Semenjak sore itu Atma dan Maya terus bersama, melakukan hal yang membebaskan hati mereka untuk perlahan terbuka, mereka menulis puisi, membuat kopi, bahkan setiap sore mereka menari bersama di taman, di bawah pohon rindang itu mereka membuat perjanjian.
“Maya, di pohon ini aku mau buat sesuatu deh” Ucap Atma sambil berdiri.
“Buat apa?” Tanya maya.
“Aku ingin kita membuat suatu kalimat terus masukkan ke botol ini” Jawab Atma sambil menunjukan botol itu kepada maya.
“Terus dikubur gitu?” Tanya maya kembali.
“Tidak, Kita buat ini menjadi botol ungkapan perjanjian” Jawab Atma Sambil mengikat tutup botol itu dengan tali.
“Ungkapan perjanjian?” Tanya Maya yang penasaran.
“Sudah, jangan banyak nanya, kamu buat aja apa yang mau kamu tulis, setelah itu kita akan membukanya disaat kita tua nanti” Ucap Atma.
Setelah Atma mengikat tutup botol kaca itu, mereka menulis dengan isi hati dan pikiran mereka, mereka membuat harapan, dan memasukannya ke botol, botol itu diikat di ranting pohon yang kuat, agar tidak jatuh oleh angin.
Mereka duduk sambil menatap botol itu, mentari yang hampir terbenam, memancarkan cahayanya ke botol itu “Semoga umur kita sampai tua nanti ya, Maya” Ucap Atma sambil menatap botol itu. Maya yang mendengarkan kata Atma itu “Semoga Atma” Ucapnya dalam hati.
“Sudah hampir malam, sepertinya kita harus pulang, dan kamu harus pulang ya, semalem kita menari dan kamu ketiduran karena kecapekan” Ucap Atma.
“Iya-ya” Jawab Maya yang menggerutu.
“Bukannya kenapa-kenapa maya, tapi aku takut orang tua kamu mengkhawatirkan kamu, terus aku yang disangka menculik kamu lagi, hahaha...” Ucap Atma sambil tertawa tipis.
“Iya-ya, bawel banget, udah kaya cewek aja kamu” Ucap Maya sambil membereskan bawaannya.
Mereka pun pergi dari taman itu, Atma pun berpamitan kepada Maya, Maya pun melambaikan tangan, tak lama dari Atma yang melangkah jauh, Maya berjalan dan masuk ketaman itu dan menghampiri Pohon rindang itu.
“Semoga kita menemukan keselarasan hati ya, Atma, dengan botol terukir lah kisah kita berdua, dan disini dimana aku menemukan kenyamanan dan kebahagiaan hingga kamu menjadi alasan aku tetap menikmati hidupku kembali” Ucap Maya sambil menatap botol itu.
Maya pun pulang, sembari di jalan Maya membeli kopi untuk ia minum sambil memikirkan apa yang ia lewatkan bersama Atma, Maya yang menolak akan cinta, perlahan menerima cinta itu kembali, Maya begitu bahagia mengenal Atma, sesampainya dirumah, Maya kembali merasa kesepian, maya langsung bergegas masuk ke kamarnya.
“Kenapa aku tidak bisa merubah perasaan dan melupakan kenangan di dalam rumah ini?" Ucap maya yang sangat kesal hingga dirinya menangis dipojok kamarnya, Perasaan itu selalu menghantui ketika Maya berada dirumah.
Maya teringat yang dikatakan oleh Atma disaat selesai menari malam itu “Rumah ini kental dengan rasa sepi tapi aku tidak merasakan kesepian, karena didalam rasa kesepian, sudah pasti ada rasa yang ingin di ungkapkan, dan itulah mengapa aku tidak merasakan kesepian” Ucap Atma kemarin sembari meminum kopinya.
Maya pun bergegas dan menuliskan apa isi hatinya, Maya mengambil kopinya dan mencoba menenangkan dirinya, ia duduk di depan jendela kamarnya sembari musik yang didengarkannya, ia menulis puisi itu sampai larut malam hingga dia ketiduran, bukan puisi sedih yang ia tuliskan akan tetapi puisi tentang ia bersama Atma.
...Ku ingin dirimu...
...Di depan rembulan ini...
...Aku mencoba mengutarakan semua yang telah kita lewati bersama...
...Aku tidak tahu akan perasaanmu kepadaku ...
...Tapi asal kamu tahu saja...
...Aku mencintaimu...
...Entah sejak kapan perasaan ini menghampiri manusia sepertiku...
...Entah sejak kapan hati ini terbuka...
...Padahal pintu hati ini telah lama membeku...
...Disaat kita mengukir harapan kita di pohon rindang itu...
...Aku berharap akan kebersamaan yang abadi bersamamu...
...Aku ingin bersamamu...
...Rembulan ini menjadi saksi, hati yang telah lama membeku telah menunjukkan rasanya kembali...
Pagi pun telah menunjukan cahayanya, Maya yang terbangun melihat dan membaca puisi yang ia buat, Maya pun merasa kaget apa yang ia telah buat, Maya merasa malu dan ingin merobek kertas itu, disaat tangannya ingin merobek puisinya, Maya terdiam dan duduk di kasurnya, ia tidak sanggup merobek puisinya.
Maya teringat ucapan Atma “Puisi pertama dan menggunakan seluruh perasaan dan hati adalah puisi yang paling sempurna dari pada puisi selanjutnya, puisi itu tercipta karena perasaan yang telah lama ia pendam” Ucap Atma, “Benar juga, semalam bukanlah kesepian yang aku rasakan, tapi kerinduan aku bersama Atma, Aduh kenapa aku memikirkan Atma terus ya” Ucap Maya tersipu malu. Atma yang sedang mandi, bersin-bersin “Apa-apaan ini, siapa yang sedang membicarakan diriku” ucap Atma.
Maya pun sudah berada di kampus, Pagi itu semua orang sedang melihat hal yang sedang trending, Maya yang penasaran segera masuk kedalam ruangan kelas dan menanyakan kepada dua sahabatnya.
“Eh, ada apa sih? Kok pada heboh, ada yang trending topik lagi ya?” Tanya Maya yang menghampiri sahabatnya dengan penasaran.
“Maya, kamu belum tahu apa-apa ya?” Tanya balik Elma.
“Ust, Elma diledek mulu sahabatnya sendiri” Ucap Lestari sambil menutup mulutnya dengan roti.
“Iya nih, hobi bangen ngeledek aku, makan tu roti sampe habis” Ucap Maya yang kesal.
“Udah udah ah, ini loh, lagi hits banget, trending topik parah” Ucap Lestari.
“Ya-iya apa yang hits parah dan trending topik parah, apa hah?” Tanya Maya.
“Ini lihat nih, ada video orang lagi berduaan dan di kasih musik gitu tahu, musik romantis lagi, video itu ada orang berpacaran sedang mengikat botol di pohon beringin, wajahnya sih gak keliatan karena ada cahaya matahari terbenam, seperti di film-film romantis gitu, yang keliatan hanya siluet.” Ucap Lestari.
“Iya, romantis banget, kalau ada cowok seperti itu, aku sangat bersyukur tahu” Ucap Elma sambil makan roti dengan lahap.
“Makan dulu rotimu itu, dasar buaya betina” Ujar Lestari.
“Apa sih, oiya karena itu jadi trending topik, banyak orang yang ikut-ikutan tahu dan sempat di katakan, pohon itu adalah pohon cinta” Ucap Elma.
Maya yang melihat video itu segera menemui Atma dan berlari keluar meninggalkan Lestari dan Elma, Maya yang berlari tidak sengaja menabrak Atma yang sedang memakan roti isi hingga sausnya mengenai bajunya.
“Atma, pas banget kamu disini” Ucap Maya yang segera manarik tangannya Atma.
“Apaan Maya, Lihat baju aku, ketumpahan saus nih, aduh padahal aku ada kelas, Maya” Ucap Atma sambil kebingungan.
“Udah ikut aja, kita pergi ketaman sekarang” Jawab tegas Maya.
Maya dan Atma menaiki mobil angkutan umum, semua orang melihat kepada Atma karena bajunya ketumpahan saus. “Mbak baju temennya kenapa? Seperti ketumpahan saus” Tanya salah satu penumpang, “Bukan teman saya, mbak?” Jawab Maya yang cengar-cengir. Atma yang mendengar hal itu langsung mengusap baju yang terkena saus itu dan mengusapnya ke baju Maya.
“Atma, kamu iseng banget” Ucap Maya yang kesal.
“Mampus, segala gak akui aku temen mu lagi” Ucap Atma yang menggerutu.
“Emang kamu gak aku anggap teman tahu, malahan lebih...” Ucap Maya yang sontak terdiam dan menutup mulutnya.
“Hah apa, maksudnya?” Tanya Atma.
Maya yang keceplosan sontak menundukkan kepalanya dan gak mau menjawab pertanyaan Atma, Atma yang kebingungan karena tidak mendengar ucapan Maya, Sesampainya di taman, Maya langsung menunjuk pohon rindang itu, Mereka berdua melihat ke arah pohon rindang itu dan Atma menggenggam tangan Maya.
Mereka berdua saling tatap-tatapan, di taman dan pohon rindang telah dinamai pohon cinta, karena mereka berdua lah yang tanpa sengaja mengabadikan dan memberikan momen kepada pohon beringin itu, dan semua orang berbondong-bondong berfoto seperti divideo itu,akan tetapi tidak satu orang pun yang melakukan apa yang dilakukan Atma dan Maya, karena akan merusak pohon cinta dan tidak menarik lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kana
jahil nya 🤨
2024-04-24
1