Bab 5

Marvel langsung tancap gas setelah Lolita turun dari mobilnya itu, dia tidak mengatakan apa-apa pada Utari akan kemana mereka pergi, hingga dia tiba di sebuah apartment yang merupakan milik Marvel di salah satu unit yang ada di sana itu.

"Masuklah"ucap pria itu.

"Hmm"lirih Utari yang kemudian melirik ke arah sekeliling ruangan yang tampak ditempati dengan barang-barang mewah tersebut.

"Bagaimana? apa kamu suka"ucap Marvel.

"Maksudnya?"tanya Utari.

"Aku tanya apa kamu suka dengan tempat ini"ucap Marvel lagi.

"Hmm"lirih tari.

"Mulai besok kamu akan tinggal disini, dan kamu bisa jadikan tempat ini sebagai galeri"ujarnya.

"Lalu siapa yang akan mengurus semua keperluan mu jika aku tinggal disini"ucap Utari lagi.

"Kita akan tinggal disini, hanya berdua selama satu bulan penuh karena aku tidak suka mendengar tangisan bayi"ucap Marvel.

"Tapi bayi itu adalah darah daging mu"ucap Utari.

"Aku tidak merasa menghamili Lona, karena aku menggunakan pengaman setiap kali berhubungan dengan wanita itu, dan hanya Lolita yang benar-benar murni sejak kami berhubungan."ucap Marvel yang membuat mata Utari membulat sempurna.

"Kamu serius..."ucap gadis itu.

"Hmm..."ucap Marvel, dia benar-benar berkata jujur hanya Lolita saja dari kedua istrinya yang masih Virgin, dan sejak hari itu Marvel selalu melakukan hal itu menggunakan pengaman saat berhubungan intim dengan Lona.

"Itu artinya bayi Lona"ucapan Utari terhenti saat dia sadar bahwa ada yang salah, wanita itu pun membekap mulutnya saat itu juga.

"Hmm... hanya bayi yang ada di rahim Lolita yang aku percaya sebagai anakku, meskipun aku tau dia juga memalsukan hasil USG tersebut"ucap Marvel.

Utari mulai berfikir, pantas saja Marvel tidak terlihat panik saat Lona mengalami kontraksi dan pecah ketuban saat tadi pagi.

"Jadi bayi yang dikandung oleh Lolita juga perempuan"ucap Utari yang kini menembak apa yang Marvel katakan.

"Hmm..."lirih Marvel yang kemudian merangkul pinggang Utari yang terlihat gemetaran, karena saat ini mereka benar-benar hanya berdua di tempat sepi itu tidak seperti saat mereka berada di rumah besar itu.

"Ada apa hmm...santai saja honey rileks"ucap Marvel.

"Sa sayang boleh aku keliling"ucap Utari yang akhirnya meminta persetujuan Marvell.

"Tentu saja honey, tapi itu bisa dilakukan nanti, aku sangat merindukan kebersamaan kita"ucap Marvel.

"Hmm..."lirih Utari.

Utari pun tidak bisa mengelak lagi, dia hanya bisa pasrah saat Marvel mengambil ciuman pertamanya, setelah dua tahun pernikahan tersebut.

Jika biasanya Marvel hanya akan mengecup kening atau puncak kepala, maka tidak dengan saat ini.

Marvel akan meminta haknya yang sudah lama ia pendam karena tidak kunjung melihat senyuman tulus atau tawa ceria istri yang sangat ia cintai itu, maka saat ini Marvel tidak akan menunggu lagi, dia akan meminta hak nya ditempat itu.

Tapi saat Marvel hendak membawa istrinya menuju ke dalam kamar, tiba-tiba ponsel Utari berdering dan itu sungguh mengganggu suasana romantis yang berusaha Marvel ciptakan untuk istrinya itu, tapi Utari langsung meraih ponsel tersebut dari dalam kantong celana yang ia kenakan saat ini, dan ternyata Zaky lah yang menghubungi Utari karena lukisan telah sampai di tempat tujuan.

"Terimakasih kak, nanti aku transfer biayanya pengirimannya"ucap Utari.

"Ok Tari ulang tahun papah kamu pulangkan, aku ada yang ingin ditunjukkan"ucap pria tampan itu.

"Hmm... jadi penasaran nanti aku bilang suamiku dulu ya kak, sekali lagi terimakasih karena sudah menyempatkan waktu di saat weekend"ucap Utari yang kini mengakhiri telfon tersebut.

"Sudah selesai"ucap Marvel datar.

"Hmm..."tidak kalah datar.

"Aku"

"Ya ada apa? Lolita"ucap Marvel yang akhirnya pergi untuk menerima panggilan dari istri pertamanya itu.

"Tolong aku, mommy mengancam untuk menggugurkan kandungan ku"ucap Lolita.

"Tunggu disana aku akan segera kesana"ucap Marvel yang terlihat sangat panik.

"Kamu tunggu disini, aku harus ke rumah sakit honey"ucap Marvel yang saat itu langsung mengecup kening Utari dan pergi begitu saja hingga Utari hanya bisa menghela nafas panjang.

Wanita itu pun langsung berjalan menuju pintu kamar yang sudah terlanjur terbuka itu, dilihatnya sebuah lukisan yang merupakan hasil karya tangan halusnya itu, yaitu lukisan tentang sepasang anak laki-laki dan perempuan, anak laki-laki itu tampak tengah berbisik pada anak perempuan tersebut hingga anak perempuan itu pipinya bersemu merah.

Karya lukisan pertama yang terjual dengan harga tinggi itu, di pameran lukisan kelas atas tersebut.

Lukisan yang memiliki makna tersendiri itu pun membuat beberapa orang tertarik, dan lukisan itupun dimasukkan kedalam daftar lelang oleh ketua pameran lukisan tersebut.

Dan yang membeli lukisan tersebut bukanlah bagian dari orang yang memperebutkan lukisan tersebut, melainkan orang yang baru datang saat palu akan diketuk karena tidak ada lagi yang menawar dengan harga tertinggi dari yang tertinggi saat itu hingga muncullah Marvel dan asisten pribadinya.

Pria itu langsung memberikan harga paling tinggi dari mereka, dan akhirnya lukisan itu pun menjadi milik pria yang tidak pernah Utari kenal sebelumnya.

Utari mulai mengingat nama yang disebutkan oleh Zaky kakak nya itu.

Pria itu bilang pembelinya adalah tuan (M) , dengan saat itu Utari tidak peduli dengan nama itu, yang ia pedulikan saat itu adalah hasil kerja kerasnya membuat dia merasa sangat dihargai .

Sampai saat dia memutuskan untuk ikut pameran lukisan di kalangan atas itu, Utari memamerkan hasil karya nya itu di sana, dan lagi-lagi Zaky yang mewakili Utari sebagai seorang asisten pribadinya.

Utari sendiri saat itu tengah melanjutkan kuliah S2 nya di Paris, tapi tidak bisa sampai selesai, disaat namanya tengah melambung tinggi kabar menyedihkan itu pun terdengar dan menuntunnya untuk kembali ke tanah air meskipun saat itu dia sedang naik daun karena memulai karirnya sebagai seorang pianis terkenal.

Utari yang lebih takut kehilangan sang ayah pun lebih memilih untuk kembali ke tanah air, dan ketakutan itu tidak berhenti sampai disitu, saat ibu tirinya mengancam dirinya dengan keselamatan sang ayah jika dia tidak memenuhi keinginan wanita itu.

Yaitu dengan menikahi pria yang saat ini sudah resmi menjadikan dia sebagai istri ketiga.

Utari pun berdiri di balkon kamar Marvel tersebut, dia menatap langit tanpa bintang, wanita itu teringat akan hari terakhirnya di Paris saat dirinya harus menghadiri acara TV yang tentunya untuk unjuk kebolehan tapi dia terpaksa membayar denda karena tidak bisa menghadiri acara tersebut.

"Apa? aku masih bisa menjalani mimpiku"

...******...

Utari yang sudah menunggu kabar sejak siang tadi hingga larut malam pun, akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah besar itu lagi-lagi dengan bantuan Zaky yang sudah sangat terlihat lelah karena biar bagaimanapun seharian ini pria itu masih beraktifitas.

"Terimakasih kak, maaf terus merepotkan"ucap Utari.

"Hmm... sudah seharusnya aku menjaga adikku sendiri, jangan sungkan"ucap Zaky tulus.

"Hmm...aku masuk dulu"ucap Utari yang kini melihat keadaan rumah telah sepi, dan sebagian lampu telah berganti dengan yang redup.

Utari pun masuk, dia berjalan seperti biasanya tanpa melirik kearah kanan kiri, dia ingin segera tiba di kamarnya saat itu juga untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya yang sudah sangat lelah karena menunggu, dan perutnya terasa sangat keroncongan.

Hari ini Utari semakin menumpuk rasa sakitnya didalam hati meskipun saat ini disebabkan oleh Marvel sendiri yang bahkan sulit untuk dihubungi seolah tidak pernah peduli padanya.

Wanita itu semakin merasa bahwa dirinya hanya dijadikan sebagai alat pembayar hutang di rumah itu.

Hingga keesokan paginya, setelah dia bangun lebih awal seperti biasanya, dia yang hendak menyiapkan sarapan pagi terlebih dahulu untuk semua anggota keluarga yang tengah berada di rumah, Utari yang baru menuruni tangga pun melihat Marvel yang baru saja keluar dari dalam kamar Lolita.

Pria itu terlihat sedikit kaget, dan dengan cepat hendak menghampiri Utari, tapi Utari langsung menghindari pria itu sambil menyapa pelayan yang tengah bersih-bersih saat itu juga.

Utari tidak peduli dengan Marvel yang akhirnya bosan menunggu dirinya, hingga dia pergi karena Utari tidak kunjung menghampirinya.

Utari pun lanjut menyiapkan sarapan pagi seperti biasanya dengan berbagai menu yang biasa di masak olehnya secara langsung, atas permintaan nyonya besar , dan tugas itu belum selesai sampai disitu.

Utari masih harus berkeliling kamar untuk mengambil cucian kotor dan membawanya ke tempat laundry.

Setelah itu dia akan menyiapkan air untuk mandi sesuai jadwal yang ditentukan, sementara Marvel yang biasanya selalu menjadi yang utama seperti biasanya.

Seperti saat ini, Utari berjalan dengan santainya menuju kedalam kamar pria yang tengah berbaring di tempatnya, wanita itu tidak langsung membangunkan suaminya seperti biasanya, dia langsung masuk kedalam kamar mandi dan mengisi bathtub-e dengan air hangat.

Utari lanjut masuk kedalam walk-in closed, dan menyiapkan pakaian untuk Marvel berangkat kerja.

Sementara tanpa dia tau Marvel tengah menunggu dirinya untuk membangunkan Marvel yang pura-pura terpejam, tapi Utari justru melewatinya begitu saja sambil berkata."Semuanya sudah aku siapkan"ucap Utari yang berjalan dengan cueknya meninggalkan kamar tersebut.

Utari pun langsung memasuki kamar pribadinya, karena yang dia tau saat ini ibu mertuanya pasti sedang berada di rumah sakit, tanpa ia tau bahwa Lona langsung ditalak cerai saat itu juga atas permintaan nyonya Davidson yang merasa benar-benar tertipu, tidak hanya itu saja.

Nyonya Davidson juga meminta bayaran denda kerugian selama Lona tinggal di rumah besar itu, dan fasilitas yang ia berikan pun harus diganti.

Kedua orang tua Lona pun auto bangkrut.

Sementara itu Marvel tidak ingin ikut campur dalam urusan tersebut, dan membiarkan ibunya bertindak seperti itu, karena dia sendiri tidak pernah menghitung kerugian dari apa yang telah ia berikan terhadap istrinya.

Yang terjadi pada keluarga Lona adalah sebuah peringatan terhadap siapa saja yang berani mempermainkan seorang nyonya Davidson.

Utari tetap berbaring di tempatnya hingga saat seseorang yang tadi ia tidak pedulikan datang dan menghampiri ranjang empuk Utari, lalu membawa gadis itu pergi menuju kamarnya.

"Aku sudah menyiapkan semuanya lalu untuk apa anda mencari ku... tidak cukup kah dengan satu yang sudah memuaskan mu semalaman penuh"ucap Utari yang membuat Marvel mematung karena tidak biasanya istrinya seperti itu.

"Utari"ucap Marvel pelan.

"Maaf aku sibuk"ucapnya sambil berbalik hendak pergi tapi tangan Marvel langsung menahan pinggang Utari.

"Aku minta maaf, kukira kamu sudah pulang saat itu karena tidak sempat menghubungimu"ucap Marvel.

"Tidak apa-apa tidak perlu minta maaf tuan bebas perlakukan saya seperti itu... karena saya hanya alat"

"Stop Utari!"bentak Marvel yang kini menatap tajam kearah istrinya itu.

"Hanya karena satu kesalahan ku kemarin kamu bahkan. Bisa berubah seperti sekarang..aku tidak sempat kembali karena mommy meminta ku untuk menceraikan istri pertama ku, belum lagi mommy ingin menyingkirkan putri ku"ucap Marvel.

"Aku bilang tuan muda bebas melakukan apa pun, permisi"ucap Utari yang akhirnya pergi.

Marvel langsung melempar lampu temaram yang ada di sampingnya hingga hancur berantakan, namun Utari tidak peduli dengan hal itu. dia tetap berlalu pergi meninggalkan kamar tersebut.

"Ahhhhhh!!"teriak Marvel yang kini terlihat frustasi, namun tidak ada satupun yang bisa ia lakukan untuk membuat istrinya kembali seperti dulu.

Hingga satu minggu telah berlalu, sejak hari itu sikap Utari semakin dingin, dia bahkan tidak bicara apa-apa saat menyiapkan kebutuhan Marvel hingga memasang dasi setelah itu ia akan berlalu pergi.

Marvel sebenarnya sudah tidak tahan dengan sikap Utari tersebut, tapi semakin Marvel mencoba untuk bicara, Utari semakin menghindarinya.

Satu malam tepat saat Utari hendak pergi ke rumah orang tuanya, dia yang sudah berdandan layaknya orang yang akan menghadiri pesta, tiba-tiba seseorang datang menghampirinya.

"Utari kamu mau kerumah orang tua mu bukan? aku titip ini untuk papah mu, tapi kamu harus ingat ini tidak gratis kamu harus membayar ini nanti"ucap seorang wanita paruh baya tersebut.

"Baik nyonya"ucap Utari tanpa dia sadari saat ini ada Marvel di ambang pintu yang baru kembali dari kantor setelah lembur, Marvel pun menghentikan langkahnya saat mendengar istrinya memanggil nyonya pada ibunya yang merupakan mertua Utari.

"Ingat jangan berlama-lama di sana, karena tugas mu setelah itu masih banyak"ucap nyonya Davidson.

"Baik nyonya"ucap Utari yang kini berdiri menghadap ke arah ibu mertuanya setelah merapikan penampilan nya yang terlihat glamor itu.

Tiba-tiba tatapan Utari bertemu dengan tatapan Marvel yang terlihat penuh tanda tanya.

"Sudah siap?"ucap Marvel yang membuat nyonya Davidson terkejut hingga mematung di tempatnya untuk beberapa saat.

"Ah sayang mommy sampai lupa, besok ada acara jamuan di hotel kita, ingat kamu harus dandan lebih cantik dari ini"ucap nyonya Marvel sambil tersenyum manis kearah putranya dan Utari yang kini hanya mengangguk pelan sebagai tanda bahwa dirinya mengerti akan sesuatu yang ibu mertuanya maksud, yaitu mengelabui Marvel.

"Sebaiknya kamu istirahat saja nak, kamu pasti sangat lelah"

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!