Bersama Mu Aku Menemukan Cinta

Bersama Mu Aku Menemukan Cinta

Episode satu

Argey Wahidan Atayad berusia 35 tahun, memiliki wajah yang tampan, kulit putih mulus dan badan tinggi tegap bak seorang atlet. Atayad adalah anak pertama dari 5 bersaudara, memiliki dua adik laki laki dan dua adik perempuan. Diusanya sekarang Argey atau sering dipanggil Atayad sudah berhasil membangun bisnis dalam berbagai bidang. Property, fashion, kuliner dan lain sebagainya. Tapi sayang masih jomblo 😅.

Azahra Rasdya Almira atau sering dikenal sebagai Ara. Berusia 26 tahun, cantik, tinggi 168cm, pintar, dan orangnya asik diajak bercanda. Ara anak ketiga dari 4 bersaudara dan merupakan satu satunya anak perempuan karena tiga saudaranya berjenis kelamin laki laki. Meski Ara lahir dari keluarga yang serba cukup namun tak membuat pribadinya menjadi anak yang manja. Justru sebaliknya ia lebih suka mandiri dibandingkan dengan anak seusianya. Bayangkan saja diusianya yang baru menginjak 26 tahun, Ara sudah berhasil membangun bisnis onlinenya. Tapi sayang sekali kisah cinta Ara tak sama dengan nasib bisnisnya. Ia ditinggal nikah oleh kekasih yang dicintainya. Sebegitu mirisnya kah nasib Ara?

Rasdyan Hadi adalah ayah dari Ara berusia sekitar 57 tahun. Pemilik perusahaan RH Coorporation. Rasdyan memiliki sikap tegas pada saat saat tertentu namun lebih dikenal oleh anak anaknya sebagai ayah yang humoris. Rasdyan sangat menginginkan Ara segera menikah, berhubung Ara satu satunya anak perempuan di keluarganya.

Ellia Anastasya ata sering di panggil Ana, berusia 54 tahun. Meski sudah melahirkan empat orang anak namun pesonanya tak pernah lekang ditelan waktu. Ana memiliki kepribadian lembut, penyayang, ramah dan lain sebagainya.

Farid Wahidan Ahmad adalah ayah dari Atayad. Berusia 57 tahun 6 bulan, Ahmad tak lain adalah rekan bisnis Rasdyan. Punya sikap tegas terhadap anak anaknya. Meski demikian ia selalu berusaha mendidik anak anaknya sesuai dengan porsinya masing masing.

Metia Setyasa atau sering dipanggil Meti, ialah ibu dari Atayad. Berusia 55 tahun, cantik, baik, anggun, dan lain sebagainya. Metia selalu dilanda kekhawatiran akan putranya yang masih belum menikah meski usianya sudah mau memasuki usia 35 tahun. Ia tau betul kenapa putranya demikian. Bahkan Meti sering sekali meminta Ahmad suaminya agar membujuk putra sulungnya supaya menikah. Berkali ia meminta tapi berkali pula penolkan yang selalu di lontarkan Atayad.

*** Cerita dimulai ***

Pagi yang indah ditemani kicauan burung di dahan pohon, serta gemerlap embun yang bergelantung didedaunan menambah semangat para penduduk bumi untuk bangun dari mimpi indah yang dirangkainya dan segera mewujudkan mimpinya dengan nyata.

Semua penghuni rumah mewah milik Ahmad selalu disiplin untuk bangun, itulah didikan yang selalu Ahmad terapkan pada anak anaknya. Maka tak heran jika Atayad putra sulung mereka telah dinyatakan sukses oleh Ahmad dalam membangun sebuah bisnis karena sikap displinnya.

"Pagi, ma pa" ucap Atayad saat sudah tiba dimeja makan yang sudah lebih dulu Ahmad dan Metia ada disana.

"Pagi sayang" balas lembut Meti.

"Kok tumben sekali papa tidak menjawab sapaan dari aku pa?" Heran Atayad saat sang ayah tak menjawab sapaan dan malah lebih asik membaca koran yang sedang di pegangnya.

Ahmad melirik sejenak Atayad namun mulutnya tetap tertutup seolah ada yang menguncinya rapat rapat.

Atayad mengerutkan kening merasa heran. Sebuah tepukan lembut dipundak menyadarkannya. "Tidak usah heran kan papa begitu kalau ada sesuatu yang diinginkan dari mu" ucap Meti lembut.

Ahmad menyimpan koran yang sejak tadi di pegangnya kemudian membetulkan letak kacamata. "Kau tua?" ucap Ahmad sambil memandang Atayad putranya.

"Tidak" jawab Atayad sambil membalas tatapan sang ayah yang ia rasa begitu serius saat mendengar sang ayah mengawali pembicaraannya.

"Tadi malam papa tidak dapat jatah gara gara ulah mu" ucap Ahmad yang gagal di mengerti oleh putranya.

"Gara gara ulah ku?" menunjuk dirinya sendiri dengan kening yang berkerut.

"Gara gara papa tidak berhasil membujuk kau untuk menikah, mama mu tak memberikan jatah papa tadi malam" bisik Ahmad agar tak terdengar oleh istrinya. Dibalik sikap tegasnya Ahmad terhadap anak anaknya namun ternyata ia adalah tipe suaminya yang sangat memuja istrinya. Hingga apa pun yang diinginkan sang istri harus ia turuti agar tetap mendapatkan jatahnya.

Atayad berusaha menahan tawa yang sebenarnya ingin ia luapkan dari awal papanya bicara. "Tidak usah tertawa, nanti kau juga akan merasakannya saat kau sudah punya istri. Cepatlah menikah atau papa tidak akan mendapatkan jatah papa lagi sampai kau menikah"

"Apa seperti itu kah cinta? hingga membuat orang yang tadinya terlihat waras jadi tak waras. Beruntung aku melepaskan cinta itu, sehingga aku masih tetap waras sampai saat ini." ucap Atayad dalam hati.

Mendengar kata menikah Atayad langsung tersenyum getir. Bukan tidak ada wanita yang menyukainya, tapi Atayad lah yang tak membuka hati untuk mereka. Bahkan Atayad tak pernah memberikan kesempatan pada wanita manapun untuk dekat dengannya sejak kejadian waktu itu.

"Oh" Atayad menanggapi permintaan sang papa dengan ber oh ria saja.

Meti yang baru saja keluar dari dapur sambil tangannya membawa nampan berisi gurame asam manis langsung memicingkan matanya pada dua lelaki yang sedang duduk bersebelahan. Matanya mendelik hebat saat sang suami memasang senyum manis yang hanya dimiliki olehnya.

"Jadi ceritanya gitu ya pa" ucap Atayad tiba tiba.

"Cerita apa?" Metia langsung menyambar ucapan Atayad.

Bukan menjawab pertanyaan sang mama Atayad malah memasang senyum tipisnya.

"Papa sama anak sama saja" ucap Metia.

"Sama apanya ma? beda dong papa lebih berpengalaman daripada Tayad benarkan Tay?" ucap Ahmad.

Meti menghela nafas nya dalam sebelum kembali berucap. "Mama khawatir sama kamu nak. Apa tidak ada perempuan yang memikat hatimu? Teman seusia mu banyak yang sudah berkeluarga, bahkan diantara mereka ada yang sudah memiliki anak dua bahkan tiga atau lebih."

"Ma" ucap Atayad sambil meraih tangan sang mama. "Kalau sudah saatnya Atayad menikah pasti akan menikah juga. Jodoh itu tidak bisa dipaksakan ma" ucap Atayad lembut. Begitulah sikap Atayad ia akan bersikap lembut jika berhadapan dengan orang tuannya terutama mamanya.

Diluar itu Atayad selalu bersikap tegas dan dingin pada siapapun kecuali orang orang terdekatnya.

"Terus kapan? nunggu mama mati baru kau akan menikah?" tanya Meti dengan tatapan bak sebuah pisau yang siap menhujam.

"Akan Tayad pikirkan ulang permintaan mama" ucap Atayad tak lupa ia memasang senyum meski sebenarnya ia tidak ingin memikirkan lagi tentang pernikahan, cinta dan apalah itu.

Percakapan mereka terhenti tatkala anak anaknya yang lain sudah turun dan menghampiri mereka. Hal tersebut sangat disyukuri oleh Atayad karena mama dan papa nya tak akan lagi membahas hal tersebut jika adik adiknya ada disekitarnya.

Hening melanda saat mereka sarapan, tak ada yang boleh angkat bicara. Kecuali dentingan sendok dan garfu yang sedang beradu diatas piring.

Selesai sarapan semua melakukan rutinitasnya masing termasuk Atayad.

"Ingat bantulah papa, masa kau tidak kasihan sama sekali dengan papa" ucapan itu terngiang dibenak Atayad, ya itu adalah ucapan papa nya sebelum ia meninggalkan rumah menuju kantornya.

Terpopuler

Comments

Esih Dede

Esih Dede

mulai baca mampir lagi d karyamu thor

2021-07-18

0

re

re

Mulai membaca

2021-06-04

0

Zyfaa

Zyfaa

📍

2021-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!