Utari pun pergi ke sebuah ruangan dimana dirinya selalu menyendiri dengan peralatan melukisnya itu, disana sudah banyak lukisan yang terbungkus rapi hasil karya tangan halus dan berbakatnya itu.
"Aku tidak punya apapun untuk diberikan sebagai kado, tapi saat ini aku akan membuat hal yang paling spesial di hari kelahiran mu"ucap Utari yang kini duduk di kursi kayu menghadap ke arah kanvas kosong itu dengan pensil khusus di tangannya itu, dia mulai menggoreskan pensil tersebut sejalan dengan apa yang ada di pikiran dan penglihatannya di kanvas tersebut.
Tidak butuh waktu lama, Utari sudah mendapatkan sketsa yang ia inginkan, dia pun menyiapkan kuas dan juga warna yang akan digunakan untuk memperjelas lukisannya itu.
Sampai Utari menghabiskan waktu satu jam untuk mewarnai lukisannya yang sungguh sangat perfeksionis itu.
"Ah selesai juga, mungkin mereka sudah berada di tengah pesta jadi aku bisa kembali ke kamar ku"ucap Utari setelah meminta bantuan seseorang untuk memberikan lukisan tersebut sebagai kado ulang tahun dari dirinya.
Gadis itu pun berjalan santai menuju ke arah jendela kamarnya tempat dia keluar masuk menggunakan tangga jika ada acara khusus di rumah tersebut.
"Darimana saja kamu, bukankah sudah kubilang jangan pergi dari dapur"ucap nyonya Davidson yang sengaja mencari Utari.
"Maafkan saya nyonya"ucap gadis itu yang kemudian bergegas kembali ke dapur.
Sementara itu di tengah pesta saat ini tengah terjadi keributan karena mereka melihat hasil karya seorang bintang yang sudah lama menghilang sejak dia tahun yang lalu.
Disana ketiga orang yang merupakan pasangan suami istri yang ada di dalam lukisan tersebut terlihat memancarkan senyuman, padahal didalam hati Marvel saat ini tersimpan api amarah karena Utari yang sudah memercikkan api itu sendiri.
Bagaimana bisa, dia tidak mengakui Marvel sebagai suaminya dengan hanya melukis dirinya dengan kedua Isti pertamanya itu.
Marvel hendak menghampiri Utari yang terlihat melintas dengan menggunakan pakaian pelayan tersebut, hatinya semakin terasa panas! bagaimana bisa disaat acara pentingnya itu Utari malah menjelma menjadi seorang pelayan.
Namun saat dirinya hendak pergi, kedua istrinya yang tengah hamil besar itupun bergelayut manja pada lengan kekarnya itu.
"Suamiku disini saja...aku sedang ingin ditemani"ucap keduanya kompak.
Sementara semua orang yang sedari tadi terus mengagumi karya terbaik putri bangsa itupun membuat Marvel marah karena dia tidak ingin orang lain tidak mengetahui istri tercintanya itu.
Marvel terus melirik ke sekeliling matanya terus mencari keberadaan istrinya itu, hingga tuan Gatot datang untuk mengucapkan selamat sekaligus ingin menengok putrinya itu.
Saat itu pula Marvel begitu gelagapan saat pria itu bertanya dimana istrinya itu.
Hingga saat tuan Gatot menemukan Utari yang kini menggunakan pakaian pelayan, dan tengah membawa minuman untuk nyonya Davidson di hadapan geng sosialitanya itu.
"Utari.... jadi ini yang kamu sebut kebahagiaan!"ucap tuan Gatot yang langsung membuat sang istri gelagapan begitu pula dengan nyonya Davidson yang kini terlihat sangat malu dengan teman-temannya itu.
"Ikut papah sekarang juga kita pulang"ucap tuan Gatot tegas.
"Tidak pah, papah salah faham... Utari memang suka bermain cosplay seperti saat ini ia kan nyonya besan"ucap Hugs yang kini terlihat memberikan isyarat pada nyonya Davidson.
"Ya tuan Gatot putri anda memang suka bermain-main padahal tadi saya sudah peringatkan agar dia bersiap untuk mendampingi Marvel"ucap nyonya Davidson yang kini memberikan isyarat pada Utari untuk mengakui hal yang tidak pernah ia lakukan.
"Papah... lihat deh tari tadi buat lukisan yang bagus, papah ikut tari ke galeri ya, karena duduk di sini sungguh sangat membosankan"ucap gadis itu yang kini bergelayut manja di lengan sang papah yang akhirnya luluh juga.
"Dimana galeri mu sayang"ucap tuan Gatot yang memang baru beberapa kali datang ke rumah itu, tanpa pernah melihat tempat-tempat yang dijadikan fasilitas utama untuk putrinya itu.
"Mereka berdua berjalan menuju halaman belakang, tepat di depan pohon rindang tersebut, ada sebuah bangunan cukup besar seperti gudang.
"Dimana galeri mu sayang"ucap tuan Gatot sambil mengusap puncak kepala putrinya yang kini masih menggunakan seragam pelayan.
"Ini disini adalah galeri ku Pah, surprise"ucap gadis itu sambil membuka pintu gudang yang terlihat rapi dan sebagian gudang tersebut disulap olehnya menjadi tempat yang nyaman, meskipun sofa yang ada di sana terlihat usang tapi ditangan terampil putrinya itu menjadi terlihat sangat nyaman.
Bahkan Utari melukis dinding tersebut dan terlihat pemandangan yang sangat cantik menyejukkan hati, dia memang seniman sejati seperti almarhum istrinya.
"Sayang...tidak kah kamu rindu rumah dan ingin pulang...di rumah galeri milikmu jauh lebih nyaman dari tempat ini"ucap tuan Gatot.
"Tidak pah, suami Tari siapa yang ngurus kalo Tari pulang kerumah"ucap Utari.
"Sayang mereka bukan orang susah mereka punya banyak pelayan, dan ada dua istri yang akan mengurus dia... papah tidak habis pikir kenapa? Putri papah mau dijadikan istri ketiga... padahal masih banyak pria yang datang untuk melamar mu dan mereka tidak kalah tampan dari suami mu"ucap tuan Gatot.
"Mungkin ini sudah takdir Tari Pah... Utari bahkan tidak pernah bermimpi untuk menikah disaat aku sedang mengejar karir dan ingin sukses agar bisa membantu papah jika suatu saat nanti mengalami masalah di perusahaan, tapi tidak apa-apa yang terpenting saat ini kita semua sehat, dan papah jaga kesehatan papah karena Utari tidak bisa berada di samping papah lagi"ucap gadis itu sambil memeluk sang papah.
"Papah selalu menjaga kesehatan sayang kamu tidak usah khawatir, justru papah ingin tanya apa mereka semua baik padamu sayang"ucap tuan Gatot.
"Tentu Pah semuanya baik, dan Utari sangat betah tinggal di sini"ucap Utari sambil mengalihkan tatapannya dan berjalan kesana kemari agar sang papah tidak melihat wajahnya saat dia berbicara. Karena pria paruh baya itu selalu tau jika putrinya itu berbohong.
Sementara itu pria yang sedari tadi berdiri sambil mendengarkan percakapan ayah mertuanya dan sang istrinya itu. kini mulai mengerti jika saat ini ada yang tidak beres yang dihadapi oleh istrinya.
Terutama dia tidak pernah tau apa alasan Utari mau menikah dengan dirinya, karena jika soal kenyamanan dan harta dia bukan gadis yang serakah seperti kedua istrinya.
Justru dia selalu memilih berpenampilan sederhana meskipun sederhana bagi keluarga Marvel adalah mewah bagi keluarga menengah kebawah seperti keluarga Utari.
"Pah sekalian pulang, tari titip lukisan ini dan tolong berikan pada kak Zaki... dia tau kemana dia harus menyimpan semua ini"ucap Utari.
Tuan Gatot pun mengangguk dan tersenyum pada putrinya itu, dia kemudian memeluk Utari dengan sangat erat."Utari kamu adalah putri papah satu-satunya, papah berharap kamu selalu berada dalam kebahagiaan serta umur panjang....di hari ulang tahun mu nanti Papah akan datang untuk menjemput mu karena kita akan merayakan hari itu di luar kota tempat dimana mama mu lahir"ucap tuan Gatot.
"Tentu saja Pah, Tari juga sudah merindukan mama... bilang pada mama tari minta maaf karena tidak bisa mewujudkan keinginan mamah untuk menjadi seperti dia"ucap Utari.
"Kamu bisa mengatakan semua itu saat kamu berdoa untuk Mama... dia tau semua yang terjadi pada mu, dan tidak akan ada yang bisa disembunyikan darinya"ucap tuan Gatot yang tau bahwa putrinya itu merahasiakan sesuatu darinya.
"Pah...di rekening Utari yang tersimpan di berangkas yang ada di galeri itu ada cukup uang, siapa tau papah butuh ambil lah itu sepertinya cukup untuk membeli beberapa saham agar perusahaan kita berkembang pesat"ucap Utari.
"Tidak sayang simpan semua itu untuk masa depan mu dan cucu papah nanti"ucap tuan Gatot.
"Tidak pah anggap saja tari sedang berinvestasi, dan uang itu akan terus mengalir setiap Minggu dan bulannya, karena tangan tari masih berfungsi dengan baik, papah jangan khawatir dengan itu"ucap Utari.
"Baiklah sayang tapi kenapa tidak kamu ambil secara langsung, kenapa harus lewat papah bukankah bisa transfer secara langsung ke akun bank papah"ucap tuan Gatot heran.
"Tidak pah, mengertilah Tari punya alasan tersendiri untuk itu"ucap gadis itu.
"Baiklah nak, papah tidak bisa berlama-lama di sini papah harap putri papah akan baik-baik saja"ucap tuan Gatot yang saat ini mendekap putrinya itu dan mengecup puncak kepala putrinya dengan sangat sayang dan doa terbaik untuk putri semata wayangnya itu.
Utari meminta bantuan sopir pribadi tuan Gatot untuk membawa semua lukisan yang lumayan banyak itu ke mobil tuan Gatot, dan hal itu membuat semua orang yang melihat itu tercengang terutama orang rumah yang tidak pernah tau jika selama ini Utari yang terkenal itu ada di rumahnya.
Sementara nyonya Davidson yang mendengar mereka mengeluh-eluhkan menantunya itu pun terlihat datar, entah apa yang wanita itu pikirkan saat ini.
Sementara pesta masih berlangsung dengan meriah, Utari pergi kedalam kamarnya untuk menenangkan diri karena dia merasa sangat bersalah terhadap ayahnya yang kini sudah pulang ke rumahnya.
Utari melepaskan pakaiannya dan pergi menuju kamar mandi, dia menyalahkan head shower dan memejamkan mata sambil memikirkan semua yang terjadi selama ini, jika saja dia tidak peduli dengan keselamatan sang ayah mungkin saat ini dia sudah berada di puncak karier sebagai pianis terkenal dan juga pelukis, meskipun namanya telah dikenal luas, tapi saat ini dia sengaja menghilang dari dunia seni yang telah membuat dia dikenal banyak orang.
Utari langsung mengakhiri mandinya dan meraih bathrobe karena ketukan pintu yang tidak kunjung berhenti.
Utari yang kini tengah membalut rambutnya yang panjang itu dengan handuk sambil berkata."Tunggu sebentar"sambil merapihkan handuk tersebut Utari membuka pintu.
Utari langsung mematung di tempatnya saat melihat suaminya berdiri di hadapannya dengan ekspresi wajah datar lalu berkata."Segar berpakaian dan setelah itu ikut aku kebawah"ucap Marvel yang terlihat dingin tidak seperti biasanya.
"Hmm"lirih Utari yang pergi memasuki walk-in closed dan membiarkan suaminya menunggu di dalam kamarnya yang terlihat sangat rapi itu.
Pandangan Marvel tertuju pada sudut kamar Utari dimana disana ada sesuatu yang terbungkus rapi, entah itu lukisan atau foto, yang terlihat jelas adalah bingkai yang berukuran besar.
Marvel mendekat ke arah benda itu, dia sungguh sangat penasaran dengan isi yang ada di dalam sana.
Sampai saat Utari keluar dan sudah menggunakan gaun berwarna merah meskipun belum merias wajah dan menggunakan perhiasan, tapi gaun itu sudah memancarkan kecantikan seorang Utari yang selalu berpenampilan sederhana selama ini.
Gadis itu duduk di depan meja rias dan mulai mengeringkan rambutnya, setelah itu dia menggunakan skincare dan makeup natural dengan sangat cepat tapi begitu rapi dan semakin memancarkan kecantikan nya itu.
"Ada apa?"tanya Utari yang baru saja selesai menggunakan lipstik berwarna merah marun itu.
Dia melihat suaminya tidak bergerak di pojokan kamar pribadinya itu.
"Apa? ini"ucap Marvel.
"Oh itu paket lukisan yang belum sempat aku kirimkan."ucap nya.
"Apa?kamu masih melukis"ucap Marvel pura-pura tidak tahu.
"Aku sudah mengirimkan kado ulang tahun untuk mu, apa? itu namanya"ucap Utari dingin.
Marvel mengepalkan tangannya ketika ingat dengan lukisan yang hanya ada dirinya dan dua istrinya yang sedang hamil tua.
"Apa? kamu benar-benar tidak menginginkan pernikahan ini"ujar Marvel yang langsung membuat Utari menoleh kearah suaminya.
"Maksudnya?"ucap Utari.
"Aku tanya apa kamu benar-benar tidak menginginkan pernikahan kita"ulang Marvel lagi
"Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan sayang, tapi aku sudah mencoba melakukan semua sesuai kemampuan ku, aku sudah berusaha untuk menjadi istri dan menantu yang baik untuk keluarga ini tapi jika masih kurang aku minta maaf"ucap Utari.
"Aku tidak bertanya tentang itu"ucap Marvel yang terlihat menatap lekat wajah cantik itu.
"Kenapa? tidak ada dirimu di lukisan itu, apa kamu benar-benar tidak ingin bersanding dengan ku"ucap Marvel terlihat sangat kecewa.
"Sayang... aku tidak sedang hamil seperti mereka, bukankah mommy bilang jika di pesta ini dia akan memperkenalkan keduanya yang sedang mengandung sang pewaris"ucap Utari dengan santai sambil merapihkan tatanan rambutnya.
"Tapi istri ku bukan hanya mereka,kamu juga istri ku"ucap Marvel.
"Ya, tapi aku mandul,aku hanya akan membuat mu dan keluarga malu, maka biarlah aku tetap seperti ini tanpa orang lain tau aku ada"ucap Utari berusaha menjelaskan, meskipun itu tidak sepenuhnya benar.
Utari yang selalu mendapatkan tekanan dari ketiga wanita itu memilih untuk mengasingkan diri.
"Kau bahkan tidak pernah mengungucapkan itu setelah dua tahun kita menikah"ucap Marvel yang mengungkapkan kekecewaannya saat ini.
"Maafkan aku jika selalu terlambat, aku hanya ingin kamu mendapatkan ucapan selamat dari orang yang paling berharga dalam hidup mu..."ucap Utari.
"Kau tau siapa? yang paling berharga dalam hidupku setelah kedua orang tuaku"ujar Marvel.
"Istri pertama mu"ucap Utari yang kini kembali merapihkan penampilannya yang sudah menjelma menjadi seorang ratu kecantikan di rumah tersebut, dan itu adalah salah satu alasan mertuanya melarang Utari menggunakan semua yang ia miliki, kecuali jika sedang ingin memperkenalkan para menantunya pada geng sosial dulu, tapi saat Utari tidak kunjung memberikan cucu pada keluarga itu beberapa bulan yang lalu, akhirnya mertuanya itu tidak lagi melibatkan dia dalam pertemuan apapun.
Sampai saat keduanya menuruni tangga, dan Marvel merangkul pinggang istrinya itu dengan sangat posesif, semua orang yang tengah menikmati suguhan di pesta itupun terus menatap penuh kagum, bahkan tidak sedikit mereka yang mengenali Utari sang pelukis sekaligus pianis handal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
kalea rizuky
males MC lemah tolol
2025-04-13
1