Flash Back On
Sore itu, Dika bertemu dengan Zoya mantan pacarnya. Dia mengajak Dika berbincang dan minum disebuah restoran bintang lima. Dika tidak tau kalau minuman yang diberikan oleh Zoya mengandung obat p*rangsang, saat obat itu memberikan reaksi, Dika meminta asisten pribadinya untuk mengusir Zoya dari hadapannya.
Perlahan tapi pasti, obat jahat pemberian Zoya memberikan reaksi. Dika mulai gelisah, darahnya terasa mendidih dan miliknya yang awalnya loyo mulai menunjukan tanda tanda kehidupan.
"Sial, kenapa bisa mengeluarkan reaksi seperti ini? Bukankah aku impoten?" Batin Dika.
Zoya mendekati Dika, bergelayut manja dan mengucapkan kata kata mesra. Dika menolak Zoya, mendorongnya untuk menjauh dan mengusirnya dengan kasar. Setelah itu Dika melarikan diri kedalam sebuah ruangan VVIP dan memerintahkan seseorang memesan wanita panggilan untuknya. Orang itu menghubungi Maria, Mami paling tersohor di seantero kota metropolitan itu.
Saat Maria datang membawa wanita pesanan Dika, dia sama sekali tidak mengetahui kalau wanita yang maria bawa adalah Diva anak teman Dika. Tatapan matanya kabur saat itu, isi kepalanya pun ikut kabur hingga sulit untuk berpikir positif.
Dika sendiri sempat bingung, rasa sakit dan kecewa yang disebabkan oleh pengkhianatan Zoya telah membuatnya trauma hingga mengalami impoten. Tapi saat mencium aroma tubuh gadis muda itu milik Dika tiba-tiba bisa berdiri dengan tegak menunjukan kegagahannya.
Dika terlalu terburu-buru ingin segera menuntaskan hasratnya, karena sejak dulu dia memang paling tidak bisa menahan untuk tidak melakukan itu. Apa lagi ditambah dengan pengaruh obat pembangkit g@irah yang diberikan Zoya secara diam-diam. Dika menjadi hilang kendali.
Flash Back Off
"Tuan," panggil seseorang membuyarkan lamunan Dika. Pria bertubuh tinggi tegap itu langsung membalik badan kebelakang dan menghadap Leon asistennya.
"Ada apa?"
"Lapor Tuan, saya sudah tau Nona Difa tinggal dimana," ucap Leon.
"Dimana dia tinggal?" Dika penasaran.
"Disebuah komplek kontrakan khusus perempuan pinggiran kota Tuan,"
"Terus awasi dia, jangan sampai dia hilang dari pandanganmu,"
"Siap Tuan." Leon mengangguk patuh.
Dika menghela nafas kasar, dia tak menyangka kalau kehidupan Difa cukup sulit setelah ditinggal wafat oleh kedua orangtuanya. Entah profesi apa yang digeluti oleh bocah baru lulus SMA itu untuk bertahan hidup, yang jelas dia tak boleh masuk kedalam jebakan Maria lagi.
Jujur saja, malam itu bukan kali pertama Dika menyentuh perempuan, dia pernah melakukan dosa menyenangkan itu beberapa kali saat masih berpacaran dengan Zoya. Tapi sensasi diantara keduanya sungguh berbeda, Diva terasa lebih menggugah selera daripada Zoya. Mungkinkah karena Diva masih perawan?
Sampai detik ini Dika masih ingat dengan jelas bagaimana rasa dari seorang Diva, hanya saja Dika enggan mengakuinya. Dika memang membenci perempuan, tapi soal Diva sepertinya masih bisa dibicarakan. Terlebih Dika telah mengenal Diva sejak lama, sejak gadis muda itu masih ingusan dan memakai parfum minyak telon.
🍁🍁🍁
Pulang kerja, Diva dijemput oleh Tasya. Mereka pergi ke sebuah kedai mie ayam dan makan bersama disana. Tak lupa, mereka juga memesan minuman favorit yaitu es kelapa campur air jeruk manis.
Tasya menyodorkan sebuah amplop coklat pada temannya itu, ada beberapa lembar uang pecahan ratusan ribu rupiah didalamnya.
"Ambil ini, pakai untuk membeli semua kebutuhanmu. Jangan sungkan, aku tidak menghitungnya sebagai hutang," cetus Tasya. Diva mengembalikan uang itu pada Tasya, dia sama sekali tidak berminat untuk mengambil bantuan dari temannya.
"Gajiku memang kecil, tapi masih cukup untuk makan dan bayar kontrakan. Jadi, kamu simpan saja uang itu. Atau kamu bisa memberikannya pada orang yang membutuhkan," ucap Diva lembut.
Tasya menyunggingkan senyum kecil, lama tak bertemu ternyata Diva masih sama seperti dulu. Diva adalah tipe gadis yang selalu menjunjung harga diri tinggi, dia tidak mau merepotkan orang lain apa lagi dikasihani orang lain. Kalau sudah begitu Tasya hanya bisa legowo saja.
"Oke, aku akan mengambil kembali uang ini. Tapi kamu harus segera menghubungiku saat memerlukan bantuan lainnya," lanjut Tasya.
"Tenang saja, didunia ini kalau bukan kamu yang aku cari dan aku hubungi siapa lagi?"
Tasya tertawa, meski begitu kedua matanya meneteskan air mata. Dia tak menyangka kalau hidup Diva akan mengalami banyak tragedi yang begitu menyedihkan, dan dia harus kuat untuk menghadapinya.
Umurnya bahkan belum ada 20 tahun, tapi Diva sudah menjadi yatim piatu dan hidup serba pas pasan. Ditambah lagi, sang Tante menjual keperawanannya pada pria hidung belang. Jika Tasya jadi Diva, mungkin dia sudah lama mati g@ntung diri.
"Diva. Bagaimana kalau tiba-tiba kamu hamil?" Ceplos Tasya. Hal itu masih bisa terjadi, walaupun Diva dan pria itu baru melakukannya satu kali.
"Itu tidak akan terjadi, kamu tenang saja,"
"Apa dia memakai pengaman saat melakukannya?"
"Tidak,"
"Lalu bagaimana kamu bisa begitu yakin kalau kamu tidak akan hamil?"
"Emhmmm... Itu. Sudahlah, jangan bahas soal itu lagi. Aku sedang men sugesti diriku dengan hal baik agar hanya hal-hal baik saja yang datang kepadaku setelah semua ini,"
"Baik, mari kita lupakan semuanya."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments