05

[ WARNING ]

1. BANYAK KATA - KATA KASAR.

2. KARYA PERTAMA, MAKLUMI KALAU ADA KESALAHAN DALAM DIKSI.

3. MAKLUMI TYPO.

4. KOMENTAR YANG SOPAN.

5. HARGAI KARYA PENULIS.

TERIMAKASIH!!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -...

Alvarez sedang tertidur, tapi tidur nya memang tidak pernah tenang selama ini. Mimpi buruk selalu menghantui nya, membuat air mata nya terus mengalir, meski mata nya terpejam tertidur, mulut nya terus meracau dengan suara lirih, begitu juga tubuh nya yang gemetar dengan sendiri nya.

Aurel menggunakan senter ponsel nya untuk memastikan keadaan Alvarez. Melihat kondisi Alvarez membuat hati nya sedikit nyeri. Bayangkan.. Hidup dalam kegelapan dan kesendirian selama ini, kalau dia Alvarez, mungkin dia akan mati.

Aurel menyentuh pelan bahu Alvarez, berniat membangunkan sang empu dari mimpi buruk nya. Tapi, dengan spontan Alvarez merespon sentuhan itu dengan tepisan. Mata nya langsung terbuka lebar, tubuh nya langsung menegang, bola mata nya kesana kemari menunjukkan rasa cemas dan takut di saat bersamaan.

"T-tenang tenang.. Ini gue, Aurel." Ucap Aurel dengan terburu - buru.

"Lo inget gue kan? Gue yang datang kemarin." Lanjut nya lagi.

Alvarez terdiam, "S-siapa?"

"Aurel.. Gue Aurel.."

"Y-yang kemarin? Kenapa datang lagi?" Tanya Alvarez dengan cemas.

"Gue bawain makanan buat lo. Lo pasti laper kan?" Nada bicara Aurel terkesan sedikit bersemangat saat menyampaikan niat nya. Ia mengambil salah satu piring nasi goreng lalu tangan nya menarik tangan Alvarez untuk memegang piring.

"Ini nasi goreng, gue yang masak." Ucap Aurel.

"Kita makan disini sama - sama ya."

Alvarez tidak merespon, "Nanti.. papa marahin gue lo.." Ujar nya pelan.

"Siapa sih yang berani marahin gue?" Jawab Aurel.

"Tenang aja ya, asal lo diem, aman kok."

Alvarez diam.

"Udah, ayo makan, gue udah laper nih." Aurel meraih piring nya di lantai, ia duduk bersebelahan dengan Alvarez, lalu mulai menyantap makanan nya sendiri.

Meski tak dapat melihat, Alvarez tau, gadis itu ada di samping nya, tubuh nya yang biasa nya menegang saat ada seseorang, kini perlahan mulai rileks. Rasa terancam yang sebelum nya ada, perlahan hilang. Entah lah, perasaan nya mengatakan, gadis di sebelah nya bukan orang jahat yang akan menyakiti nya.

Ia meraba piring, mencari sendok, setelah menemukan nya, ia ikut makan.

Tak ada perbincangan lagi di antara mereka, mereka sibuk dengan makan masing - masing. Tapi satu hal yang pasti, Alvarez merasa aman dan tenang, ia merasa di temani. Entah gadis di sebelah nya ini nyata atau tidak, tapi yang pasti, gadis ini baik. Gadis ini menemani nya yang menyedihkan.

Setelah menghabiskan makanan nya, Aurel keluar dari ruangan Alvarez, tak lupa ia memberikan selimut yang sebelum nya ia bawa juga. Ia tidak bisa berlama - lama disana, karena kalau tidak, pasti akan ada yang curiga. Tapi, ia berjanji, ia akan datang lagi nanti.

...----------------...

Beberapa hari kemudian, Aurel setiap hari menyempatkan waktu untuk mengunjungi Alvarez, kadang sekedar memberi makan siang.

Sama seperti sekarang, Aurel membawa sepiring nasi dan telur dadar sebagai lauk untuk Alvarez.

"Gue dateng lagi." Ucap Aurel saat memasuki ruangan itu.

Alvarez sudah tidak asing lagi dengan suara Aurel, karena setiap hari, Aurel selalu datang menjenguk nya.

"M-makanan?" Tanya Alvarez pelan.

"Iya, gue bawa makanan." Ujar Aurel meraih tangan Alvarez menuju piring.

"Gue masak yang simpel aja tadi, ga keburu masak yang lain soal nya. Belakangan ini, Renza bolak balik perusahaan mulu sih." Jelas nya setengah mengeluh. Ia lelah juga harus selalu mengikuti keberadaan Renza kemana - mana.

Alvarez tidak menanggapi, jujur saja, ia tidak terlalu mengerti maksud Aurel.

Aurel menatap Alvarez yang makan dengan perlahan. Entah, ia merasa suka saja mengamati Alvarez yang makan dengan tenang.

Tak lama kemudian, Alvarez menghabiskan makanan nya. Aurel mengambil alih piring kosong di tangan Alvarez itu. Lalu berbalik, "Udah selesai, gue pergi dulu ya. Besok gue dateng lagi." Aurel melangkah pergi.

"Memang dia mau apa bebasin beban kayak lo?"

"Gada harapan apapun buat lo, dia cuma pembohong."

Suara - suara itu muncul lagi, bukan sekali dua kali suara itu membuat nya ragu. Sudah beberapa kali, suara - suara semacam itu terdengar dalam telinga nya.

Saat Aurel hendak menekan tombol untuk membuka pintu, suara Alvarez terdengar memanggil nama nya.

"A-aurel.." Suara itu pelan, namun tetap terdengar jelas di telinga Aurel.

Wah.. Aurel merasa bangga. Entah lah, ia merasa senang, karena ini kali pertama nya Alvarez memanggil nama nya.

"A-aurel? U-udah pergi?" Tanya Alvarez ragu.

"Enggak, gue masih disini. Kenapa?" Ucap Aurel lembut.

Terdiam sebentar, tampak berpikir, "L-lo beneran mau bebasin gue dari sini?" Tanya nya pelan.

"Iya. Tapi gue butuh waktu." Ucap Aurel.

Alvarez terdiam, menunduk dalam, tak merespon lagi ucapan Aurel.

"Kenapa? Lo percaya gue kan?"

Alvarez bingung, ia tidak yakin, "Memang.. masih ada cahaya buat gue?"

"Lo liat tempat ini? Selalu gelap kan?" Lanjut nya lagi.

.

.

.

...•BERSAMBUNG•...

......- Alvarez Elizabeth -......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!