Episode tiga

Atayad memarkirkan mobilnya depan Rayi's Cake & Bakery . Sebelum pulang ia memenuhi permintaan sang mama terlebih dahulu.

Saat tangan Atayad hendak mendorong pintu kaca toko kue tersebut tiba tiba matanya teralihkan pada pasangan yang ada didalam sana.

Atayad memperhatikan pasangan tersebut dan mereka terlihat begitu bahagia dimata seorang Atayad. Seutas senyum sinis muncul dibibir Atayad.

"Betapa bodohnya aku yang menghabiskan waktu bertahun tahun hanya karena aku percaya akan sebuah cinta" ucap Atayad dalam hatinya sambil menggelengkan kepalanya pelan.

Uuuuuuhhh siapakah dia?

Atayad masih memperhatikan mereka dari luar. Sungguh pemandangan yang sangat dibenci olehnya selama dua tahun terakhir.

Cukup lama Atayad diam disana. Setelah pasangan itu terlihat keluar barulah Atayad masuk dan mengambil pesanan mama nya.

"Selama ini aku berharap agar mereka segera menghilang ditelan bumi. Tapi ternyata mereka masih menghirup udara yang sama denganku" gerutu Atayad saat melihat pasangan tersebut masih berada tak jauh dari tempatnya saat ini.

Sebelum mereka melihatnya, Atayad memutuskan untuk segera meninggalkan tempat tersebut.

***

"Kenapa lama sekali? kau kan tinggal ambil pesanan bukan nunggu buat dulu" ucap Metia saat Atayad menyerahkan kantong plastik berisikan pesanannya.

"Semua butuh proses ma" ucap Atayad sambil meneguk segelas air putih yang baru saja dituangkannya kedalam gelas.

Metia sedikit mendengus kesal akan tingkah putranya yang terkesan dingin.

"Siapa yang sedang bertamu ma?" tanya Atayad

"Rekan kerja sekaligus calon besan papa" ucap Metia sambil menata kue yang tadi dibawa oleh putranya.

Atayad menatap sang mama dengan bingung. "Siapa yang akan menikah dengan putranya?"

"Bukan putra tapi putri, dan tentu saja kau yang akan menikah, apa kau pikir mama akan mengizinkan adik adikmu menikah lebih dulu?" Metia menjeda sejenak kalimatnya dan menatap Atayad "Tentu saja tidak akan" lanjut Metia.

Atayad terlihat membuang nafasnya secara kasar dengan ekspresi wajah yang sudah bisa ditebak oleh sang mama bahwa ia tidak suka dengan pembicaraan ini.

Namun Metia bersikap seolah tak peduli, suka atau tidak, mau tidak mau Atayad tetap harus menikah begitu pikirnya.

"Kenapa mama memaksa sekali?"

"Ya karena mama ingin segera punya cucu" jawaban Metia sungguh alasan yang tidak masuk akal bagi Atayad karena bagi Atayad bukan hanya dirinya yang bisa memberikan cucu untuk kedua orangtuanya.

"jika mama menginginkan cucu, mengapa mama tidak menikahkan saja Kia atau Sura lebih dulu" ucap Atayad dengan kening sedikit mengkerut.

"Mereka masih terlalu muda" jawab Metia santai dan itu sungguh menyebalkan bagi Atayad.

"Apa mama mau mengatakan kalau aku terlalu tua untuk tidak menikah?"

"Mama tidak berkata begitu ah sudahlah cepat kau membersihkan diri setelah itu turun temui kami" ucap Meti sambil membawa nampan yang berisi sepiring kue dan cemilan kering lainnya.

"Papa dan mama makin tidak masuk akal ide idenya" gerutu Atayad sambil beranjak naik ke kamarnya.

***

"Aku harap nak Atayad akan menyukai putriku" ucap Rasdyan sambil menyeruput kopi dan melatakan kembali setelahnya.

Atayad memberikan senyum terpaksanya. "Semoga saja" ucap Atayad yang sudah ikut bergabung sejak tadi.

"Putri mu sangat luar biasa, aku yakin Atayad tidak akan menolaknya, benarkan Tay?" kali ini Ahmad yang bicara.

Setelah itu Rasdyan berpamitan pada Ahmad dan keluarganya termasuk juga pada Atayad.

"Sampai jumpa dipertemukan berikutnya" ucap Ahmad yang mengantarkan Rasdyan sampai ke mobilnya.

"Besar harapan saya untuk rencana ini" ucap Rasdyan.

"Tidak perlu khawatir akan ku pastikan Atayad tidak akan menolaknya" ucap Ahmad diiringi senyum yang meyakinkan.

Setalah mobil yang dikendarai Rasdyan menghilang dari pandangannya barulah Ahmad kembali kedalam rumah.

"Jadi gimana pa, Atayad setujukan?" Metia penasaran.

"Demi mama semua papa pastikan Atayad akan segera menikah"

"Aaaaahhhh syukurlah pa" ucap Metia merasa senang hingga ia langsung memeluk suaminya tersebut.

"Tapi jangan lupa kasih papa jatah" ucap Ahmad sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Sudah tua papa lebih baik papa banyak istirahat ya" ucap Metia sambil berjalan meninggalkan suaminya, setelah sebelumnya meninggalkan sebuah kecuapan.

***

"Aku tak ingin menjadi gila seperti mereka yang telah dibutakan cinta dalam sebuah pernikahan. Aku harus cari cara agar rencana papa tidak terlaksana. Aku tidak ingin terbelenggu seperti mereka. Sudah cukup dulu aku bodoh, sekarang tidak akan pernah lagi" ucap Atayad dalam hatinya.

Ia terlihat memikirkan sesuatu sambil menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa serta kaki yang diletakan diatas meja tepat didepannya.

Atayad mengingat kembali kejadian tadi sore di toko kue dan kembali mengingat kisahnya beberapa tahun kebelakang.

Flashback on

"Beri aku alasan kenapa kau selalu mengulur waktu untuk kita menikah" ucap Atayad matanya memandang penuh lawan bicarannya meminta penjelasan.

"Aku.."

"Aku kenapa, jawab!!!" ucap Atayad sambil menggebrak meja yang ada dihadapannya. Rupanya telah habis kesabaran seorang Atayad hingga saat ini ia terlihat begitu murka sekali.

"Aku emmh aku.." belum sempat kekasihnya memberikan jawaban pintu ruangan Atayad terbuka lebih dulu.

"Dia hamil" ucap Revan sahabat terdekatnya Atayad.

Mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut Revan, Atayad membelalakkan matanya tak percaya. Bagaimana mungkin kekasih yang selama ini ia jaga kehormatan bisa hamil begitu saja.

Mau tidak mau Atayad harus menerima kenyataan pahit ini. Terlebih saat Revan mengakui bahwa dirinya lah ayah dari anak yang sedang dikandung kekasihnya.

Atayad menggelengkan kepalanya tanda ia tak percaya. "Angkat kepala mu dan katakan pada ku apa yang dikatakan Revan tidak ada benarnya sama sekali" ucap Atayad dengan menahan suaranya.

Wanita yang diakui kekasihnya kini memberanikan diri menegakan kepalanya dengan yakin ia membenarkan ucapan Revan.

Seketika tangan Atayad mengepal keras, kulit wajahnya yang putih kini berubah merah serta tatapan mata yang begitu menyeramkan.

Atayad mengalihkan pandangannya dari mereka, mulutnya seolah terkunci. Sejenak Atayad memejamkan kedua matanya berusaha mengendalikan diri dari emosi yang menyeruak dari hatinya.

"Menghilanglah dari hadapanku dan jangan pernah sekalipun menampakan diri dihadapanku." Atayad berkata tanpa memandang mereka.

Setelah kekasih serta sahabat terdekatnya menghilang dibalik pintu yang tertutup Atayad ambruk pada sofa yang tadi masih digunakannya untuk bermanja pada sang kekasih.

Namun semua kebahagiannya serta kepercayaannya pada sebuah kata cinta kini menghilang tak berbekas.

Atayad mengusap kasar wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. "Ternyata ini alasan yang tak pernah kau ungkapkan pada ku" ucapnya sambil menatap poto dirinya dan sang kekasih yang terbingkai indah disana.

Dan sejak kejadian saat itu kini Atayad benar benar menutup hatinya rapat rapat, tak pernah mengizinkan perempuan mana pun untuk mendekati bahkan singgah dihatinya.

Flashback off

Atayad menarik salah satu sudut bibirnya, sehingga senyum sinis muncul dibibirnya.

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

very good job lanjut

2022-08-19

0

Kireina

Kireina

nebak ...pacar atayat hamil sama revan sedang ara di tinggal nikah pacarnya ...apakah revan itu rey ya🤣🤣

2020-12-31

0

Syamsudduha

Syamsudduha

thor artinya ...ga ngerti bhasanya

2020-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!