Sore hari di kediaman rumah Clara ...
Ting ....!
Gawai Clara bergetar menandakan ada sebuah pesan. Clara membuka gawainya dan membaca pesan tersebut.
"Selamat sore cantik, lagi ngapain, nih?" isi pesan tersebut.
"Siapa, lu?" balasan pesan dari Clara.
"Lah masa udah gak inget, atau pura-pura lupa? gue tadi yang minta nomor lu," balasnya.
Clara nampak berpikir sejenak ....
"Oh my God, Jo?" balas Clara.
"Nah tuh pintar," balas Jonathan.
"Hehe, ada apa, Jo?" tanya Clara.
"Lu lagi sibuk, gak?" Jonathan balas bertanya.
"Gue mah gak pernah sibuk," balas Clara.
"Kita jalan, yuk?" sambung Jonathan.
"Jalan? jalan kemana? ntar capek," kata isi pesan Clara.
"Hahaha, lu tuh nggemesin banget ya, maksudnya kita jalan-jalan ke mana gitu," balas Jonathan.
hening ....
"Gimana, mau gak?" Jonathan masih berharap dalam pesannya.
"Mau gak ya, mau saja kali ya, lagian gue bete banget di rumah. Kerjaannya cuma gini-gini terus, bokap sama nyokap juga gak pernah ada buat gue, mereka selalu sibuk ngurusin duit, duit, duiittt terus huft," ungkap Clara dalam hati.
"Halooo? kok lama sih balasnya, tidur, ya?" tanya Jonathan lagi.
"Iya deh gue mau," balas Clara.
"Gue jemput atau kita ketemuan di mana?" tanya Jonathan.
"Ketemuan aja deh, lu duluan ntar gue nyusul, share lokasi, ya."
Clara mengakhiri pesannya dan berganti pakaian lalu keluar kamar, menuruni anak tangga dan berlari keluar dengan tergesa-gesa.
Bi Yati yang melihat Clara dari dapur menggeleng.
"Mau kemana lagi itu anak? apa dia nggak kerasan ya tinggal di rumah ini?" gumamnya dalam hati.
Clara menyetop sebuah taxi, dia akan menuju ke lokasi yang sudah di share oleh Jonathan.
Clara sampai di tempat yang di tuju lalu turun dari taxi. Dia celingukan mencari Jonathan.
Tiba-tibanya pandangannya mengarah ke seorang pemuda yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.
"Itu dia si Jo." Clara pun berjalan menghampiri Jonathan.
Ternyata Jonathan mengajak Clara makan di sebuah Restaurant termewah di kota itu.
"Lu mau makan apa, Ra?" tanya Jonathan setelah Clara duduk di depannya.
Clara melihat-lihat buku menu.
"Lu udah pesan atau belum, Jo?" Clara balik bertanya.
"Udah ini udah gue tulis," jawab Jonathan.
"Ya udah samain aja sama pesenan lu," sahut Clara.
Tak lama seorang pelayan datang membawakan pesanan mereka. Namun ketika langkah pelayan itu mendekati meja Clara dan Jonathan, tiba-tiba sepatu hak yang di pakainya patah sebelah, dan pelayan tersebut akhirnya hilang keseimbangan dan jatuhlah dia.
Makanan dan minuman yang di bawa olehnya terjatuh, minumannya menyembur mengenai baju yang dipakai oleh Clara.
"Oh My God!" seru Clara.
Wajah pelayan itu memerah bak kepiting rebus, seorang pelayan lainnya yang melihat kejadian tersebut, datang menghampiri mereka.
"Kenapa, Vin? hati-hati dong,"
Pelayan yang bernama Vina itu tersenyum kecut, dia melepas kedua sepatunya.
"Maafkan saya Mas, Mbak, saya benar-benar nggak sengaja, dan pesanan kalian akan saya ganti sesegera mungkin," kata Vina sambil mengatupkan kedua telapak tangannya dan menempelkan di dadanya.
Jonathan merasa kasihan terhadap pelayan itu. "Mbak begini saja, tolong buatin lagi pesanan yang sama seperti tadi, tapi tetap di hitung di nota, saya akan membayar dobel, kasihan mbak nya, kalau harus di potong gaji untuk mengganti kerugian ini.
Vina merasa malu dan hanya bisa pasrah menuruti kemauan Jonathan.
Rupanya Jonathan sudah menjadi pelanggan terbaik di Restaurant itu, dan semua pelayan sudah paham dengannya, karena hal itulah Jonathan sangat di segani oleh mereka.
"Baik, Mas, sekali lagi maafkan saya dan saya berjanji kejadian ini nggak akan terulang lagi."
Jonathan mengangguk dan tersenyum. Sementara pelayan yang lainnya sibuk membersihkan kotoran dari makanan yang terjatuh tadi, dan mengumpulkan serpihan beling yang berserakan.
Clara hanya diam menyaksikan semuanya, dalam hatinya dia merasa kagum atas sikap Jonathan yang rasa pedulinya sangat tinggi.
"Ra, gue minta maaf ya kalau lu jadi ngalamin kejadian ini," kata Jonathan lirih.
"Gak apa-apa lagi, Jo, namanya juga gak sengaja, kan?" ucap Clara.
"Oh iya, habis makan kita mampir ke mall ya, gue beliin baju, tuh baju lu jadi basah," kata Jonathan sambil melirik ke arah lengan baju Clara yang terkena semburan tadi.
"Ah gak perlulah, Jo, cuma dikit kok yang basah, nanti juga kering sendiri." Clara mencoba menolak tawaran Jonathan.
"Gak apa-apa, Ra, kalau gak mau ya udah nanti lu yang bayar semua pesanan ini," kata Jonathan sambil menahan tawa.
Kedua bola mata Clara membulat, "gila nih cowok, nekat banget, hem ya udahlah gue nurut aja, lagian apa ruginya sih dibeliin baju, kan gak keluar uang." Clara bergumam dalam hati.
"Gimana? Mau, kan?" tanya Jonathan lagi kemudian meneguk minumannya.
"Iya deh terserah lu," jawab Clara simpel.
Jonathan tersenyum simpul. Tak lama pesanan mereka datang lagi dan mereka berdua pun menikmatinya.
Setelah menghabiskan makanannya, Jonathan menuju kasir untuk membayar dan kemudian mengajak Clara keluar.
Jonathan menaiki motor sportnya dan Clara pun membonceng di belakangnya. Pemuda itu melajukan kendaraannya menuju ke Mall.
Sesampainya, Jonathan mengajak Clara untuk masuk dan menyuruhnya memilih baju yang disukainya.
"Lu aja Jo yang milih, gue bingung," ucap Clara.
"Lho masa gue yang milih baju buat cewek, kan lucu. Ada-ada aja lu, Ra," sahut Jonathan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Ah males ah, pokoknya gue gak mau pilih, lu aja yang pilihin." Clara bersikeras. Sebenarnya dia ingin sekali memilih baju yang dia sukai, tapi rasa malu mengalahkan segalanya.
"Ya udah gue pilihin, tapi lu harus mau lho," ucap Jonathan.
"Hem ...." Clara hanya berdehem.
Jonathan pun memilihkan sebuah kaos ketat lengan panjang berwarna abu muda polos. "Ini sepertinya cocok buat cewek tomboi," gumamnya dalam hati.
Lalu Jonathan membawa kaos itu ke kasir dan membayarnya.
"Nih, lu ganti dulu sana," kata Jonathan.
Clara menerima kaos yang di belikan Jonathan dan langsung menuju ke toilet yang berada di belakang Mall tersebut.
"Gila, keren banget kaosnya, kok dia bisa tau sih selera gue, kebetulan atau emang beneran tau?" gumam Clara dalam hati.
Dia melihat label harga yang tertera di kaos itu sebelum mencopot dan membuangnya.
Kedua bola mata Clara membulat seketika.
"Harganya ... wow sangat fantastis."
Selesai berganti pakaian Clara menghampiri Jonathan yang menunggu di depan Mall.
"Wow makin cantik saja lu, Ra," puji Jonathan ketika melihat penampilan Clara.
Clara hanya tersipu malu. Kemudian Jonathan mengajak Clara ke sebuah Bioskop. Sesampainya...
"Lu suka nonton gak, Ra?" tanya Jonathan.
"Suka sih, Jo," jawab Clara.
"Terus lu mau nonton film yang mana?" tanya Jonathan lagi.
"Ya yang lagi tayang hari inilah," jawab Clara acuh.
"Maksudnya lu mau nonton film percintaan, horor, perang atau apa gitu lho, huft," Jonathan mulai gemas dengan Clara.
"Yeee, jangan yang horor," kata Clara.
"Takut, ya?" ledek Jonathan.
"Enggak tuh, gak seru aja," ujar Clara.
Setelah berdebat cukup lama, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menonton film percintaan anak remaja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments