NovelToon NovelToon

Humaira

Bab1

Happy reading

"Umii Rara harus kebandara,umi tidak perlu buatkan Sarapan untuk Rara,nanti aku biasa makan di Banda atau setelah sampai " ucap Rara seraya memasukan beberapa barang kedalam tas nya

"Iya ya,tapi bawa ini umi sudah siapkan untuk mu makan setelah sampai bandara ya nak

"

*****

Bandara Internasional Dubai (DXB) terletak sekitar 1.196km dari jantung kota.

Sebagai salah satu bandara terpadat di dunia, Dubai menjadi pusat peradaban baru, melampaui bisnis dan menjelma sebagai destinasi wisata internasional.

Tak mengherankan bila banyak wisatawan dari berbagai negara berdatangan untuk menjelajahi keindahan negeri ini.

Saat ini, Humaira bersiap untuk menaiki penerbangan terakhirnya menuju ke negeri impian. Amelia Humaira Azahra, 26 tahun, atau lebih akrab disapa Rara atau Humaira, tengah mengejar mimpinya di negeri Uni Emirat Arab (UEA) ini.

Menginjak tahun ketiganya menimba ilmu di sana, Rara merasa bangga, bersemangat, dan antusias menjalani sisa semester terakhirnya di negeri yang terkenal akan gudang emasnya itu.

Dubai kini telah mencuri perhatian dunia, menjadi pemimpin dalam budaya pariwisata dan perekonomian. Tidak hanya mengesankan bagi Rara, namun juga bagi siapa pun yang ingin merasakan kemajuan dan keindahan yang ditawarkan oleh Dubai.

United Arab Emirates University (UAEU) merupakan tempat di mana Rara mengejar gelar masternya dalam bidang bisnis. Meskipun mengenakan hijab, Rara tidak merasa terbatasi dalam menjalani aktivitasnya.

Bahkan, dia merasa bangga dan didukung penuh oleh orang tuanya yang menghargai keseriusannya dalam meraih kesuksesan.

Rara tampil anggun dengan gamis berwarna marun yang dilengkapi hijab dan cadar warna senada.

Namun, seringkali pandangan orang terhadap penampilannya tersebut menjadi sumber kepedihan hatinya.

Beberapa di antaranya bahkan tidak segan mengeluarkan komentar rasis.

Tak terpengaruh, Rara melangkah mantap menyusuri lorong-lorong bandara, menuju pintu keluar.

Karena hari semakin larut, ia segera memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Berkat beasiswa yang ia peroleh, Rara bisa menikmati fasilitas hunian nyaman di negara asing tanpa harus mengeluarkan biaya lebih. Ia bersyukur dan termotivasi untuk meraih lebih banyak pencapaian dalam hidup.

Bukan apartemen mewah dan tidak begitu besar,Namun itu sajah Rara sudah sangat bersyukur mendapatkan nya.

"Brug!

Seorang gadis kecil berusia sekitar 5 tahun yang sedang bermain dan berlarian tiba-tiba menabrak Rara yang sedang asyik berjalan.

"Maaf," ucap gadis kecil itu dengan wajah memerah, matanya terlihat cemas dan ketakutan.

Senyum hangat Rara pun menghampiri bibirnya, melihat raut wajah takut gadis itu, ia tahu bahwa gadis kecil itu juga berasal dari Indonesia, terbayang dari nada khas kata 'maaf' yang diucapkan.

"Hai, kamu dari Indonesia ya?" tanya Rara sambil tersenyum ramah.

Gadis itu menganggukkan kepala, sementara tangannya segera meraih lututnya yang terasa sakit.

"Apa kakimu sakit? Izinkan aku melihatnya, ya?" Rara menawarkan pertolongan dengan nada suara lembut dan perhatian.

Kepala gadis kecil itu kembali mengangguk, seraya menunjukkan lututnya yang ternyata sedikit berdarah. Rasa sakit terasa mengiris, namun Rara hadir untuk menolong, dan di sana, sebuah pertemanan baru mulai terjalin.

Dengan sigap, Rara mengambil plester yang selalu tersedia di dalam tasnya.

"Kakak akan mengobatinya," ucapnya lembut sembari menempelkan plester pada luka gadis kecil itu.

"Terima kasih," balas gadis kecil itu dengan suara lirih.

"Sama-sama, Sayang. Lain kali hati-hati ya saat bermain," pesan Rara kepada gadis kecil itu.

Gadis itu mengangguk penuh pengertian, matanya bersinar dengan kebahagiaan.

Tiba-tiba, sebuah panggilan keras menggema di telinga Rara,

"Isabell!" Ia menoleh dan melihat dua wanita muda yang mengenakan seragam yang sama, berjalan ke arah mereka.

Seperti dua pengasuh yang mencari anak yang mereka asuh.

"Maaf, Nona. Apakah dia merepotkan Anda?" tanya salah satu pengasuh dengan sopan, sementara yang lain segera membantu Isabell berdiri dan menggandeng tangannya.

Rara tersenyum ramah, menunjukkan bahwa ia tidak keberatan sama sekali.

"Tidak apa-apa, kok. Kami hanya berkenalan," jawabnya dengan nada lembut. Meski baru saja bertemu, ia merasa seolah-olah sudah mengenal Isabell sejak lama - sebuah pertemuan singkat yang meninggalkan kesan mendalam di hati Rara.

"Isabell,mba mohon jangan berlari seperti itu,mba bisa di marahin Dady kalau kamu seperti ini."ucap salah satu baby sitter itu sedikit marah.

''maafkan kami nona, isabell memang selalu seperti ini, maafkan isabell jika sudah menganggu anda"ucap pengasuh itu seraya membungkuk kan badan,Rara pun tersenyum pada kedua pengasuh itu.

Sementara isabell pun semakin mendelikk merasa takut, karena merasa bersalah pada Rara.

"Mba , isabell tidak bersalah, saya tadi yang kurang berhati hati"ucap Rara memberikan penjelasan.

"Haii ,jadi nama kamu Isabell,kamu cantik sekali mari kita berteman gimana?" Ucap Rara

mencoba menenangkan isabell .

Mendengar suara lembut dan merdu Rara membuat isabell tersenyum ceria seraya memperlihatkan deretan gigi gigi kecil nya.

"Terimakasih,,Kaka juga cantik sekali"ucap isabell menatap lekat mata Rara

Mendengar pujian dari gadis kecil itu membuat Rara terkekeh kecil.

"Kamu gemesin banget, gimana bisa tau kalau Kaka cantik?,kan Kaka pakai cadar'"jawab Rara seraya mengelus pipi chubby isabell.

"Dari mata Kaka,mata Kaka seperti mata mommy"ucap isabell

"Oh iya?wah pasti mommy kamu sangat cantik ya" jawab Rara kemudian dan isabell mengangguk kan kelapa nya namun wajah nya mendadak muram.

"Heii kenapa sayang,ko jadi sedih? Apa luka mu sakit?"tanya Rara dengan lembut Namun langsung mendapat gelengan kepala dari isabell.

"Atau masih ada yang sakit di bagian kaki ini?" Tunjuk Rara pada kaki gadis kecil itu namun masih tetap mendapatkan gelengan kepala dan wajah nya masih sendu.

"Apa kamu mau ini?"ucap Rara seraya menyodorkan sebuah premen lolypop yang dia ambil dari dalam tas ransel nya

Isabell pun mengambil premen itu dengan wajah berbinar, begitu juga dengan Rara seketika tersenyum bahagia melihat gadis kecil itu yang sudah tidak sedih lagi.

"Anak pintar, karena kita sudah berteman lain kali kalau kita bertemu lagi kakak janji deh, bakal traktir Isabel makan ice cream ,tapi Isabell jangan sedih dan main lari lari lagi ya sayang "ucap Rara

"Benarkah ? Iya aku janji ,"ucap isabell dengan penuh semangat dan Rara mengangguk kan kepalanya seraya tersenyum di balik cadar nya.

Setelah melihat isabell yang sudah kembali ceria, Rara pun akhirnya berpamitan pada kedua baby sitter isabell itu.

Awal nya isabell menolak,karena isabell ingin ikut dengan Rara namun setelah di bujuk oleh kedua pengasuh nya akhirnya isabell menurut dan tidak lagi memaksa untuk ikut dengan Rara.

****

Apartemen 

Berada di apartemen Rara

merebahkan tubuhnya di atas kasur berukuran sedang, kasur yang mungkin hanya muat untuk satu orang saja.

Setelah cukup mengistirahatkan tubuh nya, Rara segera melepaskan baju dan hijab yang dia kenakan lalu pergi membersihkan diri, setelah itu berganti pakaiannya kemudian melaksanakan sholat isya yang sempat dia tunda.

Begitu khusyuk Rara melaksanakan sholat, hingga tak terasa sudah 30 menit sudah berlalu.humaira kembali merebahkan tubuhnya lagi di atas kasur yang minimalis dan empuk itu.

Rara yang harus kembali segar besok, karena dia akan bertemu dengan seorang prof, untuk kegiatan untuk mengkonsultasikan tesisnya yang sudah hampir 90% siap.meskipun dengan tubuh yang terasa sangat Lelah,dan menempuh perjalanan ber jam jam lama nya namun Rara menjalankan aktifitas nya dengan semangat.

Drrttt drrttt drrttt!

Dering getaran ponsel kembali membangun kan Rara dari tidur nya yang belum nyenyak itu

"Ummi"gumam Rara

Segera Rara menggeser layar ponsel miliknya dan menggeser ikon berwarna hijau disana.

"Assalamualaikum ummi?"ucap Rara dengan lembut

"Waalaikumsalam salam,Ra apakah kamu sudah sampai nak? bagaimana perjalanan ada masalah kah?"tanya ummi Pipit Pada putrinya.

"Alhamdulillah ummi, Rara baik baik saja ko,dan perjalanan juga lancar .Rara juga sudah di apartemen ko mi" ucap Rara dengan tersenyum ketika mendengar pertanyaan random dari orang tua nya.

"Rara baik baik saja ummi,jadi ummi tidak perlu khawatir"imbuh Rara.

"Syukurlah kalau begitu, ummi lega mendengar nya,ya sudah ummi tutup dulu ya telpon nya Ra,tapi kalau ada apa apa langsung hubungi ummi ya jangan angan sampai enggak, Assalamu'alaikum" ucap ummi Pipit.

"Ya ummi,Waalaikumsalam ummi"

Ummi Pipit tahu jika Putri nya pasti sangat kelelahan hari ini.

setelah menempuh perjalanan dari Indonesia ke Dubai.maka dari itu dia tidak ingin berlama lama dalam sambungan telepon, mendengar kabar baik dari anak nya pun sudah lebih dari cukup membuat ummi Pipit bahagia

***

Keesokan harinya.

Suasana sejuk Terasa di negara yang menyimpan sejuta pesona, tinggal di wilayah Sheikh Khalifah bin Zayed street,

Asharej Al ain abu Dhabi united Arab Emirates. Yang merupakan tempat yang dekat dengan kampus nya, sehingga hal itu membuat Rara hanya perlu berjalan kaki menuju kampus nya.

Tidak membutuhkan waktu lama, sekitar lima belas menit akhirnya Rara sampai sudah di sebuah kantor sang dosen, mengkonsultasikan hasil pekerjaan nya yang dia buat selama di Indonesia.

Rara yang memang mahir dalam bahasa Arab, maupun bahasa Inggris membuat dia tidak merasa kesulitan memahami apa yang di bicarakan oleh sang dosen.

***Bersambung..

Bab2

Happy reading

Selesai kegiatan konsultasi,Rara memilih merevisi Beberapa kesalahan di dalam tersisnya.jika hal ini di tunda,maka bukan hanya tidak akan selesai,namun sudah pasti Humaira pasti akan lupa dengan ucapan dosennya bahkan arah arahan yang sudah di terangkan oleh sang dosen.

Tujuan Rara kali ini adalah ketaman kota yang sejuk,disana Rara merasa lebih leluasa untuk menyelesaikan pekerjaan nya,dan juga sesekali ia menulis perasaan nya di buku harian nya.

Dan sekarang memang Rara tidak memiliki jam kuliah lagi,hanya perlu untuk menyelesaikan tugas akhir program nya saja dan segera kembali ke tanah air untuk mengabdi kan dirinya dengan ilmu yang telah dia dapat kan selama berkuliah.

Duduk di sebuah bangku panjang di taman itu membuat Rara merasa tenang dan nyaman,terlebih lagi kebetulan suasana sedang tidak begitu ramai.kerena biasanya taman itu ramai pengunjung dan anak anak kecil yang berlarian bermain di situ, bermain bersama para orang tua menikmati suasana taman tersebut.

"Mamiii..!" Suara anak kecil yang begitu terdengar di telinga

"Gedebug!!"

"Tanpa sadar anak keci itu tak sengaja menabrak tubuh Rara, untungnya Laptop yang dibawa Rara tidak ikut terjatuh karena anak kecil itu sangat kecang menabrak nya .

"Isabell?"panggil Rara setelah mengetahui sosok anak kecil yang menabrak nya adalah yang pernah dia temui di bandara semalam.

Seketika wajah anak kecil itu mendongak ketika nama nya di sebut.

"Mamii," ucap isabell lagi menatap kearah Rara

"Mami?"gumam Rara seraya mengerutkan keningnya

"No please isabell ! jangan panggil Kaka seperti itu nanti Kaka marah loh "ucap salah satu pengasuh isabell yang berlari ke arah Rara dan isabell

"No,okey!" Ucap pengasuh sekali lagi

Mendengar itu Isabell pun menunduk kan kepalanya wajah sedihnya terlihat di sana.

"Maafkan sikap Isabell nona,saya harap nona tidak tersinggung ,dia hanya anak kecil."Ucap salah satu pengasuh lain nya dengan sopan.

Lalu kemudian pengasuh itu meraih tangan isabell yang memeluk Erat lengan Rara.

"Mamii"Ucap isabell menatap Rara lekat berharap Rara mengasihani nya.

Beberapa kali pengasuh Isabell meraih tangan nya,Namun beberapa kali juga isabell mengibaskan tangannya menolak ajakan sang pengasuh nya itu.

"Isabell" panggil Rara dengan lembut seraya berjongkok agar posisi nya setara dengan tubuh kecil isabell

"Benar kata mbak, isabell nggak boleh panggil Kaka dan sebutan mami,kan Kaka juga bukan mami nya isabell , lalu kalau maminya isabell dengar isabell manggil Kaka seperti itu pasti mami marah" jelas Rara lembut memberi penjelasan pada Isabell.

Isabell yang mendengar itu pun kembali menunduk kan kepalanya, perlihatkan wajah sedihnya di wajah imut nya,Rara melihat itu pun merasa kasian.

"Maksud Kaka begini sayang,"Rara menjeda ucapan nya Seraya memberikan usapan lembut pada kepalanya yang berambut panjang sebahu itu.

"Jadi gini,kalau isabell panggil Kaka mommy,nanti Daddy atau mommy nya isabell bisa marah,atau mungkin sajah mommy nya Isabell akan memarahi isabell karena hal ini" ucap Rara lembut.

Sejenak suasana menjadi hening,hanya terdengar suara isakan tangir Isabell saja seraya menunduk kan kepalanya

"Tapi,mommy sudah di surga! Apa orang yang sudah di surga bisa marah ?" Ucap isabell kemudian.

"Isabell berharap mommy bisa marah sama Isabell dan Isabell akan bahagia,itu tanda nya mommy masih disini sama Isabell" teriak Isabell dengan wajah yang berkaca kaca

Gadis kecil yang begitu pandai berbicara, melupakan kesedihannya dan isi hatinya pada orang orang sekitar,dan hal itu membuat Rara terkejut.

Mendengar hal itu Rara pun memahami situasi yang dialami oleh gadis kecil dihadapan nya, ternyata dia memanggilnya dengan sebutan mami bukan tanpa alasan.

Ternyata gadis kecil itu sedang merindukan sosok ibu, yang mungkin saja dia maksud di surga adalah (meninggal).

"Isabell, sayang"panggil Rara dengan suara lembut seraya menagkup wajah gadis kecil yang imut itu kehadapan nya.

Mereka saling bertatapan saling beradu,Rara melihat jelas kesedihan dari gadis cantik itu karena air mata membanjiri pipinya yang chubby.

Rara meletakkan laptop nya di kursi taman,lalu mengangkat tubuh gemul gadis berusia 5 tahun itu.

Lalu mendudukkan nya di atas pangkuan,memeluk dan mengusap ramput panjang isabell dengan penuh kehangatan.

Isabell yang berada dalam pelukan Rara pun terasa nyaman sehingga isakan tangis dan air mata yang membanjiri pipinya seketika terhenti.

"Kaka, apakah Kaka marah jika aku memanggil Kaka dengan sebutan mami?" Tanya isabell dengan suara terbata bata akibat tangisan yang menyesakan dada.

"Tidak sayang," jawab Rara lembut

"Benarkah? Jadi apakah aku boleh menyebut Kaka dengan sebutan mam, karena mommy Abel sudah tidak ada?" Tanya isabell memastikan lagi dengan wajah berbinar .

"Tentu saja!"jawab Rara dengan anggukan seraya tangannya mengelus lembut pipi Isabell, akhirnya Rara menyetujui permintaan gadis yang ada di pangkuan nya.

"Ettt tapi ada syaratnya!" Ucap Rara seketika membuat perubahan pada wajah Isabell

"Syaratnya, isabell nggak boleh sedih lagi,dan harus nurut sama Daddy dan mbak ya" ucap Rara lembut seraya menatap lekat gadis yang ada di pangkuan nya itu.

Isabell pun mengangguk kan kepalanya menerima syarat yang di ajukan Rara dengan wajah yang berbinar bahagia menghiasi wajah cantiknya.

"Horeee!!! Isabell punya mamii ,mommy pasti senang  kalo Isabell punya mami jadi Isabel punya dua mommy dan mami Isabell turun dari pangkuan Rara lalu melompat ,manari dan berlari memutari kursi taman dimana Rara sedang duduk.

"Horee!"

"Horee!!

"Horee!! Isabell punya mamii isabell

punya mami lagii" teriak Isabell penuh kebahagiaan.

Hal itu tak luput dari pandangan mata Rara, Seketika sudut mata Rara menghangat dan tak terasa meneteskan air matanya .

Suasana menjadi sangat mengharukan,hingga beberapa kali Rara menyeka air mata nya yang terus saja mengalir.

"Terimakasih banyak nona,nona sangat baik"ucap salah satu pengasuh Isabell yang berdiri di samping nya.

Suara sang pengasuh seketika membuyarkan fokus Rara yang sedang menatap Isabell dengan lekat,Gadis kecil yang masih dalam suasana hati bahagia , melompat ,belari dan menari itu seakan sedang merayakan kebahagiaan Karena dia memiliki mami baru.

"Eh iya,mbak mari duduk sini"Ucap Rara pada pengasuh Isabell seraya menepuk kursi yang kosong , karena pengasuh lain nya sedang mengawasi Isabell .

Pengasuh itu yang di ketahui bernama ningsih Bekerja pada sang majikan sejak , Isabell baru lahir Dan saat itu lah mbak asih sekarang dipekerjakan hanya fokus menjaga Isabell.

Namun saat usia Isabell 3 tahun,Sang ibu mengalami sakit parah,Ya itu penyakit kanker darah, hingga nyawanya tidak bisa terselamatkan ,Dan terhitung isabell kehilangan sosok seorang ibu sudah dari 1 tahun.

tanpa sadar berubah menjadi gadis yang sangat pemurung dan kadang super aktif .

"Padahal isabell sebenarnya anak yang penurut,baik,periang hanya saja setelah kepergian sang ibu,membuat nya sedikit berubah,susah di atur kadang emosional nya tidak setabil non" ucap mbak ningsih seraya menatap Isabell di sana.

"Benarkah?""jawab Rara.

"Iya non,tak ada yang bisa mengendalikan nya selain Daddy nya,"ucap mbak ningsih

Rara hanya menghela nafas,dia memahami situasi keadaan isabell,dia pun merasa iba pada gadis kecil itu ia pun mengangguk kan kepalanya menjawab pertanyaan mbak asih.

"Terkadang saya kasian sana Isabell non ,masih sekecil itu sudah sering bolak balik ke luar negeri,tapi mau gimana lagi dia hanya ingin dengan Daddy nya,"imbuh mbak Ningsih.

"Mamiiiiii" teriak Isabell dari kejauhan seraya melambaikan tangan nya.

Azahra pun membalas lambaian tangan pada Isabell, dengan senyuman yang tertutup dengan cadar berwarna merah maroon.

"Saya merasa sejak bertemu dengan nona Rara , Isabell sangat bahagia dan dia pernah berkata pada saya jika dia berharap bertemu lagi dengan nona Rara"ucap Pengasuh isabell.

"Oh ya mbak?" Rara mengerut kan keningnya.

"Iya non,saya juga heran, biasanya Isabell jika bertemu orang asing,dia seakan tak peduli seakan tidak peduli tapi dengan nona Rara sangat lah berbeda ,dia sangat bahagia dan selalu berharap selalu bertemu padahal baru bertemu " jelas mbak Ningsih.

Mbak Ningsih adalah perawat sekaligus pengasuh yang merawat Isabell dari kecil sehingga dia tau karakter anak kecil itu.

Dimana isabell yang sangat antipati terhadap orang yang baru dia kenal, terlebih lagi terhadap orang yang terasa asing baginya.

"Ko bisa begitu ya mbak?" Rara masih tak percaya

"Iya,tapi dengan nona Rara , isabell malah langsung menyebut nona dengan sebutan mami, terimakasih ya non sudah mengembalikan kebahagiaan dan keceriaan isabell nona kecil kami" ucap mbak Ningsih

"Iya mbak sama sama,saya ikut senang' semoga isabell bisa mendapatkan ibu baru yang menyayangi isabell dengan tulus dan baik ya mbak" ucap Rara dengan senyuman dan tutur kata lembut

"Aminnn".

Bersambung...

Bab3

"Isabell!" Panggil Rara dengan suara lembut serta lambaian tangan tertuju pada Isabell yang masih berlarian di sana.

Mendengar namanya di panggil gadis kecil itu pun menurut dan pergi menuju kearah Rara di mana Rara sedang duduk.

"Iya mamii?" Dengan suara dan nafas sedikit terengah .

"Hmmm isabell mau ice cream?" Tanya Rara pada gadis kecil di hadapannya itu.

Isabell pun mengangguk kan kepalanya Dengan penuh semangat dan wajah sumringah.

Melihat hal itu pun membuat Rara merasa bahagia"oke let's go!" Ucap Rara seraya meraih tangan gadis kecil di hadapannya.

Mereka pun berjalan menuju kearah penjualan ice cream yang ada di sekitar taman itu,tidak butuh waktu lama mereka pun sampai di depan penjual ice cream.

"Pak,saya mau beli ice cream semua varian rasa ya, untuk 4 orang" ucap Rara lembut pada penjual ice cream dengan senyuman di balik cadarnya.

"Baik ,nona "penjual ice cream pun memberikan 1 kantong plastik yang berisi ice cream pada Rara.

"Terimakasih banyak pak,jadi ini berapa?" Tanya Rara kembali

"50 ribu" ucap sang penjual lalu Rara membayar nya.

"Rara tidak hanya membeli 1 ice cream tapi 4 ice cream untuk dirinya, isabell dan 2 pengasuh Isabell yang setia menemani dan menjaga Isabell.

Setelah membeli ice cream mereka kembali kebangku taman untuk menikmati ice cream yang Rara beli.

"Gimana enak ice cream nya?" Tanya Rara pada Isabell

" Enakk ,mamii mami tau ,ini adalah ice cream yang terenak yang Pernah Abel makan" ucap isabell dengan mulut yang belepotan.

"Benarkah? Ya ampun sampai belepotan,"Rara mengelap mulut isabell dengan sapu tangan yang ada dalam tas nya ,dia terkekeh melihat wajah gadis kecil itu.

"Iya,karena isabell makan ice cream nya sama mommy" ucap isabell dengan suara manja,

Mendengar hal itu Rara tersenyum kemudian mengelus Rambut isabell dengan lembut.

"Kalau begitu mommy,akan belikan isabell ice cream setiap hari"jawab Rara seraya menatap lekat gadis kecil di hadapannya itu.

"Isabell !!" Suara bariton yang terdengar memekakkan telinga di setiap orang yang mendengar.

Isabell yang mendengar nama nya di panggil pun seketika mata nya mendelik dan ketakutan, sehingga langsung beringsut mendekati Rara dan bersembunyi di belakang nya.

Seorang pria yang dengan setelan jas hitam, datang menghampiri mereka yang yang sedang makan ice cream, Seorang pria yang perawakan tinggi sekitar 187cm,wajah super tampan ,tubuh tegap dan atletis serta kulit putih nan bersih.

Itulah kesan pertama yang di lihat Rara sebelum Ia menundukkan wajahnya.

"Siapa yang menyuruh mu memakan makanan seperti ini Isabell !!" Suara itu terdengar begitu menakutkan,bahkan kedua pengasuh Isabell pun juga ikut ketakutan jika tuan nya akan marah kepada mereka.

Isabell yang mendengar dan melihat ayah nya marah kepada nya pun semakin ketakutan,dia semakin menyembunyikN wajahnya di belakang gamis milik Rara.

Rangga Wijaya ,ya itu sosok dady dari isabell yang terkenal Arogan,dan sangat dingin pada orang lain,dia adalah seorang CEO dari Wijaya group ,Dia adalah duda anak satu .

"Abel!"Teriak Rangga lagi dengan dada yang naik turun memperlihatkan betapa dirinya sedang marah.

Rara pun sampai terkaget saat mendengar teriakan tangga yang begitu kencang.

"Tu,tuan saya mohon jangan berteriak seperti itu pada Isabell,"Ucap Rata dengan soroton mata kebawah dia masih tetap menunduk kan pandangan nya.

"Cih,Apa hak mu mengatakan itu padaku?"ucap Rangga dengan tegas dan sedikit keras.

Mendengar itu pun Rara sedikit mendongak namun tetap dengan soroton mata kebawah"Maaf tuan saya memang tidak memiliki hak apapun,Tapi lihat lah isabell dia begitu ketakutan mendengar suara anda!"Ucap Rara tegas,

Entah kenapa rasanya Rara merasa tidak terima jika Isabell di bentak oleh ayah kandungnya sendiri,gadis kecil yang baru ia kenal beberapa hari ini.bahkan gadis kecil itu memanggil dirinya dengan sebutan mami sehingga membuat Rara tergerak untuk melindungi gadis tersebut.

Rangga hanya menatap lekat wajah Rara yang terutup cadar dengan tatapan yang begitu tajam.

"Daddy stop, jangan marahin mami dady"pinta Isabell yang akhirnya keluar dari balik gamis yang di kenakan oleh Rara.

"Cih,,!!Mami?" Sergah Rangga dengan sinis

"Bahkan kamu memanggilnya mami Isabell?"ucap Rangga pada Isabell

Isabella pun hanya mengangguk kan kepala dengan wajah takut,dan sorotan mata nya yang sudah berembun.

"Dia adalah orang asing!" Ucap Rangga sedikit pelan seraya menatap putrinya lekat

Tentu sajah melihat putri kecil nya yang sedih membuat Rangga merasa bersalah, terlebih lagi melihat putri kecil nya itu telah meneteskan buliran air bening.

Rangga pun berjongkok untuk menyetarakan tubuhnya dengan isabell,"sayang maafkan Daddy,tapi please jangan berlebihan untuk memanggil seseorang dengan sebutan seperti itu,.

"Tapi Daddy,mami tidak bersalah"ucap Isabell mendongak menatap Rara

"No,stop Abel jangan panggil dia mami!" Ucap tegas Rangga sehingga membuat perubahan pada wajah Isabell.

Rangga berdiri menatap Rara,"Kau!! Tolong jaga sikapmu!! Dan aku sangat tidak menyukai putriku menyembutmu dengan Kata itu!"ucap Rangga menunjuk pada Rara

Mendengar hal itu Rara menghela nafas dan mengembuskan dengan kasar.

"Tuan,saya tidak pernah meminta nya untuk memanggil seperti itu,Saya hanya ingin membuat isabell merasa bahagia dengan apa yang dia lakukan"jelas Rara

"Daddy jangan marah pada mami,Abel yang meminta mami untuk menjadi Mami Abel"Ucap isabell membela Rara

Rangga pun hanya terdiam mendengar ucapan dari kedua orang yang ada di hadapannya.

Sementara kedua pengasuh Isabell masih di buat merinding,dari suara keras Rangga sebelumnya.Suara yang begitu menakutkan dan terasa memekakkan gendang telinga.

Meski kedua pengasuh itu menahan rasa takut, nyatanya kedua pengasuh itu pun tak luput dari amarah Rangga.

"Apa dua orang seperti kalian tidak cukup untuk menjaga seorang anak kecil?"tanya Rangga dengan suara keras

"Atau perlu aku cari pengganti untuk mengantikan kalian !" Ucap Rangga ketus pada baby sitter anak nya

"Tii..tidak tuan maafkan kami"ucap mbak ningsih dengan suara bergetar

"Please Daddy No!"pinta Isabell pada Rangga agak tidak marah marah lagi.

"Bawa isabell ke mobil!"ucap tegas Rangga pada Mbak Ningsih

"Baik tuan" Asih pun langsung membungkuk menggendong isabell menuju di mana mobil Rangga terparkir.

Rangga yang sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan rekan kerjanya,di sebuah restoran yang tidak jauh Yaman tersebut, kemudian meminta pada kedua pengasuh Isabell untuk bermain di taman.

"Stop!!"teriak Isabell menghentikan langkah kedua pengasuh nya

Mendengar teriakkan isabell pun membuat Rangga dan Rara menoleh ke arah isabell yang berjalan kembali menuju kerah mereka

"Mamii"Isabell berlari menghampiri Rara

Rara pun berjongkok menyamakan Tubuhnya agar sejajar dengan isabell" Iya sayang?"jawab Rara lembut

"Mamii, bolehkah isabell meminta nomor telepon mami?"ucap Isabell dengan raut wajah sedihnya yang sedikit memelas.

"Apakah Isabell akan menghubungi mami?"tanya Rara dengan suara lembut ,dan Isabell pun menjawab dengan anggukan.

Rara pun berdiri mengambil kertas lalu menuliskan nomor telepon nya, Belum sempat memberikan nomor telepon pada Isabel kertas itu langsung di ambil dan di robek oleh Rangga.

"Daddy!!!" Teriak Isabell dengan kemarahan di sertai tangisan yang pecah.

"Cepat bawa dia kembali!" Printah Rangga pada Mbak Ningsih

Dengan cepat Mbak Ningsih dan rekan nya menggendong Isabell yang menagis menjauh dari Rangga dan Rara.

Melihat hal itu Rara hanya tersenyum getir di balik cadar nya tak terasa air mata nya mengalir di sudut mata nya.

"Kau!!"panggil Rangga menunjuk pada Rara Tatapan tajam yang mematikan yang di perlihatkan Rangga namun tidak sedikit pun membuat Rara takut.

"Jangan pernah mencuci otak putriku! Jangan macam macam dengan ku mengerti!"ancam Rangga

Rara pu tersenyum kecil di balik cadar'nya

"Selain galak, Ternyata anda lucu juga ya" ucap Rara dengan nada datar

Mendengar hal itu membuat Rangga semakin kesal, Terlebih lagi sikap yang dia anggap tidak sopan dengan tidak memandang lawan bicaranya.

"Bagaimana bisa saya mencuci otak isabell, sementara yang selalu bersama dia itu anda Tuan!"ucap ketus Rara dengan sorot matanya tetap kebawah.

"Kau!" Rangga semakin kesal dengan ucapan Rara

"Oh maaf tuan, mungkin saya tahu seperti apa orang yang anda cintai dan saya juga bukan seperti orang itu,Tapi tolong jangan beranggapan jika anda adalah orang yang Paling menderita di dunia ini,saya tahu rasanya kehilangan dan lihatlah putri anda juga merasa kehilangan ibunya" ucap Rara

Mendengar hal itu membuat Rangga terdiam,setiap ucapan Rara begitu lancang namun itulah kenyataannya

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!