MY EMPEROR
Disebuah mansion tepatnya di salah satu kamar mewah dengan interior bergaya Eropa, terlihat seorang gadis cantik yang masih menggunakan piyama tidur meringkuk didalam selimutnya, enggan untuk bangun.
Gadis itu adalah Zhu Xia, seorang gadis berumur 20 tahun yang sudah lama hidup sendiri karena orang tuanya meninggal 3 tahun yang lalu karena kecelakaan tunggal. Semenjak orangtuanya meninggal Zhu Xia tumbuh menjadi gadis dewasa yang harus disibukkan dengan mengurus perusahaan orang tuanya hingga lupa pada dirinya sendiri.
Toktok
Suara pintu diketuk.
Zhu Xia enggan untuk membuka pintunya, dia ingin bermalas-malasan dikamar dan sesekali meninggalkan pekerjaannya yang menumpuk itu.
"Zhu Xia, ayo bangun. Banyak berkas yang harus kamu tandatangani" ucap seorang pria paruh baya bernama Chen, dia adalah sekretaris yang membantu Xia mengurus perusahaannya.
Sudah Zhu Xia duga jika itu adalah paman Chen. Tak bisakah dia menandatangani berkas sialan itu sendiri?.
"Aku ingin libur sehari saja" Teriak Zhu Xia dari dalam kamar.
"Tidak bisa Xia'er, kamu harus bangun sekarang" Tegas paman Chen.
"Huft, baiklah. Tunggu aku dibawah" ucap Zhu Xia yang dituruti oleh paman Chen.
Zhu Xia bangun dengan gontai ke arah kamar mandi yang masih ada didalam kamarnya. Zhu Xia ingin menghilang sehari saja untuk tidak melihat berkas-berkas dan wajah para klien itu.
Dua puluh menit berlalu, kini Zhu Xia sudah siap akan berangkat bekerja. Dia menggunakan setelan kemeja putih dengan celana hitamnya, rambutnya yang bergelombang berwarna hitam kecoklatan ia biarkan terurai sebahu. Wajah nya yang cantik dan iris mata tajam yang berwarna violet menambah kesan tegas sekaligus anggun dimata semua orang.
Ting
Zhu Xia keluar dari lift yang ada didalam rumahnya karena dia malas untuk menggunakan tangga.
"Ayo. Kita pergi paman" ucap Zhu Xia ketika tepat didepan paman Chen.
"Sarapan dulu Xia'er, kamu mau pingsan nanti, aku tak akan tanggung jawab jika nanti kamu pingsan" ucap paman Chen.
"Iya nona, ayo makan dulu" ucap bi Yenny orang yang sudah mengurusnya sedari kecil.
"Baiklah, aku makan" ucap Zhu Xia pasrah.
Zhu Xia memakan sarapannya dengan cuek tak ada raut wajah apapun selain menatap datar. Bukan marah, tapi memang sifat Zhu Xia seperti ini, mungkin karena tuntutan pekerjaan yang sudah merubahnya.
Setelah menyelesaikan sarapannya Zhu Xia bergegas pergi meninggalkan mansion nya menuju perusahan, dengan paman Chen yang menyetir.
Sedari tadi paman Chen terus berceloteh tentang jadwal-jadwal yang harus terpenuhi oleh Zhu Xia. Meski tangannya sedang menyetir dan fokus pada jalanan tapi tidak dengan mulutnya yang terus berceloteh kesana kemari.
"Apa kau mendengarnya Zhu Xia, aku sudah menjelaskan jadwal mu hari ini" ucap paman Chen mengakhiri celotehannya.
Merasa tak ada jawaban dari sang empu, paman Chen melirik sekilas kearah Zhu Xia dan menghela napasnya panjang. Dia sudah menjelaskan panjang lebar kegiatan apa saja yang harus di selesaikan oleh Zhu Xia, tapi lihatlah Zhu Xia malah memasang earphone di telinganya dengan mata terpejam.
Paman Chen sudah terbiasa dengan pemandangan disampingnya, Zhu Xia selalu tidak mendengarkannya ketika dia menjelaskan rentetan jadwalnya.
Paman Chen memaklumi sikap Zhu Xia karena dari umur 18 tahun dia sudah menggantikan tempat ayahnya menjadi pimpinan perusahaan ternama, itu sangat sulit sebab menjadi pimpinan perusahaan besar bukanlah segampang membalikkan telapak tangan. Zhu Xia sempat menolak posisi itu, namun jika bukan Zhu Xia yang menjadi pimpinannya maka perusahaan itu akan hancur, karena para petinggi perusahaan hanya menginginkan pimpinan yang sedarah dengan pimpinan sebelumnya. Itulah sebabnya bukan paman Chen yang menggantikan posisi itu. Ya, paman Chen adalah orang yang sangat dipercaya didalam keluarga Zhu dia sudah bersahabat sangat lama dengan Zhu Hendrik ayah dari Zhu Xia.
Tak berselang lama akhirnya Zhu Xia dan paman Chen sampai di depan gedung yang menjulang tinggi. Zhu Xia turun dari mobilnya dengan memakai kacamata hitam dan sepatu high heels berwarna hitam, penampilannya hari ini sangat monokrom tapi itu lah yang memberikan aura tegas tersendiri bagi seorang Zhu Xia.
Zhu Xia dan paman Chen menapaki lantai pertama dari gedung itu, banyak karyawan yang menundukkan pandangannya dan sesekali menyapa Zhu Xia dan paman Chen. Zhu Xia hanya menanggapinya dengan senyumnya yang tipis.
"Ini berkas yang harus kamu tandatangani Zhu Xia" ucap paman Chen menyodorkan setumpuk berkas ke meja Zhu Xia.
Zhu Xia hanya bisa menghela napas panjang, baru Lima menit dia memasuki ruangan dan duduk di kursinya, dia sudah harus dihadapkan dengan berkas-berkas yang terus bertambah dan memusingkan.
Zhu Xia menerima berkas itu dan membaca setiap lembar yang terpampang di dalam berkas itu tanpa melewatkan sedikitpun.
Alis Zhu Xia mengernyit.
"Ada apa dengan perusahaan Yos'sa group? Mereka ingin bermain-main dengan ku ya?" ucap Zhu Xia tersenyum smirk.
"Jika kau tak ingin menandatangani nya, lebih baik jangan" ucap paman Chen, dia sudah tahu betul jika ada yang mencari masalah dengan Zhu Xia maka akan berakhir tragis.
"Berapa saham kita yang ada di Yos'sa group?" ucap Zhu Xia menatap berkas yang di pegangnya dengan tajam.
"Emm sekitar 60%, Xia'er sebaiknya kau jangan melakukannya lagi. Kau tahu itu bisa saja menjadi boomerang untuk mu" Nasihat paman Chen.
"Paman, mereka sudah keterlaluan. Lihat, bagaimana mereka bisa seberani itu menuliskan perjanjian di berkas sialan ini" ucap Zhu Xia.
"Ya kau benar" ucap paman Chen setuju. Yos'sa group memberikan perjanjian yang timpang sebelah dimana perusahannya yang akan untung sedangkan perusahaan Zhu Xia yang akan buntung.
Zhu Xia tahu perusahaannya tidak mudah untuk di hancurkan namun jika dia menandatangani berkas ini maka lambat laun perusahannya akan mengalami kebangkrutan.
"Tarik semua saham kita dari Yos'sa group, dan akuisisi perusahaannya" ucap Zhu Xia mutlak.
"Tapi Xia'er, itu tidak mudah" Ucap paman Chen, memang benar adanya perusahaan Yos'sa group adalah perusahaan terbesar ke tiga di negaranya dan menjadi urutan ketiga dibawah perusahaan Zhu Xia, jadi tidak akan semudah itu mengakuisisinya meski dia yakin mereka akan berhasil.
"Aku yakin kita mampu, jadi ini perintah" Ucap Zhu Xia dengan menekankan kata terakhir yang dia ucapkan.
"Huft, baiklah sesuai keinginanmu" ucap paman Chen pasrah, Zhu Xia sama saja dengan Hendrik keras kepala dan tak kenal belas kasihan.
Ceklek
Suara pintu dibuka.
"Bisakah kau mengetuk dulu sebelum masuk?" ucap paman Chen dingin.
"Hehe maafkan aku paman, bukankah sudah biasa aku seperti itu" ucap seorang pemuda yang lebih tua 1 tahun dari Zhu Xia, dia adalah Yangyang kekasih Zhu Xia.
"Sebaiknya kau menghilangkan kebiasaan buruk mu itu" ucap paman Chen sinis, dia memang tak suka dengan hubungan Zhu Xia dan Yangyang.
"Kenapa kau kemari?" Zhu Xia bersuara.
"Hei, memangnya aku salah mendatangi kekasih ku sendiri hmm?" ucap Yangyang dengan berjalan menghampiri kursi Zhu Xia.
Cup
Yangyang mengecup singkat kening Zhu Xia. Zhu Xia balas mencium pipi Yangyang. Merasa mendapatkan kecupan di pipinya, Yangyang terkekeh geli.
"Apa kau lelah hmm?" tanya Yangyang mengelus surai Zhu Xia.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Dede Mila
mampir
2024-08-26
2
Mr. Lim's
Bagus, gak percuma mampir../Good/
2024-05-18
1
Amara
Bjir umur 18 gue masih SMA, dia udah mimpin perusahaan/Casual/
2024-05-14
1