Di rumah terjadi sedikit kehebohan saat orang tuanya kembali dari rumah sakit bersama kakaknya, ibunya langsung mengurung Dewi di dalam kamar sedangkan Ayahnya memanggil supir rumah itu.
"Kurnia apa benar kamu yang menghamili putri saya."
Kurnia terus menunduk namun ia tetap menjawab "Iya tuan sayalah yang menghamili anak anda."
Dengan Amarah yang menggebu-gebu Yanto menarik kerah baju Kurnia lalu ia menghajarnya sedangkan para pekerja yang melihat hal iti tak berani berbuat apa paa hanya Lisa lah yang justru berlari dan memeluk ayahnya dari belakang.
"Ayah udah berhenti."
Ayahnya tak mempedulikannya dan karna kalah kuat lisa tak bisa menahan ayahnya alhasil ayahnya masih bisa menghajar Kurnia sedangkan anak bungsu mereka Tiara yang melihat ayahnya memukul supir itu dengan berutalnya seketika menangis dan setelah kurnia babak belur dan tak berdaya yanto berteriak.
"Jangan ada yang menolong dia, jika aku ada melihat kalian men menolongnya aku takan segan segan memecat kalian."
Tak ada yang berkutik karna ini kali Pertama yanto marah besar padahal Pria itu terkenal dengan kesabaranya namun kali ini kesabranya sudah di ujung tanduk ia tak bisa sabar lagi.
Lisa menarik ayahnya untuk pergi dan di situ kondisinya Lisa juga ikutan menangis dan saat yanto mengetahui kedua putrinya menangis ia langsung memeluk mereka dan menenangkan mereka.
"Maafkan ayah, ayah tak bermaksud menakuti kalian."
Lalu ia mengajak kedua putrinya itu naik dan ia langsung mengantar mereka ke kamar lisa dan di situ ia mencoba menenangkan mereka lagi dan menjelaskan segalnya di situ mereka baru tau.
...ΩΩΩ...
Waktu terus berjalan tak terasa sudah 3 hari Dewi di kamar di situ Lisa mulai merasa curiga "Gak bisanya kakak di kamar mulu. Gimana kalok aku aja nonton ke bawah aja biar gak bosan."
Lalu lisa bangkit drai kasurnya lalu ia keluar dan langsung ke kamar kakaknya ia mulai mengetuk pintu kamar "Kakak Dewi..." tak ada jawaban lalu Lisa membuka pintu begitu saja "Kakak."
Kakaknya yang awalnya sedang menelfon sontak menoleh pada adiknya lalu ia segera menghentikan pangilan telfonnya.
"lagi telfonan sama siapa kakak??"
"Sama pacar kakak."
Dipikiran lisa itu adalah Davit "Oh kakak Davit kakak udah baikan sama kakak Davit."
Dewi mengangguk lalu ia menghampiri adiknya "Mama dan papa di mana??"
"Keluar, bilangnya mau ke rumah sakit." Dewi tersenyum pada adiknya "Siap yang antar??"
"Om Ardi lah, kakak di kamar mulu gak bosan apa ayok kita nonton di bawah."
Dewi tersenyum pada adiknya "Iya kayaknya bagus, tapi kurang enak kalok gak sambil ngemil bisa gak kamu beli." lisa meangguk lalu ia pergi sedangkan disitu Dewi segera mengambil tasnya lalu ia melihat ke rekaman CCTV adiknya terlihat ke bawah untuk memanasi mobil dan tak lama kemudian lisa balik lagi untuk bersiap-siap, lalu dewi mengambil kesempatan untuk turun ke bawah ia diam-diam ke garasi dan langsung naik lalu bersembunyi di bagian belakang mobil sedangkan lisa setelah siap ia turun dan ia bertemu pelayan rumah mereka.
"Bi Asih aku keluar bentar jaga kakak yah, bapak bilang kakak gak bokeh keluar dulu."
Pelayan itu mengangguk sedangkan Lisa melihat sekitar "Kok agak sepi yah bik asih, bik ara dan bik Putri mana??"
"Oh mereka lagi kepasar untuk persiapan acara besok non."
"loh besok emang ada acra apa??"
"Nanti setelah acara nikah di gereja, nanti untuk acra kelurga di rumah non."
"loh kakak udah mau nikah, bukanya masih lama yah."
"Bapak yang mintak cepat saya juga kurang paham non."
"Yaudah bik aku berangkat dulu."
pelayan itu meanguk sedangkan lisa ia nampak cukup kesal lalu ia keluar dan hal pertama yang ia lukan adalah membuka pagar rumah.
"Ih kalok tau acaranya besok kan bisa cepat cari MUA buat mae up kalok dadakan gini emang ada MUA yang sempat."
Lisa kembali ke garasi lalu ia naik namun di situ terdapat Indikator jika pintu belakang mobil tak tertutup rapat "Ah malas sekali aku." lalu lisa menjalankan mobilnya kelur dari rumah setelah itu ia turun lagi dan menutup pagar namun saat akan kembali di kursi kemudi sudah di duduki Kakaknya.
"Loh kakak Dewi."
Dewi langsung tancap gas sedangakan Lisa berteriak sambil mengejar "Tolong itu mobil saya...." namun lisa tak bisa mengejar mobil itu dan ia dengan berat hati menelfon ayahnya.
"Halo lisa ada apa??"
"Ayah kakak kabur dengan mobil."
"Apa bagai mana bisa, bukankah papa udah bilang jangan buka pagar."
"Ku kira dia ada di kamar tapi tadi sembunyi di belakang mobil ku, saat aku Turun untuk menutup pintu pagar ia sudah mengambil alih kemudi mobil."
"Sudah Papa akan balik."lalu pangialn itu berakhir dan di situ lisa merasa bersalah karna tak berhari-hati.
...ΩΩΩ...
Malamnya Dewi masih beluk ketemu dan polisi hannya menemukan mobil mereka itu terparkir di pingiran jalan tol yang kanan kirinya hutan dan di situ tak ada kemera CCTV yang membuat jejak Dewi seketika menghilang lagi dan di situ Davit tak hentinya menatap tajam ke arah kelurga itu sedangkan lisa tak berheti menangis karna menyesal atas kesalahannya.
"Aku tak menyangka akan jadi seperti ini, kami sangat minta maaf."
Di titik itu Hario hanya bisa menghela napas kasar "Kami sudah cukup kecewa pada kalian , kami sudah memberi kesempatan kedua dan ini balasanya. Apakah besok nanti kami akan menanggung malu lagi."
Yanto yang merasa bersalah memohon di hadapan Hario untuk memberi kesempatan lagi untuk mereka di situ lisa makan sedih karna ayahnya yang justru meminta maaf lalu lisa turun dari sofa dan ikut meminta maaf.
"Kuhomon maafkanlah kesalan ku, tolong beri kesempatan lagi, kami akan mencoba sekeras mungkin untuk menemukan kakak lagi."
Davit tersenyum miring lalu ia mulai Tertawa "Hahaha."
Semua mereka menoleh pada Davit dan di ditu Davit seperti orang yang sudah begitu Frustasi.
"Percuma kamu membwanya kembali, karna dia akan tetap kabur lagi, dia bukan orang bodoh yang ingin kembali. Dan aku sudah muak dengan dia, Jika kalian ingin di beri kesempatan lagi berikan salah satu putri mu yang masih gadis pada ku."
Hario dan sera kaget dengan apa yang Davit katakan "Davit apa maksud mu mereka masih kecil."
"Sekarang Kakak dan Kakak ipar Kawatir pada mereka setelah semua yang sudah mereka lakukan, apa besok Kakak dan Kakak ipar ingin malu di depan tamu??."
kedua Kakak dan Kakak iparnya langsung terdiam lalu Davit menatap tajam Lisa dan Tiara "Darai antara kalian siapa yang Bersedia, apakah kah putri anda yang ke dua atau yang ke tiga."
Di Situ Tiara cukup ketakutan dan memeluk ibunya sambil menangis sedangkan Lisa juga ketakutan karna ia belum siap untuk Menikah lisa masih ingin menghabiskan masa mudanya.
"Kumohan jangan kedua putri saya mereka masih kecil dan masa depan mereka masih jauh."
"Aku sudah terlalu sabar menghadapi kelurga kalian sudah ribuan sakit yang aku rasakan, minata maaf saja tidak cukup." Davit bangkit dari duduknya.
"Jadi tak ada yang bersedi maka aku akan memilih sediri, mungkin gadis kecil itu Bagus."
Tiara makian menangis histeris sedangkan lisa yang takut namuan ketima Davit melangkahkan kainya mencoba menarik adiknya ayahnya langsung menahan kaki davit dan memohon padanya di situ lisa sudah tak tahan.
Lisa bangkit lalu berbicara "Aku bersedia." ayahnya yang melihat putri keduanya yang mengajuan diri panik.
"Lisa tidak lisa tidak."
Davit lantas menolen pada lisa "Keputusan yang Bagus?"
Lalu Davit menarik tangannya dan membawanya pergi ke kamarnya yang ada di atas Kakak Davit Hario tak bisa berkata-kata lagi Karna sifat Davit persis seperti ayah mereka yang keras.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments