Humaira

Humaira

Bab1

Happy reading

"Umii Rara harus kebandara,umi tidak perlu buatkan Sarapan untuk Rara,nanti aku biasa makan di Banda atau setelah sampai " ucap Rara seraya memasukan beberapa barang kedalam tas nya

"Iya ya,tapi bawa ini umi sudah siapkan untuk mu makan setelah sampai bandara ya nak

"

*****

Bandara Internasional Dubai (DXB) terletak sekitar 1.196km dari jantung kota.

Sebagai salah satu bandara terpadat di dunia, Dubai menjadi pusat peradaban baru, melampaui bisnis dan menjelma sebagai destinasi wisata internasional.

Tak mengherankan bila banyak wisatawan dari berbagai negara berdatangan untuk menjelajahi keindahan negeri ini.

Saat ini, Humaira bersiap untuk menaiki penerbangan terakhirnya menuju ke negeri impian. Amelia Humaira Azahra, 26 tahun, atau lebih akrab disapa Rara atau Humaira, tengah mengejar mimpinya di negeri Uni Emirat Arab (UEA) ini.

Menginjak tahun ketiganya menimba ilmu di sana, Rara merasa bangga, bersemangat, dan antusias menjalani sisa semester terakhirnya di negeri yang terkenal akan gudang emasnya itu.

Dubai kini telah mencuri perhatian dunia, menjadi pemimpin dalam budaya pariwisata dan perekonomian. Tidak hanya mengesankan bagi Rara, namun juga bagi siapa pun yang ingin merasakan kemajuan dan keindahan yang ditawarkan oleh Dubai.

United Arab Emirates University (UAEU) merupakan tempat di mana Rara mengejar gelar masternya dalam bidang bisnis. Meskipun mengenakan hijab, Rara tidak merasa terbatasi dalam menjalani aktivitasnya.

Bahkan, dia merasa bangga dan didukung penuh oleh orang tuanya yang menghargai keseriusannya dalam meraih kesuksesan.

Rara tampil anggun dengan gamis berwarna marun yang dilengkapi hijab dan cadar warna senada.

Namun, seringkali pandangan orang terhadap penampilannya tersebut menjadi sumber kepedihan hatinya.

Beberapa di antaranya bahkan tidak segan mengeluarkan komentar rasis.

Tak terpengaruh, Rara melangkah mantap menyusuri lorong-lorong bandara, menuju pintu keluar.

Karena hari semakin larut, ia segera memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Berkat beasiswa yang ia peroleh, Rara bisa menikmati fasilitas hunian nyaman di negara asing tanpa harus mengeluarkan biaya lebih. Ia bersyukur dan termotivasi untuk meraih lebih banyak pencapaian dalam hidup.

Bukan apartemen mewah dan tidak begitu besar,Namun itu sajah Rara sudah sangat bersyukur mendapatkan nya.

"Brug!

Seorang gadis kecil berusia sekitar 5 tahun yang sedang bermain dan berlarian tiba-tiba menabrak Rara yang sedang asyik berjalan.

"Maaf," ucap gadis kecil itu dengan wajah memerah, matanya terlihat cemas dan ketakutan.

Senyum hangat Rara pun menghampiri bibirnya, melihat raut wajah takut gadis itu, ia tahu bahwa gadis kecil itu juga berasal dari Indonesia, terbayang dari nada khas kata 'maaf' yang diucapkan.

"Hai, kamu dari Indonesia ya?" tanya Rara sambil tersenyum ramah.

Gadis itu menganggukkan kepala, sementara tangannya segera meraih lututnya yang terasa sakit.

"Apa kakimu sakit? Izinkan aku melihatnya, ya?" Rara menawarkan pertolongan dengan nada suara lembut dan perhatian.

Kepala gadis kecil itu kembali mengangguk, seraya menunjukkan lututnya yang ternyata sedikit berdarah. Rasa sakit terasa mengiris, namun Rara hadir untuk menolong, dan di sana, sebuah pertemanan baru mulai terjalin.

Dengan sigap, Rara mengambil plester yang selalu tersedia di dalam tasnya.

"Kakak akan mengobatinya," ucapnya lembut sembari menempelkan plester pada luka gadis kecil itu.

"Terima kasih," balas gadis kecil itu dengan suara lirih.

"Sama-sama, Sayang. Lain kali hati-hati ya saat bermain," pesan Rara kepada gadis kecil itu.

Gadis itu mengangguk penuh pengertian, matanya bersinar dengan kebahagiaan.

Tiba-tiba, sebuah panggilan keras menggema di telinga Rara,

"Isabell!" Ia menoleh dan melihat dua wanita muda yang mengenakan seragam yang sama, berjalan ke arah mereka.

Seperti dua pengasuh yang mencari anak yang mereka asuh.

"Maaf, Nona. Apakah dia merepotkan Anda?" tanya salah satu pengasuh dengan sopan, sementara yang lain segera membantu Isabell berdiri dan menggandeng tangannya.

Rara tersenyum ramah, menunjukkan bahwa ia tidak keberatan sama sekali.

"Tidak apa-apa, kok. Kami hanya berkenalan," jawabnya dengan nada lembut. Meski baru saja bertemu, ia merasa seolah-olah sudah mengenal Isabell sejak lama - sebuah pertemuan singkat yang meninggalkan kesan mendalam di hati Rara.

"Isabell,mba mohon jangan berlari seperti itu,mba bisa di marahin Dady kalau kamu seperti ini."ucap salah satu baby sitter itu sedikit marah.

''maafkan kami nona, isabell memang selalu seperti ini, maafkan isabell jika sudah menganggu anda"ucap pengasuh itu seraya membungkuk kan badan,Rara pun tersenyum pada kedua pengasuh itu.

Sementara isabell pun semakin mendelikk merasa takut, karena merasa bersalah pada Rara.

"Mba , isabell tidak bersalah, saya tadi yang kurang berhati hati"ucap Rara memberikan penjelasan.

"Haii ,jadi nama kamu Isabell,kamu cantik sekali mari kita berteman gimana?" Ucap Rara

mencoba menenangkan isabell .

Mendengar suara lembut dan merdu Rara membuat isabell tersenyum ceria seraya memperlihatkan deretan gigi gigi kecil nya.

"Terimakasih,,Kaka juga cantik sekali"ucap isabell menatap lekat mata Rara

Mendengar pujian dari gadis kecil itu membuat Rara terkekeh kecil.

"Kamu gemesin banget, gimana bisa tau kalau Kaka cantik?,kan Kaka pakai cadar'"jawab Rara seraya mengelus pipi chubby isabell.

"Dari mata Kaka,mata Kaka seperti mata mommy"ucap isabell

"Oh iya?wah pasti mommy kamu sangat cantik ya" jawab Rara kemudian dan isabell mengangguk kan kelapa nya namun wajah nya mendadak muram.

"Heii kenapa sayang,ko jadi sedih? Apa luka mu sakit?"tanya Rara dengan lembut Namun langsung mendapat gelengan kepala dari isabell.

"Atau masih ada yang sakit di bagian kaki ini?" Tunjuk Rara pada kaki gadis kecil itu namun masih tetap mendapatkan gelengan kepala dan wajah nya masih sendu.

"Apa kamu mau ini?"ucap Rara seraya menyodorkan sebuah premen lolypop yang dia ambil dari dalam tas ransel nya

Isabell pun mengambil premen itu dengan wajah berbinar, begitu juga dengan Rara seketika tersenyum bahagia melihat gadis kecil itu yang sudah tidak sedih lagi.

"Anak pintar, karena kita sudah berteman lain kali kalau kita bertemu lagi kakak janji deh, bakal traktir Isabel makan ice cream ,tapi Isabell jangan sedih dan main lari lari lagi ya sayang "ucap Rara

"Benarkah ? Iya aku janji ,"ucap isabell dengan penuh semangat dan Rara mengangguk kan kepalanya seraya tersenyum di balik cadar nya.

Setelah melihat isabell yang sudah kembali ceria, Rara pun akhirnya berpamitan pada kedua baby sitter isabell itu.

Awal nya isabell menolak,karena isabell ingin ikut dengan Rara namun setelah di bujuk oleh kedua pengasuh nya akhirnya isabell menurut dan tidak lagi memaksa untuk ikut dengan Rara.

****

Apartemen 

Berada di apartemen Rara

merebahkan tubuhnya di atas kasur berukuran sedang, kasur yang mungkin hanya muat untuk satu orang saja.

Setelah cukup mengistirahatkan tubuh nya, Rara segera melepaskan baju dan hijab yang dia kenakan lalu pergi membersihkan diri, setelah itu berganti pakaiannya kemudian melaksanakan sholat isya yang sempat dia tunda.

Begitu khusyuk Rara melaksanakan sholat, hingga tak terasa sudah 30 menit sudah berlalu.humaira kembali merebahkan tubuhnya lagi di atas kasur yang minimalis dan empuk itu.

Rara yang harus kembali segar besok, karena dia akan bertemu dengan seorang prof, untuk kegiatan untuk mengkonsultasikan tesisnya yang sudah hampir 90% siap.meskipun dengan tubuh yang terasa sangat Lelah,dan menempuh perjalanan ber jam jam lama nya namun Rara menjalankan aktifitas nya dengan semangat.

Drrttt drrttt drrttt!

Dering getaran ponsel kembali membangun kan Rara dari tidur nya yang belum nyenyak itu

"Ummi"gumam Rara

Segera Rara menggeser layar ponsel miliknya dan menggeser ikon berwarna hijau disana.

"Assalamualaikum ummi?"ucap Rara dengan lembut

"Waalaikumsalam salam,Ra apakah kamu sudah sampai nak? bagaimana perjalanan ada masalah kah?"tanya ummi Pipit Pada putrinya.

"Alhamdulillah ummi, Rara baik baik saja ko,dan perjalanan juga lancar .Rara juga sudah di apartemen ko mi" ucap Rara dengan tersenyum ketika mendengar pertanyaan random dari orang tua nya.

"Rara baik baik saja ummi,jadi ummi tidak perlu khawatir"imbuh Rara.

"Syukurlah kalau begitu, ummi lega mendengar nya,ya sudah ummi tutup dulu ya telpon nya Ra,tapi kalau ada apa apa langsung hubungi ummi ya jangan angan sampai enggak, Assalamu'alaikum" ucap ummi Pipit.

"Ya ummi,Waalaikumsalam ummi"

Ummi Pipit tahu jika Putri nya pasti sangat kelelahan hari ini.

setelah menempuh perjalanan dari Indonesia ke Dubai.maka dari itu dia tidak ingin berlama lama dalam sambungan telepon, mendengar kabar baik dari anak nya pun sudah lebih dari cukup membuat ummi Pipit bahagia

***

Keesokan harinya.

Suasana sejuk Terasa di negara yang menyimpan sejuta pesona, tinggal di wilayah Sheikh Khalifah bin Zayed street,

Asharej Al ain abu Dhabi united Arab Emirates. Yang merupakan tempat yang dekat dengan kampus nya, sehingga hal itu membuat Rara hanya perlu berjalan kaki menuju kampus nya.

Tidak membutuhkan waktu lama, sekitar lima belas menit akhirnya Rara sampai sudah di sebuah kantor sang dosen, mengkonsultasikan hasil pekerjaan nya yang dia buat selama di Indonesia.

Rara yang memang mahir dalam bahasa Arab, maupun bahasa Inggris membuat dia tidak merasa kesulitan memahami apa yang di bicarakan oleh sang dosen.

***Bersambung..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!