Rindu melempar tasnya dan duduk di pinggir kasur menghadap jendela kamarnya.
ibu, ayah apa yang harus aku lakukan. Rindu merebahkan tubuhnya, dia masih mengingat pengakuan cinta adit padanya. jujur dia juga menyukai Adit saat pertama kali bertemu tapi dia tidak ingin merusak hubungan orang, terlebih lagi mereka baru saja saling mengenal
07.00 hari ini Rindu sudah bersiap untuk ke kedai. dia memilih jadwal pagi karena mata kuliahnya yang cuma ada di sore hari.
Rindu lebih memilih menuruni anak tangga, itung-itung olahraga pikirnya. dia berjalan menuju tempat kerjanya. sesampai disana Rindu langsung membersihkan lantai dan meja sebelum kedai di buka.
" pagi banget non" tegur Rendi yang baru saja datang
" kamu kali yang kesiangan" Rendi hanya tersenyum masuk untuk menyimpan tasnya
pagi itu kedai ramai dengan orang-orang sekedar untuk sarapan. Rindu selalu melihat ke arah pintu, dia selalu berharap Adit akan datang pagi itu.
waktu sudah menunjukan jam 2 siang Rindu, Rendi dan karyawan lainnya yang masuk pagi bersiap untuk pulang.
" Rin mau langsung ke kampus?"tanya Rendi sambil membereskan barangnya
" kayanya aku langsung deh soalnya mau ke perpus dulu ngembaliin buku, kalau kamu?"
Rendi melihat jam yang ada di tangannya " masih ada 2 jam lagi gue mau pulang dulu lumayan buat tidur siang"Rindu hanya tersenyum mendengar yang di katakan Rendi.
karena waktu masih lama Rindu memutuskan untuk berjalan menuju kampus.
tidid tidid suara klakson mobil membuat Rindu berhenti melangkah
" masuk" teriak Adit dari jendela mobilnya. Rindu pun masuk karena Adit membuat lalu lintas menjadi sedikit padat
" kok tau aku disini"
" dari tadi aku nungguin kamu di sebrang" Rindu kaget jadi orang yang dari tadi dia tunggu juga menunggunya di luar.
" Rin, aku belum punya tunangan" kata Adit dengan tiba-tiba
"kemaren aku ga ngerti apa yang kamu katakan tapi setelah aku berfikir kamu pasti salah faham dengan Clara kan?" Rindu hanya diam
" dia itu temen dari SMA, dan kita hanya sebatas teman ga lebih, sampai sekarang aku belum mempunyai kekasih kamu percaya kan?"
" aku ga ada hak untuk tidak percaya sama kamu"
" jadi gimana?"
" maksudnya" Rindu tidak mengerti
" kamu mau kan jadi pacar aku?" Rindu diam dia binggung apa yang harus di jawabnya. Rindu tidak bisa membohongi perasaan nya tapi dia juga tidak mau kalau dengan dia pacaran bisa menganggu kuliahnya.
" kamu ga harus jawab sekarang kalau memang belum siap, aku akan menunggumu" Adit memakirkan mobilnya di parkiran kampus
" makasih ya, aku akan memikirkan nya aku duluan ya " kata Rindu membuka pintu mobil dan keluar. hati nya saat ini berdetak dengan kencang saat mendengar penyataan cinta Adit
Rindu langsung berjalan menuju perpustakaan.
" Rin...... Rindu..." Rindu segera menoleh ke belakang
" hei kamu mau kemana?" tanya Gilang
" aku mau ke perpus balikin buku, kamu sendiri mau kemana?"
" sama aku juga" mereka pun berjalan bersama ke perpustakaan.
Adit secara diam-diam mengikuti Rindu, dia kesal melihat Rindu yang berjalan dengan pria lain. siapa pria itu gumamnya
" Rin, aku dengar kamu kerja ya ?" tanya Gilang sambil sibuk mencari buku yang akan di baca keduanya
" iya, aku kerja di kedai dekat sini "
" kenapa? apa buat biaya kuliahmu? aku bisa kok bilang ke ayah untuk membiayai kebutuhan mu" keluarga gilang memang sangat dekat dengan Rindu, kedua orang tuanya sudah menganggap Rindu sebagai anak karena mereka tau bagaimana kehidupan Rindu yang bisa dibilang selalu menderita. Adit yang mendengar percakapn keduanya di rak buku sebelah mereka sangat geram, siapa dia bisa sampai sedekat itu dengan Rindu bisiknya.
Rindu berjalan menuju bangku yang ada di sana di ikuti Gilang.
" aku punya uang cukup untuk biaya kuliahku Lang terimakasih atas tawaranmu, cuma aku ingin hidup mandiri cepat lambat kan memang aku harus kerja demi menghidupi kebutuhan ku. semenjak ayah meninggal aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk bangkit dan tidak menyusahkan orang lain" Gilang tersenyum melihat sahabatnya dia memegang tangan Rindu
" aku bangga padamu, kalau kamu butuh apa-apa jangan sungkan-sungkan datanglah padaku" Rindu tersenyum mengangguk.
Adit yang melihatnya menjadi geram marah dia pun memilih pergi.
Rindu dan Gilang asik membaca buku yang keduanya ambil. tidak terasa waktu menunjukkan jam 3 rindu pamit pada Gilang untuk masuk ke dalam kelas.
Rindu melihat sekitar ruangan mencari Adit tapi dia tidak menemukannya
" dari kemaren Adit kenapa sih perasaan marah-marah mulu apa dia lagi dapet ya " kata Arya pada Fatih sambil menarik bangku yang ada di belakang Rindu.
" gue juga ga tau tu orang kenapa, perasaan tadi pagi udah baik-baik aja eeeh tadi pas gue samperin kerumahnya balik lagi deh tu orang uring-uringan" ucap Fatih. Rindu diam-diam mendengarkan percakapan kedua temannya di belakang. Ada apa dengan Adit? apa karena aku dia seperti itu, aah tidak mungkin siapa aku sampai membuatnya seperti itu gumamnya dalam hati.
tring tring
Rindu tidak tau nomer siapa yang masuk ke WA nya
"pulang kampus aku tunggu di parkiran dusun"
apa ini Adit? berjuta pertanyaan yang ada di pikiran Rindu, dia tidak membalasnya dan kembali menulis materi yang di berikan oleh dosen
" Rindu mu ikut kita ga, kita mau lanjut maen nih" ajak Karin, Deni dan Rendi
" emmm maaf mungkin lain kali aku harus segera pulang "
" ya udah janji y lain kali kita jalan bareng " Rindu mengangguk dan melambaikan tangan kepada ketiga temannya yang pamit.
Rindu kembali membuka pesan yang ada di ponselnya.
Rindu :" maaf ini sama siapa?"
tidak butuh waktu lama pesan baru pun masuk
"Aditya" jawabnya singkat
Rindu segera berlari menuju parkiran dusunnya. setelah sampai di sana Rindu tidak melihat mobil sport biru Adit. dia melihat sekeliling tapi tidak dia temukan.
" nyari siapa" tanya pria yang ada di belakang Rindu dengan cepat dia membalikkan badannya
" Adit " katanya kaget
" mobil kamu mana?" tanya Rindu
" aku naik motor "
" oh, ada apa ingin menemuiku" kata Rindu tertunduk
" kamu ga mempersilahkan aku mampir kerumahmu? aku cape loh berdiri di sini 2 jam nungguin kamu"
" tapi......" belum beres Rindu mengatakan nya Adit menarik tangan Rindu dan segera masuk dalam. tangan nya terus di genggam Adit sambil menunggu lift turun. saat lift terbuka Adit langsung menekan tombol 5. Rindu heran Adit mengetahui lantai tempat dia tinggal
" cepetan buka" kata Adit karena keduanya sudah berdiri di depan pintu kamar Rindu. Rindu pun membukanya. tapi pikiran Rindu masih bertanya-tanya kenapa Adit bisa mengetahui semua tentang dirinya
setelah membukanya Adit langsung masuk ke dalam ruangan yang berukuran sempit menurutnya. dia pun langsung duduk di tepi kasur Rindu terdiam heran melihatnya.
TERIMAKASIH DUKUNGANNYA
IKUTI TERUS KISAH RINDU YA..
MOHON LIKE DAN ♥️ NYA YA😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Juli Mahtin
hahaha adit cemburu ne
2020-09-29
0
⭐Nda 1-2⭐
bhuahahaaaa 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
siii Adit gercep...
2020-06-13
1
Queenzi_2by5
di bab sebelumnya ,bukannya rindu tinggal di lantai 4 ya,koq jadi lantai 5,apa mataku yg siwer bacanya😁
2020-01-26
1