Dikira Clara

Di sekolah SMA Pelangi waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Bel sekolah berbunyi, para siswa yang ada di seluruh ruangan itu berhambur keluar.

Di antara mereka, tampak Bella keluar dari dalam kelasnya dan berjalan menuju gerbang sekolah di mana dia akan menunggu kendaraan umum untuk pulang.

Di tempat parkiran, Jonathan si pemuda terpopuler di sekolahnya menaiki motor sportnya. Ketika melintasi pintu gerbang sekolah, dia melihat Bella. Jonathan mengira Bela adalah Clara karena wajahnya yang mirip.

"Clara? apa dia belum di jemput sopirnya?" gumam Jonathan dalam hati.

Lalu Jonathan menghampiri Bella. "Ra, ayo gue anter pulang," katanya.

Bella menoleh ke arah sumber suara itu. 'Siapa, Ra? dan dia juga siapa? aku nggak kenal juga,' batinnya.

"Ra, kok diem aja, ayo gue anter pulang," kata Jonathan sekali lagi.

Bella hanya memperhatikan Jonathan tanpa berbicara sepatah katapun. Gadis itu justru merasa aneh dengan pria tersebut.

Dan bersamaan dengan itu sebuah angkutan umum melintas dan berhenti tepat di depan Bella berdiri.

"Ayo, Non mau kemana?" tanya kernet di dalam angkutan itu.

Bella langsung memasuki angkutan tersebut, dan angkutan itu pun melaju. Sementara Jonathan tercengang menyaksikan kejadian tersebut.

"Clara kok aneh banget hari ini, kenapa dia? lagian ngapain juga dia naik angkutan umum, apa emang gak ada yang jemput? gue tanyain juga diem aja huft." Jonathan menggerutu kemudian mengendarai sepeda motornya.

****

Di rumah Clara ....

"Bosen gue, mau ngapain lagi, ya," gumam Clara di dalam kamarnya.

Kemudian Clara mengambil gawainya dan menekan nomor Tasya.

[Woy, kenapa, Ra.] panggilan tersambung.

"Gue bete nih, Sya, kita ke mall yuk beli-beli apa kek, gue traktir deh" kata Clara.

[Beneran nih di traktir?] tanya Tasya meyakinkan.

"Kapan gue pernah bo'ong sama lu sih?" Clara memonyongkan bibirnya.

[Hahaha oke deh, gue ganti baju dulu.] sahut Tasya.

Panggilan berakhir, Clara berganti pakaian dan memakai jaket jeans kesayangannya.

Kemudian dia keluar kamar dan menuruni anak tangga.

"Lho mau kemana, Non?" tanya Bi Yati yang sedang duduk beristirahat di ruang depan.

"Bi, aku mau ke rumah Tasya, ya, bete ih di kamar terus," jawab Clara.

"Ya sudah tapi pulangnya jangan sampai malam ya, Non, nanti bibi dimarahin papa sama mamanya Non Clara," kata Bi Yati memohon.

"Iya, iya." Clara pun pergi begitu saja.

Bi Yati hanya menggeleng, 'kasihan sekali Non Clara, dia kurang perhatian dari orang tuanya dari kecil. Sekarang sudah besar pun mereka jarang kumpul bersama," gumamnya dalam hati.

Sementara itu, Clara berjalan menuju pangkalan ojek. Baru beberapa langkah dia berbelok menuju jalan besar dan menunggu taxi.

"Males banget gue naik ojek, panas gini huft," gerutu Clara.

Tak lama Clara melihat taxi yang akan menuju ke arahnya, dia melambaikan tangan dan taxi pun berhenti.

"Anter ke Mall ya, Pak," kata Clara setelah duduk di dalamnya.

"Baik, Non," jawab sopir taxi tersebut.

Taxi pun melaju sampai di Mall dan Clara pun turun setelah membayar ongkosnya. Gadis itu berjalan santai menuju ke Mall yang ada di hadapannya.

"Hai, Ra," tiba-tiba ada yang menepuk bahu Clara.

"Eh elu, Sya, udah sampe dulu ternyata, hehe." Clara terkekeh.

"Kan ngebut," kelakar Tasya.

"Emang lu naik apaan, Sya?" tanya Clara.

"Sama, taxi juga," sahut Tasya.

"Ya udah ayo masuk, ke lantai atas dulu pesen makanan, gue laper," ajak Tasya.

"Huuu elu, Sya, ngatain orang makan terus, besok lu paling yang bakal gendut," cibir Clara.

Mereka berdua pun terpingkal, sampai orang-orang yang berada di sekitarnya menoleh dan mengamati Clara dan Tasya dengan aneh.

Sampai di lantai atas mall, kedua ABG itu memesan makanan dan minuman.

"Eh ngomong-ngomong, gimana sama Geri?" tanya Tasya.

"Gimana apanya?" Clara balik bertanya.

"Ya elu itu, kemarin kan gue kenalin, kira-kira suka apa enggak nih?" tanya Tasya lagi.

"Ah baru aja kenal, gak bisalah langsung ada rasa, aneh-aneh aja lu, Sya," ujar Clara sambil menggeleng kepala.

"Ya siapa tau aja setrumnya kuat gitu," ledek Tasya.

"Setrum? lu kira gue stop kontak," sahut Clara.

"Enggaklah Sya, dia bukan tipe gue banget, gue udah ...." Clara tak melanjutkan ucapannya.

"Udah apa, Ra?" Tasya terlihat heran.

"Gak jadi ah," ucap Clara.

"Huuu, lu tuh kebiasaan suka banget main teka teki," sahut Tasya sambil menggembungkan kedua pipinya.

Clara hanya tersenyum. Mereka pun menghabiskan makanan dan minuman yang mereka pesan.

"Abis ini kita ngapain lagi nih, Ra?" tanya Tasya.

"Liat-liat baju yuk, lu pilih satu gue bayarin," sahut Clara berantusias.

"Beneran nih, Ra," Tasya meyakinkan lagi.

"Lu itu gak percayaan banget sih orangnya, emang tampang gue mirip penipu ulung gitu?" Clara mencibir.

"Hahaha, oke-oke lets go!" ajak Tasya.

Sampai di lantai paling bawah, mereka terlihat sedang memilih-milih pakaian.

"Eh, Sya, ini bagus, gak?" tanya Clara sambil menempelkan sebuah kaos ketat di badannya.

"Keren tuh, Ra, lu kan seleranya yang gitu-gituan. Lagian lu tomboy kalau pakai rok kelihatan gimana gitu," seloroh Tasya.

Setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka berdua menuju ke kasir, dan Clara menyerahkan kartu kredit kepada kasir tersebut.

"Mau kemana lagi nih, Ra? gue temenin deh," tanya Tasya setelah mereka berada di luar mall.

"Ke rumah lu boleh gak, gue males banget pulang ke rumah," sahut Clara.

"Ya boleh aja, ya udah itu ada taxi ayo kita naik sekalian." Tasya menggandeng tangan Clara menuju ke taxi yang sedang berhenti di pinggir jalan.

"Dih apaan sih, gandengan tangan segala, lu pikir gue pacar lu," cibir Clara.

"Biarin aja, biar gak ada cowok hidung belang yang ganggu kita," jawab Tasya sambil meringis.

"Dih gak nyambung banget," balas Clara.

Mereka berdua pun tertawa tidak jelas dan lagi-lagi orang-orang di sekitar mereka menatap dengan aneh. Tapi mereka tak mempedulikan hal itu, mereka terus saja tertawa dan berebut masuk taxi.

"Mana sopirnya, Ra, kok gak ada?" tanya Tasya celingukan. Tiba-tiba dia mendengar suara dengkuran dari arah depan.

"Lah itu apa, lagi tidur, noh," tunjuk Clara.

Tasya melongok ke arah depan, dan benar saja, seorang pria sedang meringkuk di jok depan di dalam taxi.

"Woy, Pak! butuh uang gak sih?" seru Tasya.

Pria tersebut terkejut dan membuka matanya. "Eh ada penumpang. Maaf, Non ketiduran," katanya.

"Ya udah anter kita ke Jalan Anggrek ya, Pak," kata Tasya.

"Siap, Non ...." Kemudian sopir itu mengemudikan taxinya menuju alamat yang dimaksud.

Sesampainya di rumah Tasya, mereka turun dan Clara menyerahkan satu lembar uang seratus ribu kepada sopir itu. "Kembalinya ambil aja, Pak, untuk beli bakso atau rokok, hehe," kekehnya.

Sopir itu tampak senang sekali lalu mengucapkan terima kasih dan pergi.

"Lu baik banget, Ra," puji Tasya.

"Ya kasihan aja, Sya, keknya taxi itu lagi sepi penumpang," sahut Clara.

Tasya tersenyum dan mereka pun masuk ke rumah.

"Dari mana, Sya?" tanya bi Ijah yang tak lain adalah pembantu Tasya.

"Ini habis jalan-jalan sama Clara, Bi," jawab Tasya.

Bi Ijah pun tersenyum dan mengajak Clara bersalaman.

Kini mereka berada di dalam kamar, Tasya memutar musik sangat keras, Clara pun menggelengkan kepalanya dan Tasya berjingkrak-jingkrak. Dari luar kamar Bi Ijah hanya menggeleng dan kembali ke dapur untuk menyelesaikan tugasnya, dia sudah terbiasa dengan tingkah Tasya.

Episodes
1 Prolog
2 Kenakalan Clara
3 Dikira Clara
4 Sebuah Perasaan
5 Pendekatan 1
6 Pendekatan 2
7 Night Club'
8 Sebuah Tragedi
9 Tentang Ibu Magda
10 Gombalan Jonathan
11 Pacar Bella
12 Salah Paham
13 Pelampiasan
14 Sehari di Apartemen
15 Clara Ada Dua
16 Jonathan Galau
17 Siapa?
18 Sakit Bersamaan
19 Bimbang
20 Cowok Setengah Matang
21 Cuek
22 Cerita di Sekolah
23 Clara Rindu Geri
24 Keceriaan Clara
25 Kejutan Untuk Bella
26 Berkemah
27 Cerita di Tempat Kemah
28 Tegang
29 Tanda Tanya
30 Perih
31 Pasrah
32 Curhat
33 Sekolah Baru Tasya
34 Daftar Sekolah Baru
35 Suasana Sekolah Baru
36 Bella dan Yogi
37 Di Mana Clara?
38 Penyelidikan 1
39 Penyelidikan 2
40 Mengorek Info
41 Gelisah Bareng
42 Ada Yang Rindu Clara
43 Ke Rumah Bella
44 Ancaman Untuk Jonathan
45 Sebuah Pengakuan
46 Hukuman
47 Liburan
48 Bella Juga Berlibur
49 Sang Mantan
50 Ternyata....
51 OTW Liburan
52 Perjalanan
53 Cerita di Tempat Liburan
54 Tiba di Swiss
55 Suasana Hati Arini
56 Jumpa Orang Tua Angkat
57 Hah?
58 Tegang
59 Isi Hati Clara
60 Rekreasi
61 Pulang
62 Pesan Dari Clara
63 Curhat Clara
64 Uneg-Uneg Clara
65 Keputusan Clara
66 Pertemuan Mengharukan
67 Pendekatan Arini
68 Tak Terduga
69 Perasaan tak Menentu
70 Mimpi Bella
71 Pindah
72 Menjemput Clara
73 Suasana Baru
74 Geri Galau
75 Debat
76 Clara dan Arini
77 Perasaan Bersalah
78 Tak Tenang
79 Rencana Perjodohan
80 Clara VS Jonathan
81 Asik-Asik di Pantai
82 Sunset Beach
83 Ketemu, Yuk ....
84 Jonathan atau Geri?
85 Empat Sekawan
86 Liburan Hampir Habis
87 Masuk Sekolah
88 Kelas Baru
89 Sebuah Rencana
90 Rencana Geri
91 Aneh
92 Pertemuan Arini dan Pak Tobing
93 Tak Sengaja
94 Pengakuan Bella
95 Bersikap Tegas
96 Pertemuan si Kembar
97 Dalam Kekalutan
98 Tak Disangka
99 Pilihan Sulit
100 Sebuah Keputusan (End)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Prolog
2
Kenakalan Clara
3
Dikira Clara
4
Sebuah Perasaan
5
Pendekatan 1
6
Pendekatan 2
7
Night Club'
8
Sebuah Tragedi
9
Tentang Ibu Magda
10
Gombalan Jonathan
11
Pacar Bella
12
Salah Paham
13
Pelampiasan
14
Sehari di Apartemen
15
Clara Ada Dua
16
Jonathan Galau
17
Siapa?
18
Sakit Bersamaan
19
Bimbang
20
Cowok Setengah Matang
21
Cuek
22
Cerita di Sekolah
23
Clara Rindu Geri
24
Keceriaan Clara
25
Kejutan Untuk Bella
26
Berkemah
27
Cerita di Tempat Kemah
28
Tegang
29
Tanda Tanya
30
Perih
31
Pasrah
32
Curhat
33
Sekolah Baru Tasya
34
Daftar Sekolah Baru
35
Suasana Sekolah Baru
36
Bella dan Yogi
37
Di Mana Clara?
38
Penyelidikan 1
39
Penyelidikan 2
40
Mengorek Info
41
Gelisah Bareng
42
Ada Yang Rindu Clara
43
Ke Rumah Bella
44
Ancaman Untuk Jonathan
45
Sebuah Pengakuan
46
Hukuman
47
Liburan
48
Bella Juga Berlibur
49
Sang Mantan
50
Ternyata....
51
OTW Liburan
52
Perjalanan
53
Cerita di Tempat Liburan
54
Tiba di Swiss
55
Suasana Hati Arini
56
Jumpa Orang Tua Angkat
57
Hah?
58
Tegang
59
Isi Hati Clara
60
Rekreasi
61
Pulang
62
Pesan Dari Clara
63
Curhat Clara
64
Uneg-Uneg Clara
65
Keputusan Clara
66
Pertemuan Mengharukan
67
Pendekatan Arini
68
Tak Terduga
69
Perasaan tak Menentu
70
Mimpi Bella
71
Pindah
72
Menjemput Clara
73
Suasana Baru
74
Geri Galau
75
Debat
76
Clara dan Arini
77
Perasaan Bersalah
78
Tak Tenang
79
Rencana Perjodohan
80
Clara VS Jonathan
81
Asik-Asik di Pantai
82
Sunset Beach
83
Ketemu, Yuk ....
84
Jonathan atau Geri?
85
Empat Sekawan
86
Liburan Hampir Habis
87
Masuk Sekolah
88
Kelas Baru
89
Sebuah Rencana
90
Rencana Geri
91
Aneh
92
Pertemuan Arini dan Pak Tobing
93
Tak Sengaja
94
Pengakuan Bella
95
Bersikap Tegas
96
Pertemuan si Kembar
97
Dalam Kekalutan
98
Tak Disangka
99
Pilihan Sulit
100
Sebuah Keputusan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!