MiLLie memperhatikan gundukan tanah dimana ia terjatuh, dan ia seperti mendengar seseorang yang memanggilnya, Sejenak ia memperhatikan sekitarnya dan tiba-tiba sebuah rangka tulang tangan manusia keluar dan menembus gundukan tanah itu dan memanggil-memanggilnya. Tangan itu bergerak dalam sekejap dan melambaikan tangannya ke arah MiLLie.
"Bagaimana bisa tangan yang tinggal rangka tulang itu bisa bergerak!" MiLLie gemetaran dan ketakutan.
Para siswa itu kemudian berlari dan dan berteriak-teriak memanggil para guru yang ada di telaga itu.
"Tolong...Tolong...!"
"Ada apa? Dimana guru MiLLie?" Tanya guru Alena.
"Ibu guru, dia terjebak di jurang kecil dan disana ada mayat yang terkubur." Jawab salah satu siswa tersebut.
"Mayat? Guru Kevin segera hub polisi." Kata guru Alena.
Guru Kevin segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi polisi.
"Halo, saya guru kesenian SMA Towe Jaya. Kami sedang melakukan kegiatan belajar di luar sekolah, dan kami sekarang ada di Telaga kecil dan salah seorang guru kami telah terjebak di hutan, ia menemukan mayat yang terkubur." Kata guru Kevin.
"Apa? Mayat???!" Polisi itu terkejut.
"Iya itu benar! Mohon segera kesini." Jawab guru Kevin.
"Baiklah! Kami akan tiba dalam satu jam." Jawab petugas polisi itu.
Setelah selesai menelepon petugas polisi, guru Kevin pergi dari lokasi kejadian itu dan pergi ke sebuah supermarket.
"Selamat datang! Kau datang lebih awal hari ini." Sapa
seorang wanita kepada guru Kevin.
"Jam kerjaku sudah berakhir. Kau tau, sebuah mayat muncul tiba-tiba, entah darimana dia berasal." kata guru Kevin.
"Mayat?" Tanya wanita itu.
"Apa kau tau siapa yang telah menemukan mayat itu?" Tanya guru Kevin sambil memeluk erat wanita itu dari belakang.
Guru Kevin memeluk erat wanita itu dan mulai menciumnya dengan penuh nafsu.
"Kevin, jangan lakukan ini. Aku sudah memperingati mu untuk berhati-hati." Kata wanita itu menolak.
Kevin tidak memperdulikan perkataan wanita itu, dia malah menarik wanita itu ke bagian belakang kasir. Kemudian ia menyandarkan wanita itu Kedinding dan mulai menciuminya.
Sambil mencium wanita itu, guru Kevin juga berbicara mengenai MiLLie.
"Seorang wanita yang telah di pekerjakan oleh kepala sekolah menemukan mayat ditumpukkan kotoran. Dia baru saja datang dari Jerman dan tiba-tiba sudah menemukan mayat. Bukankah itu lucu?" Kata guru Kevin sambil mencium wanita itu dengan ganasnya.
Mendengar perkataan kevin, wanita itu lalu mendorong Kevin yang sedang memeluknya erat itu.
"Mayat? Apa yang kau katakan itu benar?" Tanya wanita itu.
"Jadi kau kira aku sedang mengarang cerita?" Kata guru Kevin.
Saat hendak mencium wanita itu lagi, Tiba-tiba bel berbunyi dan seorang pelanggan tiba-tiba datang. Hal itu membuat wanita itu harus pergi dan meninggalkan kevin.
"Ah SIALAN!" Kata Kevin kesal.
Satu jam kemudian, petugas polisi tiba di lokasi kejadian dimana MiLLie terpeleset dan terjatuh juga menemukan mayat seorang wanita yang terkubur.
Tidak lama kemudian datanglah mobil ambulance dan petugas lainnya.
Mayat wanita itu segera di evakuasi dan si bungkus mengunakan kantong mayat.
Lokasi tersebut telah di kerumuni oleh para warga yang penasaran dan ingin melihat langsung. Hal itu membuat para polisi sedikit kewalahan karena banyaknya warga yang mencoba menerobos untuk masuk kedalam hutan.
"Bapak-bapak dan ibu-ibu, ini berbahaya! Kalian semua mundur. Jangan ada yang mendekat itu sangat berbahaya. Jadi menjauh lah!" Teriak para polisi-polisi itu.
"Pak polisi, apakah itu mayat seorang perempuan? Bagaimana dia bisa meninggal!" Tanya seorang warga pada polisi.
"Itu pasti pembunuhan berantai yang terjadi baru-baru ini." Jawab salah satu warga.
"Apakah wanita itu diserang?" Lagi-lagi pertanyaan para warga pada polisi di lokasi kejadian.
"Sudah pasti dia diserang, kalau itu adalah pembunuhan berantai." Jawab salah satu warga lagi.
"Itu berarti seorang pembunuh berantai tinggal di kota kita?" Kata seorang warga.
"Oh astaga! Kalian semua berhenti bertanya dan saling berdebat." Jawab Ryan polisi termuda.
Seorang detektif polisi kemudian segera menghampiri MiLLie untuk meminta keterangan lebih lanjut dari MiLLie yang telah menemukan mayat itu langsung.
"Bisa kau ceritakan kronologi saat kau menemukan mayat wanita yang terkubur itu?" Tanya detektif.
"Ada banyak cabang diantara gundukan tanah itu. Dan ada yang terkena akar-akar pohon. Itu pada awalnya juga sama seperti cabang pohon-pohon itu. Saat saya mau mendaki dan naik keatas, saya merasa seperti seseorang sedang memanggil saya." Kata MiLLie pada detektif polisi.
"Apa katamu? kau mendengar seseorang memanggilmu" Tanya detektif itu kebingungan.
"Hanya itu satu-satunya cara yang bisa saya menjelaskannya." Jawab MiLLie.
"Bukankah saat itu tidak ada seorangpun disana?" Tanya detektif lagi.
"Itu, benar! Tapi apa yang sudah aku katakan adalah memang benar adanya."Jawab MiLLie.
Mayat wanita itu segera di evakuasi dan di masukkan ke mobil ambulance. karena tinggal tulang, MiLLie mulai merinding dan mengingat kembali saat tangan mayat itu melambai kepadanya.
Setelah ambulance itu pergi. Seorang polisi muda yang bernama Ryan lalu menghampiri seniornya dan bertanya.
"Senior, mungkinkah ini benar-benar masuk pembunuhan berantai itu? Jika itu benar, seberapa besar kasus itu?" Tanya Ryan.
kemudian Ryan melihat MiLLie masuk ke mobil polisi seniornya untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Sementara itu di kantor polisi Towe, Ryan dan seniornya sedang membahas masalah penemuan mayat wanita itu. Kemudian, tiba-tiba telefon kantor berdering. Polisi senior lalu mengangkat telfon itu.
"Saya Yano petugas polisi Towe, silakan bicara." Kata Yano.
"Ah baik. Saya akan selidiki segera dan memberikan laporannya." Kata Yano.
Yano mematikan teleponnya dan menghela nafas panjang.
"Apa yang mereka katakan? Tanya Ryan.
"Itu perempuan yang sepertinya sudah meninggal sekitar 2 tahun. Dia mengalami patah tulang tengkorak dan itu positif bahwa mayat wanita itu telah di perkosa. Tidak jelas apa yang sebenarnya terjadi, tapi ada kemungkinan bahwa dia dicekik sampai mati." Kata Yano.
"Kita harus menyelidikinya. Ini adalah kasus yang terjadi di kota kita." Jawab Ryan bersemangat.
"Astaga, Ryan kendalikan dirimu." Kata polisi Yano.
Hari sudah malam, MiLLie kembali ke apartemennya. Saat tiba apartemennya MiLLie berjalan dan menaiki tangga demi tangga ke lantai 2 apartemennya. MiLLie terkejut dengan lampu yang tiba-tiba mati hidup saat ia berjalan melewati lorong-lorong menuju kamarnya.
Kemudian wanita yang dikamar 101 sebelah kamar MiLLie telah menunggu MiLLie didepan kamarnya.
"Kurasa kau baru saja kembali." Kata wanita itu.
"Ah iya."Jawab MiLLie.
"Apa yang dikatakan oleh polisi soal mayat wanita itu? Beritanya sudah menyebar. Dan kau adalah orang yang menemukan mayat itu! Jadi, apa yang dikatakan oleh polisi soal mayat itu?" Tanya wanita itu.
"Mereka tidak mengatakan apapun." Jawab MiLLie.
"Bukankah mereka bilang, mayat itu adalah perempuan itu?" Tanya wanita itu.
"Apa maksud ibu?" Tanya MiLLie.
"Ah aku Sita! Kau bisa panggil aku bu sita. Jadi begini, hanya ada satu wanita yang menghilang tampa jejak di kota ini. Mayat tersebut benar dia kan?" Tanya bu Sita.
"Tunggu sebentar! Siapa wanita yang kau maksud itu?" Tanya MiLLie kembali.
"Apa maksudmu! Dia adalah wanita yang dulu penghuni apartemen ini sebelum kau." Jawab bu Sita.
"Wanita yang dulu tinggal di sini itu menghilang?" Tanya MiLLie penasaran.
"Ya itulah maksudku! Wanita yang sekarang tinggal disini telah menemukan wanita yang dulu tinggal di sini. Bagaimana bisa ada kebetulan semacam ini?" Jawab bu Sita.
Setelah itu bu sita kembali masuk ke kamarnya. Dalam kebingungan MiLLie tiba-tiba dikejutkan ketika lampu di lorong apartemennya tiba-tiba mati hidup.
MiLLie segera masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
...Bersambung...👉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments