Lalu mereka bertigapun meninggalkan mushola. Terlihat jelas Syela merasa bahagia karena berhasil membuat Tania kehilangan sepatunya. Dan dia yakin kalau dia bakal dibuat alfa di absen, karena Tania tidak memakai sepatu yang artinya Tania tidak boleh masuk kelas.
***
Gubrak!
"Aw ... " Tania tidak sengaja terpleset dan kakinya menghantam tempat sampah, alhasil tempat sampahnya menumpahkan segala isinya.
"Kamu nggak papa Tan?"
Bukan jawaban yang di dapatkan oleh Fakhri, namun malah seulas senyum dari Tania yang ia dapati.
"Tan kamu sehat kan?" Fakhri menempelkan tangan kanannya ke kening Tania.
"Eh apaan sih!" Tania membelakangkan tubuhnya agar tangan Fakhri tak lama-lama bertengger pada keningnya. "Aku tu seneng banget tauk." Tania beranjak bangkit dari posisi duduknya. "Coba deh lihat ada sepatuku dalam tempat sampah itu." Tania menunjuk pada tempat sampah yang khusus untuk sampah kertas. Lalu Tania memungut sepatunya dan membereskan sampah kertas yang berserakan dan dibantu oleh Fakhri.
"Tapi siapa yang buang sepatu kamu kesitu?" ekspresi Fakhri menunjukkan seperti sedang memikirkan sesuatu, "Ini pasti ulah si Syela!" Fakhri berdiri hendak melangkah pergi, namun langkah kakinya tertahan karena tiba-tiba tangannya ditarik oleh Tania.
"Eh, mau kemana? Nggak boleh su'udzon tauk, kan kita nggak punya bukti kalo Syela yang buang sepatuku."
Fakhri menaikkan alis sebelah, "Apa? Aku mau ke toilet Tan". Fakhri melihat ke arah tangannya yang masih di pegang oleh Tania. Tania yang menyadari hal itu segera melepaskan tangan Fakhri. Muka Tania berubah, jelas terlihat Tania merasa malu telah mengatakan hal bodoh itu. Belum lagi pake acara pegangan tangan, itu nggak boleh. Fakhri pergi melangkahkan kaki menjauhi Tania menuju ke arah toilet.
"Ih apaan sih kamu Tania!" Tania memukul kepalanya sendiri, "Kenapa juga aku harus mengatakan seperti itu sih!" Tania mengutuk dirinya sendiri.
Kemudia Tania berlari menuju kelas. Dia merasa senang karena akhirnya mendapatkan sepatunya yang artinya ia mendapat izin masuk ke kelas.
Namun lain halnya dengan Syela yang kecewa karena rencananya gagal. Ia juga lupa jika Liona itu memang kurang bisa di andalkan, harusnya langsung di buang ke tempat sampah depan supaya tidak ada yang bisa nemuin.
Saat pulang sekolah Tania langsung kabur menuju parkiran, dia sangat malas jika harus berhadapan dengan Syela.
Tin! Tin!
"Cepetan Tan naik sama aku aja!"
Tania melongo melihat sosok yang nawarin tumpangan dengan dirinya. Dengan motor gedenya, helm yang hanya menampakkan matanya.
"Udah, jangan ngelamun Tan. Buruan naik gih, tenang nih aku dah siapin helm buat kamu."
Tania pun menurut, dan ia memakai helm tersebut kemudia naik ke atas motornya.
"Tan, kok kamu diem aja sih? Kamu malu naik motor ya sama aku?"
"Emm enggak kok Nad, cuma aku nggak biasa naik motor, aku takut Nad."
Seketika motor berhenti mendadak, Tania kaget. Namun lebih kaget lagi ketika mendengar Nadia tertawa.
"Kenapa, Nad?"
"Sumpah ya Tan, aku ngerasa lucu aja kalau denger orang takut naik motor." Nadia masih tertawa.
"Ih apaan sih, nggak lucu tauk!" Tania memanyunkan bibirnya. "Kamu jangan ngebut ya, kalo kamu ngebut aku loncat nih dari motor." Tania mengancam.
"Eh padahal tadi aku pengen ngebut, bawa motornya. Penasaran aja gimana reakdi kamu, tapi karna Tuan Putri ketakutan, jadi aku gak jadi deh." Seketika muka Tania yang ingin marah jadi berubah tertawa karena di sebut sebagai tuan putri oleh Nadia.
Lalu Nadia menjalankan motornya menuju kerumah Tania. Bukan Nadia sudah tahu rumah Tania, namun Tania yang memberi tahu rute menuju rumah Tania.
Setelah mengatarkan Tania, Nadia langsung pulang. Tania langsung menuju kamarnya, dirumah ia hanya sendirian. Tania merebahkan badannya, dan menikmati kesunyian rumahnya. Namuan suara dering hp nya tiba-tiba terdengar. Sebuah panggilan masuk dari nomor yang tidak di kenal. Tania mengabaikan ponselnya yang terus berbunyi, namun karena merasa kesal akhirnya Tania mengangkat panggilan tersebut.
"Assalamualaikum."
"Halo." terdengar suara laki-laki itu menyapa dari ujung sana.
"Ehem, assalamualaikum," Tania menekan salamnya, karena Tania kesal dengan si penelpon yang tak lekas menjawab salamnya.
"Wa'alaikumussalam." ia diam saja dan Tania juga memilih diam.
"Tania Nuwaira Angelica." sontak saja Tania terkejut, ia merasa bahwa penelpon tersebut benar-benar aneh.
"Hallo, ada orang di sana?"
"Iya, maaf ini siapa ya kok tau namaku?"
"Aku bukan siapa-siapa, tapi aku berharap suatu hari nanti jadi orang penting."
Tut... tut... tut...
Telepon dimatikan sepihak. Tania jadi geregetan sendiri, "Siapa sih, kok aneh banget." Tania terdiam sejenak, namun tiba-tiba ingatannya jatuh pada sosok Fakhri. Bukankah Fakhri itu sering membuat dirinya kesal. Namun dirinya juga ingat bahwa Fakhri tak mempunyai nomor ponselnya, karena hanya Nadia saja yang tahu.
Kruk. Perut Tania berbunyi, ia baru sadar kalau dirinya belom makan sepulang sekolah, dan selama di sekolah dia tidak jajan. Tania tergolong tipikal cewek yang hemat. Baginya uang saku lebih baik ditabung daripada buat beli jajan, karena Tania lebih suka membawa bekal makanan.
Namun setelah di ambang pintu dan hendak menutup pintu kamarnya, ponselnyanya bergetar. Tania hendak mengambil ponselnyanya, tapi ia urungkan karena desakan rasa lapar yang kian menggila. Mamanya sering mengingatkan agar tidak terlambat makan karena takut Tania sakit mag.
Saat sedang asyik makan, tiba-tiba ada yang menekan bel rumahnya. Tania sedikit cemas karena berada di rumah sendirian. Ia bimbang untuk membuka pintu atau malah memilih diam di dalam rumah. Namun karena bel terus berbunyi, Tania mengumpulkan keberaniannya untuk mengintip di jendela terlebih dahulu.
Dan ternyata sosok lelaki menggunakan topi hitam, jaket hitam, namun di jaketnya tertulis nama agen pengiriman paket.
Tania pun mengambil jilbabnya lalu kemudian menghampiri pintu yang masih tertutup itu, "Ada apa ya, Pak?" Tania menongolkan kepalanya.
"Apa benar ini rumahnya mbak Tania Nuwaira Angelica?"
"Iya benar, Pak."
"Mbak ada kiriman paket, silahkan tanda tangan disini." pengantar paket tersebut menyodorkan buku untuk di tanda tangani sebagai tanda paket sudah diterima.
"Emang dari siapa, Pak?" Tania bertanya sembari tangannya membubuhkan tanda tangan di buku tersebut.
"Saya tidak tau, Mbak. Saya hanya bertugas mengirimkan paket saja."
"Oh iya, Pak. Terima..." Mata Tania tertuju pada sosok lelaki yang sedang memandanginya, sementara pengatar paket langsung pergi tanpa memperdulikan Tania yang penasaran dengan sosok laki-laki yang berdiri di sebrang jalan dan memandang ke arahnya. Tania pun berniat untuk menhampiri laki-laki tersebut, namun ketika lelaki itu menyadari bahwa Tania ingin menuju ke arahnya, ia langsung berlari. Sebenarnya Tania ingin sekali mengetahui sosok itu, tapi dia malas harus kejar-kejaran seperti Tom and Jerry.
Taniapun membalikkan badan dan berlari karena tidak sabar ingin membuka paket tersebut. Karena terburu-buru tanpa ia sadari roknya terinjak oleh dirinya, ia tak mampu menguasai dirinya dan badannya pun ambruk pada hamparan rumput jepang yang mengkarpet di halamnnya.
"Waduh Mbak Tania ini kok sore-sore bersantai ria di rumput sih? Memangnya kasur di kamar nggak nyaman ya?" suara itu mengejutkan Tania dan membuat Tania menolehkan kepalanya.
"Eh Pak Korim, saya suka tiduran di rumput kalau saya jatuh, Pak. Hehe." Tania malah tertawa.
"Pak tolong ambilin paket yang di dekat pintu donk, Tania lagi mager, Pak." rengek Tania sambil memelas. Tania memang suka manja seperti ini, mungkin karena ia merindukan sosok ayahnya. Yang jelas ia rindu pada ayah tirinya, bukan ayah kandungnya yang malah memilih pergi dan meninggalkan ia dan ibunya.
Lalu Pak Korim mengambilkan paket dan mengantarkan pada Tania.
"Ini, Mbak." Pak Korim menyodorkan kotak berwarna coklat tersebut, "Pasti dari pacarnya Mbak Tania ya?"
"Eh, bukanlah,Pak. Saya nggak punya pacar, Pak. Masih kecil tu nggak boleh pacaran, Pak." Tania berbicara sambil membuka isolasi yang menempel pada kotak tersebut. Dan Tania terkejut melihat isinya.
☆☆☆
#Sudah direvisi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Sugianti Bisri
yuhuuuu
2020-07-25
1
yulia ari
yuhuuu..
2020-07-17
1
Rahasia
uwah ada hadiah
2020-07-15
1