Titip Absen

Tiara mencari kontak Tian. Dan lalu mengetik sebuah pesan.

^^^Assalamualaikum^^^

Wa'alaikumsalam nduk

^^^Maaf mengganggu, Apa Aku bisa minta tolong?^^^

Tentu saja. Selagi Aku bisa menolong, Aku akan menolongmu.

^^^*Aku tidak masuk kuliah hari ini^^^

Kenapa tidak masuk? Ada apa? Apa Kamu tidak kenapa-kenapa?

Sepertinya Tian khawatir dan takut terjadi apa-apa dengan gadis tersebut. Apalagi Tian tahu Tiara pulang pergi naik motor. Tiara tersenyum masam, tidak tahu reaksi apa yang akan Tian lakukan. Jika Dia mengetahui bahwa Tiara hanya meminta tolong untuk sesuatu yang negatif. Iya, bolos kuliah tetapi minta tolong titip absen. Tiara menghela nafas panjang.

^^^Tidak. Aku tidak kenapa-kenapa. Aku hanya minta tolong titip absen.^^^

Huh, Aku kira kamu kenapa-napa.

Jawaban yang membuat Tiara sedikit ciut membacanya.

'Apa maksudnya? Apa Dia tidak mau menolongku.'Batin Tiara jadi negatif thinking.

^^^Jadi bagaimana? Bisakah Kamu menolongku?^^^

Hmmm, Kalau Aku menolongmu. Kamu mau kasih Aku apa?

Tiara mendengus kesal. Bisa-bisanya Tian memanfaatkan kesempatan dalam peluang ini. Karena Tiara kesal, Diapun menjawab seenaknya.

^^^Apapun yang Kamu mau.^^^

Jangan pernah menjawab kata-kata seperti itu ke seorang cowok

Tiara yang masih benar-benar polos tidak tahu maksudnya.

^^^Apa maksudmu?^^^

Tidak ada maksud. Ok Nanti kuabsenkan.

^^^Terimakasih^^^

Sama-sama

Jawaban itu mengakhiri chat an Mereka. Wina dan Afifah mengajak Tiara jalan ke alun-alun dekat universitas. Wina janjian dengan teman virtualnya. Sambil menunggu teman virtualnya Wina, Mereka membeli jagung bakar.

Mereka sibuk dengan handphone masing-masing. Wina jelas sibuk chat an dengan teman virtualnya. Afifah chat an dengan kekasihnya Brian. Diantara mereka bertiga, Afifah yang sudah mempunyai kekasih. Sedangkan Tiara sibuk dengan hobinysendiri. Mengedit gambar,foto atau bahkan video. Intinya sesuai mood gadis itu.

Pertemuan Wina dengan teman virtualnya berlangsung lumayan lama. Hingga setelah waktu isya Mereka baru pulang.

" Oya tadi sore ada yang mencarimu." Ucap Sari saudara sepupu sekaligus teman satu kos an dengan Tiara.

" Siapa?" Perasaan Tiara tidak ada janji dengan siapapun.

" Dia cowok, " Jelas Sari.

Tiara melangkahkan kaki sekaligus berpikir.

'Siapa yang tahu kalau kos-kosanku disini. Perasaan tidak ada yang mengetahuinya kecuali Wina, Afifah dan Lidia.'

" Kamu tidak tanya namanya Ri?"

" Boro-boro tanya. Aku melihat senyumnya saja sudah terpesona." Jelas Sari membuat Tiara semakin penasaran.

Sari geleng-geleng kepala.

" Aku kira Kamu tidak sepolos yang kubayangkan." Tambah Sari membuat Tiara mengerutkan dahi.

" Maksudnya?" Tanya Tiara.

" Kamu bisa juga mempunyai teman cowok. Aku kira Kamu masih polos karena belajar melulu. Tapi jujur Dia cowok yang menarik." Jelas Sari dengan mata berbinar-binar saat menceritakannya.

" Sudahlah, mungkin orang salah alamat." Tiara tidak mau berpikir lagi.

Sampai kamar Tiara menaruh tas rangselnya di meja belajar. Dia mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Tiara melihat Sari sedang asyik teleponan. Entah dengan siapa.

Selesai mandi, tidak lupa Tiara menunaikan kewajibannya sebagai seorang hambaNYA.

Selesai sholat isya, Gadis itu melangkahkan kaki keruang tengah, dimana ruang itu tempat ruang makan dan santai antara Tiara dan Sari. Iya, kos-kosan yang Mereka huni ini kos-kosan yang campur dengan Ibu Kos. Sehingga bermodel seperti rumah sendiri. Tidak seperti kos-kosan kebanyakan. Dan hanya mereka berdua yang kos di rumah tersebut. Ini semua kemauan istri pak liknya, yang tidak lain kakaknya Sari. Katanya kalau kos ditempat yang banyak penghuninya akan terasa ramai dan tidal konsen buat belajar.

" Bagaimana kuliahmu hari ini?" Tanya Tiara basa basi, secara Mereka beda jurusan walaupun sama-sama di Fakultas pendidikan. Tiara jurusan bahasa Inggris, sedangkan Sari masuk jurusan bahasa Indonesia.

" Biasa, masih monoton seperti biasanya." Jelas Sari.

" Oya Ra, Aku baru dapat pernyataan cinta dari kakak angkatan. Namanya Ali, Dia semester lima. Bagaimana ya Ra? Haruskah Aku menerimanya?"Sari meminta pendapat pada Tiara. Seseorang yang masih awam soal cinta. Namun Tiara terkejut, Karena setahu Dia Sari juga mempunyai cowok, yang tidak lain adalah teman sekelasnya waktu di SMA.

" Bagaimana dengan Joko cowokmu itu?"

" Aku sudah bosan padanya, Sudah kuputus tadi malam." Jelasnya tanpa merasa bersalah.

Tiara garuk-garuk kepala. Bagaimana bisa semudah itu memutuskan hubungan hanya dengan alasan bosan.

" Aduh Ri, sakit kepalaku." Tiara beranjak dari tempat duduk.

" Aisss, ga asyik banget Kamu nah Ra. Jadi bagaimana kuterima atau ga nih Ra!" Teriak Sari masih bertanya.

" Terserah Kamu nah Ri!" Jawab Tiara sambil berlalu menuju kamar.

Sari dan Tiara seumuran. Bahkan Afifah mengira Mereka berdua anak kembar. Padahal jelas-jelas berbeda. Menurut Tiara, Sari secara fisik lebih darinya. Dia mempunyai hidung yang mancung dan manis. Sedangkan Tiara, jelas kebalikannya. Sari sendiri bukan asli saudara sepupu Tiara. Dia adalah adik dari istri pak lik Tiara. Namun Mereka dibertemukan di Universitas ini. Karena SMA pun mereka berbeda. Sari diswasta, Tiara di negeri. Seminggu satu kos, Sari bilang jujur katanya dulu takut satu kos sama Tiara. Takut kebebasannya terancam. Dia takut Tiara lapor-lapor ke kakaknya. Tiara hanya tersenyum dan bilang bahwa Dia bukan tipe pengadu seperti itu. Dan sejak itu mereka akrab layaknya kakak beradik.

Semut, tadi Aku ke tempatmu berniat mengembalikan flash disk dan bertemu saudaramu.

Sebuah pesan masuk dari Tian. Dan Tiara langsung mengingat cerita Sari. Jadi Tian yang ditemui Sari tadi sore. Tiara pun senyum senyum sendiri jadinya.

^^^Maaf, Aku masih ada keperluan diluar tadi sore.^^^

Ok. No problem.

Tidak ada pembahasan lanjut. Namun Tiara bahagia. Tiara membersihkan tempat tidur dan menarik selimutnya.

" Woah!!! " Sebuah teriakan membangunkan tidur nyenyak Tiara. Tiara masih setengah sadar. Hingga sebuah suara gedoran pintu terdengar.

" Tiara! Tiara! " Suara Sari membuat Tiara langsung menyingkirkan selimut dan beranjak membuka pintu kamar.

" Tolong!" Suara Sari masih ngos-ngosan seperti habis lari maraton.

" Tenangkan diri dulu." Ucap Tiara walaupun jadi ikutan panik karenanya.

" Ayok ikut! Aku takut sekali! " Jelas Sari seraya menggandeng tangan Tiara. Sari mengajak Tiara kekamarnya yang berada di seberang ruang tengah dan lebih dekat dengan kamar mandi. Pikiran Tiara sudah tidak karuan dan membayangkan yang tidak-tidak.Begitu sampai kamar, Sari pun langsung menunjuk ke pojok kamarnya.

" Itu Ra. Aku sangat takut."Sari menunjuk Ada seekor hewan seribu kaki dipojok kamarnya.

" Astaghfirullah Ri. Aku kira ada apa." Ucap Tiara seraya keluar. Untuk hal-hal yang lainnya mungkin Tiara pengecut. Tapi soal ini, Gadis itu masih berani.

" Mau kemana Kamu Ra? Tolong Aku dulu." Sari mengejar Tiara.

" Cari kayu, tongkat atau lainnya. Masa iya Aku ambil pakai tangan." Keluh Tiara.

Tiara keluar dan mencari sesuatu yang bisa Dia gunakan dihalaman rumah. Beruntung Tiara menemukan bekas gagang sapu didekat pohon mangga. Dia pun langsung mengambilnya dan menggunakan untuk mengusir hewan kaki seribu tersebut.

To be continued

Jangan lupa like dan comentnya. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

bosan 😱 trus langsung putus gitu aja. 😱

2024-05-25

0

Teteh Lia

Teteh Lia

aku mau ice cream aja. 🤭

2024-05-25

0

NurAzizah504

NurAzizah504

Waduh, Tian. Minta imbalan /Joyful/

2024-05-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!