BENIH BENIH CINTA Chapter 10

Eliza tengah berada di toilet dengan terus mengusap dan membersihkan mulutnya menggunakan air. Ia benar-benar mengumpat kesal dengan kejadian tadi. Bibirnya sudah tidak virgin lagi karena Elang.

"Akhhh...." Eliza meringis ketika bibirnya berdarah karena terlalu kasar saat membersihkannya.

Ia mencuci wajahnya dan menatap pantulan dirinya di cermin. Perasaan kesal dan marah pun masih ia rasakan. Rasanya ia tidak bisa tenang mengingat kejadian tadi. Bagaimana tidak, ia selalu menjaganya agar nanti hanya orang yang ia cintai saja yang mendapatkannya.

Sepanjang perjalanan di koridor kampus, tak henti-hentinya gadis itu mengumpat kasar dan kadang mengacak-acak rambutnya seperti orang gila, sampai-sampai Emma yang melihatnya dari kejauhan pun nampak heran dan langsung berlari menghampiri Eliza.

Di sisi lain, teman-teman Elang yang sudah menunggu pria itu di parkiran pun nampak sedikit heran dengan tingkah Elang yang tak seperti biasanya. Pria itu terlihat salah tingkah dan selalu memegang bibirnya.

"Lo kenapa Lang?" Tanya Alan heran.

"Ngga papa. Ngapain masih disini ayo pulang." Kata Elang.

"Ck kita disini juga nungguin Lo anjir." Kata Laksa.

Sebelum sampai rumah, mereka nongkrong terlebih dahulu di cafe langganan mereka, tapi masih seperti tadi, Elang yang tampak terdiam dan tidak bereaksi seperti biasanya.

"Lo sebenernya kenapa sih Lang, dari tadi gue perhatiin lo aneh deh, ngga kaya biasanya." Kata Ghava .

"Kesambet apaan Lo?" Timpal Laksa.

"Gue bingung." Kata Elang.

"Bingung kenapa?" Tanya Laksa penasaran.

"Lo pasti punya temen kan. emm temen gue tuh cerita ke gue kalau temen gue punya temen emm... ngga sih orang lain, ehh orang asing, ngga juga sih. apa ya gue lupa...temen ngga dekat, iya it. terus temen gue sering berantem sama temen temennya gue dan katanya ngga sengaja temen gue nyium temen temennya gue. Menurut kalian siapa yang salah?" Kata Elang yang membuat teman-temannya bingung

"Hahhh??? Lu ngomong apaan sih Lang belibet amat." Kata Laksa yang merasa pusing dengan perkataan Elang yang tak masuk di akal.

"Maksudnya apa sih gue ngga ngerti sumpah. Intinya aja deh." Kata Alan.

"Jadi intinya gue emm maksudnya temen gue....aakhhhh sudahlah." Kata Elang.

"Gajelas banget sih Lo." Seru Laksa

"Temen dia ngga sengaja nyium temennya gitu maksud Lo Lang?" Kata Ghava yang memahami maksud perkataan Elang.

"Hmm..."

"Bentar, ini temen yang mana dulu? Lu punya temen selain kita? Wahh parah lu Lang." Kata Laksa.

"Ahhh sudahlah gue pulang duluan." Kata Elang dengan beranjak.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Elang terus kalut dalam pikirannya hingga membuatnya berhenti di toserba untuk membeli minum. Walaupun gelap malam tak bisa menutupi awan hitam yang menandakan sebentar lagi akan turun hujan.

Saat memilih minuman, tak sengaja ekor matanya menangkap bayangan orang yang tidak asing di matanya melalui sela-sela rak camilan. Ia memastikan sendiri dan entah itu kebetulan atau tidak ternyata saat itu juga mata mereka bertemu dan sama-sama terkejut.

"Lo lagi Lo lagi!!! Ngikutin gue Lo ya!" Seru Eliza dengan menenteng beberapa makanan ringan

"Idihhh PD amat lu jelek. Jangan karena kejadian tadi lo jadi nyangka kalau gue suka sama lo ya." Kata Elang yang tak mau kalah.

"Hehhh mulut Lo minta di ruqyah kayanya!!" Seru Eliza dengan kesalnya.

"Mulut Lo kali. Aisshh siall!!" Umpat Elang dengan kesalnya.

"Lo maki gue!!!" Seru Eliza.

"Menurut Lo!!!" Kata Elang dengan berlalu pergi karena sebenarnya pikirannya entah kemana.

Setelah membayar Elang pun pergi sementara Eliza yang masih kesal berusaha untuk menenangkan dirinya dan juga membayar belanjaan.

"Belanjaannya sudah di bayar masnya tadi." Kata kasir dengan tersenyum.

"Hah? Mas yang mana?" Tanya Eliza bingung.

"Yang baru saja keluar pakai motor hitam itu." Kata kasir dengan menunjuk ke arah luar tepatnya Elang yang baru tengah minum.

"Makasih mbak." Kata Eliza.

"Gue ngga mau utang Budi sama Lo!!" Kata Eliza dengan menyerahkan beberapa lembar uang kepada Elang.

Tiba-tiba saja hujan mulai turun dan semakin deras sementara Elang masih dengan cueknya minum tanpa menghiraukan kehadiran Eliza atupun hujan

"Lu budeg apa gimana sih!!" Seru Eliza.

"Paan sih ribut mulu." Kata Elang dengan membuang botol minumnya dan memakai helmnya kemudian pergi begitu saja tanpa menghiraukan Eliza

Di saat ia tengah kesal, hujan pun turun dengan lumayan deras. Ia berlari agar cepat sampai ke rumahnya dengan kantong yang berisi makanan itu sebagai barang yang ia gunakan untuk menutupi kepalanya agar tidak terkena air hujan.

Sementara di sisi lain, tiba-tiba saja Elang berbalik arah entah apa yang akan dia lakukan. ternyata ia berhenti di depan toserba tadi tapi tidak mendapati Eliza di sana. Ia juga merasa heran kenapa ia begitu repotnya memutar balik motornya.

Baru berjalan sedikit, manik matanya pun melihat seorang gadis yang tengah berlari di pinggir jalan raya. Ya itu adalah Eliza.

"Buru naik." Kata Elang

"Naik kemana?" Tanya Eliza bingung.

"Ya ke motor gue lah yakali ke genteng, emang lo kucing. Hujannya makin deras nih cepet naik atau gue tinggal." Kata Elang yang membuat Eliza mengedarkan pandangannya dan melihat ke arah jam tangannya yang menunjukkan pukul 10 malam lebih.

"Tapi...."

"Udahlah ngga usah tapi-tapian." Kata Elang yang membuat Eliza mau tak mau menurut.

"Inget ya, ini karena Lo yang maksa dan juga udah malem. Jangan ke PD an ." Kata Eliza.

"Berisik, pegangan! Kalau ngga Lo kejengkang ntar." Kata Elang yang tidak di hiraukan oleh Eliza tapi sedetik kemudian gadis itu di buat jantung ketika Elang yang tiba-tiba saja menarik gasnya.

"Gila lu ya!!" Seru Eliza dengan kesalnya.

"Kan gue udah bilang pegangan." Kata Elang yang akhirnya membuat Eliza menurut. Ia memegang jaket Elang sedikit dan membuat jarak.

Seperti dugaan, hujan turun dengan derasnya dan Eliza sudah basah kuyup karena tidak memakai jas hujan, berbeda dengan Elang karena ia memakai jaket kulit yang tahan air begitupun dengan helm yang melindungi kepalanya.

"Woyy!!!" Teriak Elang di sela-sela perjalanan mereka.

"Paan!" Kata Eliza yang menahan rasa dingin.

"Rumah lo sebelah mana?" Tanya Elang.

"Perempatan depan belok kiri masuk ke jalan Rawa." Kata Eliza.

"Lo baik-baik aja?" Tanya Elang dengan suara kerasnya.

"Iyaa." Kata Eliza.

Eliza merasa heran ketika Elang tiba-tiba menepikan motornya dan berhenti. Hujan masih turun tapi tidak terlalu deras seperti tadi. Elang melepas jaketnya dan memberikannya pada Eliza.

"Pakai ini!" Kata Elang.

"Ngga usah, gue ngga papa. Ngapain berhenti sih " kata Eliza.

"Pakai ini atau lo bakal sakit." Kata kata Elang yang akhirnya membuat Eliza menurut dan memakai jaket Elang. Rasa dingin itupun sedikit terobati karena jaket Elang benar-benar sangat hangat.

Elang memutuskan untuk berteduh lebih dulu karena merasa tidak tega melihat Eliza kedinginan dan basah kuyup. Walaupun mereka bagai tikus dan kucing yang selalu bertengkar tapi jika dalam keadaan seperti itu tentu saja berbeda. Sebagai laki-laki sejati, walaupun egonya tinggi tapi Elang tetap akan bersikap sebagaimana mestinya.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

gara" bibir akhirnya pertikaian bisa adem 🤭😬

2024-05-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!