BAB 07 - Imamnya Pengantin

"Assalamualaikum warahmatullah ...."

"Assalamualaikum warahmatullah ...."

Selesai, Hudzai berhasil menunaikan ibadah shalat subuh dengan khusyu walau sempat khawatir tidak akan mampu tatkala menghadapi tingkah Alisya.

Bukan karena Hudzai tim otak kotor, tapi memang ada yang Hudzai khawatirkan akan mengusiknya. Ekspresi wajah, mata bulat dan tingkah unik Alisya lainnya sudah cukup dijadikan alasan.

Beruntungnya, sejak awal membaca niat hingga mengucap salam semua berjalan dengan sempurna. Hudzai tetap bisa fokus dan tidak kehilangan nikmat ibadah dalam dirinya.

Hal itu memang sudah melekat dalam diri Hudzai, tak heran kenapa jika sedang berkunjung ke rumah omnya di Bandung akan diminta jadi imam. Selain karena suara indah dan hafalan yang dia punya, tapi sosok Hudzai memang semenenangkan itu di mata mereka.

"Masya Allah ... memang beda vibes-nya diimami sama pengantin baru," celetuk Habil di perjalanan menuju ke rumah utama demi menghangatkan suasana.

Jika sudah ada yang memulai bisa dipastikan akan ada yang meramaikan, siapa lagi jika bukan teman berkelahi Hudzai sejak remaja, Azkara.

"Sama, aku juga merasakan aroma-aroma yang berbeda."

"Betul, lebih tenang begitu ya, Kak?"

"That's right!! Apa mungkin karena suasana hati bung Hudzai sedang berbunga-bunga?" tanya pria anak dua itu sembari merangkul punggung Hudzai yang sejak tadi diam tanpa kata.

"Cielah pakai ditanya ... pastilah!! Orang pernah pacaran saja tidak tahu-tahu dapat bidadari secantik Alisya Mahira!!" sahut Habil masih dengan semangat 45 memberikan suport pada Hudzai sebagai bentuk rasa bangganya.

"Tuh ... kau dengar, Jay, Habil yang seleranya tinggi menyentuh langit saja bilang Alisya bidadari!! Jadi jangan pernah menyesal ya."

Mereka terdengar bercanda memang, tapi baik Habil maupun Azkara memiliki niat tersendiri di balik candaan semacam itu.

Sedikit banyak mereka bisa mengerti, bisa jadi di posisi Hudzai sangat sakit sekali. Walau memang terlihat menguntungkan, tapi tidak ada yang tahu isi hati Hudzai bagaimana.

Entah dia memiliki wanita impian lain atau cita-cita lain, mereka tidak tahu. Akan tetapi, yang kini jelas terjadi Hudzaifah Malik Abraham telah mengorbankan diri hanya demi menjaga nama baik keluarganya di saat Abimanyu dengan tidak berakalnya pergi begitu saja.

Karena itulah, baik Habil maupun Azkara hanya membahas hal yang sekiranya menyenangkan saja. Tidak ada sekalipun mereka memperlihatkan kemarahan, kekesalan pada Abimanyu cukup di pendam karena kini, yang paling utama memang menjaga hati dan perasaan Hudzai saja.

"Betul, Kak, Alisya tuh Masya Allah pokoknya."

"Istriku juga bilang begitu, dia sangat lembut dan keibuan juga ... Athar yang pemilih saja langsung luluh," ungkap Azkara turut membagikan pengalaman baiknya tentang sosok Alisya.

"Iya, dia memang lembut, suaranya syahdu kalau ngomong benar-benar dijaga dan aku rasa, Alisya adalah wanita yang tidak bisa marah." Habil menambahkan, tapi untuk yang satu ini Hudzai hanya tersenyum tipis.

Dia tidak akan membuka rahasia, biarlah hanya dia yang tahu. Bukti bahwa orang-orang terdekat hanya tahu beberapa persen saja tentang Alisya, selebihnya tidak.

Untuk sikap lemah lembut dan keibuannya memang tidak akan Hudzai bantah. Akan tetapi, untuk pernyataan Habil yang mengatakan jika sang istri tidak bisa marah, bisa dipastikan kebohongan besar.

Bukan tanpa alasan Hudzai berpikir demikian, karena pada faktanya sudah dihadapkan dengan kemarahan Alisya dan cukup mengerikan. Apa itu lemah lembut? Musnah sudah karena ketika menyuarakan isi hati, Alisya tak ubahnya bak pemimpin demonstrasi yang tengah berorasi.

Perbincangan golongan muda itu cukup panjang, sepanjang perjalanan tiba di teras kediaman utama Sean masih berlanjut dengan berbagai topik pembicaraan.

"Oh iya ... ada yang ingin kutanyakan dan dari dulu memang penasaran."

Langkah kaki Hudzai terhenti, firasatnya mulai buruk lantaran khawatir jika Habil kembali mengungkit yang tadi dia pertanyakan di kamar tentang Alisya, sungguh dia khawatir.

"Apa?"

Tak segera menjawab, Habil melirik Hudzai lebih dulu hingga pria itu ketar-ketir dibuatnya.

"Kenapa bebek kakinya dua?"

"Hadeuh, basi!!" ketus Hudzai kemudian berlalu meninggalkan pembicaraan konyol tersebut.

.

.

Bersyukur Habil tidak membahas yang tidak-tidak hingga dia bisa agak sedikit tenang. Begitu memasuki ruang keluarga, dia sudah disambut Opa Mikhail didampingi dua keponakan lucunya.

"Opa? Kenapa di sini?" tanya Hudzai sengaja mendekat.

"Biasa, mereka berdua minta ditemani nonton," jawabnya sembari mengusap kepala kedua anak kecil yang fokus dengan televisi di depannya.

Hudzai tersenyum simpul, salah-satu alasan kenapa dia tidak menyesal sama sekali telah menikahi Alisya adalah opanya. Walau memang belum bisa berjalan pasca terkilir akibat terlalu semangat ketika hendak ke Bandung, tapi melihatnya kini bisa duduk dengan tenang tanpa drama sesak napas atau sakit dada, pria itu sudah bersyukur sekali.

Usai memerhatikan opanya, Hudzai beralih pada dua putra Azkara yang berlagak persis raja dimanapun berada.

"Sagara," panggil Hudzai seraya menoel pipinya.

"Hem?"

"Ck, sombongnya ... lihat Om sini," pinta Hudzai pada bocah yang kini berusia tiga tahun itu.

"Gamau, Om," jawabnya menepis tangan Hudzai karena dirasa mengganggu.

"Ck pelit, cium dulu," rayu Hudzai sekali lagi dan tak membuat Sagara tergerak sama sekali.

Menyaksikan hal itu, Hudzai yang gemas memilih memaksa hingga membuat Sagara berontak dan menangis tentu saja.

"Cudah caga bilan dangaaaaaaan!! Kenapa om tium-tium cagalaaaa?!" teriak Athar yang ternyata marah besar lantaran saudaranya diusik dan hanya Hudzai tanggapi dengan gelak tawa.

"Sayang kenapa?!"

Hudzai menoleh manakala Azkara datang dan bermaksud menenangkan putranya.

"Kenapa?"

"Aku cuma cium, tapi dia menangis."

"Pasti kau paksa?"

"Tentu saja, dia jual mahal soalnya," jawab Hudzai santai saja, sudah biasa dia membuat kedua ponakannya itu menangis dan Azkara juga tidak pernah marah.

Usai membuat Sagara menangis, dia duduk manis di sisi Habil yang baru tiba dan turut menikmati acara televisi di pagi yang indah ini. Sesekali melirik Azkara yang tengah menenangkan putranya pasca Hudzai buat kesal hingga berlinang air mata.

"Kenapa kau lihat-lihat? Mau punya yang begini?"

Hudzai mencebik, malas untuk menjawab lagi karena bisa dipastikan Azkara akan mengatakan Bikin sana. Ya, isi otak Azkara sudah bisa dia terka dan dia yang paham tidak akan terjebak tentu saja.

"Jawab, Kak, mau gitu."

"Ck, diam kau."

"Loh kenapa? Itu adalah sebagian dari doa juga, masa tidak ma_"

Gubrak

Prank

Prank

"Ya Tuhan, Alisyaaa!!"

Belum selesai Habil bicara, pekikan dari Umi Zalina terdengar hingga ke ruang tengah. Tidak hanya itu, suara benda jatuh secara beruntun sukses membuat mereka terkejut.

"Alisya?"

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Widi

Widi

Udah 3 tahun aja nih si kembar, sepertinya dari Mikhayla anak nya dua-dua ya, gk kek Opa gemoy yg saking suka nya sama anak kecil sampe bikin pabrik bayi kata Opa Ibra 🤣🤣🤣
Walau Azka suka anak kecil tp mungkin cukup dua, terlebih lagi Shanum lahiran bikin semua trauma jdi mungkin cukup 2 aja ya 😊😊😊

2024-06-09

56

Mutiara Rizky

Mutiara Rizky

mirip bapaknya udh gak heran🤣🤣🤣

2025-02-28

0

Wiwien

Wiwien

ada apa gerangan..??

2024-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Perempuan Hina
2 BAB 02 - Seserius Ini?
3 BAB 03 - Hanya Sementara
4 BAB 04 - Sejatinya Perempuan
5 BAB 05 - Sweet Dreame
6 BAB 06 - Ujian Subuh
7 BAB 07 - Imamnya Pengantin
8 BAB 08 - Istri, Bukan Adik.
9 BAB 09 - Dia Tanggung Jawabku
10 BAB 10 - Dia Memang Tanggung Jawabmu
11 BAB 11 - Ajak Alisya
12 BAB 12 - Dia Cupu
13 BAB 13 - Hudzai Yang Sebenarnya
14 BAB 14 - Masya Allah, Suamiku
15 BAB 15 - Bukan Bayangan
16 BAB 16 - Sakit?
17 BAB 17 - Vitamin C
18 BAB 18 - Hudzai Tepar?
19 BAB 19 - Anak Manja ~ Om Sean
20 BAB 20 - Kurang Dewasa?
21 BAB 21 - Harus Ada Action-Nya
22 BAB 22 - Tidak Ada Yang Gratis.
23 BAB 23 - Merusak Suasana
24 BAB 24 - Berdua Dengannya - Hudzai
25 BAB 25 - Sanggup, Om!!
26 BAB 26 - Dia Benar Hudzai? - Alisya
27 BAB 27 - Bikin Anak - Hudzai
28 BAB 28 - Bukan Suami Pengganti
29 BAB 29 - Mana Darahnya?
30 BAB 30 - Siapa Yang Mendahuluiku? - Hudzai
31 BAB 31 - Hancur Sebenarnya
32 BAB 32 - Abimanyu Tahu?
33 BAB 33 - Serangan Fajar
34 BAB 34 - Kewajiban
35 BAB 35 - Welcome, Hudzaifah.
36 BAB 36 - Why Not?
37 BAB 37 - Bekas
38 BAB 38 - Rahasiakan - Abimanyu
39 BAB 39 - Pantas Mati
40 BAB 40 - Dia Milikmu
41 BAB 41 - Jangan Sentuh Aku
42 BAB 42 - Aku Sudah Menikah
43 BAB 43 - Kamulah Obatnya
44 BAB 44 - Bisikan Rayuan
45 BAB 45 - Anak Baik
46 BAB 46 - Kepo!!
47 BAB 47 - I Love You
48 BAB 48 - I Love You Too
49 BAB 49 - Gengsi!!
50 BAB 50 - Cinta Tidak Mengenal Terima Kasih
51 BAB 51 - Hanya Sahabat, Tidak Lebih - Hudzai
52 BAB 52 - Cinta Tidak Harus Memiliki
53 BAB 53 - Tidak Etis
54 BAB 54 - Suamimu Memang Manja
55 BAB 55 - Mantan Calon Suamimu Lebih Manja
56 BAB 56 - Jangan Rusak Dongengnya
57 BAB 57 - Keras Kepala
58 BAB 58 - Minta Maaf Pada Istriku!!
59 BAB 59 - Apa Mungkin Dia?
60 BAB 60 - Bukan Sarapan Biasa
61 BAB 61 - Satu Jam Sebelum Kejadian.
62 BAB 62 - Tidak Perlu Berandai-Andai
63 BAB 63 - Tidak Ilfeel?
64 BAB 64 - Titik Terang
65 BAB 65 - Until Jannah
66 BAB 66 - Lupakan - Alisya
67 BAB 67 - Jadi Benar Kamu?
68 BAB 68 - Amit-Amit
69 BAB 69 - Aku Tahu
70 BAB 70 - Hukum Aku Dengan Cara Apapun
71 BAB 71 - Ampas Semua
72 BAB 72 - Terserah Kamu
73 BAB 73 - Sayang Ceritainya?
74 BAB 74 - Kamu Sudah Punya Suami
75 BAB 75 - Berbahagialah
76 BAB 76 - Dongengnya, Bukan Dongeng Kita.
77 BAB 77 - It's My Dream
78 BAB 78 - Nenek Peyot
79 BAB 79 - Ngelunjak ~
80 BAB 80 - Jaga Sikapmu
81 BAB 81 - Aku Mengalah
82 BAB 82 - Tidak Tahan Lagi
83 BAB 83 - Impian Sejak Dulu
84 BAB 84 - Impossible
85 BAB 85 - Semirip Itu
86 BAB 86 - PR
87 BAB 87 - Dinner Romantis
88 BAB 88 - Jailangkung
89 BAB 89 - Mereka Mirip
90 BAB 90 - Bukan Anaknya, Titik.
91 BAB 91 - Kamu Ingin Bertemu?
92 BAB 92 - Pasung Saja
93 BAB 93 - Sambilan Bulan Madu?
94 BAB 94 - Mertua?
95 BAB 95 - Jatuh Cinta
96 BAB 96 - Dekapan Erat yang Pertama.
97 BAB 97 - Sedikit Tentang Chandrika
98 BAB 98 - Bilik Masa Lalu
99 BAB 99 - Sakit Apa?
100 BAB 100 - Bukan Pertanyaan
101 BAB 101 - 100°C
102 BAB 102 - Masih Dendam
103 BAB 103 - Dia Dewasa
104 BAB 104 - Dia Istriku
105 BAB 105 - Terasa Mustahil
106 BAB 106 - Terlalu Percaya Diri
107 BAB 107 - Mama Gila?
108 BAB 108 - Sebaik-baiknya Pelindung.
109 BAB 109 - Dilarang Pamer
110 BAB 110 - Minta Kejelasan
111 BAB 111 - Licik Sekali
112 BAB 112 - Tulus Cinta Seorang Papa
113 BAB 113 - Harus Jodoh
114 BAB 114 - Dia Bukan Anak Pungut!!
115 BAB 115 - Kamu?
116 BAB 116 - Wajah Yang Dirindukan
117 BAB 117 - Lama Tidak Bertemu, Chandrika.
118 BAB 118 - Menebus 25 Tahun yang Terbuang
119 BAB 119 - Semua Demi Kamu
120 BAB 120 - Tunggu Dudaku
121 BAB 121 - Berdebar Hebat
122 BAB 122 - Dikejar Mertua
123 BAB 123 - Terima Kasih, Abimanyu
124 BAB 124 - Cemburumu Merepotkan
125 BAB 125 - Cemburumu Merepotkan Part 2
126 BAB 126 - Musuh Dalam Selimut
127 BAB 127 - Hancur (Sendirian)
128 BAB 128 - Tidak Ingin Mengulang (Kedua Kalinya)
129 BAB 129 - Ngidam?
130 BAB 130 - Demi Bahagianya ~ Hudzai
131 BAB 131 - Hampir Expired
132 BAB 132 - Papaku Berhak Bahagia
133 BAB 133 - Menantu Durjana
134 BAB 134 - 100% Cocok
135 Promo Karya - Pengasuh Bayi Profesor (Unchihah Sanskeh)
136 BAB 135 - Sama Saja
137 BAB 136 - Kamu Tidak Sendiri
138 BAB 137 - Ide Calon Menantu
139 BAB 138 - Abi Ingin Bicara
140 BAB 139 - Bukan Sembarang Ember
141 BAB 140 - Anak Manisku
142 BAB 141 - Menyambut Kedatangan Mertua
143 BAB 142 - Gagal Keren
144 BAB 143 - Menantu Idaman Sebenarnya
145 BAB 144 - Kompak
146 BAB 145 - Nikmati Seumur Hidupmu
147 BAB 146 - Jomblo Memang Rentan
148 BAB 147 - Pakmil Baperan
149 BAB 148 - Aku Yang Adik Kandungmu
150 BAB 149 - Godaan Pasutri Baru
151 BAB 150 - Merasa Bersalah
152 BAB 151 - Gagal Jadi Kakak?
153 BAB 152 - Ngambek Sampai Tahun Depan
154 BAB 153 - Selesaikan Secara Jantan
155 BAB 154 - Diam dan Dinginnya Bahaya.
156 BAB 155 - Tips dari Mertua
157 BAB 156 - Tipsnya Yahut
158 BAB 157 - I Love You, Hudzaifah Malik Abraham - Tamat
159 Bonus Chapter 01
160 Bonus Chapter 02
161 Bonus Chapter 03
162 Bonus Chapter 04
163 Bonus Chapter 05
164 Bonus Chapter 06
165 Bonus Chapter 07
166 Bonus Chapter 08
167 Bonus Chapter 09
168 Bonus Chapter 10
169 Bonus Chapter 11
170 Bonus Chapter 12
171 Promo Karya Baru - Jerat Cinta Pria Beristri
172 Bonus Chapter 13
173 Bonus Chapter 14
174 THE LAST BONUS CHAPTER
175 Promo Karya Baru - Kupinang Dengan Istighfar (Ganeeta)
176 Promo Karya - Menikahi Pembantuku - Nova Afriza
Episodes

Updated 176 Episodes

1
BAB 01 - Perempuan Hina
2
BAB 02 - Seserius Ini?
3
BAB 03 - Hanya Sementara
4
BAB 04 - Sejatinya Perempuan
5
BAB 05 - Sweet Dreame
6
BAB 06 - Ujian Subuh
7
BAB 07 - Imamnya Pengantin
8
BAB 08 - Istri, Bukan Adik.
9
BAB 09 - Dia Tanggung Jawabku
10
BAB 10 - Dia Memang Tanggung Jawabmu
11
BAB 11 - Ajak Alisya
12
BAB 12 - Dia Cupu
13
BAB 13 - Hudzai Yang Sebenarnya
14
BAB 14 - Masya Allah, Suamiku
15
BAB 15 - Bukan Bayangan
16
BAB 16 - Sakit?
17
BAB 17 - Vitamin C
18
BAB 18 - Hudzai Tepar?
19
BAB 19 - Anak Manja ~ Om Sean
20
BAB 20 - Kurang Dewasa?
21
BAB 21 - Harus Ada Action-Nya
22
BAB 22 - Tidak Ada Yang Gratis.
23
BAB 23 - Merusak Suasana
24
BAB 24 - Berdua Dengannya - Hudzai
25
BAB 25 - Sanggup, Om!!
26
BAB 26 - Dia Benar Hudzai? - Alisya
27
BAB 27 - Bikin Anak - Hudzai
28
BAB 28 - Bukan Suami Pengganti
29
BAB 29 - Mana Darahnya?
30
BAB 30 - Siapa Yang Mendahuluiku? - Hudzai
31
BAB 31 - Hancur Sebenarnya
32
BAB 32 - Abimanyu Tahu?
33
BAB 33 - Serangan Fajar
34
BAB 34 - Kewajiban
35
BAB 35 - Welcome, Hudzaifah.
36
BAB 36 - Why Not?
37
BAB 37 - Bekas
38
BAB 38 - Rahasiakan - Abimanyu
39
BAB 39 - Pantas Mati
40
BAB 40 - Dia Milikmu
41
BAB 41 - Jangan Sentuh Aku
42
BAB 42 - Aku Sudah Menikah
43
BAB 43 - Kamulah Obatnya
44
BAB 44 - Bisikan Rayuan
45
BAB 45 - Anak Baik
46
BAB 46 - Kepo!!
47
BAB 47 - I Love You
48
BAB 48 - I Love You Too
49
BAB 49 - Gengsi!!
50
BAB 50 - Cinta Tidak Mengenal Terima Kasih
51
BAB 51 - Hanya Sahabat, Tidak Lebih - Hudzai
52
BAB 52 - Cinta Tidak Harus Memiliki
53
BAB 53 - Tidak Etis
54
BAB 54 - Suamimu Memang Manja
55
BAB 55 - Mantan Calon Suamimu Lebih Manja
56
BAB 56 - Jangan Rusak Dongengnya
57
BAB 57 - Keras Kepala
58
BAB 58 - Minta Maaf Pada Istriku!!
59
BAB 59 - Apa Mungkin Dia?
60
BAB 60 - Bukan Sarapan Biasa
61
BAB 61 - Satu Jam Sebelum Kejadian.
62
BAB 62 - Tidak Perlu Berandai-Andai
63
BAB 63 - Tidak Ilfeel?
64
BAB 64 - Titik Terang
65
BAB 65 - Until Jannah
66
BAB 66 - Lupakan - Alisya
67
BAB 67 - Jadi Benar Kamu?
68
BAB 68 - Amit-Amit
69
BAB 69 - Aku Tahu
70
BAB 70 - Hukum Aku Dengan Cara Apapun
71
BAB 71 - Ampas Semua
72
BAB 72 - Terserah Kamu
73
BAB 73 - Sayang Ceritainya?
74
BAB 74 - Kamu Sudah Punya Suami
75
BAB 75 - Berbahagialah
76
BAB 76 - Dongengnya, Bukan Dongeng Kita.
77
BAB 77 - It's My Dream
78
BAB 78 - Nenek Peyot
79
BAB 79 - Ngelunjak ~
80
BAB 80 - Jaga Sikapmu
81
BAB 81 - Aku Mengalah
82
BAB 82 - Tidak Tahan Lagi
83
BAB 83 - Impian Sejak Dulu
84
BAB 84 - Impossible
85
BAB 85 - Semirip Itu
86
BAB 86 - PR
87
BAB 87 - Dinner Romantis
88
BAB 88 - Jailangkung
89
BAB 89 - Mereka Mirip
90
BAB 90 - Bukan Anaknya, Titik.
91
BAB 91 - Kamu Ingin Bertemu?
92
BAB 92 - Pasung Saja
93
BAB 93 - Sambilan Bulan Madu?
94
BAB 94 - Mertua?
95
BAB 95 - Jatuh Cinta
96
BAB 96 - Dekapan Erat yang Pertama.
97
BAB 97 - Sedikit Tentang Chandrika
98
BAB 98 - Bilik Masa Lalu
99
BAB 99 - Sakit Apa?
100
BAB 100 - Bukan Pertanyaan
101
BAB 101 - 100°C
102
BAB 102 - Masih Dendam
103
BAB 103 - Dia Dewasa
104
BAB 104 - Dia Istriku
105
BAB 105 - Terasa Mustahil
106
BAB 106 - Terlalu Percaya Diri
107
BAB 107 - Mama Gila?
108
BAB 108 - Sebaik-baiknya Pelindung.
109
BAB 109 - Dilarang Pamer
110
BAB 110 - Minta Kejelasan
111
BAB 111 - Licik Sekali
112
BAB 112 - Tulus Cinta Seorang Papa
113
BAB 113 - Harus Jodoh
114
BAB 114 - Dia Bukan Anak Pungut!!
115
BAB 115 - Kamu?
116
BAB 116 - Wajah Yang Dirindukan
117
BAB 117 - Lama Tidak Bertemu, Chandrika.
118
BAB 118 - Menebus 25 Tahun yang Terbuang
119
BAB 119 - Semua Demi Kamu
120
BAB 120 - Tunggu Dudaku
121
BAB 121 - Berdebar Hebat
122
BAB 122 - Dikejar Mertua
123
BAB 123 - Terima Kasih, Abimanyu
124
BAB 124 - Cemburumu Merepotkan
125
BAB 125 - Cemburumu Merepotkan Part 2
126
BAB 126 - Musuh Dalam Selimut
127
BAB 127 - Hancur (Sendirian)
128
BAB 128 - Tidak Ingin Mengulang (Kedua Kalinya)
129
BAB 129 - Ngidam?
130
BAB 130 - Demi Bahagianya ~ Hudzai
131
BAB 131 - Hampir Expired
132
BAB 132 - Papaku Berhak Bahagia
133
BAB 133 - Menantu Durjana
134
BAB 134 - 100% Cocok
135
Promo Karya - Pengasuh Bayi Profesor (Unchihah Sanskeh)
136
BAB 135 - Sama Saja
137
BAB 136 - Kamu Tidak Sendiri
138
BAB 137 - Ide Calon Menantu
139
BAB 138 - Abi Ingin Bicara
140
BAB 139 - Bukan Sembarang Ember
141
BAB 140 - Anak Manisku
142
BAB 141 - Menyambut Kedatangan Mertua
143
BAB 142 - Gagal Keren
144
BAB 143 - Menantu Idaman Sebenarnya
145
BAB 144 - Kompak
146
BAB 145 - Nikmati Seumur Hidupmu
147
BAB 146 - Jomblo Memang Rentan
148
BAB 147 - Pakmil Baperan
149
BAB 148 - Aku Yang Adik Kandungmu
150
BAB 149 - Godaan Pasutri Baru
151
BAB 150 - Merasa Bersalah
152
BAB 151 - Gagal Jadi Kakak?
153
BAB 152 - Ngambek Sampai Tahun Depan
154
BAB 153 - Selesaikan Secara Jantan
155
BAB 154 - Diam dan Dinginnya Bahaya.
156
BAB 155 - Tips dari Mertua
157
BAB 156 - Tipsnya Yahut
158
BAB 157 - I Love You, Hudzaifah Malik Abraham - Tamat
159
Bonus Chapter 01
160
Bonus Chapter 02
161
Bonus Chapter 03
162
Bonus Chapter 04
163
Bonus Chapter 05
164
Bonus Chapter 06
165
Bonus Chapter 07
166
Bonus Chapter 08
167
Bonus Chapter 09
168
Bonus Chapter 10
169
Bonus Chapter 11
170
Bonus Chapter 12
171
Promo Karya Baru - Jerat Cinta Pria Beristri
172
Bonus Chapter 13
173
Bonus Chapter 14
174
THE LAST BONUS CHAPTER
175
Promo Karya Baru - Kupinang Dengan Istighfar (Ganeeta)
176
Promo Karya - Menikahi Pembantuku - Nova Afriza

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!