juga karena jika dari cara bicara dia sudah lembut dan biasa saja.

Pun setelah dijelaskan, Alisya tidak memberi tanggapan. Paham atau tidaknya, karena kini dia masih terdiam seolah tengah mencerna kata-kata yang Hudzai ucapkan.

"Sekali lagi aku katakan, Ji-ka mau ... paham, 'kan?"

Ya, Hudzai sampai menekankan penjelasannya kembali demi membuat Alisya benar-benar mengerti.

Sebagaimana yang Hudzai katakan, Jika mau dan keputusannya ada pada Alisya sendiri. Hudzai tidak bermaksud menyakiti, hanya saja dia menempatkan diri sebagai pengganti.

Sejenak Alisya mengalihkan pandangan, tutur kata Hudzai yang tetap lembut kala menjelaskan membuatnya sedikit menyesal. Terlebih lagi, tadi dia bicaranya sampai pakai urat dan yang begitu bukan dirinya sama sekali.

"Paham ... dan aku tidak mau," sahutnya kembali terdengar seperti berbisik, padahal tadi persis berteriak pakai toa masjid.

"Tidak mau?" tanya Hudzai kembali mendekat karena takut telinganya salah dengar.

"Iya, tidak mau," jawabnya lagi-lagi sekecil itu.

Tidak hanya suaranya yang mengecil, tapi nyalinya juga ikut mengecil bahkan terus menunduk hingga tidak bisa melihat senyum tipis yang terukir di wajah Hudzai saat ini.

Sebagaimana wanita pada umumnya, walau salah dia tidak akan melontarkan kata maaf. Untuk hal ini Hudzai bisa mengerti, bisa jadi kekesalan di hatinya terlalu besar sampai tidak berpikir ke sana.

.

.

Cukup lama Alisya bertahan di posisinya, baru setelah Hudzai memintanya untuk istirahat dia menurut.

Dari kejauhan Hudzai melihat sang istri berjalan dan segera naik ke atas tempat tidur. Sudah persis kerbau dicolok hidungnya, memang benar penurut dan tidak banyak tingkah.

Sementara itu, Hudzai berlalu ke kamar mandi untuk sejenak menenangkan diri. Walau dirinya terlihat tenang, tapi kepala dan jiwanya berisik dan panas sekali.

Tindakan Abimanyu secara tiba-tiba masih membuatnya begitu marah. Hanya demi menjaga perasaan orang-orang di sekitar, Hudzai menahan semuanya.

"Aku sudah memberikan pilihan padanya ... dan kau tahu? Dia tidak mau. Jadi, jangan pernah menyesali keputusanmu, Abimanyu," gumam Hudzai menatap bayang dirinya di cermin.

Bisikan-bisikan untuk melampiaskan kemarahan seperti yang dilakukan papanya terus terngiang. Tidak ingin fasilitas di rumah om-nya rusak lagi, Hudzai memilih keluar dan berlalu dari kamar mandi.

Hudzai berjalan dengan langkah gontai, lelah sekali rasanya dia hari ini. Padahal tidak melakukan pekerjaan berat, tapi mungkin karena mentalnya tertekan tatkala Opa seperti akan sekarat, tenaganya seolah terkuras.

Karena itulah, tanpa basa-basi Hudzai menghempaskan tubuh ke atas tempat tidur dan membuat yang di sisinya terkejut.

Walau tanpa suara, Alisya menyempatkan diri untuk menoleh beberapa saat setelahnya. Rasanya belum lima menit Hudzai ikut naik, tapi matanya sudah terpejam.

"Tidur?" Alisya mendekatkan wajahnya, bermaksud memastikan.

Tidak ada dengkuran halus yang bisa dijadikan patokan jika sang suami benar-benar tidur. Akan tetapi, Alisya mencoba menggerakkan telapak tangan di depan wajah Hudzai beberapa kali.

Belum sempat menemukan jawaban pasti sang suami sudah tertidur atau belum, Alisya dibuat terperanjat kaget tatkala pergelangan tangannya tertangkap seketika.

"Apaaa?" Bersamaan dengan matanya yang terbuka, Hudzai bertanya dengan suara serak karena memang mengantuk luar biasa.

Alisya yang lagi-lagi telanjur malu tampak kebingungan mencari alasan. Dia mengalihkan pandangan sementara tangannya masih dalam genggaman sang suami.

"Alisya?"

"Heuh?" Persis tertangkap basah tengah mencuri Alisya gugup setengah mati.

"Kamu kenapa? Minta nafkah?"

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Ani Suwarni

Ani Suwarni

lakik banget hudzai kalo begini,,,,tp aku kok curiga ya,,,,jangan" yg melecehkan alisya dulu itu hudzai sendiri,,,,tidak sengaja dijebak atau salah minum atau kalah taruhan atau apalah mengingat Abimanyu pergi di hari pernikahannya dan meminta hudzai sebagai penggantinya,,,,maaf hudzai aku su'udhon padamu,semoga dugaanku salah 🙊🙏

2024-06-07

41

Susilawati

Susilawati

jadi maksudnya hudzai itu kalo nanti Abimanyu kembali dan ingin bersama Alisya maka dia akan membebaskan Alisya utk mengambil keputusan apakah akan kembali ke Abimanyu atau tetap sama dia, gitu ya.

2024-12-06

0

aryuu

aryuu

🤭🐉

2024-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Perempuan Hina
2 BAB 02 - Seserius Ini?
3 BAB 03 - Hanya Sementara
4 BAB 04 - Sejatinya Perempuan
5 BAB 05 - Sweet Dreame
6 BAB 06 - Ujian Subuh
7 BAB 07 - Imamnya Pengantin
8 BAB 08 - Istri, Bukan Adik.
9 BAB 09 - Dia Tanggung Jawabku
10 BAB 10 - Dia Memang Tanggung Jawabmu
11 BAB 11 - Ajak Alisya
12 BAB 12 - Dia Cupu
13 BAB 13 - Hudzai Yang Sebenarnya
14 BAB 14 - Masya Allah, Suamiku
15 BAB 15 - Bukan Bayangan
16 BAB 16 - Sakit?
17 BAB 17 - Vitamin C
18 BAB 18 - Hudzai Tepar?
19 BAB 19 - Anak Manja ~ Om Sean
20 BAB 20 - Kurang Dewasa?
21 BAB 21 - Harus Ada Action-Nya
22 BAB 22 - Tidak Ada Yang Gratis.
23 BAB 23 - Merusak Suasana
24 BAB 24 - Berdua Dengannya - Hudzai
25 BAB 25 - Sanggup, Om!!
26 BAB 26 - Dia Benar Hudzai? - Alisya
27 BAB 27 - Bikin Anak - Hudzai
28 BAB 28 - Bukan Suami Pengganti
29 BAB 29 - Mana Darahnya?
30 BAB 30 - Siapa Yang Mendahuluiku? - Hudzai
31 BAB 31 - Hancur Sebenarnya
32 BAB 32 - Abimanyu Tahu?
33 BAB 33 - Serangan Fajar
34 BAB 34 - Kewajiban
35 BAB 35 - Welcome, Hudzaifah.
36 BAB 36 - Why Not?
37 BAB 37 - Bekas
38 BAB 38 - Rahasiakan - Abimanyu
39 BAB 39 - Pantas Mati
40 BAB 40 - Dia Milikmu
41 BAB 41 - Jangan Sentuh Aku
42 BAB 42 - Aku Sudah Menikah
43 BAB 43 - Kamulah Obatnya
44 BAB 44 - Bisikan Rayuan
45 BAB 45 - Anak Baik
46 BAB 46 - Kepo!!
47 BAB 47 - I Love You
48 BAB 48 - I Love You Too
49 BAB 49 - Gengsi!!
50 BAB 50 - Cinta Tidak Mengenal Terima Kasih
51 BAB 51 - Hanya Sahabat, Tidak Lebih - Hudzai
52 BAB 52 - Cinta Tidak Harus Memiliki
53 BAB 53 - Tidak Etis
54 BAB 54 - Suamimu Memang Manja
55 BAB 55 - Mantan Calon Suamimu Lebih Manja
56 BAB 56 - Jangan Rusak Dongengnya
57 BAB 57 - Keras Kepala
58 BAB 58 - Minta Maaf Pada Istriku!!
59 BAB 59 - Apa Mungkin Dia?
60 BAB 60 - Bukan Sarapan Biasa
61 BAB 61 - Satu Jam Sebelum Kejadian.
62 BAB 62 - Tidak Perlu Berandai-Andai
63 BAB 63 - Tidak Ilfeel?
64 BAB 64 - Titik Terang
65 BAB 65 - Until Jannah
66 BAB 66 - Lupakan - Alisya
67 BAB 67 - Jadi Benar Kamu?
68 BAB 68 - Amit-Amit
69 BAB 69 - Aku Tahu
70 BAB 70 - Hukum Aku Dengan Cara Apapun
71 BAB 71 - Ampas Semua
72 BAB 72 - Terserah Kamu
73 BAB 73 - Sayang Ceritainya?
74 BAB 74 - Kamu Sudah Punya Suami
75 BAB 75 - Berbahagialah
76 BAB 76 - Dongengnya, Bukan Dongeng Kita.
77 BAB 77 - It's My Dream
78 BAB 78 - Nenek Peyot
79 BAB 79 - Ngelunjak ~
80 BAB 80 - Jaga Sikapmu
81 BAB 81 - Aku Mengalah
82 BAB 82 - Tidak Tahan Lagi
83 BAB 83 - Impian Sejak Dulu
84 BAB 84 - Impossible
85 BAB 85 - Semirip Itu
86 BAB 86 - PR
87 BAB 87 - Dinner Romantis
88 BAB 88 - Jailangkung
89 BAB 89 - Mereka Mirip
90 BAB 90 - Bukan Anaknya, Titik.
91 BAB 91 - Kamu Ingin Bertemu?
92 BAB 92 - Pasung Saja
93 BAB 93 - Sambilan Bulan Madu?
94 BAB 94 - Mertua?
95 BAB 95 - Jatuh Cinta
96 BAB 96 - Dekapan Erat yang Pertama.
97 BAB 97 - Sedikit Tentang Chandrika
98 BAB 98 - Bilik Masa Lalu
99 BAB 99 - Sakit Apa?
100 BAB 100 - Bukan Pertanyaan
101 BAB 101 - 100°C
102 BAB 102 - Masih Dendam
103 BAB 103 - Dia Dewasa
104 BAB 104 - Dia Istriku
105 BAB 105 - Terasa Mustahil
106 BAB 106 - Terlalu Percaya Diri
107 BAB 107 - Mama Gila?
108 BAB 108 - Sebaik-baiknya Pelindung.
109 BAB 109 - Dilarang Pamer
110 BAB 110 - Minta Kejelasan
111 BAB 111 - Licik Sekali
112 BAB 112 - Tulus Cinta Seorang Papa
113 BAB 113 - Harus Jodoh
114 BAB 114 - Dia Bukan Anak Pungut!!
115 BAB 115 - Kamu?
116 BAB 116 - Wajah Yang Dirindukan
117 BAB 117 - Lama Tidak Bertemu, Chandrika.
118 BAB 118 - Menebus 25 Tahun yang Terbuang
119 BAB 119 - Semua Demi Kamu
120 BAB 120 - Tunggu Dudaku
121 BAB 121 - Berdebar Hebat
122 BAB 122 - Dikejar Mertua
123 BAB 123 - Terima Kasih, Abimanyu
124 BAB 124 - Cemburumu Merepotkan
125 BAB 125 - Cemburumu Merepotkan Part 2
126 BAB 126 - Musuh Dalam Selimut
127 BAB 127 - Hancur (Sendirian)
128 BAB 128 - Tidak Ingin Mengulang (Kedua Kalinya)
129 BAB 129 - Ngidam?
130 BAB 130 - Demi Bahagianya ~ Hudzai
131 BAB 131 - Hampir Expired
132 BAB 132 - Papaku Berhak Bahagia
133 BAB 133 - Menantu Durjana
134 BAB 134 - 100% Cocok
135 Promo Karya - Pengasuh Bayi Profesor (Unchihah Sanskeh)
136 BAB 135 - Sama Saja
137 BAB 136 - Kamu Tidak Sendiri
138 BAB 137 - Ide Calon Menantu
139 BAB 138 - Abi Ingin Bicara
140 BAB 139 - Bukan Sembarang Ember
141 BAB 140 - Anak Manisku
142 BAB 141 - Menyambut Kedatangan Mertua
143 BAB 142 - Gagal Keren
144 BAB 143 - Menantu Idaman Sebenarnya
145 BAB 144 - Kompak
146 BAB 145 - Nikmati Seumur Hidupmu
147 BAB 146 - Jomblo Memang Rentan
148 BAB 147 - Pakmil Baperan
149 BAB 148 - Aku Yang Adik Kandungmu
150 BAB 149 - Godaan Pasutri Baru
151 BAB 150 - Merasa Bersalah
152 BAB 151 - Gagal Jadi Kakak?
153 BAB 152 - Ngambek Sampai Tahun Depan
154 BAB 153 - Selesaikan Secara Jantan
155 BAB 154 - Diam dan Dinginnya Bahaya.
156 BAB 155 - Tips dari Mertua
157 BAB 156 - Tipsnya Yahut
158 BAB 157 - I Love You, Hudzaifah Malik Abraham - Tamat
159 Bonus Chapter 01
160 Bonus Chapter 02
161 Bonus Chapter 03
162 Bonus Chapter 04
163 Bonus Chapter 05
164 Bonus Chapter 06
165 Bonus Chapter 07
166 Bonus Chapter 08
167 Bonus Chapter 09
168 Bonus Chapter 10
169 Bonus Chapter 11
170 Bonus Chapter 12
171 Promo Karya Baru - Jerat Cinta Pria Beristri
172 Bonus Chapter 13
173 Bonus Chapter 14
174 THE LAST BONUS CHAPTER
175 Promo Karya Baru - Kupinang Dengan Istighfar (Ganeeta)
176 Promo Karya - Menikahi Pembantuku - Nova Afriza
Episodes

Updated 176 Episodes

1
BAB 01 - Perempuan Hina
2
BAB 02 - Seserius Ini?
3
BAB 03 - Hanya Sementara
4
BAB 04 - Sejatinya Perempuan
5
BAB 05 - Sweet Dreame
6
BAB 06 - Ujian Subuh
7
BAB 07 - Imamnya Pengantin
8
BAB 08 - Istri, Bukan Adik.
9
BAB 09 - Dia Tanggung Jawabku
10
BAB 10 - Dia Memang Tanggung Jawabmu
11
BAB 11 - Ajak Alisya
12
BAB 12 - Dia Cupu
13
BAB 13 - Hudzai Yang Sebenarnya
14
BAB 14 - Masya Allah, Suamiku
15
BAB 15 - Bukan Bayangan
16
BAB 16 - Sakit?
17
BAB 17 - Vitamin C
18
BAB 18 - Hudzai Tepar?
19
BAB 19 - Anak Manja ~ Om Sean
20
BAB 20 - Kurang Dewasa?
21
BAB 21 - Harus Ada Action-Nya
22
BAB 22 - Tidak Ada Yang Gratis.
23
BAB 23 - Merusak Suasana
24
BAB 24 - Berdua Dengannya - Hudzai
25
BAB 25 - Sanggup, Om!!
26
BAB 26 - Dia Benar Hudzai? - Alisya
27
BAB 27 - Bikin Anak - Hudzai
28
BAB 28 - Bukan Suami Pengganti
29
BAB 29 - Mana Darahnya?
30
BAB 30 - Siapa Yang Mendahuluiku? - Hudzai
31
BAB 31 - Hancur Sebenarnya
32
BAB 32 - Abimanyu Tahu?
33
BAB 33 - Serangan Fajar
34
BAB 34 - Kewajiban
35
BAB 35 - Welcome, Hudzaifah.
36
BAB 36 - Why Not?
37
BAB 37 - Bekas
38
BAB 38 - Rahasiakan - Abimanyu
39
BAB 39 - Pantas Mati
40
BAB 40 - Dia Milikmu
41
BAB 41 - Jangan Sentuh Aku
42
BAB 42 - Aku Sudah Menikah
43
BAB 43 - Kamulah Obatnya
44
BAB 44 - Bisikan Rayuan
45
BAB 45 - Anak Baik
46
BAB 46 - Kepo!!
47
BAB 47 - I Love You
48
BAB 48 - I Love You Too
49
BAB 49 - Gengsi!!
50
BAB 50 - Cinta Tidak Mengenal Terima Kasih
51
BAB 51 - Hanya Sahabat, Tidak Lebih - Hudzai
52
BAB 52 - Cinta Tidak Harus Memiliki
53
BAB 53 - Tidak Etis
54
BAB 54 - Suamimu Memang Manja
55
BAB 55 - Mantan Calon Suamimu Lebih Manja
56
BAB 56 - Jangan Rusak Dongengnya
57
BAB 57 - Keras Kepala
58
BAB 58 - Minta Maaf Pada Istriku!!
59
BAB 59 - Apa Mungkin Dia?
60
BAB 60 - Bukan Sarapan Biasa
61
BAB 61 - Satu Jam Sebelum Kejadian.
62
BAB 62 - Tidak Perlu Berandai-Andai
63
BAB 63 - Tidak Ilfeel?
64
BAB 64 - Titik Terang
65
BAB 65 - Until Jannah
66
BAB 66 - Lupakan - Alisya
67
BAB 67 - Jadi Benar Kamu?
68
BAB 68 - Amit-Amit
69
BAB 69 - Aku Tahu
70
BAB 70 - Hukum Aku Dengan Cara Apapun
71
BAB 71 - Ampas Semua
72
BAB 72 - Terserah Kamu
73
BAB 73 - Sayang Ceritainya?
74
BAB 74 - Kamu Sudah Punya Suami
75
BAB 75 - Berbahagialah
76
BAB 76 - Dongengnya, Bukan Dongeng Kita.
77
BAB 77 - It's My Dream
78
BAB 78 - Nenek Peyot
79
BAB 79 - Ngelunjak ~
80
BAB 80 - Jaga Sikapmu
81
BAB 81 - Aku Mengalah
82
BAB 82 - Tidak Tahan Lagi
83
BAB 83 - Impian Sejak Dulu
84
BAB 84 - Impossible
85
BAB 85 - Semirip Itu
86
BAB 86 - PR
87
BAB 87 - Dinner Romantis
88
BAB 88 - Jailangkung
89
BAB 89 - Mereka Mirip
90
BAB 90 - Bukan Anaknya, Titik.
91
BAB 91 - Kamu Ingin Bertemu?
92
BAB 92 - Pasung Saja
93
BAB 93 - Sambilan Bulan Madu?
94
BAB 94 - Mertua?
95
BAB 95 - Jatuh Cinta
96
BAB 96 - Dekapan Erat yang Pertama.
97
BAB 97 - Sedikit Tentang Chandrika
98
BAB 98 - Bilik Masa Lalu
99
BAB 99 - Sakit Apa?
100
BAB 100 - Bukan Pertanyaan
101
BAB 101 - 100°C
102
BAB 102 - Masih Dendam
103
BAB 103 - Dia Dewasa
104
BAB 104 - Dia Istriku
105
BAB 105 - Terasa Mustahil
106
BAB 106 - Terlalu Percaya Diri
107
BAB 107 - Mama Gila?
108
BAB 108 - Sebaik-baiknya Pelindung.
109
BAB 109 - Dilarang Pamer
110
BAB 110 - Minta Kejelasan
111
BAB 111 - Licik Sekali
112
BAB 112 - Tulus Cinta Seorang Papa
113
BAB 113 - Harus Jodoh
114
BAB 114 - Dia Bukan Anak Pungut!!
115
BAB 115 - Kamu?
116
BAB 116 - Wajah Yang Dirindukan
117
BAB 117 - Lama Tidak Bertemu, Chandrika.
118
BAB 118 - Menebus 25 Tahun yang Terbuang
119
BAB 119 - Semua Demi Kamu
120
BAB 120 - Tunggu Dudaku
121
BAB 121 - Berdebar Hebat
122
BAB 122 - Dikejar Mertua
123
BAB 123 - Terima Kasih, Abimanyu
124
BAB 124 - Cemburumu Merepotkan
125
BAB 125 - Cemburumu Merepotkan Part 2
126
BAB 126 - Musuh Dalam Selimut
127
BAB 127 - Hancur (Sendirian)
128
BAB 128 - Tidak Ingin Mengulang (Kedua Kalinya)
129
BAB 129 - Ngidam?
130
BAB 130 - Demi Bahagianya ~ Hudzai
131
BAB 131 - Hampir Expired
132
BAB 132 - Papaku Berhak Bahagia
133
BAB 133 - Menantu Durjana
134
BAB 134 - 100% Cocok
135
Promo Karya - Pengasuh Bayi Profesor (Unchihah Sanskeh)
136
BAB 135 - Sama Saja
137
BAB 136 - Kamu Tidak Sendiri
138
BAB 137 - Ide Calon Menantu
139
BAB 138 - Abi Ingin Bicara
140
BAB 139 - Bukan Sembarang Ember
141
BAB 140 - Anak Manisku
142
BAB 141 - Menyambut Kedatangan Mertua
143
BAB 142 - Gagal Keren
144
BAB 143 - Menantu Idaman Sebenarnya
145
BAB 144 - Kompak
146
BAB 145 - Nikmati Seumur Hidupmu
147
BAB 146 - Jomblo Memang Rentan
148
BAB 147 - Pakmil Baperan
149
BAB 148 - Aku Yang Adik Kandungmu
150
BAB 149 - Godaan Pasutri Baru
151
BAB 150 - Merasa Bersalah
152
BAB 151 - Gagal Jadi Kakak?
153
BAB 152 - Ngambek Sampai Tahun Depan
154
BAB 153 - Selesaikan Secara Jantan
155
BAB 154 - Diam dan Dinginnya Bahaya.
156
BAB 155 - Tips dari Mertua
157
BAB 156 - Tipsnya Yahut
158
BAB 157 - I Love You, Hudzaifah Malik Abraham - Tamat
159
Bonus Chapter 01
160
Bonus Chapter 02
161
Bonus Chapter 03
162
Bonus Chapter 04
163
Bonus Chapter 05
164
Bonus Chapter 06
165
Bonus Chapter 07
166
Bonus Chapter 08
167
Bonus Chapter 09
168
Bonus Chapter 10
169
Bonus Chapter 11
170
Bonus Chapter 12
171
Promo Karya Baru - Jerat Cinta Pria Beristri
172
Bonus Chapter 13
173
Bonus Chapter 14
174
THE LAST BONUS CHAPTER
175
Promo Karya Baru - Kupinang Dengan Istighfar (Ganeeta)
176
Promo Karya - Menikahi Pembantuku - Nova Afriza

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!