Cemburu

Tiara yang ragu akan jurusannya, Dia mencoba mengalihkan diri untuk mencari semangat lain. Dan pagi ini ada kelas listening. Dimana gadis itu bisa duduk bersebelahan dengan Tian. Rasa suka kepada seseorang ternyata bisa menumbuhkan semangat baru untuk berangkat kuliah. Namun jangan tanya harapan tidak seperti yang dibayangkan. Tian tidak muncul. Dan dengar-dengar Dia ada kegiatan Menwa hari ini jadi izin. Kecewa, tentu saja perasaan seperti itu yang Tiara alami saat ini.

" Ayuk makan bakso! " Ajak Wina yang melihat Tiara sedang tidak bersemangat.

Tiara dan Afifah pun langsung mengangguk menyetujuinya. Mereka bertiga turun dan langsung menuju ke penjual bakso di seberang. Dan tidak sengaja, Mereka berpapasan dengan anggota Menwa yang sedang mengadakan latihan. Jelas hati Tiara langsung senang melihatnya. Tian tersenyum seraya melewatinya.

" Ciye ciye. Dengar-dengar dari Lidia kemarin ada yang menanyakan alamat." Sindir Afifah menggoda Tiara.

" Aiissh apaan sih. Dia hanya ingin mengembalikan flash disk." Jelas Tiara.

" Owh." Ucap Afifah dan Wina berbarengan seperti paduan suara.

" Besok ada tugas speaking. Kalian sudah mengerjakan belum?" Tiara mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

" Tiga bakso dan tiga es teh." Ucap Afifah.

" Baik Nduk." Sahut pak Maman selaku penjual bakso yang sudah terkenal diarea kampus ini.

" Oya Ra, Dengar-dengar Siwi masuk jadi anggota Menwa karena Tian." Ucap Afifah. Diantara Kita bertiga, Afifah lah yang selalu up to date soal gosip yang beredar dikampus.

" Terus, apa hubungannya denganku?" Tiara mencoba memendam rasa cemburu yang tiba-tiba hadir dihatinya.

" Kamu tidak apa-apa gitu? Bukannya Kamu juga suka sama Tian?" Pertanyaan yang membuat Tiara hampir tersedak.

'Begitu terlihatkah kalau Aku menyukai Tian. Aku kira tidak ada yang menyadarinya. Apa secara tidak langsung, Aku terlihat terang-terangan menyukainya.' Batin Tiara jadi overthinking.

" Apaan sih Kamu Fah. " Jawaban ambigu yang Tiara lontarkan. -

" Oya, Aku hampir lupa. Ada buku yang harus kukembalikan." Ucap Tiara langsung beranjak.

" Tapi baksomu Ra?"

" Kalian bagi dua." Ucap Tiara seraya berlalu.

Mendadak, Tiara merasa kenyang begitu mendengar Siwi masuk anggota Menwa gara-gara Tian.

Tiara ke perpustakaan. Selain mengembalikan buku juga meminjam buku lainnya. Tidak sengaja Tiara mendengar soal Sari.

" Kamu tahu, anak baru semester satu itu si Sari yang membuat Ali putus dengan Nadira." Suara seorang cewek terlihat emosi.

Sari? Ali? Apa mungkin itu Sari yang kumaksud. Tiara beranjak dari perpustakaan dan melangkahkan kakinya menuju parkiran diseberang kampus. Motor Jupiter z berwarna biru. Itu motor yang digunakan saat ini. Tiara mengambil kunci ditas dan menghidupkan mesinnya. Selama diperjalanan Dia terngiang-ngiang dengan masalah sendiri dan juga Sari.

Tepat di depan kos, terlihat Sari juga baru pulang. Namun Tiara mencoba untuk tidak bertanya dulu. Secara Mereka sama-sama baru pulang dari kampus, tentunya sama-sama lelah.

" Ra, Kamu tahu. Akhirnya Aku menerimanya." Ucap Sari yang tanpa diduga.

" Astaghfirullah." Ucap Tiara spontan.

" Kenapa Kamu malah istighfar sih Ra? " Sari tidak terima dengan respon Tiara.

" Nanti Kujelaskan. Aku gerah mau mandi dulu." Tiara blm ingin membahas apa yang Dia dengar tadi sore di perpustakaan.

Malamnya setelah sholat Maghrib selesai. Terdengar Sari mengetuk pintu dan langsung masuk ke kamar Tiara. Tiara yang baru selesai membaca surah yasin sedikit terkejut dibuatnya.

" Bisakah jangan nyelonong begitu." Ucap Tiara seraya membuka mukena dan merapikannya. Sedangkan Sari sudah menghempaskan dirinya diatas kasur Tiara.

" Aku penasaran apa yang mau Kamu bicarakan tadi sore."

" Apakah Kamu yang membuat Aki dan kekasihnya putus?" Tanya Tiara to the point.

Sari terkejut mendengar pertanyaan Tiara. Dia langsung beranjak dan pindah duduk dikursi belajar Tiara.

" Kamu tahu darimana?" Sari malah bertanya balik.

" Aku tidak sengaja mendengarnya diperpustakaan tadi."

" Maafkan Aku." Ucap Sari menundukkan kepalanya.

" Sebenarnya sebelumnya Aku tidak tahu kalau Ali mempunyai kekasih. Dia mendekatiku seakan Dia benar-benar masih sendiri." Jelas Sari.

" Lalu Aku mengetahui setelah Aku benar-benar sudah menaruh perasaan padanya dan hubunganku dengan joko sedang tidak baik-baik saja."

" Aku sudah menyuruhnya untuk memilih. Dan Dia memilihku." Sari merasa bahwa posisinya saat ini benar.

Sedangkan Tiara hanya bisa menghela nafas panjang mendengarnya. Ternyata begitu mudah orang melepaskan dan membuat hubungan baru. Tiara lagi-lagi overthinking, Dia yang masih awam tentang sebuah hubungan. Tidak bisa komentar apa-apa.

" Ok. No coment Ri."

Sari keluar dari kamar Tiara setelah pembahasan itu. Sedangkan Tiara melanjutkan mengerjakan tugas speaking. Hingga akhirnya tugas tersebut selesai.

Paginya mata kuliah speaking berjalan seperti biasanya. Begitu selesai Tiara langsung beranjak dan keluar dari ruangan. Namun tiba-tiba sebuah pulpen menjitak kepala Tiara. Tiara menoleh. Melihat siapa yang melakukannya. Ternyata Tian. Dia tersenyum devil ke arah Tiara. Seakan tahu kalau Tiara tidak akan membalasnya secara langsung.

Gadia itu melanjutkan langkah kakinya bersama Wina dan Afifah.

"Ra tunggu!" Suara Tian menghentikan langkah Tiara.

" Flashdiskmu." Tian memberikan flashdisk warna hitam tersebut pada Tiara

" Owh.Ok." Jawab Tiara singkat.

Mata kuliah aqidah ternyata kosong. Dosen tidak bisa hadir karena ada keperluan mendadak. Mereka hanya dikasih tugas.

Diam-diam Tiara memotret Tian. Lalu diedit menjadi siluet. Berharap orang tidak akan mengetahuinya, Kalau Tiara diam-diam menyukainya. Walaupun sepertinya Fifty-Fifty. Faktanya Afifah dan Wina bisa menebak kalau Dian menyukai Tian.

" Tian.Tian." Suara Siwi membuat semua orang memandang ke arahnya. Termasuk Tiara.

" Besok ada acara Menwa lagi. Bagaimana kalau Aku menjemputmu." Suara Siwi dibuat sok imut membuat Tiara cemburu. Tiara menyakinkan diri, bahwa Dia tidak berhak untuk cemburu.

" Sepertinya tidak usah Wi. Aku ada janji dengan Wahyu untuk bareng." Jawab Tian entah mengapa membuat Tiara merasa lega. Padahal hampir saja Dia dibuat down oleh kelakuan Siwi.

Tian menyenggol Wahyu disampingnya untuk merespon ucapannya.

" Benar Wi.Kami akan berangkat bersama."

Siwi terlihat kecewa. Entah Tiara salah lihat atau tidak. Siwi memandang kesal padanya. Tiara jadi bingung.

'Apa salahku pada kejadian saat ini. Yang menolak tawaran kan Tian. Tapi kenapa malah Aku yang kena. '

Tiara jadi mendengus kesal dibuatnya. Karena boring Tiara memutuskan mengajak Wina dan Afifah keluar dari kelas. Sepertinya mereka bertiga seperti tiga serangkai. Kemana-mana dikampus selalu bertiga.

Walaupun ada kalanya kadang Wahyu atau Toni ikut bergabung. Tapi tidak sesering itu. Sedangkan Tian jangan ditanya, Dia sering sendiri. Walaupun ada kalanya Dia berdua dengan Wahyu. Dan Tiara tahu Wahyu diam-diam menyukai Wina. Namun sepertinya Wina lebih tertarik dengan kekasih yang Dia dapat divirtualnya.

" Kita mau makan apa nih?" Wina melirik ke arahku.

" Bakso,"

" Bosan eh bakso melulu." Keluh Afifah.

" Hmmm, ayam bakar saja sudah." Usul Tiara

" Ok. Lets go."

" mereka langsung melangkahkan kaki menuju kekantin kampus.

" Ayam bakar tiga."

" Minumnya Neng?"

" Aku es teh."

" Aku jus jeruk." ucap Afifah.

" Es teh." ucap Wina.

" Ok. Jadi ayam bakar tiga, es teh dua dan jus jeruk satu." Ucap Ibu Inah menyebutkan ulang pesanan Kami.

To be continued

Jangan lupa like dan coment

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

cemberut menguras hati. mending santuy2 aja dulu.

2024-05-25

0

Teteh Lia

Teteh Lia

mau cemburu tapi gengsi.

2024-05-25

0

NurAzizah504

NurAzizah504

Dua iklan mendarat, Kak /Good/

2024-05-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!