Duda excellent

"Tuan muda, nona Gista sukses tadi memimpin meetingnya," lapor Lea pada Harvey. Saat ini dia mengunjungi bosnya pada saat jam makan siang.

Harvey tersenyum lebar. Dia pun melihat ke arah istrinya yang juga tersenyum sama lebarnya.

"Sudah aku bilang, kan. Dia itu mampu," kekehnya sombong.

"Iya." Manda-istrinya yang duduk di dekatnya ikut tertawa. Membenarkan perkataan suaminya.

Gista hanya ngga ingin menunjukkan dirinya ke publik. Padahal Harvey dan Hilmi sudah sering menasehatinya, ngga perlu malu dengan tindakan papa mereka. Public bisa menilai kalo mereka di pihak yang terzalimi.

"Tapi ada yang aneh, tuan muda," kepo Lea mau ngajak gibah. Dia sudah ngga bisa lagi menyimpan rahasia ini.

"Apa?" Manda yang menyahut. Lea termasuk sekretaris yang sensitif terhadap situasi tertentu.

Harvey hanya menatap datar.

"ini tentang nona muda."

"Ya...?" Manda mulai fokus menatap Lea yang mimik wajahnya tampak sangat serius.

"Ada apa dengan adikku?" Harvey mulai tertarik.

Lea mengirup nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Hal yang akan disampaikannya mungkin bisa membuat tuan muda dan keluarganya sangat terkejut.

"Saya melihat nona muda menyapa tuan muda Kaisar setelah meeting sekesai."

Kaget. Harvey dan istrinya saling pandang.

"Kaysar dari Garuda Perkasa Group?" Harvey memastikan walau itu pertanyaan konyol. Kaysar siapa lagi yang menjadi kliennya, selain yang itu.

"Iya tuan muda. Tuan muda Kaysar yang duda tampan tapi dingin dan sudah punya anak satu itu."

Hening.

Harvey menatapnya sebal, sedangkan istrinya tersenyum simpul.

"Em... Mak maksud saya....Nona muda mengucapkan terimakasih, tapi ngga tau untuk apa," sambung Lea lagi agak tercekat. Dia terlalu bersemangat sampai ngga menyaring berita yang harus dia sampaikan.

Harvey dan Manda saling pandang.

"Maksud kamu, adikku mengenalnya? Mengenal Kaysar?"

"Iya tuan muda."

Harvey agak bingung, kapan adiknya kenalan dengan Kaysar?

Waktu di luar negeri?

Ngga mungkin

Harvey ngga yakin.

"Tapi yang aneh, nona muda baru tau nama tuan muda Kaysar."

Harvey dan Manda saling pandang

"Kok, bisa?"

"Ngga ngerti juga, tuan muda."

"Trus Kaysar bilang apa?""

"Sama sama "

"Setelah itu?" tanya Manda lagi karena tambah penasaran.

"Tuan muda Kaysar langsung pergi. Tapi nona menahan tuan muda Kaysar lagi. Nona bertanya lagi.... Aduh lupa persisnya tuan muda." Lea berusaha mengingat.

Harvey dan Manda tambah penasaran. Harvey malah sudah geregetan pengen nimpuk sekretarisnya dengan sendok yang ada di dekatnya.

"Intinya aja Lea," geram Harvey.

Lea mengangguk.

"Itu tuan muda.... Nona muda sepertinya bertanya apa mereka pernah bertemu lagi di rumah sakit? Begitu tuan muda, nyonya."

"Kaysar jawab apa?" tanya Harvey ngga sabar

"Iya."

"Ha? Maksudnya apa?"

"Iya aja, tuan muda."

"Mungkin maksudnya iya itu, pernah." Manda mencoba menjelaskan pada suaminya yang sudah siap mencabut jarum infus saking ngga sabar menunggu klarifikasi Lea.

*

*

*

"Kaysar, kan, duda, ya," ucap Harvey setelah Lea pergi.

"Lantas kenapa?"

"Adikku naksir dia?"

"Belum tentu." Manda ragu.

"Atau Kaysar naksir Gista?"

"Ngga tau juga, sayang."

Harvey terdiam.

"Tapi bagus, kan, kalo mereka bisa bersama," sambung Manda lagi mendukung hubungan keduanya. Kaysar sudah menunjukkan kalo dia laki laki yang setia. Lima tahun dia jadi duda tanpa pernah adanya gosip punya kekasih.

Adik iparnya membutuhkan rasa percaya kalo ada laki laki yang tetap setia walau istrinya sudah tiada.

Kaysar calon yang tepat.

"Iya, sih."

"Kaysar juga bukan duda sembarangan. Dia duda excellent."

"Ohya?" Harvey menatap istrinya kurang suka karena sudah memuji Kaysar di depan dirinya.

Memangnya dia ngga excellent? Huh... Dia suami sekaligus papa yang sangat bertanggungjawab pasa keluarga kecilnya.

Manda tersadar.

"Eh, maaf, yang. Maksudnya serasi buat Gista." Senyumnya terkembang manis demi melutuhkan kecemburuan suaminya.

"Ya.... Biarpun buat adikku, jangan puji laki laki lain di depanku," sungutnya manja.

Manda tertawa dan meletakkan kepalanya di bahu suaminya agar hatinya ngga marah lagi.

Akhirnya Harvey pun tersenyum.

*

*

*

Kaysar yang akan memarkirkan mobil untuk menjemput putrinya langsung dihadang beberapa ibu ibu muda dan juga ada beberapa bapak bapak muda.

"Ada apa, ya?"

Akhirnya dia bertanya saat dia baru keluar dari mobil.

"Pak Kaysar, atas nama putri kami, kami minta maaf," ucap salah satu laki laki muda yang umurnya ngga jauh beda dengan Kaysar.

Kaysar terdiam.

Dia tau, Eriel melarang mereka menjenguk putrinya di rumah sakit. Bahkan meminta maaf padanya saat di rumah sakit pun dilarang.

Eriel merasa ada indikasi pembuliyan terhadap Ziza. Kaysar tau, seandainya teman teman Ziza menemuinya dan meminta maaf di rumah sakit, pasti akan dimaafkan. Eriel dan yang lainnya juga mengerti hal itu.

Karena itu Eriel melarang mereka bertemu Ziza

Kaysar sendiri sudah cukup kecewa dan menyerahkan pada Eriel, terserah apa yang mau dia lakukan. Asal jangan terlalu berat, karena Ziza pasti juga ngga akan setuju.

Eriel pun meminta sekolah menskorsing anak anak itu satu minggu. Dan meminta mereka menuliskan kalimat saya ngga akan melakukannya lagi, sebanyak seratus kalimat. Tidak boleh ada yang membantu.

Hukuman itu sama seperti yang diberikan istrinya Edna pada Eriel, putra ketiga mereka.

"Pak, anak anak kami tidak tau kalo Ziza memiliki penyakit kelainan jantung," imbuh salah seorang ibu muda.

Pembohong, maki Kaysar. Semua teman sekelas Ziza tau, kalo Ziza ngga pernah ikut serta dalam kegiatan olah raga. Jalan sehat pun dia ngga ikut. Para guru sudah mengatakan pada para siswanya kalo Ziza ngga boleh kelelahan.

Tapi Kaysar mencoba berlaku bijak. Apalagi pihak sekolah juga sudah menjatuhkan hukuman pada teman teman Ziza.

"Sekarang sudah tau," jawab Kaysar datar membuat mereka kembali tercekat.

Kaysar tau ada beberapa orang tua siswa yang perusahaannya bekerja sama dengannya. Tapi Kaysar ngga akan memperpanjangnya.

"Minggu depan hukuman skorsing selesai," sambung Kaysar lagi ketika melihat mereka masih terdiam.

"Pak Kaysar, semoga kerja sama kita tetap berlanjut," ucap salah satu laki laki muda itu.

"Tentu. Tapi tentu saja tergantung dengan perlakuan anak anda terhadap putri saya," jawab Kausar dingin.

"Tentu, pak. Saya akan lebih mengawasi anak saya nantinya," ucapnya cepat.

Kaysar hanya mengangguk. Ngga jauh dari tempatnya berada dia melihat putrinya bersama dengan anak anak sahabatnya. Sudah saatnya pulang sekolah.

"Putri saya sudah pulang," tukasnya tanpa perlu menantikan jawaban mereka. Dia segera melangkah ke sana.

Bersamaan dengan itu mobil mobil sahabatnya pun datang untuk menjemput putranya masing masing.

Terpopuler

Comments

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

padahal dulu Gista juga niat jdi pelakor kan buat balesin dendamnya tiara jena... dia gak mikir jauh kn wktu dulu jika niatnya itu brhasil si vanda zg bakal sakit hati karena perbuatannya.. untung aja wktu itu gagal total krna fazza zg gak tergiur dgnnya sama skali... skrang giliran nyokapnya zg dipelajarin sama istri muda bokapnya dia sakit ati sampai trauma ma cowok gegara itu... sekarang tau kan gmna rasa sakit hati istri2 zg suaminya direbut...

2024-05-04

1

L B

L B

baik pihak kaysar maupun gista sepertinya exited banget dengan dua mahkluk yg tidak peduli dengan lawan jenis itu 😄😄😄 karena mereka berdua (kaysar &gista) mati rasa pada lawan jenis, melihat mereka sekarang seperti ini seolah ada kehidupan 😁 jadi pada exited 😂😂😂😂

2024-05-04

1

Yuli Ana

Yuli Ana

ngekek🤣🤣🤣 semua jdi penasaran sm kaysar dn gista. gk keluarga gista, gk temen2 kaysar pasti bkalan heboh...
apalagi klo sampai mama adeva tau. pasti bkl effrot bngt buat jodohin keduanya...🤭🤣🤣🤣

2024-05-04

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!