10

"Lihat, karena ulahmu sendiri anak-anak menjadi seperti itu" ucap Annisa saat mereka sedang duduk berdua

"Kumohon cukup, jangan memojokkan ku lagi," pinta Reenan

"Anak-anak kecewa padamu, aku kecewa juga tapi aku lebih bisa memahami mu dari pada anak-anak"

"Semuanya juga sudah terjadi kan, lagipula bukan aku yang akan menentukan mereka menikah atau tidak"

Annisa bangun dari duduknya, ia memandang suaminya sebentar, rasa iba muncul saat melihat Reenan yang dulu di segani oleh anak-anaknya sekarang menjadi pusat kekecewaan terbesar anaknya

"Kau tau, Shan menyukai seorang gadis dan itu bukan Bella"

Annisa berlalu pergi setelah mengatakan hal itu yang membuat Reenan semakin merasa bersalah pada Shan,

Reenan duduk termenung sendiri kali ini, ia memutar kembali kenangan-kenangan masa lalu bersama anak-anaknya,

Betapa bahagia dan kompaknya mereka dulu, tidak pernah anak-anaknya membuatnya kecewa, mereka berusaha untuk membuat orang tuanya bangga pada mereka,

Reenan menghela nafas pasrah saat sesuatu terlintas di pikirannya, tapi sepertinya itu hal baik yang akan ia lakukan saat ini,

Reenan berjalan masuk menemui dua anak kembarnya yang sedang menonton TV dengan istrinya,

"Kapan kalian libur?" tanya Reenan saat berhadapan dengan kedua anaknya,

"Setelah ulangan kenaikan kelas kami akan libur" jawab Khay

"Kapan itu?"

"Satu bulan lagi" jawab Shaka

"Kalau begitu saat libur tiba bersiaplah, kita akan menyusul kakakmu"

"Benar?" tanya Shaka memastikan

"Benar, setiap kalian libur kita akan menjenguk kakakmu, karena mungkin dia tidak bisa pulang semaunya karena juga harus mengurus pekerjaan disana selain kuliahnya" terang Reenan pada anak-anaknya

...****************...

"Tante" Bella menyapa Annisa saat ia melihat Annisa mendekat ke arahnya

Annisa mengangguk dan tersenyum ramah menyambut tunangan anak laki-lakinya itu,

"Duduk saja" Annisa mendudukkan dirinya berhadapan dengan Bella,

"Bagaimana kabar tante dan keluarga?"

"Alhamdulillah baik, kamu sendiri bagaimana?"

"Kami juga baik-baik saja tante, ayah juga sudah menunjukan perkembangan yang baik"

"Syukurlah" ucap Annisa tulus,

"Tante apa Shan di rumah? Aku mencari ke kantornya tapi tidak ada di sana"

Annisa sedikit tertegun mendengar ucapan Bella, berarti selama ini Bella sering menemui anaknya di kantor, pantas saja Shan sering mengeluh risih dengan perempuan di hadapannya karena sering menyambanginya di kantor, hanya saja Annisa pikir kalau itu hanya akal-akalan Shan saja agar mereka tidak di jodohkan

"Bella sering ke kantor Shan?" tanya Annisa

"Tidak sering juga tante, hanya beberapa kali dan mungkin lebih sering kesana saat mau tunangan kemarin karena banyak hal yang harus di bahas" alibi Bella, ia memang sering dan bahkan hampir setiap hari ke kantor Shan karena ingin bertemu laki-laki itu

"Oh" respon Annisa

"Jadi Shan ada di rumah tidak tante? Kurasa kami harus segera membahas tentang langkah selanjutnya selagi ayah masih cukup sehat seperti sekarang ini" ucap Bella to the point

Annisa tersenyum, pantas saja anak laki-lakinya langsung kabur setelah mereka bertunangan, Shan tidak suka di desak untuk urusan seperti ini dan Annisa yakin Bella akan mendesak Shan setelah acara pertunangan kemarin, pasti.

"Maaf sebelumnya, apa Shan tidak bilang kalau dia melanjutkan pendidikan S2 nya?"

Bella menggeleng, ia tak tau apa-apa tentang laki-laki yang menjadi tunangannya saat ini

Bagaimana akan tau kalau komunikasi mereka juga buruk, bahkan lebih buruknya lagi Bella juga tidak punya nomor ponsel Shan

"Shan melanjutkan dimana tante?" tanya Bella gusar

"Saat ini ia masih ia masih mencari universitas yang ia inginkan, kami juga belum tau ia akan bersekolah dimana" terang Annisa,

Walau tau ia membohongi Bella tapi apa boleh buat, anaknya pasti akan mengamuk jika tiba-tiba Bella menyusulnya ke Amerika untuk bertemu,

"Apa dalam waktu dekat ini Shan akan pulang?" tanya Bella lagi,

Annisa menggeleng "Shan akan kembali ketika kuliahnya selesai"

Bella kaget, bahkan matanya membulat sempurna saat mendengar penjelasan Annisa,

Rencananya hancur berantakan saat ini, ia sudah menyusun rencana agar menikah dengan Shankara dalam waktu dekat ini tetapi semuanya hancur berantakan saat ini

Bella berusaha terlihat baik-baik saja walau wajahnya tidak menunjukkan demikian, ia mencoba kembali tersenyum

"Tante jika di boleh bisakah aku minta nomor ponsel Shan?" pinta Bella

Annisa mengangguk, ia menyebutkan nomor ponsel anaknya dan Bella mencatat pada ponselnya,

"Terima kasih tante, kalau begitu aku permisi dulu" pamit Bella yang di balas anggukan oleh Annisa

"Shan pasti mengamuk jika tau Bella menghubunginya" gumam Annisa pada dirinya sendiri

Tapi apa boleh buat, ia juga merasa iba pada tunangan anaknya itu,

...****************...

"Ya bun?" jawab Shan saat menerima panggilan dari ibunya,

"Sedang apa?" tanya Annisa

"Memeriksa pekerjaan, ada apa?"

"Kapan kuliahmu di mulai?"

"2 minggu lagi aku sudah mulai"

"Shan bunda minta maaf padamu sebelumnya, bunda mohon jangan marah pada bunda nak," ucap Annisa gusar, ia takut anak laki-lakinya akan marah padanya nanti

"Memangnya kenapa bun?" Shan meletakkan pulpen yang di pegangnya dan fokus mendengarkan apa yang akan di bicarakan ibunya

"Bella kesini tadi, dia mau bertemu denganmu tapi bunda menutupi dimana keberadaan mu sekarang dan dia meminta nomor ponselmu jadi bunda berikan nomormu" ucap Annisa hati-hati

Shan menghela nafas pasrah saat mendengar penjelasan bundanya, ia maklum jika bundanya memberikan nomor ponselnya pada perempuan yang sangat ia hindari itu, ibunya pasti tidak tega saat Bella meminta langsung nomor ponselnya karena Bella memang tidak punya nomornya,

"Tidak apa-apa bun, itu cuma nomor ponsel tidak masalah bukan hal yang harus dibesar-besarkan juga" jawab Shan

"Bunda minta maaf kalau kamu tidak berkenan ya, maaf sekali" ucap Annisa lagi

"Sudah bun, tidak usah minta maaf aku tidak masalah dengan hal itu, sudah bunda istirahat saja disana pasti sudah larut malam"

"Baiklah bunda istirahat dulu ya, kau juga jangan kelelahan dan jangan tidur terlalu larut" nasihat Annisa pada Shan

Walau tidak bisa melihat langsung tapi Shan tetap mengangguk saat mendengar ucapan bundanya

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Saat panggilan mereka selesai, Shan kembali berkutat dengan kertas-kertas di depannya bersama Joshua,

"Ibumu kenapa?" tanya Joshua

"Bukan apa-apa," jawab Shan singkat

Mereka kembali fokus pada kertas-kertas yang ada di hadapannya kini

"Ku dengar paman juga di jodohkan" tanya Shan tiba-tiba,

Joshua yang mendengar hal itu sedikit terkejut tapi tak menyembunyikan senyum di wajahnya

"Iya" jawab Joshua

"Apa itu berhasil sejak awal?" kini Shan fokus pada laki-laki di depannya ini,

"Iya"

"Bagaimana caranya?" tanya Shan lagi

"Karena aku sudah berpacaran dengannya sebelum kami di jodohkan" ucap Joshua bangga

Shan tiba-tiba menjadi malas saat mendengar ucapan Joshua

"Pantas saja berhasil" gumamnya pada diri sendiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!