"Aduh, kertas denahnya pasti jatuh waktu nabrak perempuan yang namanya Syela tadi." Tania menepuk jidatnya.
Pukk...
"Ya Allah tamat sudah riwayatku ini!" Tania mengucap pelan, jantungnya berdetak lebih cepat karena dia takut jika Syela yang kini berada di belakangnya.
"Sorry, aku dari tadi manggil-manggil kamu. Tapi kamunya lari terus, lagipula aku nggak tau nama kamu, jadi cuma ngejar kamu aja. Kamu cewek tapi kok kenceng juga ya larinya. Hahaha."
"Tunggu dulu, kok suara laki-laki? Apa mungkin Syela memang bisa meniru suara cowok? Apa sebenranya dia cowok yang transgender? Duh aku mikir apa sih?" Tania bertanya dalam hati sambil memukul-mukul keningnya dengan telapak tangannya.
"Hey, kok kamu diem aja, aku mau ngasih kertas kamu yang jatuh ni! Kayanya punya kamu deh."
Dia menyodorkan kertasnya ke arah samping Tania, karena sampai saat ini Tania belum membalikkan badan.
"Eh iya, terimaksih." Tania pun membalikkan badan, seketika ia dapati seorang cowok yang berbadan atletis, dan cukup tinggi. Dengan rambut berponi ke samping kanan. Terlihat badge namanya ada tulisan M.R. Fakhri Ramadhan.
"Eh kok aku gak pernah liat kamu sih, kamu anak baru ya?"
"Iya, permisi." Tania langsung nyelonong lewat. Namun langkah kakinya terhenti karena ada sesuatu yang menahan tangannya.
"Eh sorry, aku cuma mau tanya kamu mau kemana? Siapa tau aku bisa anterin kamu. Ya walaupun sekolah ini luas tapi aku sudah menjelajah semua ruangan di sini lho. Aku takut kamu tersesat kalo kamu nyari ruangan sendiri," ucap Fakhri sambil tersenyum sambil menampilkan deretan gigi putihnya.
Tania bergumam dalam hati, "Ini anak sok baik apa emang baik sih!"
"Eh kok melamun sih?" Fakhri menjentikkan jarinya di depan mata Tania, yang membuat Tania terkejut. "Gak usah heran, aku memang ganteng kok, tapi nggak akan ada fans ku yang nyerang kamu kalo aku anterin kamu ke kelas."
Seketika tinjuan dari Tania melayang ke pundak samping Fakhri, "Idih, GR banget kamu! Aku mau cari denahnya sendiri. Aku yakin kok gak akan nyasar." Tania langsung berjalan meninggalkan laki-laki yang songongnya naudzubillah tadi sendirian.
"Kamu itu kayanya kalem, tapi kok galak ya. Hii ... Serem!" Fakhri berteriak namun di abaikan oleh Tania.
Tetttt ... Tetttt ... Tettt ...
"Woi! Dah bel masuk ni! Kamu yakin mau cari kelas itu sendirian? Kalau telat bisa di hukum, guru di sini galak-galak!" Fakhri berlari ke arah Tania.
Tania berhenti dan membalikkan badannya. "Tolong anterin aku ke kelas 10A."
Air muka Fakhri sedikit berubah. "Ah kalo ke kelas itu aku males, kamu tinggal lurus aja. Terus belok kanan sampe deket ruang UKS, terus liat ruangan paling ujung sebelah kanan."
"Kok males? Tadi kan ... " belum sempat Tania melanjutkan ucapannya, Fakhri langsung memotongnya.
"Daa ... Aku mau ke toilet." Fakhri berlari meniggalkan Tania yang mematung di sana.
"Astagfirullah, kok ada ya anak aneh kek dia." Tania menepuk jidatnya.
Setelah keliling sekitar 3 menit lamanya, akhirnya Tania melihat ada tulisan dari kayu tepat di atas pintu.
"Kelas 10A".
"Akhirnya ketemu kelasnya."
"Hay, aku Nadia," ucap gadis yang tiba-tiba muncul dari dalam kelas 10A, dan kini makin mendekati Tania
"Kamu pasti Tania Nuwaira Angelica. Iya kan?"
"Kok kamu ... " belum selesai Tania menyelesaikan kalimatnya, namun sudah dipotong.
"Iya taulah, aku kan tadi dari ruang guru, nah aku denger deh ada gosip anak baru di kelasku yaitu kamu. Kamu duduk sebangku sama aku, ya?" Nadia memohon.
"Iya," jawab Tania sedikit ragu.
"Makasih banyak ya." Nadia langsung memeluk Tania erat-erat.
"Ehem, ini bukan jam mata pelajaran seni drama, jadi tolong jangan pelukan disini."
Suara seseorang paruh baya bernada berat membuat mereka berdua terkejut, terutama Nadia yang terlalu asik memeluk Tania. Lalu mereka berdua masuk ke kelas.
Ketika memasuki kelas, ada sosok wanita yang melihatnya dengan sorot mata tajam. Dan ternyata waita itu tak lain adalah Syela. Namun untung saja ada Pak Burhan masuk ke kelas. Jika tidak, pastilah saat ini Syela sudah mengajak ribut Tania.
Setelah Tania memperkenalkan diri ia duduk di samping Nadia, karena Nadia sudah request untuk duduk bersamanya.
Jam belajar berlangsung cukup menyenangkan. Hari pertama sekolah di sambut dengan belajar Matematika, itu adalah pelajaran favorit Tania sejak SD. Saat orang lain bosan dengan pelajaran matematika, hanya Tania saja yang bersemangat. Itu poin plus buat Tania sebagai siswa baru yang antusias dengan pelajaran yang dianggap paling susah diantara teman-teman Tania. Dan jelas Syela sangat membenci hal itu. Sebelum Syela mampu membalaskan dendamnya yang telah dibuat kesal oleh Tania.
Bel istirahat berbunyi menandakan jam pelajaran telah usai. Banyak siswa yang berbondong-bondong berlari ke kantin. Namun Tania dan Nadia masih di dalam kelas.
Brakk!
Syela memukul meja Tania, "Eh, Tania! Kamu beruntung aku lagi lapar banget, jadi aku males banget mau berurusan sama kamu." Syela memainkan rambutnya, "Tapi liat aja ya nanti, sekalipun kamu mau berlindung di balik Nadia, aku nggak takut." Syela melangkahkan kakinya keluar dan diikuti dua pengikut setianya yaitu Merci dan Liona.
"Kamu nggak usah khawatir, Syela memang rusuh kek gitu, kalau dia macem-macem nanti aku patahin tulangnya." Nadia mengedipkan matanya sebelah. Sedangkan Tania masih bingung. Lalu Tania menggambil botol air minumnya agar dia bisa fokus dalam memahami kata. Mungkin efek insiden tadi pagi yang menyebalkan.
"Tan, keluar yuk. Kita ke kantin. Ntar kita malakin anak kelas 10 yang cupu-cupu." Nadia langsung menutup mulutnya karena keceplosan.
"Apa?" Tania kaget, hampir saja ia menyemburkan air minumnya ke wajah Nadia. "Ka-kamu hobby malakin teman yang lain?" Tania masih tak percaya.
"Hehe, asik banget tauk malakin anak yang cupu-cupu itu. Haha."
Tania menepuk jidatnya, "Masyaa Allah Nadia, nggak boleh tauk kita malakin temen yang lain. Kamu nggak mikir apa bagaimana nasib mereka? Kalau mereka jadi sakit karena nggak jajan gimana? Iya kalau mereka sarapan. Kalau nggak? Coba banyangkan kamu yang diposisi mereka!"
"Lho kenapa? Suka-suka aku donk." Nadia menaikkan alis sebelahnya.
"Jadi Tania baru tau kalau Nadia hobby malakin anak lain?" sahut seseorang.
Tania dan Nadia kompak liatin ke arah sumber suara yang taik lain itu Fakhri yang duduk di kursi paling belakang.
"Lho, kok ada kamu?" Tania kaget melihat ada Fakhri, karena seinggat Tania tadi tidak ada Fakhri.
"Aku dari tadi disini kok, kamu gak liat ya? Kok kamu jahat banget sih sama aku." Fakhri menunjukkan ekspresi sedihnya, "Eh kenalin namaku Revan." Fakhri menjulurkan tangannya ke arah Tania.
"Tapi di badge nama kamu Fakhri kok. Dan bukannya kamu tadi ngilang ya pas aku minta tolong tunjukin kelas ini. Padahal kita sekelas. Tapi kok kamu bisa cepat sampai kelas sih?" Tania bertanya menyelidik.
"Tapi biasa di panggil Revan, kalau sama guru. Kamu tau kan nama ku M.R, nah huruf R-nya itu Revan. Tapi spesial buat kamu aku izinkan kamu manggil aku dengan nama Fakhri kok." Fakhri tersenyum. "Dan soal kenapa aku cepet sampai ke kelas karena aku ngerjain kamu." Fakhri tertawa puas.
"Semua teman kelas juga manggil dia Fakhri!" celetuk Nadia.
"Kamu jahil banget ya." Botol minuman seketika mendarat di lengan Fakhri, namun tak terlalu keras Tania memukul.
"Aww... Ternyata pukulan kamu gak sakit ya." Fakhri menahan tawanya. "Tapi sekalipun aku kaya gini, semua orang tetep suka aku." Fakhri merapikan rambutnya.
"Udah deh Kri, kamu tu gak usah sok ganteng. Bisa sakit telingaku dengernya." Nadia angkat bicara.
"Dan kamu tahu Nad, kenapa kamu duduk sendiri juga? Karena kamu itu cewek paling preman di sekolah." Fakhri membalas ucapan Nadia.
"Kok lo gitu!" Nadia langsung bangun dari duduknya.
"Emangnya kenapa?" jawab Fakhri santai.
"Eh, lo ngeselin banget ya!" Nadia meniup-niup tangannya yang sudah terkepal.
"Kenapa? Nggak trima?"
"Udah, jangan berantem." Tania berlari ke luar kelas lalu menangis. Tania memang tak bisa melihat orang lain berantem di depan matanya.
"Tania tunggu!" ucap Nadia dan Fakhri yang hampir bersamaan.
☆☆☆
Hai para readers, tolong kritik dan sarannya jika Author masih banyak kesalahan dalam menulis😊
#sudah revisi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
anotherbyl
Suka... Beneran suka👍👍👍Asik ceritanya😁😁
2021-03-16
2
Sugianti Bisri
Lanjut Thor, keren nih ceritanya 👍👍👍
" Temani aku, Ken! " udah update loh😊😊😊
2020-07-25
1
Rahasia
lho kenapa?
2020-07-15
2