Cklek,,,
Tak,,,Tak,,,
BRUK!
Key hanya melirik sekilas saat laki-laki yang beberapa tahun lebih tua darinya itu tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya dan melemparkan diri begitu saja di atas kasur kesayangan Key.
"Hah,,, benar-benar keras kepala sekali pria itu, membuatku frustasi saja. Padahal aku bisa melihat jelas bagaimana perasaannya hanya dengan melihat matanya," gumam Jeffrey namun masih bisa didengar jelas oleh Key yang sedang sibuk dengan tugas kuliahnya.
"Lo yang baru seminggu lihat aja sudah frustasi, apalagi gue," balasnya.
Jeffrey terdiam sejenak menatap langit-langit kamar Key, lalu melirik perempuan itu sebelum akhirnya memutuskan untuk berbaring menyamping sembari memandangi wajah Key yang sudah lama tak ia lihat.
Jeffrey tak ingat, entah kapan terakhir kali ia bisa memandangi wajah Key sebebas ini tanpa mendapat tatapan mengerikan dari Glen.
"Ngapain natap gue kayak gitu? Naksir om?" ucap Key, melirik Jeffrey sebentar.
Suara kekehan terdengar merdu memasuki indra pendengaran Key.
"Kalau iya kenapa? Apakah kamu akan melarangku?"
Key langsung menoleh dan menatap Glen dengan tajam. Tak ada kata-kata yang keluar dari bibir tebal itu, namun hanya dengan melihat tatapannya saja, Jeffrey sudah tau jika perempuan itu sedang memperingati dirinya.
Jeffrey tertawa, matanya menyipit dan dua titik catat di pipinya terlihat sangat jelas menambah pesona laki-laki berkulit putih itu. "Santai saja, aku hanya bercanda. Tatapanmu itu seperti ingin menelanku hidup-hidup saja."
Helaan nafas berhembus dari celah antara kedua bibir Key, cukup keras hingga Jeffrey bisa mendengarnya dengan sangat jelas. "Gue gak suka candaan lo yang kayak gini, jadi stop bercanda apalagi soal perasaan."
"Oke oke, i'm sorry. Aku tidak bermaksud membuatmu kesal. Aku tidak akan melakukannya lagi, aku janji."
Anggukan kepala Jeffrey dapat sebagai respon atas ucapannya, lalu setelahnya Key kembali fokus pada apa yang sedang ia kerjakan.
"Ngomong-ngomong, gaun bridesmaid yang om Al kirimkan baru saja datang, tidakkah kamu ingin mencobanya agar gaun itu bisa langsung diperbaiki jika ada kekurangan."
Ucapan Jeffrey tadi membuat Key kembali menoleh dengan tatapan maut andalannya. "Lo lagi ngejek gue apa gimana?!" serunya kesal.
Jeffrey tersenyum lebar lalu segera mengambil ancang-ancang untuk berlari keluar dari kamar itu.
"Aku hanya,,, BERBICARA TENTANG KENYATAAN!"
"ROOM, LOCK THE DOOR!"
BRAK,,,BRUK,,,
Tak lama kemudian terdengar suara tabrakan pintu, disusul teriakan Jeffrey yang menggelegar.
"YAK, HIDUNG MANCUNGKU!"
Si-al, seharusnya Jeffrey tau kalau Kayla Amellyn Victoria Alfonso bukanlah orang yang bisa ia singgung sesuka hati.
Lihat sekarang? Hidung mancungnya menjadi korban atas kekesalan Key.
...***...
*Pagi Hari
...•Ruang Makan•...
Pagi itu terasa sangat hening tak seperti biasanya. Dua insan yang biasanya selalu meramaikan suasana dengan canda dan tawa mereka hari ini memilih untuk diam dan menikmati sarapan yang sudah disiapkan dalam kedamaian.
Sekilas semua nampak biasa saja, tak ada yang aneh dari ke-tiga manusia itu hingga,,,
"Hmpp,,,"
Key menutup mulutnya dengan tangan saat merasakan adanya gejolak aneh yang membuat perutnya mual.
Baik Glen maupun Jeffrey langsung menoleh, memusatkan perhatian mereka ke arah Key.
"Key, are you okay?" tanya Jeffrey khawatir.
Key mengangguk kecil, namun masih tak melepaskan tangan yang menutupi mulutnya.
Sejenak gejolak itu tak terasa lagi, namun beberapa saat kemudian Key langsung berlari meninggalkan ruang makan saat merasa bahwa dirinya sebentar lagi akan mutah.
Melihat Key yang berlari terburu-buru seperti itu membuat dua laki-laki disana khawatir hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menyusul Key yang berlari ke arah kamar mandi dapur.
"Hoekk,,,Hoek,,,"
Suara Key yang tengah memuntahkan isi perutnya terdengar semakin jelas seiring langkah keduanya yang semakin dekat dengan kamar mandi.
Tangan kanan Jeffrey terangkat, hendak mengetuk pintu kamar mandi yang tertutup namun ditahan oleh Glen.
Jeffrey reflek melangkah mundur saat Glen menarik bahunya ke belakang.
*Cklek,,,
Pintu kamar mandi terbuka, lalu keluarlah Key dari dalam sana dengan wajah pucat dan tubuh lemas seolah energinya baru saja disedot habis.
"Key, gapapa?" Jeffrey langsung maju, mendorong Glen agar tak menghalangi dirinya.
Key mengangguk lemas, tatapannya terlihat sayu. "Bisa tolong bawa aku ke kamar?" pintanya dengan suara lirih.
Tanpa menunggu lebih lama, Jeffrey langsung membopong tubuh Key, membawa tubuh perempuan itu pergi dari sana.
Glen terdiam ditempat, langkahnya terasa sangat berat bahkan hanya untuk menyusul keduanya.
Mata elang itu melirik ke arah kamar mandi. Tatapannya terpaku untuk beberapa saat.
Kedua tangan Glen terkepal disamping badan.
Sungguh, Glen tidak mengerti kenapa dirinya seperti ini. Ada sesuatu yang mengganjal di dadanya, perasaan tak nyaman yang selalu mengganggunya itu membuat Glen tersiksa.
...***...
BRAK!!
"KEY!!"
Sang empu pemilik nama memejamkan matanya kuat-kuat merasakan gendang telinganya yang berdengung karena suara teriakan itu.
"Gak usah dobrak pintu DAN GAK USAH TERIAK!!" kesalnya.
Sosok yang baru saja menerobos masuk ke dalam kamar Key itu hanya bisa memasang senyuman lebar, lalu bergerak mendengar tempat tidur sang sahabat.
"Lo gapapa?" tanyanya khawatir.
Perempuan cantik berponi itu mengangguk pelan. "Cuma agak lemes aja," jawabnya.
"Kok lo bisa sakit? Tumben banget."
Key menghela nafas kasar. "Gue masih manusia biasa kalau lo lupa," sinisnya.
"Iya juga sih ya. Tapi bukan itu maksud gue!"
Key tidak merespon ucapan Vanessa. Ia hanya diam selama beberapa saat sebelum kembali mengangkat kepala dan menatap sahabatnya.
"Lo bisa bantu gue gak?" tanya Key.
"Apapun buat Lo, gue selalu siap dan bisa kalau pun harus membelah lautan," ucap Vanessa dengan dada membusung.
Key merotasikan bola matanya, malas meladeni ke-alay-an sahabatnya itu.
"Tolong beliin gue testpack."
"Oh, oke gampang itu mah," jawab Vanessa, belum sadar dengan permintaan yang Key ajukan.
"Mau testpack yang_WHAT?! TESTPACK?!" Vanessa menatap sahabatnya dengan mata yang melotot lebar kaget.
...•Bersambung•...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments