Seminggu telah berlalu semenjak Ronan menghajar pria bernama Harun itu.
Saat ini, di pantai, dimana terdapat vila mewah yang berdiri menghadap ke laut.
Seorang pemuda sedang bersantai dengan segelas wine di tangannya, dia mengenakan baju pantai yang santai dengan kacamata hitam.
“Jadi, ada apa denganmu?“
Pemuda itu melirik ke belakangnya, terlihat seorang pria berdiri dengan wajah yang tidak bagus, dia adalah Harun.
“Uh.. tidak ada tuan muda, aku hanya jatuh dari tangga”
Orang yang disebut tuan muda itu sendiri adalah Albert Tyfall, sahabat dari Ronan di masa lalu, sekaligus orang yang merebut segala hal yang dimiliki oleh Ronan.
Albert mendengar apa yang di ucapkan oleh Harun dengan bingung, namun setelahnya dia tertawa.
“Pftt…! Apa apaan?! Kau? Kau jatuh dari tangga? Menyedihkan hahaha”
Harun hanya tertawa canggung mendengar ejekan dari Albert, tapi di dalam hatinya Harun merasa sangat kesal.
'Aku pasti akan membunuh bajingan itu!'
***
Di pagi hari itu, di dalam apartemen.
Ronan akhirnya menyelesaikan misinya sekali lagi, misi olahraga nya telah menjadi misi harian saat ini dan tiap hari dia terus menerima banyak hadiah dari sistem.
Saat ini Ronan baru saja kembali dari jogingnya, daripada sebelumnya, tubuh Ronan sudah jauh lebih baik.
Tubuhnya saat ini bisa dibilang sudah normal dengan berat badan yang ideal dan tinggi yang juga ideal.
-Misi Harian Telah Diselesaikan!
-Selamat! Host Menerima Uang Sebanyak Lima Juta Rupiah.
Mungkin karena sistem, tapi perkembangan tubuh Ronan jauh lebih cepat dibandingkan yang lainnya.
Dengan keringat yang penuh di sekujur badannya, Ronan segera berniat ingin pergi di kamar mandi.
Tapi karena hari ini hari libur, Ronan malah melihat adiknya yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk.
Tubuhnya basah dengan rambut hitam panjang yang tergerai, bulu matanya lentik saat dia menatap ke arah Ronan.
“Kakak? Baru saja kembali dari olahraga?“
Mendengar itu, Ronan tersenyum dan mengangguk.
“Begitulah, sekarang aku mau mandi”
Riana menanggapi dengan senyuman sambil berkata:
“Ah oke!“
Setelah itu bergegas pergi ke kamar untuk mengenakan pakaian.
Ronan tidak tinggal diam, dia segera masuk ke kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya yang penuh dengan keringat itu.
Air dingin yang membasahi tubuhnya benar benar menyegarkan sehingga dia merasa sangat nyaman.
“Omong omong, aku saat ini sudah punya lima puluh juta di rekeningku, aku akan menarik beberapa untuk memberikannya kepada Riana”
Ronan terdiam sejenak, kemudian dia tersenyum sedih:
“Sekarang, dia juga tidak harus bekerja lagi.“
Dengan sistem yang dia miliki, Ronan tidak perlu lagi khawatir dengan bagaimana dia harus mendapatkan uang untuk Riana.
Sungguh dia benar benar bersyukur dengan adanya sistem dalam hidupnya saat ini.
Selesai mandi, Ronan kemudian segera keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk putih yang serupa dengan milik adiknya.
Di ruang tamu, terlihat adiknya yang sedang tertidur pulas dikursi dengan posisi duduk, wajahnya dia baringkan di atas meja.
'Dia pasti kelelahan…'
Wajah Ronan menggelap ketika dia memikirkan bahwa adiknya sudah hidup seperti ini selama bertahun-tahun sendirian.
Sungguh, kenapa dia harus jatuh koma disaat saat yang paling dibutuhkan?
Ronan mendekati adiknya, dia diam diam menatap wajah adiknya yang tertidur dengan ekspresi rumit di wajahnya.
“Sekali lagi, aku bersumpah akan membuat mereka menderita karena telah membunuh orang tuaku dan membuat adikku menderita.“
Setelah itu Ronan kini pergi ke kamar dan segera mengenakan pakaian biasa yang biasa ditemukan di pasar obral baju.
Selanjutnya, Ronan keluar dan menggendong adiknya, menyudutkannya diatas kasur.
Ronan kemudian menuliskan surat di kertas, karena saat ini dia harus pergi ke bank untuk menarik beberapa uang yang dia miliki di rekening nya.
Setelah itu, Ronan tidak menunggu lama dan segera bergegas menuju ke jalan raya, dia memberhentikan salah satu taksi yang lewat dan meminta taksi itu untuk mengantarnya ke bank terdekat.
Tidak lama akhirnya Ronan sampai di bank terdekat di apartemen nya.
Ronan membayar supir taksi itu menggunakan penghasilan adiknya kemudian turun dari taksi dan menuju masuk ke dalam bank.
Dalam proses penarikannya, sama sekali tidak ada hal yang istimewa terjadi.
Ronan hanya kesana dan menarik uang nya sebanyak lima juta rupiah, kemudian dia meletakkan nya ke dalam dompet miliknya dan keluar dari bank.
Hal yang spesial hanya terjadi ketika akhirnya Ronan keluar dari bank.
Disana, dia melihat beberapa preman yang datang menunggunya.
Terdapat lima dari mereka yang masing masing memiliki sebuah tongkat bisbol di tangan mereka.
Melihat mereka satu persatu Ronan hanya tersenyum kecil.
“Halo adik kecil.. apakah kamu berhasil mendapatkan pinjaman dari bank?“
Mendengar ejekan dari preman botak, Ronan mengangkat bahunya dan menggelengkan kepalanya dengan tersenyum.
“Paman, aku bukan adikmu.“
Preman botak itu terlihat terkejut dan sedikit kesal saat mendengarkan ucapan Ronan.
“Paman katamu? Aku masih berusia 20 tahun sialan!“
“Oh? Benarkah? Tapi saat ini kamu terlihat seperti seseorang yang akan segera mempunyai cucu kau tau?“
Nah entah bagaimana tapi… seperti inilah Ronan, semenjak dia masih tuan muda hingga sekarang, Ronan adalah tipe orang yang sangat suka memprovokasi musuhnya.
Melihat amarah yang ditujukan kepadanya entah bagaimana membuat Ronan merasakan sedikit kegembiraan.
Seperti… dia lebih unggul dalam hal berkata-kata?
“Aku tidak tau darimana kau belajar bersilat lidah tapi, semua hal itu akan sia sia jika aku bisa memotong lidahmu.“
Preman botak itu mengangkat tongkat bisbolnya dan mengacungkannya ke arah Ronan, jelas itu adalah perintah untuk keempat preman lainnya.
Saat itu, bank cukup ramai sehingga orang orang mulai berkumpul untuk melihat apa yang terjadi, beberapa security yang berada disana terlihat tidak ingin ikut campur dengan apa yang terjadi saat itu.
Ronan sendiri hanya tersenyum tenang dengan tangannya yang masing masing berada di sakunya.
Disaat yang sama sistemnya berbunyi:
Misi Terdeteksi!
Misi: Ketika Host Pulang Dari Bank, Seorang Preman Menyergap Host! Ayo Ambil Solusi!.
Detail Misi: Kalahkan Kelima Preman Itu Dengan Kondisi Masing Masing Tulang Tangan Mereka Patah 0/5.
Senyuman kecil Ronan berubah menjadi seringai, diam diam Ronan menundukkan kepalanya dengan menyatukan kedua lengannya dihadapan kelima preman itu.
'Terimakasih karena kalian sudah datang'
Namun, karena preman itu tidak mengetahui dengan apa yang Ronan pikirkan, mereka mulai tertawa dengan penuh kemenangan.
“Hahaha! Apa kau ketakutan sekarang? Tidak ada gunanya meminta maaf dasar bodoh!“
Saat itu, salah satu preman yang masih tertawa tiba tiba melesat dengan seringai kemenangan, preman itu mengangkat tongkat bisbolnya dan menyerang Ronan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Arif wijaya
keluar dari bank dah di tunggu preman,hadehh.kalau keluar daei bank ditunggu tukang parkir itu baru bener.preman berkeliaran dimanana mana..preketiw
2024-10-10
1
Jimmy Avolution
hajar
2024-07-03
0
Izhar Dewantoro
pergi "ke"bukan "di" karna 'di' menunjukkan lokasi bukan tujuan,,smentara mc mau menuju ke kamar mandi,,,
2024-06-28
1