Will & Love

Will & Love

Episode 1

Turun ranjang

Eps. 1

"Sebelum kakak pergi, kakak mohon... Menikahlah dengan David dan jadi ibu untuk putri kakak... Hanya itu yang kakak pinta... Kakak mohon...."

Bagai tersambar petir di siang bolong, seketika bumi terasa menghimpit tubuh kecil yang sudah bergetar hebat karena syok takut kehilangan sang kakak.

Di tambah beberapa kata yang jadi pesan terakhir dari sang kakak, membuat seorang gadis duduk semakin tidak berdaya di samping blankar rumah sakit tempat sang kakak terbaring dengan sisa nafas terakhirnya.

Sophia, yakni sang kakak meninggalkan sebuah wasiat yang mengharuskan adiknya menikahi suaminya, David, agar dapat merawat anak mereka yang masih kecil.

Namun, di balik tekanan kewajiban ini, gadis yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini masih terikat pada cinta sejatinya yang telah menjadi kekasihnya sejak masa remaja.

Ia di hadapkan pada pertanyaan yang begitu berat, apakah ia harus menuruti wasiat sang kakak untuk menjaga kebahagiaan sang anak yang tak lain adalah keponakannya?, ataukah ia harus egois dan memperjuangkan cintanya?

Bagi para readers semoga asyik membacanya dan jangan lupa kasih dukungannya like & subcribe agar author semakin semangat nulisnya ya...

Penasaran dengan ceritanya? Yuk kita baca kisahnya...

Happy reading...

\*\*\*

Bandara Soekarno-Hatta, di kota Jakarta, dipenuhi hiruk-pikuk orang-orang yang datang dan pergi. Di tengah keramaian itu, seorang gadis cantik dengan rambut diikat rapi namun beberapa helai terurai menutupi wajahnya, berdiri dengan gelisah.

Namanya Elena, seorang keturunan asli Indonesia dengan wajah blasteran yang seringkali membuat orang mengiranya seorang bule.

Elena, dengan semangat yang menggebu, mondar-mandir di area kedatangan. Matanya terus memindai setiap orang yang keluar, berharap menemukan sosok yang sangat dinantikannya.

Namun, waktu terus berlalu, Daniel, sang kekasih yang ditunggunya pun belum juga muncul. Wajah Elena yang semula cerah kini semakin muram. Kekhawatiran merayap di hatinya, membuat senyum yang sempat menghiasi wajahnya perlahan menghilang.

"Sebenarnya Daniel kemana? Bukankah dia berjanji mau menjemputku?," gumam Elena sambil menggigit jarinya. Tatapannya gelisah seraya memandang sekeliling.

Merasa putus asa, akhirnya pikiran untuk pulang sendiri pun mulai terlintas di benaknya. "Mungkin dia sedang sibuk, lebih baik aku pulang sendiri saja," kata Elena pada dirinya sendiri dengan wajah penuh kekecewaan.

Dengan berat hati, dia memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, meskipun hatinya masih berharap Daniel segera datang.

Kemudian, Elena berjalan mencari taksi dengan langkah berat. Perasaan kecewa membebani setiap langkahnya. Namun, tepat saat dia hendak masuk ke dalam taksi, sebuah suara memanggilnya dari belakang.

"Elena!... El...!"

Seorang pria berperawakan model dan berparas tampan terlihat tergesa-gesa berlari menghampiri Elena. Nafasnya terengah-engah saat dia akhirnya berhasil mencapai Elena.

Ya, Itu adalah Daniel, kekasih yang sangat dinantikannya.

Dengan nafas yang masih ngos-ngosan, Daniel mencoba meminta maaf atas keterlambatannya. "El, maaf! Hah hah hah... Maaf aku terlambat! Tadi di jalan sangat macet... hah heh hoh!."

Elena memandang Daniel dengan wajah kesal namun keheranan. "O," jawabnya singkat.

"O? Oh saja?," tanya Daniel keheranan. Namun, Elena tidak menjawab pertanyaan itu. Dia malah melengos dan mengambil tas yang sudah dimasukkannya ke dalam taksi dan mengeluarkannya kembali.

"Makanya, jangan membuat aku menunggu lama! Nanti aku diambil orang lho," jawab Elena sambil berdelik gemas dengan bibir yang cemberut, namun sangat lucu di mata Daniel.

Daniel pun tertawa kecil, kemudian memeluk Elena dengan erat. "Maafkan aku, El, aku tidak ingin membuatmu kecewa."

Elena akhirnya tersenyum dan membalas pernyataan Daniel "Iya, aku tahu, ayo, kita pulang."

Setelah melepas kerinduan yang kurang lebih dua minggu mereka tidak bertemu, mereka pun melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah Elena.

"Daah...!."

Setelah mengantarkan Elena sampai ke rumah, Daniel pun segera berpamitan karena ada sesuatu yang mendesak yang harus dia kerjakan, sehingga dia tidak bisa lama-lama.

Elena mengerti dan dengan senyuman kecil, dia melambai saat Daniel pergi. Lalu, beberapa asisten rumah tangga segera membantu Elena membawa barang-barangnya masuk ke dalam rumah.

Begitu kakinya menapaki lantai marmer rumah, suara menggelegar terdengar dari ruang keluarga.

"Tidak! Sekali aku katakan tidak, maka jangan dilakukan! Mengerti?!"

Elena terhenti sejenak, suara itu membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Itu adalah suara David, suami dari kakaknya yang bernama Shopia. Suara itu terdengar lagi, kali ini lebih jelas dan tajam.

"Ini bukan pertama kalinya mereka ingin berbisnis dengan kita! Dan aku tidak ingin kesalahan itu terulang!."

Elena mengurungkan niatnya untuk menghampiri David, ia memilih untuk menghindar dari emosi kakak iparnya yang nampaknya sedang memanas.

David, pria berjas hitam dengan setelan kantor yang rapi, berdiri di ujung jendela, berbicara dengan suara lantang melalui telepon. Melihat situasi yang tidak baik, Elena pun melanjutkan langkahnya untuk mencari keberadaan Shopia.

Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar suara David yang kali ini lebih lembut. "El, kamu sudah pulang?."

Elena berbalik menghadap David. "Iya, Kak... Maaf, aku jadi ganggu kakak yang sedang sibuk," ucapnya tidak enak hati.

David pun tersenyum tipis seraya mendekatinya. "No problem...," katanya. "Ngomong-ngomong, bawa oleh-oleh apa nih buat kakak?," tanyanya dengan nada bercanda, matanya juga memeriksa tangan Elena yang nampak kosong.

"Bawa oleh-oleh gak ya...?," Elena menjawab dengan nada bercanda juga dan mengolok-olok kakak iparnya yang sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri. "Ada dong, Kak... Nanti ya! Aku mau ketemu Kak Shopia dulu, dah Kak..."

Elena melambai pada David dan segera berlari kecil menuju kamar Shopia. Saat tiba disana, pintu kamar sedikit terbuka, dan dia bisa melihat Shopia duduk di dekat jendela sambil membaca buku. Elena mengetuk pintu dengan lembut.

"Kak Shopia?" Elena memanggil dengan nada ceria.

Shopia menoleh dan tersenyum hangat. "Elena! Masuk, sayang. Aku kangen sekali sama kamu."

Elena berlari kecil masuk dan memeluk kakaknya erat. "Aku juga kangen, Kak. Banyak yang ingin aku ceritakan."

Di rumah besar dengan halaman yang rimbun itu, kedekatan antara Elena dan David telah terjalin sejak lama, jauh sebelum David dan Shopia menikah. Semuanya bermula ketika Elena masih remaja dan Shopia serta David baru saja mulai berpacaran.

David selalu memperlakukan Elena seperti adik kandungnya sendiri. Dia sering mengajak Elena keluar, membantu dengan pekerjaan rumah, dan bahkan memberikan nasihat saat Elena menghadapi masalah di sekolah.

Kedekatan mereka semakin erat ketika sebuah tragedi merenggut nyawa kedua orang tua Elena dalam sebuah kecelakaan mobil yang tragis. Saat itu, hidup Elena dan Shopia berubah total.

David, yang saat itu masih berstatus pacar Shopia, dengan sepenuh hati mengambil alih tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga.

Dia bekerja keras, tidak hanya untuk membangun kariernya sendiri tetapi juga untuk memastikan bahwa Elena dan Shopia memiliki segala yang mereka butuhkan. Pengorbanan dan dedikasi David membuatnya semakin dihormati dan dicintai oleh kedua saudara perempuan itu.

Ketika akhirnya David dan Shopia menikah, Elena merasa lega dan bahagia karena tahu bahwa kakaknya telah menemukan pria yang benar-benar peduli dan bertanggung jawab.

Lanjut episode 2 👉

Terpopuler

Comments

Rey

Rey

David, laki -laki yang sangat bertanggung jawab.

2024-03-24

1

Rey

Rey

ada malaikat lewat & menjadi kenyataan 😊

2024-03-24

1

Rey

Rey

pilihan yang sulit.

2024-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!