Melarikan Diri

*

*

Setelah memastikan Sanungga tertidur lagi di bawah pengaruh obat tidur yang ia berikan di sup pengar buatannya, Danastri tersenyum puas, dan mulai mengganti baju serta mengambil tanda pengenal Sanungga.

Setelahnya, ia bergegas pergi ke bank dengan menggunakan mobil milik Sanungga.

Dengan tas besar, ia memasuki bank dan mulai melakukan transaksi, mencairkan uang dari cek yang di dapatnya.

Kebetulan cek tersebut adalah cek umum yang digunakan banyak orang, maksudnya adalah cek yang tidak ada trade mark di atasnya. Jadi Danastri dengan mudah menarik uang, setelah ditanyai identitas dan lainnya.

Senyum Danastri merekah, setelah mengucapkan terimakasih, ia lantas pergi dengan tas besar tersebut. Di dalam mobil, ia mengganti tas tersebut dengan keresek karung kecil dan dilapisi lagi dengan keresek hitam.

Setelahnya, ia melajukan mobil, mampir ke kios pinggir jalan yang menjual baju murah, dan mengganti baju dengan cepat di dalam mobil. Menumpuk baju jelek di atas uang agar tidak dicurigai dan dicuri orang-orang jahat.

Mobil melaju lagi, Danastri menuju pelabuhan. Tapi ditengah jalan, ia berhenti sebelum mobil mengarah ke pelabuhan untuk mengelabui, dan keluar dari mobil dengan keresek hitam di jinjingannya. Berjalan jauh, sampai ia merasa cukup jauh, iapun mulai menaiki angkutan umum yang jarang lewat pada tahun 2000 an untuk pergi ke pelabuhan.

Banyak orang di angkutan umum yang terlihat sama dengan penampilan Danastri saat ini. Jadi semua orang hanya mengabaikannya, tidak tertarik sama sekali padanya.

Sampai dipelabuhan, ia naik kapal menuju tempat tinggal dirinya sebelumnya, di desa. Yang langsung sampai ke desanya tersebut.

Di perjalanan, ia hanya makan dua roti uang dibelinya dari penjual keliling di kapal. Mencoba untuk tidak mencolok sama sekali.

Ia menunggu dan diam di kapal selama kurang lebih 5 jam, sampai ke desa sekitar pukul 8 malam. Dan ia adalah satu-satunya orang yang datang ke desanya pada saat ini.

Desanya gelap, hanya ada sedikit cahaya dari obor dan bulan. Suasananya juga sangat sepi, karena pada saat ini, pada jam ini, pada tahun 2000, semua orang jelas sudah terlelap di rumahnya masing-masing setelah beraktifitas di siang hari. Tapi di tepi pantai akan menjadi ramai ketika tengah malam tiba, karena lara nelayan akan pergi berlayar lada jam ini. Mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada saat ini, Danastri menghela nafas lega karena sampai di jam-jam sepi seperti ini. Jadi, tidak akan ada warga yang melihatnya datang. Juga, tidak akan ada warga yang melihatnya pergi bersama keluarganya dalam dua jam ke depan.

Danastri menghirup nafas dalam-dalam, kedua matanya sudah basah, tapi ia tetap berjalan dengan penuh kerinduan di sepanjang jalan menuju rumahnya dengan keresek yang masih dijinjingnya.

Sampai akhirnya ia sampai di depan rumah, mengetuk pintu di keheningan malam dengan memanggil-manggil nama Ayah dan Ibunya.

"Bapak, Ibu, ini Tri... Tri pulang, Bapak, Ibu..." Panggilnya dengan suara sedang. Tidak akan terdengar oleh tetangga, sebab pada tahun ini, rumah setiap orangnya berjarak.

Terdengar suara dari dalam rumah, dan Danastri menghela nafas lega dengan senyum kecil. Ayah dan ibunya tidak akan pernah mengabaikannya. Mereka adalah orang yang paling menyayangi dia dan adiknya Wudira.

"Tri? Benar-benar kamu? Cepat, masuk, di luar dingin." Ucap Ayah Danastri, dan ibunya dengan cepat menyambutnya, membawanya masuk ke dalam.

*

"Bajingan!" Pekik Ayah Danastri tertahan. Rautnya penuh amarah dan matanya memerah. Jelas sangat marah setelah mendengar cerita Danastri tentang dirinya yang ditipu dan dijadikan rahim pengganti.

"Bapak, Tri sudah menjelaskan semuanya, ayo kita pergi secepatnya dari sini sebelum Sanungga mendatangi Tri dan membawa Tri kembali ke kota." Ucap Ibu Danastri dengan tergesa-gesa. Meski ia sama marahnya sampai menangis tersedu-sedu memeluk Danastri yang sama tersedunya, ia masih bisa berpikir dengan rasional.

Bukan waktunya marah, semuanya memang datang terlalu cepat, tetapi tidak ada waktu untuk marah. Jadi ketiganya dengan cepat bersiap.

Danastri dan Ibunya menyiapkan makanan dan beberapa potong pakaian, pakaian hangat serta selimut untuk diperjalanan, sedangkan Bapak Danastri menggendong adiknya, Wudira yang masih terlelap di atas dipan bambu. Umurnya masih sangat belia, masih sekitar 4 tahun, jadi ia tidak terganggu sama sekali ketika digendong oleh Bapak Danastri.

Kemudian keempatnya menuju tepi pantai, menuju salah satu kapal yang paling besar, yang paling memungkinkan bisa dibawa oleh Bapak Danastri untuk pergi ke kota lain dengan kapal tersebut.

Bapak Danastri awalnya ragu, tetapi ketika Danastri meninggalkan segepok uang dan tulisan di atas kapal lain, akhirnya ia mulai mengemudikan kapal tersebut dengan perasaan lega.

Detik itu juga, pada pukul 10 malam, sekitar satu jam setengah sebelum tepi pantai ramai oleh warga desa yang hendak mencari ikan datang. Danastri dan keluarganya benar-benar pergi dari desa tersebut tanpa sepengetahuan satu orang pun.

Sampai akhirnya, para laki-laki di desa sampai di tepi pantai, melihat kapal yang paling besar hilang, keriuhan terjadi. Kepala desa dipanggil, dan pemilik kapal jelas tertekan karena ini.

Tapi setelah sekitar 15 menit tertekan, seorang pemuda menemukan segepok uang dengan catatan kecil di atasnya.

'Pak Awil, maaf mengambil kapalmu tanpa izin. Ini uang untuk menggantikan kapalmu. Semoga lebih dari cukup.'

Akhirnya, pak Awil selaku pemilik kapal pun mengikhlaskan kapalnya. Karena uang uang diberikan Danastri lebih dari cukup untuk ukuran kapal tersebut di tahun 2000 an.

Keriuhan diakhir dengan para lelaki di desa yang pergi, melanjutkan niat awalnya melaut untuk mencari ikan.

Sampai keesokan paginya, desa kembali ramai. Setelah keriuhan di malam hari, ketika matahari bersinar, orang-orang dari kota datang dan menuju rumah Danastri.

Para tetangga yang melihat hal tersebut jelas penasaran dan mengikuti orang-orang ini. Kemudian ketika orang-orang dari kota mulai maraj dan menendang pintu rumah Danastri sampai rusak, oara tetangga terkejut dan mundur satu persatu.

"KEMANA?! KEMANA DANASTRI DAN KELUARGANYA PERGI?!" Teriak Sanungga, orang yang dikenal ramah dan baik oleh warga desa, mendadak mengeluarkan wajah aslinya.

Warga desa jelas ketakutan, alhasil kepala desa kembali muncul untuk menuntaskan masalah. Tetapi Sanungga tidak mau berdamai, ia malah membuat kepala desa jatuh, membuat warga desa beramai-ramai mengusirnya.

"Kami tahu Danastri dan keluarganya seperti apa! Tidak mungkin mereka pergi jika mereka tidak di zolimi!"

"Benar! Mereka begitu baik hati sehari-hari!"

"Justru kamu! Monster yang akhirnya menunjukkan wajahnya!"

"Pantas saja keluarga Danastri melarikan diri!"

"Pergi dari desa kami!"

"Ya, pergi! Untuk apa merusak fasilitas dan melukai kepala desa kami!"

"Pergi!"

"Pergi!"

*

*

Terpopuler

Comments

Neng Alifa

Neng Alifa

thn 2000 saya kelas 2 smu
/Grin/

2024-12-01

0

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

usir saja orang licik

2025-01-26

0

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

thn 2000 baru SMP😌🤭

2024-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Terlahir Kembali
2 Melarikan Diri
3 Tempat tinggal Baru
4 Berbelanja
5 Ide Usaha Kecil
6 Investasi Saham
7 Laris Manis
8 Berjualan di Alun-alun
9 Akuisisi Hotel
10 Merekrut Pegawai
11 Bisa Beladiri
12 Naik 10x lipat Juga
13 Membeli Kendaraan
14 Keluarga Janitra
15 Keterkejutan Kedua Orangtua
16 Motif Egois dan Penyelamatan
17 Hamil
18 Dihubungi Zack
19 Keluarga Harmonis
20 Rencana Menggaet Zack
21 Teman Bapak
22 Tidak Bisa Berlatih
23 Pengumuman!!
24 Wawancara Zack
25 Jangan Mengkhawatirkan Banyak Hal
26 Mencari Informasi
27 Tuan Janitra
28 Keterkejutan
29 Jodohkan?
30 Semuanya Berjalan Lancar
31 Meminta Bertemu
32 Cari Tahu keluarga Kusuma
33 Perjamuan
34 Apa Kau Penasaran
35 Menolak
36 Nasihat Tidak Berguna
37 Kekecewaan
38 Tidak Menyalahkan
39 Tidak Menyalahkan 2
40 Peresmian dan Pertemuan
41 Menikah
42 Gugup
43 Tidur Bersama
44 Gardana Bersikap Perhatian
45 Overthinking Danastri
46 Terpana
47 Perjamuan
48 Gugup
49 Lepas Kendali
50 Siasat
51 Terpojok
52 Apa yang kau alami?
53 Apa yang terjadi?
54 Pengejaran
55 Berlawanan
56 Ketidakmampuan Sanungga
57 Dendam Terbalaskan
58 Berkunjung
59 Inspeksi Pegawai
60 Gugup
61 Demam
62 Salah Orang
63 Sanungga Tewas
64 Hutang Permintaan Maaf
65 Hukuman Yang Pantas
66 Nama adalah doa dan harapan
67 Tiga Malaikat Kecil
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Terlahir Kembali
2
Melarikan Diri
3
Tempat tinggal Baru
4
Berbelanja
5
Ide Usaha Kecil
6
Investasi Saham
7
Laris Manis
8
Berjualan di Alun-alun
9
Akuisisi Hotel
10
Merekrut Pegawai
11
Bisa Beladiri
12
Naik 10x lipat Juga
13
Membeli Kendaraan
14
Keluarga Janitra
15
Keterkejutan Kedua Orangtua
16
Motif Egois dan Penyelamatan
17
Hamil
18
Dihubungi Zack
19
Keluarga Harmonis
20
Rencana Menggaet Zack
21
Teman Bapak
22
Tidak Bisa Berlatih
23
Pengumuman!!
24
Wawancara Zack
25
Jangan Mengkhawatirkan Banyak Hal
26
Mencari Informasi
27
Tuan Janitra
28
Keterkejutan
29
Jodohkan?
30
Semuanya Berjalan Lancar
31
Meminta Bertemu
32
Cari Tahu keluarga Kusuma
33
Perjamuan
34
Apa Kau Penasaran
35
Menolak
36
Nasihat Tidak Berguna
37
Kekecewaan
38
Tidak Menyalahkan
39
Tidak Menyalahkan 2
40
Peresmian dan Pertemuan
41
Menikah
42
Gugup
43
Tidur Bersama
44
Gardana Bersikap Perhatian
45
Overthinking Danastri
46
Terpana
47
Perjamuan
48
Gugup
49
Lepas Kendali
50
Siasat
51
Terpojok
52
Apa yang kau alami?
53
Apa yang terjadi?
54
Pengejaran
55
Berlawanan
56
Ketidakmampuan Sanungga
57
Dendam Terbalaskan
58
Berkunjung
59
Inspeksi Pegawai
60
Gugup
61
Demam
62
Salah Orang
63
Sanungga Tewas
64
Hutang Permintaan Maaf
65
Hukuman Yang Pantas
66
Nama adalah doa dan harapan
67
Tiga Malaikat Kecil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!