Chapter 20

Malam hatinya Emma terlihat begitu gugup apalagi ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah 8 malam. Ia berlari dan membuka gorden sedikit hingga terlihatlah Laksa dengan gagah dan sabarnya menunggu Emma. Pria itu sengaja datang lebih awal karena ia sudah menduga hal seperti itu akan terjadi. terlihat sesekali ia melihat ke arah jam tangannya juga ke rumah Emma.

Laksa tau jika Emma tengah mengintip di jendela tapi ia akan tetap menunggu dengan sabarnya walaupun mungkin saja ia akan terlambat ke pesta ulang tahun itu

"Gimana ini El??" Ucap Emma.

"Gimana apanya?? Ya berangkat lah ntar telat." Kata Eliza dengan kesalnya karena sedari tadi Emma terus merengek tidak ingin pergi.

"Gu gue.." ucap Emma dengan suara bergetar yang membuat Eliza terkekeh saja.

"Tarik nafas dalam dalam.....buang secara perlahan..." Kata Eliza

"Gimana udah tenang?" Tanya Eliza tapi di jawab gelengan kepala oleh Emma.

"Aaaah banyak alasan lu, udah keluar gih, gue liatin dari sini." Kata Eliza.

Pintu terbuka yang membuat Laksa yang menoleh dengan tersenyum. Emma terlihat sangat cantik di matanya sampai-sampai ia seperti tidak bisa berpaling dari gadis itu. Ia menghampiri Emma dan bermaksud ingin menuntunnya menuju mobilnya.

"ngapain sih Dateng harusnya nggak kan. Bikin aku repot aja." Kata Emma yang membuat Laksa hanya tersenyum saja.

"Emma!!! Obat Lo." Teriak Eliza dengan berlari menghampiri Emma yang ingin masuk ke mobil.

"Oh iya gue lupa. Thanks El." Kata Emma yang langsung menyimpannya agar Laksa tidak tahu obat apa itu.

"Gue berangkat dulu." Kata Laksa pada Emma.

"Hati-hati di jalan, awas lo sampai lecet dikit gue bunuh Lo." Kata Eliza dengan menatap Laksa nyalang.

"Serem amat sih." Ujar Laksa tapi hanya mengangguk saja.

Di dalam mobil keduanya tampak terdiam tidak bicara sama sekali. Suasana yang canggung kini mereka rasakan, hingga Emma akhirnya memulai percakapan lebih dulu.

"Gue aneh ya pakai ini?" Tanya Emma yang membuat Laksa menoleh

"Anterin gue balik aja ya, gue takut malu-maluin Lo di sana." Lanjutnya

"Kok Lo gue lagi?" kata Laksa membuat Emma berdecak kesal

"Ah tau ahh. btw kenapa nggak bawa motor kamu?"

"Yakali aku bawa kamu pakai motor, sayang lah udah cantik-cantik naik motor. Ngga lah aku ngga bakal nglakuin itu. Ntar kamu kena angin malam malah sakit." Kata Laksa.

"Aku boleh tanya sesuatu ngga?" Kata Laksa.

"Apa? Ngga usah aneh-aneh ya." Kata Emma.

"kamu lagi sakit?" Tanya laksa

"Engga lah, mana ada aku sakit. Soal obat tadi??aku kemana-mana emang selalu bawa obat karena sering tiba-tiba pusing. Itu cuman obat pereda pusing ." Kata Emma dengan berbohong.

"Serius?? kamu ngga bohongin aku kan?" Kata Laksa dengan menatap curiga ke arah Emma.

"Ngapain bohongin kamu segala? aku bicara jujur kali." Ujar Emma dengan memalingkan wajahnya

"Yaudah deh syukur, aku sempet ngerasa bersalah karena ngajak kamu yang lagi sakit." Kata Laksa.

Beberapa saat kemudian sampailah mereka di sebuah resto mewah. Laksa memarkirkan mobilnya kemudian mereka berdua masuk. Di dalam sudah ramai tamu undangan yang datang salah satunya kedua teman Laksa, Ghava dan Alan.

"Widihhh gila parah lu Sa." Kata Alan ketika melihat Laksa berjalan bersama Emma .

"Mangkanya kalian nyari cewe biar bisa barengan berangkatnya, kemana-mana berduaaaa Mulu, ngga bosen kah?" Kata Laksa dengan mengejek.

"Emang kalian berdua beneran pacaran?" Tanya Ghava serius.

"Ngga kok cuma temen. Apa-apaan sih lu!" Kata Emma kemudian menatap Laksa.

"Yaaahh ternyata belum ada status yang jelas. Kirain udah resmi pacaran." Kata Alan dengan mengejek.

"Sialan lu berdua." Seru Laksa dengan kesalnya.

"Ayo duduk di sana." Kata Laksa dengan mengajak Emma duduk dan menikmati hidangan yang sudah di siapkan.

Melihat bagaimana suasana yang ada ruangan tersebut membuat Emma sedikit bingung karena dia baru pertamakali mengikuti pesta kalangan atas.

Ia terkejut ketika sebuah tangan menggenggam tangannya. Dilihatnya Laksa tengah tersenyum padanya dan mengangguk untuk meyakinkan jika gadis itu tidak perlu mengkhawatirkan apapun.

Laksa tahu jika Emma gugup setengah mati sejak berangkat tadi, tapi dia hanya bisa menenangkan dan meyakinkannya saja.

"Gue ke toilet bentar ya." Ucap Laksa.

"Jangan lama-lama, aku takut." Kata Emma yang di angguki oleh Laksa.

Emma duduk sendirian sambil sesekali minum. Hingga beberapa saat kemudian ada seorang pria yang tiba-tiba saja duduk di sampingnya dengan tatapan penuh arti pada Emma.

Ia tidak terlalu menghiraukannya dan berusaha tidak peduli karena ia berfikir siapapun bebas duduk dimana saja karena itu adalah pesta.

"Sendirian aja." Kata pria itu dengan memegang segelas wine.

"Hemm i iya." Ucap Emma dengan tersenyum kecil.

"Dari sekian banyaknya gadis disini, gue perhatiin yang paling mencolok hanya Lo. Lo pacar Laksa?" Tanya pria itu.

"Sorry tapi itu bukan urusan Lo." Kata Emma yang merasa sudah tidak nyaman dan sedikit menjauh dari pria itu.

Ia mengedarkan pandangannya dan mencari keberadaan Laksa maupun Ghava dan Alan tapi entah kemana perginya tiga pria itu. Ia juga kesal dengan Laksa yang tak kunjung kembali dari toilet.

Pria itu menatap Emma dari atas sampai bawah dengan tersenyum misterius. Ia mendekati Emma dan menyentuh pahanya sehingga membuat Emma benar-benar terkejut dan langsung menepis tangan itu dengan kasarnya.

"Jangan sentuh gue!" seru Emma

"Berapa sih harga diri Lo, sok jual mahal. Lo mau gue beli berapa hah? Gue bisa dapetin cewe kaya Lo dengan mudah." kata pria itu yang merasa tersinggung.

Itulah yang sangat tidak di sukai Emma tentang pesta kelas atas. pasti akan ada hal yang seperti di film film. Dan itu benar adanya karena dia mengalaminya sendiri.

"Tolong jangan sentuh gue!!" kata Emma dengan menekankan kata-katanya kemudian bermaksud ingin pergi tapi dengan sigap pria itu langsung menahan dress yang di pakai emma hingga robek dan memperlihatkan dalaman yang menutupi dadanya.

Emma di buat terkejut lagi ketika pria yang menganggunya itu tersungkur ke lantai. Ia menatap Laksa yang terlihat begitu marah setelah memukul pria tadi. Setelah itu ia melepasnya kemejanya dan menutupi tubuh Emma.

"Wahh!!!! Laksa!!!" ucap Juan dengan memegangi mulutnya yang mengeluarkan darah. Ia juga tampak terlihat marah dan ingin membalas memukul Laksa tapi Laksa lebih dulu menghentikannya dengan raut wajah yang sudah memerah menahan marah.

"Laksa udah. Udah aku nggak papa. kita pulang aja. udah...." kata Emma dengan menghentikan itu semua karena sekarang mereka sudah menjadi buah mata semua orang.

"Lo inget ini baik-baik, sekali lagi gue liat Lo nyentuh cewe gue lagi, abis Lo sama gue." kata Laksa dengan menelan kata-katanya sementara Alan dan Ghava juga sudah menengahi keduanya.

Acara belum selesai, tapi kini Laksa dan Emma sudah pergi lebih dulu karena insiden tadi. di dalam mobil, Laksa masih diam saja untuk menenangkan emosinya yang sempat meledak-ledak. Emma sendiri tidak tahu harus melupakan apa karena dari yang ia lihat Laksa marah besar. Ia juga bingung kenapa pria itu begitu marah saat dirimu mengalami hal seperti itu.

"Maaf.." ucap Laksa dengan menyentuh wajahnya.

"Harusnya tadi kamu biarin aku nggak ikut dan semua ini nggak akan terjadi." kata Emma

"Iya aku tahu aku salah."

"Yaudah kalau tau." kata Emma dengan memalingkan wajahnya

Ia kesal bukan karena hal itu, ia justru kesal karena Laksa terlibat perkelahian dengan pria bernama Juan itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!