Kisah Si Kembar
Sekolah Menengah Atas Pelangi (SMA Pelangi) adalah sekolah swasta yang paling elit di kota besar ini, sembilan puluh sembilan persen siswa dan siswinya berasal dari kalangan keluarga yang berada. Sekolah ini di anggap istimewa karena prestasi para siswa-siswinya di atas rata.
Suatu siang, sekolah ini sudah sepi, dan seorang gadis berdiri di depan sekolah menunggu jemputan. Dia adalah Clara, salah satu siswi SMA Pelangi itu.
"Kok pak Tedi lama, ya, gak biasanya telat jemput, mana panas banget lagi," gerutu Clara. Dia masih menunggu sopir antar jemputnya sambil memainkan gawainya. Sesekali netranya melihat sekeliling ke kiri dan ke kanan berharap pak Tadi yang menjemputnya segera datang.
Tiba-tiba pandangan matanya mengarah ke seorang gadis berpakaian seragam yang sama dengannya. 'Siapa cewek itu? kok seperti ada yang aneh deh,' tanyanya dalam hati.
Ketika Clara hendak mendekati gadis itu, langkah kakinya tertahan oleh sebuah suara ....
"Non Clara, maaf saya telat, tadi ban mobilnya bocor jadi saya bawa ke bengkel dulu untuk ditambal," kata suara yang ternyata pak Tedi sopirnya itu.
"Eh Bapak, ya sudah tidak apa Pak, ayo kita pulang saya sudah sangat lapar dan haus," ujar Clara.
Ketika akan masuk ke dalam mobilnya, Clara menoleh kembali ke arah gadis yang dilihatnya tadi, namun gadis itu sudah menghilang dari pandangannya. "Kemana cewek itu, cepet banget ilangnya," gumamnya lirih.
"Siapa yang ilang, Non?" tanya pak Tedi yang ternyata tak sengaja mendengar ucapan Clara tadi.
"Eh enggak kok Pak, hehe ...." Clara terkekeh dan pak Tedi hanya tersenyum.
Mobil memasuki halaman rumah, Clara turun dan masuk ke rumah.
"Kok jam segini baru pulang, Non?" tanya bibi Yati, asisten di rumah Clara.
"Iya, Bi, tadi kata pak Tedi bannya bocor jadi ke bengkel dulu," jawab Clara santai.
"Oh begitu, ya sudah makan dulu sana, bibi sudah buatin ayam panggang kesukaan Non," kata Bi Yati.
Clara pun bergegas menuju ke dapur dan langsung melahap makanan yang ada di meja itu.
Bibi Yati bertugas mengurus rumah, memasak, dan melayani Clara juga, karena kedua orang tua Clara yang bernama Pak Beni dan Bu Lidya selalu pulang malam, mereka setiap hari kerja lembur di kantornya.
Pak Beni dan Bu Lidya pun hampir jarang berkomunikasi atau bertatap muka dengan Clara, karena ketika mereka pulang dari kantor Clara pasti sudah tidur.
Paling hanya hari minggu saja mereka makan bersama itu pun hanya di siang hari, karena malam hari kedua orang tua Clara selalu keluar mengurus bisnis mereka yaitu sebuah pabrik yang dikelola oleh para karyawan mereka.
Mereka datang ke pabrik itu hanya satu minggu sekali untuk memantau perkembangannya dan juga mengontrol laporan keuangan yang mereka percayakan kepada seorang bendahara di pabrik tersebut.
Setelah makan siang, Clara menaiki tangga hendak menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Di dalam kamarnya, dia memainkan gawainya.
Dert...
Tiba-tiba gawainya bergetar, ada satu pesan masuk dari Tasya teman satu kelasnya.
[Hai, Ra, ntar malem gue tunggu di cafe, awas jangan sampe gak dateng, lu.] isi pesan dari Tasya.
"Oke friend ...." Balasan pesan dari Clara.
Hampir setiap malam Clara hobi sekali nongkrong di cafe yang di dalamnya terdapat sebuah diskotik.
Dia menghabiskan waktunya bersama teman-teman satu sekolahnya.
Clara menjadi seperti itu mungkin karena orang tuanya yang jarang memperhatikannya.
****
Sore hari tiba, Clara merasa lapar sekali, dia keluar dari kamarnya dan turun menuju dapur.
"Bi, ada makanan apa, ya?" Clara bertanya kepada Bi Yati yang sedang membersihkan dapur.
"Waduh, Non, bibi belum masak lagi, kan biasanya Non makannya pagi siang sama malam saja," kata Bi Yati.
"Iya, Bi, tapi aku bukan lagi ingin makan nasi, maksud aku itu, apakah ada kue atau cemilan gitu?" ujar Clara.
"Bibi belikan di warung depan sebentar, Non," kata Bi Yati.
"Ya sudah tapi jangan lama-lama, Bi," kata Clara.
Bi Yati bergegas menuju ke warung yang terletak di seberang rumah. Tak lama wanita itu datang dengan membawa makanan ringan.
Dia menyerahkannya kepada Clara, dan Clara pun menikmati cemilan tersebut sambil menonton televisi.
Setelah puas mengisi perutnya, Clara segera mandi dan berpakaian. Dia berpenampilan cuek dengan kaos ketat berwarna hitam dan celana jeans berwarna biru dengan panjang sebatas lutut, meski terlihat tomboy tapi Clara tetap terlihat cantik. Kemudian Clara meraih jaket jeans yang tergantung di kapstok kamarnya dan menuruni tangga lalu keluar.
"Mau kemana, Non?" tanya Bi Yati yang sedang duduk di ruang depan.
"Ini, Bi, aku mau belajar kelompok di rumah Tasya," jawab Clara sambil terus berjalan tanpa memperhatikan wajah bibinya.
"Bi Yati hanya menggeleng sambil mengelus dada, "tuh anak masa setiap hari belajar kelompok," gumamnya dalam hati.
Kini Clara melewati pos satpam, dia segera berlari karena tak mau Pak Andi melihat kepergiannya. Pak Andi adalah satpam di rumah Clara, dia bertugas jaga sore hingga pagi hari.
Clara membuka gembok pintu gerbang dengan kunci duplikat yang dia bawa, gembok terbuka lalu clara keluar dan tak lupa menutup kembali pintu gerbang dan menggemboknya.
Sebenarnya Pak Andi sudah mengetahui perbuatan Clara, tapi satpam itu diam saja, karena mau memberi teguran pun percuma, Clara selalu saja membantah.
Clara terus berjalan hingga ke pangkalan ojek, dan dia memesan salah satu di antara beberapa tukang ojek yang ada di tempat itu.
Para tukang ojek sampai sudah hafal dengan tingkah Clara, karena hampir setiap hari Clara pergi ke diskotik naik ojek dan para ojek itu secara bergiliran mengantar Clara.
Sampai di diskotik, Clara disambut oleh Tasya dan Rendi yang merupakan pacar dari Tasya.
"Jadi ceritanya gue disuruh jadi obat nyamuk, nih?" keluh Clara sambil menggembungkan kedua pipinya.
"Hem, gitu aja ngambek, tenang gue punya pasangan buat lu," sahut Tasya.
"Pasangan apaan?" Clara mengerutkan keningnya.
Tasya bersiul kencang, dan tak lama datanglah seorang pemuda bertubuh tinggi kurus, berkulit sawo matang dan wajahnya manis, dia memakai ikat kepala berwarna hitam. Clara terpesona dan terus memandangi pemuda tersebut.
"Woy, kedip dong, kenalan sana," Tasya tertawa sambil meraupi wajah Clara dengan telapak tangan kanannya, membuat Clara tersipu malu, wajahnya seketika merona.
"Hay, kenalin aku Geri, teman nongkrong Tasya," sahut pemuda itu sambil mengulurkan tangannya. Mereka pun bersalaman dan saling memperkenalkan diri.
"Ayo kita masuk, di luar saja nanti kedinginan lho," ajak Tasya.
Keempat anak ABG itu pun masuk ke dalam dan mencari tempat masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments