Bab 15

Di rumah sakit besar kota, tepatnya di ruang rawat Edgar terus memandang wajah lelap Ella, tadi dokter mengatakan padanya jika Ella pingsan karna terlalu kelelahan, dan perkataan dokter membuat Edgar merasa bersalah pada Ella, karna dirinyalah yang telah membuat Ella kelelahan.

Eunghh

'' Ella, kamu sudah bangun '' ucap Edgar ketika melihat Ella mulai mengerjapkan kedua matanya.

'' Aku dimana ?'' tanya Ella mengucek kedua matanya dengan pelan.

'' Kamu di rumah sakit, tadi kamu pingsan, dokter mengatakan jika kamu terlalu kelelahan '' jawab Edgar dengan membantu Ella yang hendak duduk.

Mendengar ucapan Edgar, seketika membuat Ella teringat jika tadi dirinya tengah pura pura pingsan, tapi tidak di sangka kalau Edgar ternyata percaya.

'' Kak Elena dimana ?'' tanya Ella saat tidak melihat keberadaan Elena di ruangannya.

'' Aku tidak tahu, tadi dia bilang mau keluar sebentar '' sahut Edgar dan Ella hanya menganggukkan kepalanya.

'' Apa kamu ingin makan sesuatu ?'' tawar Edgar.

'' Hem, aku ingin makan seafood '' jawab Ella.

'' Sebentar, aku akan meminta Jack untuk membelinya '' ucap Edgar mengambil ponsel di dalam saku celananya.

'' Tidak perlu '' cegah Ella.

Edgar langsung mengerutkan dahinya. '' Kenapa?''

'' Aku ingin makan di restorannya yang berada di tepi pantai, pasti rasanya lebih nikmat '' tukas Ella dengan wajah binarnya membayangkan saat memakan seafood sembari menikmati pemandangan laut lepas.

'' Tidak boleh '' tolak Edgar yang seketika membuat hayalan Ella langsung buyar.

'' Kenapa ?'' tanya Ella dengan cemberut.

'' Kamu masih lemah, jadi harus tetap di sini sampai besok '' sahut Edgar.

'' Aku tidak mau '' tolak Ella ketus.

'' Ella, tubuh kamu masih lemah, aku tidak mau kamu pingsan lagi seperti tadi, jadi yang nurut ya gadis kecil '' ujar Edgar lembut sembari mengusap pucuk kepala Ella.

Ella hanya menganggukkan kepalanya saja, namun bibir mungilnya maju beberapa senti, yang mana membuat Edgar menahan senyumnya.

" Huh, rasanya ingin sekali menarik bibir mungilnya itu " batin Edgar gemas sendiri.

" Ella, kamu sudah bangun ?''

Edgar dan Ella menoleh ke arah pintu bersamaan, dan melihat Elena yang berjalan masuk yang di ikuti oleh Ibunya di belakangnya.

'' Ella, kata kakakmu, kamu pingsan, kenapa?'' tanya Anna menghampiri brangkar Ella, sedangkan Edgar dia perlahan mundur ke belakang dan duduk di sofa yang ada di ruangan itu, dan Elena yang melihat itu juga ikut duduk di samping Edgar.

'' Tidak tahu, tadi tiba tiba kepalaku sakit '' jawab Ella tanpa menatap Ibunya.

'' Pasti kamu kelelahan, lebih baik kamu tidak usah kerja, lagian juga kamu masih sekolah, fokus saja sama sekolahmu '' tukas Anna.

Mendengar itu Ella langsung menatap Ibunya dengab datar. '' Aku tidak pernah menganggap itu pekerjaan, karna menjadi desainer perhiasan terkenal itu impianku '' timpal Ella sarkas.

'' Tapi,,, ''

'' Sudahlah Bu, Ella bisa jaga diri sendiri '' potong Ella cepat lalu merebahkan tubuhnya kembali ke atas brangkar.

Di sofa Edgar terus memperhatikan pembicaraan antara Ibu dan Anak di depannya, Edgar seketika menyadari sesuatu, dia merasakan jika hubungan Ella dan Ibunya terlihat tidak begitu baik, di lihat dari cara bicara Ella pada Ibunya yang terdengar datar.

'' Kak Ed '' panggil Elena yang seketika membuat Edgar tersentak dan menoleh ke samping.

'' Ada apa El ?'' tanya Edgar menoleh sekilas lalu kembali menoleh ke arah Ella yang berbaring membelakanginya.

'' Kak Ed sudah makan malam? '' tanya Elena.

'' Belum '' jawab Edgar.

'' Kita cari makan di luar yuk '' ajak Elena dengan senyum lembutnya.

'' Tapi bagaimana dengan Ella '' tukas Edgar.

'' Kan ada Ibu yang menemaninya, jadi Kak Ed tenang saja '' sahut Elena.

Edgar diam sebentar sebelum menganggukkan kepalanya setuju, apa lagi dirinya juga sudah mulai merasa lapar, menurutnya tidak ada salahnya jika dirinya mencari makan malam dengan Elena sebentar, apa lagi Ella juga ada Ibunya, jadi dirinya bisa tenang meninggalkan Ella.

'' Baiklah ayo '' Edgar segera berdiri dari duduknya, yang di ikuti oleh Elena.

Sebelum menyusul Edgar yang sudah melangkah keluar dari ruang rawat Ella, Elena menghampiri Ibunya dan mengatakan jika dirinya akan pergi untuk mencari makan malam bersama Edgar.

'' Pergilah sayang, ini kesempatanmu untuk berduaan dengan Kak Ed mu '' tukas Anna, yang di angguki oleh Elena dengan tersenyum.

'' Kalau begitu El pergi dulu, Ibu jaga Ella ya ''

Elena segera keluar dan melihat Edgar yang terlihat sedang berbicara dengan asisten Jack, lalu Elena segera menghampirinya.

'' Ayo Kak '' ajak Elena.

'' Hem, ayo '' lalu keduanya berjalan beriringan menjauh dari ruang rawat Ella, sedangkan asisten Jack dia tetap berada di depan ruang rawat Ella, karna Edgar meminta dirinya untuk tetap menjaga Ella, dan kebetulan asisten Jack juga sudah makan malam.

Dan selama Edgar dan Elena berjalan melewati lorong rumah sakit, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, bahkan Edgar dan Elena juga tak sengaja mendengar pembicaraan dua perawat wanita yang mereka lewati, dan mengatakan jika mereka berdua terlihat sangat cocok untuk menjadi sepasang kekasih, namun Edgar hanya bersikap biasa saja, berbeda dengan Elena yang terus mengembangkan senyumnya, dia berharap jika Edgar bisa menyadari jika dirinyalah satu satunya wanita yang pantas menjadi pendampingnya, bukan Ella atau wanita manapun.

Lima belas menit setelah kepergian Edgar dan Elena dari ruang rawat Ella, Anna berpamitan pada Ella untuk pulang, saat mendapat kabar jika suaminya Ayah Ella akan tiba di mansion Alexander lima belas menit lagi, dari perjalanan bisnisnya di luar negri.

'' Ella, Ibu pulang dulu ya, Ayahmu sebentar lagi akan tiba dari Luar Negri, Ibu harus menyambut kedatangan Ayahmu '' pamit Anna, dan Ella langsung beranjak duduk dan menatap Ibunya.

'' Apa kedatangan Ayah jauh lebih penting, dari pada Ella yang tengan di rawat di rumah sakit ?'' tanya Ella yang entah kenapa tiba tiba dasanya terasa sesak.

'' Bukan begitu Ella, Ibu hanya tidak bisa jika tidak menyambut kedatangan Ayahmu, karna selama ini Ibu selalu melakukan hal itu '' jawab Anna.

'' Lalu, waktu Kak Elena tiba tiba drop dan harus di rawat di rumah sakit, apa Ibu juga akan melakukan hal yang sama ?'' tanya Ella lagi yang seketika membuat Ibunya terdiam.

Ella sudah tahu apa jawabannya, saat melihat ibunya yang hanya diam saja, yang mana membuat dada Ella semakin sesak, bahkan seperti ada bongkahan batu besar yang menghantamnya.

'' Ibu, Ella sudah berpisah dengan Ibu bertahun tahun lamanya, apa Ibu tidak ada sedikitpun keinginan untuk ada di samping Ella ?'' tanya Ella lirih bahkan kepalanya tertunduk, karna dia tidak ingin Ibunya tahu jika kini dirinya tengah berusaha menahan tangisnya.

'' Ella, Ibu juga ingin ada di samping kamu saat ini, tapi Ayahmu juga butuh Ibu '' jawab Anna.

'' Kenapa Ibu tidak meminta Ayah untuk datang kesini saja '' tukas Ella.

'' Ayahmu lelah Ella, dia baru pulang dari luar negri, apa kamu tidak kasihan pada Ayahmu, sudahlah Ibu harus pulang, besok pagi Ibu akan datang ke sini lagi bersama Ayahmu '' ucap Anna mencium pucuk kepala Ella lalu melangkah pergi meninggalkan Ella seorang diri di ruangan itu.

Perlahan Ella mengangkat kepalanya dan menatap punggung Ibunya yang perlahan menghilang di balik pintu ruang rawatnya, tatapannya yang semual biasa saja perlahan berubah semakin menajam, ada rasa marah, benci dan kecewa dari tatapan mata bulat Ella.

'' Ella, berhentilah berharap kasih sayang dari mereka lagi, sampai mati pun kamu tidak akan mendapatkannya, jadi lebih baik kamu fokus untuk membuat keluarga yang tak pernah menganggapmu itu hancur berantakan '' gumam Ella penuh kebencian.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒊𝒚𝒂 𝑬𝒍𝒍𝒂 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑 𝒍𝒈 😤😤

2024-10-06

1

ratu

ratu

tambah lagi Thor grazy up nya

2024-05-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!