Episode 2

"Kakak...!"

Elena berlari dan berhamburan memeluk Shopia, sang kakak yang sangat dia sayangi. Elena terus menempel dan enggan melepaskan pelukannya hingga membuat Shopia meledek adik satu-satunya itu.

"Mmm... Kelakuan bayi yang baru ketemu induknya," ucap Shopia seraya mencubit manja hidung adiknya tersebut. "Kangen sih kangen, tapi jangan buat bayi dalam perut kakak ini sesak nafas saking kuatnya pelukan kamu ini...," lanjutnya sambil tersenyum bahagia.

"Ups! Maaf, maaf... Tante bikin kamu sesak nafas ya," kata Elena sambil berjongkok di depan Shopia seraya mengelus perutnya yang buncit dan sesekali menciuminya. "Tante janji nggak akan bikin kamu sesak lagi, ya...."

"Siapa yang sudah bikin anakku sesak nafas? Nanti jangan minta jatah jajan lagi ya," timpal David dengan candanya yang tiba-tiba masuk dan nimbrung pada kebersamaan Elena dan Shopia.

Seketika mereka bertiga tertawa bersama sehingga menghangatkan suasana rumah yang megah itu. Setelah itu, mereka duduk di ruang keluarga, bercengkerama dan mendengarkan cerita Elena tentang perjalanannya ke luar kota kemarin.

Shopia dan David tertawa mendengar cerita-cerita lucu Elena, namun tiba-tiba muncul satu pertanyaan yang membuat Elena sedikit gelagapan.

"Jadi kapan nih sang pangeran berkuda putihnya datang ke rumah?," goda Shopia sambil bergelayut manja di tangan David, yang hanya tersenyum melihat adik iparnya itu salah tingkah.

Elena memutar bola matanya yang indah, mencoba mencari alasan agar kedua orang di depannya itu tidak mendesaknya dengan pertanyaan lebih lanjut mengenai Daniel. "Aduh, Kak, belum tahu deh, dia sibuk banget akhir-akhir ini," jawabnya dengan nada sedikit canggung.

Shopia mengangkat alisnya lalu tersenyum penuh arti. "Sibuk atau kamu yang belum mau diajak serius?," goda Shopia lagi.

Elena pun tersenyum kecut. "Ya, gimana ya, Kak, aku masih banyak yang harus dipikirkan, belum siap untuk hal yang lebih serius," jawab Elena dengan jujur, meskipun dalam hatinya ada rasa tidak nyaman membicarakan hal ini.

David yang sedari tadi diam, akhirnya angkat bicara. "El, hubungan itu memang harus dijalani dengan serius, tapi juga dengan hati yang siap, kalau memang belum siap, tidak usah dipaksakan, yang penting kalian saling memahami."

Elena menatap David dengan rasa terima kasih. "Iya, Kak. Aku tahu. Aku hanya butuh waktu untuk menyiapkan semuanya."

Shopia merangkul Elena dan memberikannya dukungan. "Kami selalu mendukung apa pun keputusanmu, El. Yang penting kamu bahagia."

Elena merasa sedikit lega mendengar kata-kata dukungan dari Shopia dan David. Dia memang belum siap untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius dengan Daniel. Ada banyak hal yang masih dia ingin capai dan pelajari sebelum benar-benar siap untuk pernikahan.

Elena masih merasa nyaman dengan hubungannya yang sekarang. Meskipun sesekali Daniel membahas tentang pernikahan mereka, Elena selalu berhasil mengubah topik dan beralasan bahwa dia masih terlalu muda untuk menikah di usia 20 tahun.

Beruntung bagi Elena, Daniel adalah seseorang yang sabar dan tidak suka memaksa, meski usianya sudah menginjak 25 tahun dan dia tidak memaksakan kehendaknya untuk menikahi Elena.

Setelah merasa cukup melepas kerinduan pada kakaknya, Elena pun segera pamit untuk beristirahat. "Aku ke kamar dulu ya, Kak," katanya dengan senyum lelah tapi bahagia.

Sebelum pergi, Elena mengelus perut Shopia dengan gemas dan mengajak bayi dalam perut kakaknya itu berbicara. "Baik-baik ya di dalam sini... Jangan terlalu kencang nendangnya, kasian bunda nya... Oke?," kata Elena sambil tertawa gemas.

Elena lalu beranjak dan berjalan menuju pintu, "O ya, kalau kalian memaksa, minggu ini Daniel akan berkunjung ke sini," ucap Elena di ambang pintu sambil memegang knop pintu. Ia bicara dengan sedikit malu-malu tanpa menoleh ke belakang.

"Nah... Gitu dong! Bagus itu," jawab David dengan semangat, lalu disahut dengan dukungan Shopia. "Kami akan senang sekali menyambut Daniel di sini."

Elena tersipu malu hingga pipinya memerah. Lalu dia segera berlari bahagia menuju kamarnya, merasa lega karena akhirnya setuju untuk mengajak Daniel ke rumah.

Setidaknya, itu akan membuat Shopia dan David senang, dan mungkin, itu juga langkah kecil untuk lebih memikirkan masa depan dengan Daniel.

Elena menjatuhkan diri ke kasurnya yang empuk. Jantungnya berdebar-debar dengan perasaan yang tak karuan. Dia tidak menyangka bisa mengungkapkan hubungannya dengan Daniel di hadapan kakak dan kakak iparnya dengan begitu terbuka.

Rasanya seperti beban yang terlepas, tetapi juga menimbulkan perasaan malu yang tidak bisa dijelaskan.

Daniel adalah laki-laki pertama yang berhasil merebut hati Elena. Hubungan mereka yang dimulai dari cinta monyet di bangku sekolah ternyata masih bertahan dan semakin bersemi hingga sekarang.

Saat ini, Elena membayangkan masa depan mereka dengan perasaan campur aduk. Dia meraih bantal di sampingnya, meremasnya di atas dada, lalu menutupi wajahnya dengan bantal tersebut. "Kenapa aku jadi semalu ini...?" gumamnya sambil membalikkan tubuhnya hingga terkurap dan akhirnya tertidur pulas.

Saking lelahnya setelah perjalanan panjang, Elena tertidur hingga waktu menjelang malam. Meskipun beberapa kali Shopia datang ke kamarnya untuk memeriksa, dia tidak berusaha membangunkan adiknya itu karena memahami betapa lelahnya Elena. Hingga akhirnya, bunyi ponsel Elena berdering...

Bip... Bip... Bip...!

Getaran ponsel dengan suara nada dering yang nyaring membuat Elena menggeliat dan terbangun dari tidurnya secara perlahan dan dengan sedikit rasa malas. "Aduh... Aku masih ngantuk..." ucapnya sambil merapikan rambutnya yang berantakan.

Dengan mata yang masih mengerjap, Elena mencoba membuka ponselnya dan melihat panggilan yang masih berdering. "Daniel?" Elena menerima panggilan dari kekasih hatinya itu sambil melihat sekeliling.

"Halo?"

"El... Kamu baik-baik saja kan? Kenapa baru diangkat? Kamu di rumah kan?" tanya Daniel beruntun dengan nada yang sangat cemas.

"Ya, aku baik kok... Kenapa? Ada apa?" balas Elena dengan nada bingung.

"Pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan memang nggak akan ada habisnya," gumam Daniel dengan nada sedikit lega tapi masih terdengar cemas. Elena pun menjelaskan bahwa dia baru saja tertidur karena kelelahan setelah perjalanan panjang.

"Oh, syukurlah. Aku cuma khawatir saja karena biasanya kamu langsung angkat telepon," kata Daniel, suaranya mulai terdengar lebih tenang.

Elena tersenyum mendengar kekhawatiran Daniel. "Maaf ya, aku benar-benar lelah tadi. Sekarang sudah lebih baik kok. Ada yang ingin kamu bicarakan?"

"Ya, sebenarnya aku ingin tahu kapan aku bisa datang ke rumahmu minggu ini. Aku sudah tidak sabar bertemu denganmu dan keluargamu," kata Daniel dengan antusias.

Elena tersipu malu karena ingat percakapan terakhirnya dengan Shopia dan David. "Sebenarnya, aku sudah bilang ke Kak Shopia dan Kak David kalau kamu akan datang minggu ini. Mereka sangat menantikan kedatanganmu."

"Benarkah? Wah, terima kasih, El. Aku sangat senang mendengarnya," balas Daniel dengan nada penuh kegembiraan.

Setelah menutup telepon, Elena merasa sedikit gugup namun juga senang. Dia tahu pertemuan ini akan menjadi langkah besar dalam hubungannya dengan Daniel. Meskipun perasaannya masih tidak menentu, Elena merasa lebih siap untuk menghadapi masa depan bersama Daniel.

Saat malam semakin larut, Elena memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian. Pikiran tentang masa depan dengan Daniel terus mengalir di benaknya.

Dia tahu bahwa meskipun belum siap untuk menikah sekarang, hubungan mereka akan terus berkembang dengan waktu. Dan yang terpenting, dia merasa didukung oleh keluarganya yang penuh kasih.

~El... El... Kita tau kamu kelelahan, Kita juga sering kok kaya gitu, jadi jangan merasa sendiri ya... 😅😅~

Lanjut episode 3

Terpopuler

Comments

Rey

Rey

20 tahun baru memasuki umur dewasa.
masih mudah banget kalau zaman sekarang.

2024-03-24

2

dewidewie

dewidewie

aku mampir kakak salam kenal 🙏

2024-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!