Berbelanja

*

*

Danastri tidak langsing menjawab, pertama-tama ia terdiam, kemudian menghela nafas, kedua matanya mulai mengembun merasa bersalah. "Maaf, ibu... Bapak..." Ucap Danastri penuh penyesalan.

Kemudian ia menceritakan semua yang terjadi. Adalah ketika ia pulang dari perjamuan dan tersesat karena sebetulnya Sanungga tidak menunggunya sama sekali. Saat itu, Danastri memang tidak mabuk tetapi tidak disangka ia memasuki kamar yang salah dan berakhir bersama orang asing.

Kenapa ia bisa memasuki kamar yang salah? Seseorang memberitahunya jika Sanungga berada di kamar tersebut, menunggu sang istri menjemput. Tapi siapa sangka orang yang di dalam bukan Sanungga sama sekali.

Orang yang menidurinya juga tidak sadar, ia sebenarnya sama mabuknya dengan Sanungga malam itu, itulah mungkin kenapa ia berani menidurinya.

Yang beda adalah, di kehidupan sebelumnya Danastri menangis keras dan bangun sendirian. Ia yang bodoh bahkan tidak melihat cek di atas meja sama sekali dan langsung berpakaian, kembali menemui Sanungga yang memang mencarinya begitu sadar di pagi hari. Dan di kehidupan ini, Danastri sama sekali tidak panik, alhasil cek di atas meja, dan laki-laki yang menidurinya juga terlihat.

Danastri tahu wajah laki-laki tersebut, begitupun laki-laki tersebut yang tahu wajah Danastri di pagi hari. Tapi, yasudah, semua sudah terjadi. Maksudnya adalah, ini memang kebodohannya langsung percaya lada orang yang memberitahunya jika Sanungga ada disana.

"Maaf...Tri kotor bu, pak..." Lirih Danastri, kini perasaan sesal meluap dihatinya. Dengan uang ini, bukankah sama saja dengan uang hasil ia yang menjual diri?

Ibu Danastri lantas maju dan memeluk anaknya erat-erat. Danastri sendiri terguncang, menangis dalam pelukan ibunya. Sang Ayah menengadahkan kepalanya menahan air mata yang siap menetes.

"Kau sama sekali tidak berniat seperti itu pada awalnya, terlebih Sanungga mau melakukan hal jahat pada kita. Adalah hal benar memanfaatkan hal disekitar untuk melarikan diri." Ibunya menenangkan diri dan Danastri, membenarkan tindakan Danastri meski hal ini salah.

"Nak, harusnya kami tidak merestui pernikahanmu dengan Sanungga." Ucap Ayahnya penuh sesal. Dengan mata memerah, ia juga mengusapi kepala Danastri yang masih ada dalam pelukan ibunya.

*

Sorenya, meski suasana kesedihan masih jelas terasa di antara ketiganya, ketiganya tetap melakukan pekerjaan di rumah baru. Danastri dan Ibunya pergi berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka di kota dan tempat tinggal baru.

Sedangkan sang Ayah dan adiknya, membereskan barang bawaan keempatnya, dengan adanya lemari memudahkan Ayahnya langsung melipat dan memindahkan baju-baju ke dalam lemari. Meski sudah banyak yang usang, tetapi masih layak pakai bagi keempatnya.

"Ibu, jangan ragu mengambil barang. Masih ada uang disini. Jangan khawatirkan hal itu, Tri akan bekerja dan mengganti uangnya kelak." Ucap Danastri seraya tersenyum kecil, mengusap bahu ibunya yang tampak lesu.

Ibunya balas tersenyum kecil, kemudian menganggukkan kepalanya. Tapi kelesuannya benar-benar tidak hilang sama sekali. Danastri yakin, ibunya pasti merasa tidak nyaman memakai uangnya. Tapi mau bagaimana lagi? Hidup di kota baru, dan bukan desa terpelosok, membuat keluarganya mau tak mau menghabiskan banyak uang.

Kemudian Danastri mulai mengambil set masak, set makan, dan beberapa barang elektronik yang bisa membantu dan memudahkan kedua orang tuanya di rumah. Sedangkan sang ibu hanya menghela nafas melihat banyaknya barang yang dibeli Danastri, ibunya hanya mengambil beberapa diantaranya adalah alat kebersihan.

"Lemari es dan TV untuk apa nduk? Ini mahal, belum lagi bayar listriknya nanti." Ucap Ibunya seraya menggelengkan kepalanya melarang.

"Mari buka warung kecil-kecilan di rumah, biar ibu dan bapak bisa menghasilkan uang sementara Tri mencari pekerjaan di luar. TV untuk Wudira, biar tidak bosan dan mengganggu kalian. Boleh, kan, bu?" Tanya Danastri memastikan.

Ini memang rencananya.

Lagipula tidak ada warung kecil di sekitar rumahnya. Hal-hal seperti berjualan minuman apalagi. Ketika mereka pertama kali datang, bahkan para tetangga mengintip dari kejauhan. Di samping kiri rumahnya juga ada satu rumah yang sudah diisi, hanya samping kanannya saja yang kosong. Belum rumah lainnya di depan dan belakang. Agak padat, tapi menurutnya sangat pas untuk ukuran dan jarak per tetangga saat ini. Karena di tahun-tahun berikutnya, jarak rumah akan semakin padat dan berdempetan.

Rumahnya juga ada halaman luas dan pagar, ketika saatnya tiba maka cukup tambahkan meja di halaman dekat pagar, jadi tidak perlu setiap orang masuk ke rumah dan halamannya. Cukup di luar, melakukan transaksi.

"Jual sembako mau tidak bu? Atau mau jual makanan dan minuman?" Tanya Danastri.

"Ibu ikut arahanmu saja kalau begitu, terserah mau sembako atau makanan dan minuman." Ucap Ibunya seraya tersenyum.

"Kalau begitu makanan! Tri ada resep baru yang Tri pelajari dari ibukota. Mungkin para tetangga juga akan menyukainya? Kita coba dulu saja." Ucap Danastri seraya menganggukkan kepalanya.

Setelahnya keduanya keluar dari kios peralatan rumah tangga, dan memasuki kios sembako untuk stok di rumah. Selain itu, ia sekalian membeli lauk pauk dan bahan untuk penjualan makanan baru.

Harga sembako masih sangat terjangkau, bahan-bahan untuk penjualan makanan juga masih sangat murah. Danastri senang membeli ini itu. Apalagi di kota baru ini juga termasuk murah, tidak seperti di ibukota kala ia tinggal bersama Sanungga. Sembako lebih mahal lagi dari harga dikota baru ini.

"Banyak sekali ternyata!" Ucap Ibunya tertahan. Menatap terkejut semua belanjaan yang dibelinya dengan Danastri. "Bagaimana kita membawanya pulang, nduk?" Lanjutnya bertanya, kebingungan.

"Sewa mobil saja, bu. Sekalian mengangkut barang-barang di kios sebelumnya." Ucap Danastri seraya tersenyum. "Untunglah kiosnya dekat, jadi bisa sekalian dibawakan mereka." Lanjutnya.

Kemudian Danastri menyuruh ibunya memerhatikan orang-orang mengangkut barang satu persatu, sementara dirinya pergi membeli ponsel untuk kebutuhannya. Sekalian dua ponsel, untuknya dan untuk di rumah satu, untuk berkabar.

Setelah kembali, semua barang telah selesai dipindahkan. Alhasil Danastri dan ibunya naik ke mobil, di samping pengemudi, dan pulang bersama barang yang dibelinya.

"Nduk, Bapak pasti kaget melihat semua ini. Ibu saja merasa tidak enak, apalagi bapak nanti, kan?" Ucap Ibunya terkesan khawatir.

"Biar Tri yang menjelaskan ya bu, ibu tenang saja. Tri yang akan membujuk bapak nanti." Ucapnya seraya tersenyum dan menenangkan ibunya.

Sesampainya di depan rumah baru, karena jarang ada mobil yang datang, alhasil oara tetangga mulai melihati kedatangannya. Entah apa yang mereka pikirkan, tapi Danastri tidak begitu peduli. Lagipula mereka masihlah orang asing. Ke depannya juga Danastri tidak akan membuat kedua orang tuanya terlalu dekat, apalagi latas belakang sebelumnya pasti akan membuat mereka dijauhi jika mereka tahu yang sebenarnya.

Dan Danastri yakin, kedua orang tuanya cukup pintar untuk tidak mengatakan hal-hal yang berbau privasi keluarga.

*

*

Note : Maaf sebelumnya bagi yang ga tau, In Vitro Fertilization atau IVF, biasa juga disebut dengan bayi tabung adalah salah satu penanganan masalah infertilitas pada pasangan yang ingin memiliki anak. Bayi tabung dilakukan dengan mempertemukan sel sperma dan sel telur (pembuahan) di luar tubuh.

Ceritanya fiktif ya, jadi aku tambah²i imaginasiku, terimakasih 🙏

Terpopuler

Comments

ig: pocipan_pocipan

ig: pocipan_pocipan

Astaga ga sadar

2024-08-01

0

ig: pocipan_pocipan

ig: pocipan_pocipan

wah sudah mulai tercium nyesel

2024-08-01

0

Yuli Purwati

Yuli Purwati

50juta dahulu apakah sama saja dengan 500juta jaman sekarang ya Thor? apa malah sama dengan 5M?😁bisa dapat banyak barang gitu ya dulu.masih ingat pada waktu itu harga bensin premium yang warna kuning harga per liternya 3rb an

2024-05-19

3

lihat semua
Episodes
1 Terlahir Kembali
2 Melarikan Diri
3 Tempat tinggal Baru
4 Berbelanja
5 Ide Usaha Kecil
6 Investasi Saham
7 Laris Manis
8 Berjualan di Alun-alun
9 Akuisisi Hotel
10 Merekrut Pegawai
11 Bisa Beladiri
12 Naik 10x lipat Juga
13 Membeli Kendaraan
14 Keluarga Janitra
15 Keterkejutan Kedua Orangtua
16 Motif Egois dan Penyelamatan
17 Hamil
18 Dihubungi Zack
19 Keluarga Harmonis
20 Rencana Menggaet Zack
21 Teman Bapak
22 Tidak Bisa Berlatih
23 Pengumuman!!
24 Wawancara Zack
25 Jangan Mengkhawatirkan Banyak Hal
26 Mencari Informasi
27 Tuan Janitra
28 Keterkejutan
29 Jodohkan?
30 Semuanya Berjalan Lancar
31 Meminta Bertemu
32 Cari Tahu keluarga Kusuma
33 Perjamuan
34 Apa Kau Penasaran
35 Menolak
36 Nasihat Tidak Berguna
37 Kekecewaan
38 Tidak Menyalahkan
39 Tidak Menyalahkan 2
40 Peresmian dan Pertemuan
41 Menikah
42 Gugup
43 Tidur Bersama
44 Gardana Bersikap Perhatian
45 Overthinking Danastri
46 Terpana
47 Perjamuan
48 Gugup
49 Lepas Kendali
50 Siasat
51 Terpojok
52 Apa yang kau alami?
53 Apa yang terjadi?
54 Pengejaran
55 Berlawanan
56 Ketidakmampuan Sanungga
57 Dendam Terbalaskan
58 Berkunjung
59 Inspeksi Pegawai
60 Gugup
61 Demam
62 Salah Orang
63 Sanungga Tewas
64 Hutang Permintaan Maaf
65 Hukuman Yang Pantas
66 Nama adalah doa dan harapan
67 Tiga Malaikat Kecil
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Terlahir Kembali
2
Melarikan Diri
3
Tempat tinggal Baru
4
Berbelanja
5
Ide Usaha Kecil
6
Investasi Saham
7
Laris Manis
8
Berjualan di Alun-alun
9
Akuisisi Hotel
10
Merekrut Pegawai
11
Bisa Beladiri
12
Naik 10x lipat Juga
13
Membeli Kendaraan
14
Keluarga Janitra
15
Keterkejutan Kedua Orangtua
16
Motif Egois dan Penyelamatan
17
Hamil
18
Dihubungi Zack
19
Keluarga Harmonis
20
Rencana Menggaet Zack
21
Teman Bapak
22
Tidak Bisa Berlatih
23
Pengumuman!!
24
Wawancara Zack
25
Jangan Mengkhawatirkan Banyak Hal
26
Mencari Informasi
27
Tuan Janitra
28
Keterkejutan
29
Jodohkan?
30
Semuanya Berjalan Lancar
31
Meminta Bertemu
32
Cari Tahu keluarga Kusuma
33
Perjamuan
34
Apa Kau Penasaran
35
Menolak
36
Nasihat Tidak Berguna
37
Kekecewaan
38
Tidak Menyalahkan
39
Tidak Menyalahkan 2
40
Peresmian dan Pertemuan
41
Menikah
42
Gugup
43
Tidur Bersama
44
Gardana Bersikap Perhatian
45
Overthinking Danastri
46
Terpana
47
Perjamuan
48
Gugup
49
Lepas Kendali
50
Siasat
51
Terpojok
52
Apa yang kau alami?
53
Apa yang terjadi?
54
Pengejaran
55
Berlawanan
56
Ketidakmampuan Sanungga
57
Dendam Terbalaskan
58
Berkunjung
59
Inspeksi Pegawai
60
Gugup
61
Demam
62
Salah Orang
63
Sanungga Tewas
64
Hutang Permintaan Maaf
65
Hukuman Yang Pantas
66
Nama adalah doa dan harapan
67
Tiga Malaikat Kecil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!