Hari Pertama

Hari ini, hari pertama Rindu mulai aktif masuk ke kampus.

"Rindu." teriak Rendi dari belakang. Rindu pun menoleh dan tersenyum.

"Lo udah mulai masuk sekarang?" Rindu hanya mengangguk sambil tersenyum.

Mereka pun berjalan ke kelas sambil Rendi memperkenalkan tiap sudut kampus. Adit dan kedua temannya Arya dan Fatih yang sedang duduk di depan kelas langsung melihat ke arah Rindu dan Rendi.

"Bro mangsa baru kayanya," ucap Arya. Fatih dan Adit hanya diam. Arya memang orangnya sedikit tengil dan playboy.

"Eiiits ... lo anak baru ya, Ren ini siapa?" Arya langsung menghandang keduanya di pintu saat mereka hendak memasuki kelas

"Ini Rindu dia anak pindahan," jelas Rendi.

"Wah ...nama kalian hampir mirip dia sodara lo,"

"Bukan kok , kebetulan dia temen kerja gue." Adit berjalan menuju kelas dan Fatih mengikutinya. Pas di depan pintu kelas, Adit memandang sinis ke arah Rindu dan langsung masuk ke dalam diikuti kedua sahabatnya.

"Dia Arya dan itu Fatih mereka tiga cowok hitz di kampus." jelas Rendi, Rindu hanya diam dan mereka pun masuk kedalam kelas.

Terlihat perempuan cantik berambut hitam panjangnya melambaikan tangan ke arah Rindu dan Rendi. Rendi pun mengajak Rindu untuk duduk di sana.

"Ren dia siapa?" tanya Kania teman dekat Rendi.

"Kenalin dia Rindu. Dia baru pindah ke kampus kita,"

"Hai gue Kania dan ini pacar gue Deni," katanya sambil mengulurkan tangannya.

"Rindu." dia pun membalasnya.

Dosen sudah memasuki kelas dan langsung memberikan materi. Mata Adit dari tadi melirik ke arah Rindu, entah kenapa Rindu membuat matanya selalu ingin meliriknya. Fatih menyadari kalau Adit mulai ada rasa pada Rindu, karena dia sudah mengenal Adit dari zamannya mereka masih ingusan.

"Lo suka kan?" bisik Fatih

"Sembarangan kagalah, selera gue cewe yang modis bukan cewe kampung kaya dia." Fatih hanya tersenyum, dia tau betul kalau sahabatnya itu selalu bohong untuk menyembunyikan kebenaran.

Selesai kelas Kania mengajak Rindu untuk pergi ke cafe kecil dekat kampus, sambil menunggu mata kuliah lainnya. Rindu pun menyetujuinya.

"Oh ... jadi lo satu tempat pekerjaan sama Rendi, kebetulan banget jangan-jangan ini takdir lagi," canda Kania membuat keduanya terdiam malu.

"Jadi, lo berdua selalu ambil shift sore ya?" tanya Deni.

"Kalau gue sih emang sengaja jam segitu,"

"Aku juga sama." kata Rindu.

"Bro kok tumben lo ngajak ke cafe ini?" tanya Arya. Fatih langsung menyadari keberadaan Rindu saat mereka masuk dan dia mengetahui jawaban dari pertanyaan Arya.

"Gaa usah banyak nanya, lo ngikut aja. Timbal Fatih sambil mendorong bahu Arya. Mereka pun duduk di samping jendela bersebrangan dengan Rindu.

"Bro, itu Rindu anak baru tadi kan?" tanya Arya, saat hendak menghampirinya, Fatih langsung menarik tangan Arya agar kembali duduk.

"Ngapain sih lo, udah diem aja disini!" Fatih tau kalau Adit tidak menyukainya.

"Eh liat! tumben banget tuh si orang kaya nongkrong di sini." ucap Karin membuat ketiga orang yang ada di meja itu melihat ke arah Adit dan teman-teman nya.

Rindu dan Adit mata mereka saling menatap tapi Adit langsung memalingkan wajahnya. Membuat Rindu binggung dengannya. Setelah menghabiskan minuman mereka pun lanjut untuk memasuki kelas selanjutnya.

Jam sudah menunjukan jam lima Rendi dan Rindu pamit kepada teman mereka, karena mereka akan pergi bekerja.

"Rindu, lo tinggal sama siapa di jakarta?" tanya Rendi sambil berjalan ke kedai tempat mereka bekerja.

"Aku tinggal sendiri?"

"Ngekost?" Rindu menggelengkan kepala.

"Aku menyewa rumah susun dekat sini,"

"Oh ... gitu, rumah gue juga ga jauh dari rumah susun," Rindu hanya tersenyum mendengarkan Rendi yang asik menceritakan daerah tempat tinggalnya.

Sesampai di kedai Rindu mulai mengambil alat-alat untuk membersihkan meja. Ah itu kan Adit kenapa dia selalu pergi kesini? heran Rindu yang melihat Adit sedang asik menyantap makanan pesanannya.

"Permisi!" Adit melambaikan tangannya, Rindu segera menghampiri Adit.

"Iya, ada yg bisa saya bantu!"

"Saya pesan ini," Adit menunjukan salah satu minuman yang ada di dalam menu sambil memberikan kertas kecil yang di lipat. Rindu menatap adit dan dia menyuruhnya untuk mengambil kertas itu dengan lirikkan matanya, diapun mengambilnya dan segera meminta pesanan Adit ke bagian kitchen.

Rindu meminta izin kepada rekannya untuk ke toilet. sampai disana Rindu mengambil kertas yang ada di sakunya dan membukanya.

Rindu gue tunggu pulang kerja di depan kedai.

Rindu mengkerutkan dahinya, karena menurutnya dia tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan Adit, sampai-sampai dia harus menunggunya selesai bekerja. Rindu kembali bekerja, dia melihat meja yang di tempati Adit sudah kosong.

"Hei, kok bengong?" sapa Rendi yang melihat Rindu menatap kosong ke arah meja yang di tempati Adit tadi. Rindu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, semua karyawan bersiap untuk menutup kedai dan pulang.

"Rindu, mau bareng ga?" ucap Rendi.

"Emm ... kamu duluan aja aku mau mampir dulu ke mini market didepan,"

"Oke, kalo gitu gue duluan ya." Rindu tersenyum.

Rindu ragu apa benar Adit menunggunya didepan kedai. Dia mengambil tasnya dan menuju keluar, benar saja mobil sport biru masih terparkir di depan kedai. Rindu berdiri di depan jendela mobil dan mengetok jendelanya.

"Masuk!" kata Adit membuka kacanya.

"Tapi aku ...." Adit keluar dari mobilnya membuka pintu dan mendorong tubuh Rindu memasuki mobil.

"Mau kemana?" tanya Rindu yang penasaran dengan sikap Adit hari ini.

"Ya pulanglah, lo kira mau kemana?" mobilnya terus melaju dan sampai di depan rumah susun Rindu.

"Kamu kok tau kalau aku tinggal di sini?"

"Lo dari tadi banyak nanya, nih ambil " Adit menyerahkan bingkisan.

"Ini apa?" tanyanya binggung.

"Buka aja!" Rindu pun membuka bingkisan itu didalamnya terdapat vitamin.

"Jangan lupa di minum! setiap hari lo selalu pulang malam dan itu tidak baik untuk tubuh lo," ternyata selama ini Adit selalu mengikuti Rindu, entah kenapa Adit sangat ingin sekali menjaganya.

"Makasih ya, aku tidak tau kalau kamu memperhatikan aku sampai segininya." muka Adit seketika menjadi merah, karena malu dia memalingkan wajahnya ke arah kaca agar Rindu tidak melihatnya.

"Ya udah lo turun! udah malam besok kan lo ada kelas,"

"Sekali lagi makasih ya Dit, aku turun ya." Rindu membuka pintu mobil dan segera turun dan Adit langsung melajukan mobilnya.

.

.

.

.

.

~Bersambung~

TERUS IKUTI KISAH RINDU YA...

Jangan lupa komen dan like cerita ini 😊😊😊

Terpopuler

Comments

🤩😘wiexelsvan😘🤩

🤩😘wiexelsvan😘🤩

jgn terllu lama ungkapin perasaannya ya bang adit 😘😘😘

2021-09-14

2

Juli Mahtin

Juli Mahtin

uda mulai seru..g berbelit belit certanya

2020-09-29

0

My Harry

My Harry

awal yg menyenangkan

2020-08-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!