Berita mengejutkan

"Apa? Kanker?" Umayra terkejut. Dia masih menatap ngga percaya pada wajah sedih dokter muda di depannya.

Pantas saja wajah sahabatnya sangat muram.ketika bertamu di rumahnya.

Sekarang bukan hanya wajah sang dokter saja yang muram, tapi wajah Umayra pun berubah pias.

"Mengapa? Bukannya aku sudah mengikuti saranmu? Katamu aku sudah bersih dari sel kanker," tanya Umayra beruntun, masih ngga bisa mempercayai apa yang barusan sudah dia dengar.

Belum lama dia menyelesaikan kemoterapi yang menyakitkan.

Mengapa secepat ini sel kanker itu bangkit lagi......

Hamilnya sudah cukup besar. Beberapa bulan lagi dia akan melahirkan. Dia dan Kaysar bahkan sudah menghias kamar untuk bayi perempuan mereka dengan sangat indah. Sudah juga belanja untuk semua keperluan bayi mereka. Semua sudah dipersiapkan untuk bayi perempuan mereka nanti daat sudah menatap dunia.

"Sel kanker bisa saja ngga terdeteksi. Tapi bjasanya ngga secepat ini dia bangkit. Mungkin karena kehamilanmu juga jadi pemicunya," jelas Martha, dokter yang merupakan teman satu kampusnya dulu.

"Kondisi kamu yang lemah membuat sel kanker cepat sekali berkembang," lanjut Martha dengan perasaan sedih yang ngga bisa dia tutupi lagi.

"Maksud kamu, sel kankernya ngga pernah bisa hilang?" pahit sekali Umayra berucap. Hatinya terasa ditusuk tusuk.

"Ya."

Lidah Umayra langsung kelu. Dia ngga bisa berkata apa apa lagi. Kali ini ada perasaan takut yang sangat mencengkram hati dan pikirannya. Dia belum siap meninggalkan putrinya dan Kaysar.

Martha menatap Umayra dengan penuh rasa bersalah. Kankernya menjalar sangat cepat. Kanker yang awalnya menyerang lambung, sehingga gejalanya memang seperti ngidam, mual dan muntah, tapi kini sudah menjalar ke paru paru. Di saat bersamaan Umayra juga hamil dalam kondisi yang lemah. Hingga mereka ngga menaruh rasa curiga karena merasa hal itu lumrah.

Dia yang dokter saja bisa salah.

"Sudah separah apa?" Hati Umayra terasa sesak

"Sudah menjalar ke paru paru."

Umayra menghela nafas panjang. Rasa cemas makin menyelimuti dirinya.

"Anakku masih aman, kan?"

"Aman, tapi kalo bisa harus cepat dilahirkan."

Mata Umayra membelalak.

"Kehamilanku belum tujuh bulan, Tha. Ngga mungkin. Bulannya belum cukup. Bisa aja organ dalam tubuhnya belum terbentuk dengan sempurna." Umayra menggelengkan kepalanya. Ngga ingin membiarkan putrinya lahir cacat karena penyakit ibunya.

Ini terlalu bahaya buat anaknya dengan Kay, tolaknya dalam hati.

TIDAK.

Umayra ngga akan sanggup membiarkan putrinya lahir terlalu cepat

"Ngga apa, Umay. Anak kalian nanti diinkubator. Dia akan baik baik saja. Setelah itu kamu harus dikemoterapi lagi."

Umayra mengusap wajahnya. Perlahan.

"Berapa persen harapanku sembuh?" Suara Umayra semakin bergetar.

Martha ngga menjawab. Sebagai dokter dia merasa sangat menyesal, karena baru beberapa hari kemarin kepikiran mengecek keadaan Umayra.

Feelingnya sangat terlambat.

Awalnya dia hanya ingin meyakinkan dirinya kalo keadaan Umayra yang lemah saat ini dikarenakan kehamilan semata. Tapi hasilnya sangat mengejutkan.

Martha langsung datang menemui Umayra di rumahnya untuk mengabarkan hasil pemeriksaannya. Yang dia lakukan tanpa setau Umayra dan Kaysar. Juga agar Umayra bersiap menghadapi kenyataan buruk, harus kehilangan bayi yang dia kandung.

Kalo Umayra masih mempertahankan kehamilannya, Martha takut, pengobatan sahabatnya akan sangat terlambat. Karena ibu hamil ngga mungkin menjalani pengobatan kanker. Sementara dari hari ke hari kanker semakin cepat menjalar ke setiap organ di dalam tubuh Umayra.

Kanker Umayra saat ini jauh berbeda dari yang dulu. Yang sekarang ternyata sangat ganas.

Apesnya lagi Kaysar sedang ngga berada di rumah. Padahal Martha yakin, kalo Kaysar ikut mendengar apa yang dia sampaikan, pasti laki laki mantan playboy cap kampak itu akan lebih memprioritaskan keselamatan Umayra. Kaysar sangat mencintai Umayra. Martha sangat tau tentang itu.

Dia merasa sudah lalai sebagai dokter. Apalagi Umayra adalah sahabatnya. Dia pun ngga ingin kehilangannya.

"Jangan tanyakan hal itu, Umay. Kami para dokter akan berusaha semaksimal mungkin. Tapu Tuhanlah yang maha pemberi kesembuhan."

Umayra tau. Tapi dia ngga mungkin mengorbankan anaknya demi kesembuhannya. Bayinya belum tujuh bulan dalam kandungannya. Terlalu beresiko.

Umayra juga tau, Martha sedang berusaha agar dia bisa disembuhkan secepatnya. Tapi Umayra ingin anak yang dia kandung juga selamat. Kaysar sangat mencintai putrinya ini.

"Umay, kalo kamu sehat, kamu bisa hamil lagi. Kanker kamu harus segera diobati."

Umayra menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Aku ngga mau menghancurkan harapan Kaysar." Air mata Umayra akhirnya menetes. Dia trauma, takut setelah mengorbankan bayinya ini, nanti kankernya pun bisa saja muncul saat dia hamil lagi. Begitu seterusnya. Umayra ngga siap harus selalu kehilangan buah cintanya dengan Kaysar

"Kaysar pasti setuju. Dia sangat mencintaimu. Dia ngga akan mau kehilanganmu," desak Martha.

"Tapi Kaysar pasti akan sedih kalo harus kehilangan bayinya."

Terbayang di matanya setiap malam, Kaysar yang selalu mencium perutnya dan berbicara dengan putrinya. Pasti Kaysar akan merasa sangat hancur.

Untunglah saat ini Kaysar masih berada di luar kota, jadi ngga bertemu Martha dan mendengar kenyataan pahit yang disampaikannya.

Dokter Martha menatapnya sedih.

"Umay, dengarkan aku. Keselamatanmu lebih penting. Kalo Kaysar tau, pasti dia akan lebih memilihmu. Dia pasti ngga mau kehilamganmu."

Umayra menggeleng. Sepasang mata indahnya masih mengalirkan air mata. Dia mengelus perutnya yang sudah menghadirkan cinta kasih mereka di sana.

Dia sedang hamil anak yang sangat ditunggu tunggu Kaysar. Juga dirinya.

Umayra teringat saat dirinya memberitaunya ada dua garis merah di benda pipih itu.

Umayra melihat dengan sangat jelas sekali, wajah menegang yang menunggunya di depan pintu kamar mandi itu berubah sumringah. Lengkungan di bibirnya semakin lebar aja saat tau apa yang akan dia dapatkan.

Kaysar langsung memeluknya setelah tangannya meraih test pack yang sudah ngga sabar dinanti hasil positfnya.

"Aku akan jadi daddy yang sangat mencintainya. Seperti aku mencintaimu, yang mengandungnya, sayang."

Sepasang mata Kaysar menatapnya penuh binar. Pelukannya terasa sangat mendebarkan saat itu. Senyumnya pun merekah semakin lebar. Semuanya menambah ketanpanan Kaysar yang berkali kali lipat. Dia semakin tampan karena akan menjadi seorang daddy.

Umayra ngga mungkin akan menghancurkannya.

"Umay....." Mata Martha juga sudah basah.

"Biarkan janin ini berumur tujuh bulan. Aku akan menjalani pengobatan apa pun. Aku janji,Tha." Umayra menatapnya dengan tatapan yang sarat permohonan.

Martha menggelengkan kepalanya. Dia takut jika semuanya sudah sangat terlambat. Sekarang saja Martha sudah terlalu khawatir melihat jaringan kanker yang sudah meluas di organ organ vital sahabatnya.

Umay harus segera dikemoterapi!

"Tinggal dua minggu lagi janin ini berusia tujuh bulan. Percayalah kami akan kuat jika bersama," mohon Umayra lagi. Air matanya semakin deras mengalir. Begitu juga Martha yang ngga bisa lagi membantahnya.

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

sedih banget ya

2024-05-30

0

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

ya ampuuuuuunnn... kok sedih ya thor 😭😭😭

2024-04-29

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

like 👍

2024-04-29

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!