Bab 5

Setelah itu, Ronan dan Riana hanya makan tanpa berbicara apapun. Kebiasaan mereka waktu masih menjadi tuan muda dan nona muda masih melekat hingga bahkan ketika mereka makan, mereka terlihat anggun.

Riana sendiri juga terlihat sangat menikmati makanan itu sehingga dia tidak henti hentinya memasukkan sendok berisi maka itu dimulutnya.

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka selesai makan, Riana terlihat puas dan begitupun dengan Ronan.

Masakan yang Ronan buat benar benar sebuah masakan istimewa yang rasanya sebanding dengan masakan kelas atas di kalangan orang orang kaya.

Riana sudah pastinya menyadari betapa luar biasanya masakan itu.

“Apa benar kakak yang memasak ini?“

Setelah makan yang hening sebelumnya, kini Riana akhirnya berbicara.

Ronan sendiri hanya tersenyum kecil dan mengangguk:

“Bukannya kamu lihat sendiri?“

Riana terlihat mengerutkan keningnya, yah itu wajar mengingat Ronan yang dulu sama sekali tidak berbakat dalam memasak.

Jadi reaksinya saat ini jelas jelas reaksi yang Ronan harapkan.

“Sekarang, bagaimana kakak menjelaskan tentang bahan makanan ini?“

Nah, Riana akhirnya menanyakan hal pentingnya.

Ronan tidak bisa memberitahu adiknya tentang sistem, lagipula keberadaan sistem itu sendiri agak fantasi sehingga dia bisa saja disangka gila.

Ronan terdiam sejenak saat itu, memilih kata kata yang tepat, kemudian akhirnya dia berbicara:

“Nah, kakak hanya mendapatkan uang dengan bermain crypto, mudah saja. Kamu tau tentang itu kan?“

Mendengar itu Riana terlihat terdiam seakan berpikir keras lalu setelahnya dia menganggukkan kepalanya.

“Begitu ya… tidak heran, lagipula kakak sudah diajarkan banyak hal oleh ayah dan ibu dulu.“

Ucapan Riana merujuk pada Ronan saat berusia 13 tahun, saat itu tahun dimana Ronan mempelajari banyak hal dengan niat.

Mulai dari crypto hingga investasi saham dan beberapa cara mengelola bisnis.

Sebagai seorang penerus, semua pengetahuan itu sangat dibutuhkan. Tapi sekarang Ronan bukan lagi seorang penerus.

Ronan kemudian mengangkat bahunya, lalu memasukkan tangannya ke saku celana miliknya dan mengeluarkan dompetnya.

Dia mengeluarkan sepuluh lembar uang merah dan menyerahkannya kepada Riana.

“Tidak perlu bekerja lagi. Riana, sekarang lebih baik kamu pergi bermain dengan temanmu”

Ronan tersenyum kecil saat melihat wajah adiknya yang terkejut saat dia mengeluarkan banyak uang itu hanya untuk pergi bermain.

Jumlah itu sangat banyak untuk ekonomi mereka sekarang yang sangat sulit, dimana pemakaian sehari-hari mereka bahkan kurang dari dua ratus.

“Ini..? Kakak, kamu terlalu berlebihan kan?“

Riana bertanya-tanya dengan wajah kebingungan dan sedikit kewalahan dengan jumlah banyak uang itu.

Ronan sendiri hanya tersenyum:

“Aku tidak salah, lagipula ini seharusnya masih sangat kurang, besok besok aku akan menambahnya lebih banyak lagi”

Riana membeku mendengar ucapan Ronan. Sungguh, bagaimana dia harus bereaksi setelah sekian lama dia kesusahan mencari uang?

Setelah kakaknya bangun, siapa sangka kakaknya akan menyelesaikan masalah ekonomi nya semudah itu?

Siapa sangka kakaknya sehebat itu? Atau benar benar hanya dialah yang tidak mampu menghasilkan uang?

Riana tidak mengerti lagi, dia hanya menundukkan kepalanya sembari menerima uang itu, apa yang dia tahu hanyalah satu.

Dia akan baik baik saja sekarang, selama kakaknya berada disisinya.

“Terimakasih, kakak.“

***

Sebulan kemudian segera berlalu, tiap harinya, Ronan menghabiskan waktunya untuk terus berolahraga.

Bahkan sistemnya sudah meningkatkan latihan miliknya tiga kali lipat hingga perkembangan tubuh nya menjadi lebih cepat.

Saat ini, Ronan sudah menyelesaikan olahraga paginya. Dia saat ini berada di kamar mandi, membersihkan tubuhnya yang penuh keringat.

Rambutnya yang berwarna hitam legam teracak-acak, pupil matanya berwarna biru tua sedikit tertutup.

“Besok, aku akhirnya akan pergi bersekolah”

Meski Ronan sudah sangat lama tidak pergi sekolah, tapi karena kedudukannya di masa lalu, ayahnya dan ibunya entah bagaimana sudah mengatur sekolah menengah atas miliknya hingga saat ini dia hanya perlu menghadiri sekolah meski sudah ketinggalan jauh di pelajaran.

Selama sebulan ini, Ronan menerima sangat banyak penghasilan dari sistem, diikuti dengan satu keterampilan baru yang dia dapatkan.

Karena besok Ronan sudah mulai bersekolah, Ronan berniat untuk pergi keluar untuk mengajak adiknya berjalan-jalan.

Berhubung hari ini juga hari pekan, dan keesokan harinya lagi, Ronan tidak akan memiliki waktu bebas, begitu pula dengan adiknya.

Adiknya saat ini sudah fokus pada sekolahnya, dia juga sudah berhenti bekerja di kafe pinggir jalan itu.

Adiknya juga terlihat beberapa kali pulang terlambat karena bermain dengan temannya, benar, memang begitulah seharusnya.

Sekarang, di hari terakhir Ronan berlibur, dia berniat menghabiskan waktunya bersama dengan adiknya.

Setelah selesai mandi, Ronan akhirnya mengenakan baju santai namun setelannya yang bagus membuat Ronan tampak lebih tampan dari pakaiannya yang biasanya.

Di ruang tamu, adiknya sudah menunggu.

Adiknya saat ini hanya menggunakan pakaian terus panjang yang biasa, tapi karena mereka adik kakak, pesona mereka sama sama mengerikan.

Kakaknya sendiri sangat tampan dengan tinggi badan yang sangat ideal serta bentuk tubuh yang terlatih.

Adiknya, meski pendek, hal itu membuatnya terlihat sangat lucu dan menggemaskan, wajahnya kecil dan cantik dengan mata lebar serta bulu mata yang lentik.

“Berangkat sekarang?“

“Ya!“

Riana menjawab dengan antusias, dia terlihat sangat bersemangat dengan jalan jalan biasa ini.

Ronan sendiri berniat untuk membelikan apapun yang adiknya inginkan hari ini, lagipula dia memiliki banyak uang karena sistem meningkatkan kesulitan latihannya diikuti dengan hadiahnya yang juga meningkat.

Tidak menunggu lama, segera Ronan dan Riana keluar dari apartemen, mereka memberhentikan sebuah taksi dan bergegas menuju ke mall terdekat.

Di dalam taksi itu Ronan diam diam bergumam:

“Selanjutnya, aku butuh mobil yang bagus agar tidak perlu naik taksi.“

“Apa kakak mengatakan sesuatu?“

Ronan tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.

“Mungkin hanya perasaanmu.“

Riana terlihat terdiam kemudian sepertinya dia menerima apa yang Ronan katakan.

Setelah itu, dia kemudian diam dan melihat ke jendela kaca mobil, melihat tiap bangunan yang berganti-ganti dengan penuh minat.

Tidak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di mall yang memiliki ukuran luar biasa besar.

Disana terdapat sangat banyak orang yang berlalu-lalang, menghabiskan uang mereka demi kesenangan sesaat.

Dan tujuan Ronan juga sama seperti mereka.

Ronan sama sekali tidak akan merasa sia sia jika dia menghabiskan uangnya demi kebahagiaan adiknya.

Menatap adiknya, Ronan tersenyum:

“Ayo turun”

Riana segera turun dari mobil itu dan mengikuti Ronan yang berada di depan.

“Sudah lama aku tidak kesini”

Riana bergumam ketika dia melihat mall itu, tatapannya terlihat sedih dan begitupula dengan Ronan.

Mau bagaimana pun, mereka terakhir kali pergi ke mall ini ketika Ronan masih belum koma.

Mereka ke mall ini bersama dengan kedua orang tua mereka serta tunangan dari Ronan, hari itu benar benar membahagiakan.

Tapi semuanya sudah lenyap sekarang. Ronan tidak ingin menghabiskan waktu di tempat ini dengan pemikiran sedih, karena itu dia tersenyum dan menatap Riana.

“Nah, ayo bersenang-senang sekarang”

***

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

gaskeun

2024-07-03

0

زيتون مامة

زيتون مامة

usia 13 tahun sudah ada tunangan. sungguh besar i.aginasi othor

2024-06-26

1

Inyoman Raka

Inyoman Raka

aku naya masak romansebelum koma uadah punya pacar padahal umur nya baru 13 thn hehe ,gak salah

2024-06-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!