08

[ WARNING ]

1. BANYAK KATA - KATA KASAR.

2. KARYA PERTAMA, MAKLUMI KALAU ADA KESALAHAN DALAM DIKSI.

3. MAKLUMI TYPO.

4. KOMENTAR YANG SOPAN.

5. HARGAI KARYA PENULIS.

TERIMAKASIH!!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -...

"Aurel."

"Hng? Iya nyonya" Aurel menoleh pada Kinara.

"Habis darimana? Ketemu orangtua kamu ya?" Tanya Kinara.

"Gak nyonya, saya ketemu temen doang tadi."

"Orangtua saya udah lama gada." Aurel tersenyum tipis.

"Ah.. Aduh.. Maafin saya ya. Saya gatau." Ucap Kinara tak enak.

"Iya, ga masalah nyonya."

"Oh ya, Renza gimana? Kerjaan nya baik? Dia keliatan stres ga?"

"Kayak nya tuan lagi ada masalah di perusahaan. Terakhir, dia keliatan cape." Jawab Aurel jujur.

Kinara mengangguk - angguk, "Pasti Robert nekan dia terus.." Gumam Kinara pelan.

"ANAK SIALAN!!"

"SADAR SIALAN!!"

Suara Robert melengking hingga ke ruang tamu, entah asal nya darimana.

Aurel terlonjak kaget, "Kenapa itu?!"

"Ayo kita cek." Kinara berjalan sedikit berlari menuju asal suara, di ikuti oleh Aurel.

Jantung Aurel berdetak lebih kencang, kala ia tersadar, suara Robert berasal dari ruang tempat Alvarez berada.

Memasuki ruang gelap itu, Aurel mematung melihat keadaan di depan nya.

"P-papa.." Suara Alvarez terdengar lirih, berbeda dengan Robert yang menampilkan wajah dingin nya.

"DASAR GILA!" Bentak Robert.

"Bicara sendiri, nangis sendiri, seharusnya saya bawa saja kamu ke rumah sakit jiwa!" Ujar Robert sinis.

Alvarez tampak terlihat linglung, ia terkejut, karena sebelumnya ia sedang tertidur dan bermimpi. Mimpi buruk.

Namun, tiba - tiba saja, Robert datang, memukul nya dan memaki nya seperti itu, hingga mimpi buruk nya berakhir dan terganti dengan kenyataan yang tak jauh buruk juga.

"Bi Siti, mulai sekarang, kalau dia terlihat aneh lagi, langsung siram dengan air!! Biar dia sadar." Ucap Robert.

"P-papa.." Panggil Alvarez lirih.

"Diam kamu anak gila!"

Bughh..

"Sudah! Tinggalkan saja anak ini disini. Kinara, Aurel, jangan disini." Robert berbalik pergi sambil melirik Kinara dan Aurel.

"Iya.." Jawab Kinara pelan.

Diam - diam, Aurel mengepalkan tangan nya kuat. Ia melirik khawatir Alvarez.

'Aurel? Aurel disini?' Batin Alvarez bertanya - tanya.

Kinara menepuk bahu Aurel, "Ayo Aurel, kita keluar."

"Tapi, dia--"

"Pura - pura gatau aja, Aurel. Lupain hal yang seharusnya ga kamu tau." Ucap Kinara.

Aurel hanya mengangguk, ia kembali melirik Alvarez, setelah nya, ia menyusul Kinara untuk pergi.

Setelah kepergian Kinara dan Aurel, bi Siti mendekat pada Alvarez, "Tuan? Tuan gapapa?" Tanya nya khawatir.

"A-aurel.."

"Hah? Iya, tadi ada Aurel."

"Tuan gausah takut sama Aurel, dia baik. Dia itu pengawal tuan Renza." Jelas bi Siti.

Alvarez terdiam, 'Pengawal?'

"Tuan, maafin bibi ya, ga bisa belain tuan."

"Suatu saat, tuan pasti bisa sembuh seperti semula."

Alvarez tak merespon, ia hanya diam. Bi Siti pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu, meninggalkan Alvarez.

Alvarez diam, memeluk lutut nya, tubuh nya masih terasa nyeri akibat pukulan Robert sebelum nya. Tapi, entah lah, ia tak terlalu memikirkan nya. Mungkin karena sudah terbiasa dengan rasa sakit itu, entah kadang nyata atau hanya halusinasi. Sekarang pikiran nya berfokus pada Aurel. Iya.. Gadis itu, gadis yang berjanji akan membebaskan nya.

Jadi, Aurel itu bekerja untuk Renza? Ah iya juga, mana mungkin ia bisa masuk, kalau bukan pekerja disini.

...----------------...

"Nyonya-"

"Saya tau, apa yang mau kamu bicarain."

"Tadi itu Alvarez, anak nya Robert sama istri pertama nya." Jelas Kinara.

"Tapi, dia gila. Makanya, Robert marah tadi." Lanjut nya.

Aurel terdiam, ia tau, Alvarez memang tidak baik - baik saja, tapi, bukan berarti orang - orang bisa memaki nya dengan sebutan 'gila' itu kan? Ayo lah, kata - kata 'gila' itu terlalu kasar. Memang siapa juga yang ingin menjadi gila? Meski gila pun, orang masih punya perasaan kan?

"Anggap aja kamu ga pernah ngeliat hal tadi." Ujar Kinara sembari tersenyum.

Aurel membalas dengan senyuman dan anggukan juga. Terpaksa. Sebenarnya dalam hati, ia sedang memaki - maki Robert.

"Kalau begitu, saya pergi dulu ya, ada kerjaan." Ucap Kinara.

"Iya nyonya, hati - hati."

Aurel menatap kepergian Kinara yang mulai menjauh. Ia mengeluarkan ponsel nya, menghubungi kontak bernama 'Rion'.

"Dia pergi, ikutin sekarang."

.

.

.

...•BERSAMBUNG•...

Terpopuler

Comments

🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ

🧸A͠ʀsɪ𝐀⃝🥀👻ᴸᴷ

lanjut thorrrr

2024-04-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!