Pagi harinya di sekolah SMA Pelangi ....
Saat itu, Jonathan memarkirkan motor sportnya di tempat parkiran sekolahnya. Semua mata tertuju kepada siswa tersebut, banyak murid perempuan yang terpesona dengan ketampanannya.
Ada pula siswi yang hanya kagum dengan motor sportnya. Bagaimana tidak, kendaraan itu limited edition, hanya ada di beberapa dunia.
Harganya pun fantastis.
Orang tua Jonathan terbilang kaya raya dan royal, Jonathan adalah anak tunggal dari sepasang suami istri yang bernama pak Senjaya dan bu Maya, mereka adalah bos di perusahaan terbesarnya.
Karena Jonathan adalah anak satu-satunya, mereka sangat menyayanginya dan apapun permintaan Jonathan mereka turuti. Meskipun demikian, Jonathan tidak menjadi sombong atau tinggi hati, itulah yang membuat para murid perempuan kagum dengan kepribadiannya.
Akan tetapi dalam hal percintaan, Jonathan sangat hati-hati sekali. Sekali dia menyukai seseorang, pasti akan di kejar sampai dapat.
Dan kalau dia sudah mengincar perempuan idamannya, perempuan lain pun bahkan yang lebih cantik dan istimewa tak akan di liriknya.
Jonathan diam-diam menyukai Clara, dia selalu memperhatikan setiap gerak-geriknya.
Penampilan Clara memang terlihat tomboi, sikapnya yang cuek membuat Jonathan semakin tergila-gila dengannya.
Semua perempuan yang melewati Jonathan berdecak kagum.
"Wah ada pangeran tampan di sekolah kita guys!" seru salah seorang murid dari kelas lain.
"Betul guys, gue makin semangat nih belajarnya," jawab seorang lainnya.
Jonathan yang mendengarnya hanya tersenyum kecut dan bergegas masuk kedalam kelasnya. 'Lebay banget sih mereka, mungkin belum pernah lihat cowok ganteng ya hem,' cibirnya dalam hati.
Sementara itu, Clara baru saja tiba di sekolah, dia turun dari mobil dan tak lama Tasya menyusul.
"Eh, Ra, tunggu!" seru Tasya.
Clara menoleh, akhirnya mereka berjalan bersama menuju kelasnya. Di dalam kelas, para murid lelaki pun berlomba-lomba menggoda Clara.
"Hai cantik, sini duduk sama gue aja," kata salah seorang siswa.
Clara terlihat bingung dan Tasya hanya senyum-senyum sendiri.
"Sini aja, Non," sahut siswa yang lainnya.
"Sama gue aja."
"Sama gue."
"Sama gue."
"Gue."
"Gue."
"Gue."
Brakkk!
Tiba-tiba Jonathan menggebrak meja, membuat semua murid yang ada di kelas itu terkejut dan terdiam. "Apa-apaan sih kalian ini? Cewek tuh duduk sama cewek, cowok sama cowok juga," bentaknya.
'Gila nih cowok, selain ganteng punya nyali juga,' kata Clara dalam hati.
Akhirnya mereka semua diam dan Clara duduk satu meja dengan Tasya.
Tak lama seorang guru pria paruh baya masuk dan mengajar pelajaran Bahasa Indonesia.
Dan bel istirahat pun berbunyi, semua murid di kelas tersebut berhambur keluar dan menuju ke kantin, sebagian hanya duduk di dalam kelas saja dan memakan bekal yang mereka bawa dari rumah.
Di kantin, Clara dan Tasya terlihat sedang memilih makanan.
"Si Jo keren juga tadi ya, Ra?" celetuk Tasya.
"Ah biasa ajalah, Sya," sahut Clara cuek.
"Tapi keknya dia suka sama lu, tuh," kata Tasya lagi.
"Hem lu itu udah kek dukun aja, selalu nebak-nebak, haha." Clara terbahak.
"Yeee biarin aja," sahut Tasya sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Tak lama Jonathan datang ke kantin itu.
"Eh, Ra, itu si Jo datang," bisik Tasya.
"Terus suruh diapain? Udah biarin aja sih," sahut Clara.
Tasya pun terdiam.
"Halo Clara, Tasya, apa gue boleh gabung sama kalian?" Sapa Jonathan ramah.
"Yeee tadi katanya cewek di suruh duduk sama sama cewek, cowok sama cowok juga, nah ini kenapa sekarang lu malah pengin gabung sama kita. Ya gak, Ra?" celetuk Tasya.
Wajah Jonathan seketika bersemu merah padam.
"Hehe iya deh gue duduk di sebelah sini aja." Jonathan duduk di kursi yang ada di belakang kursi yang ditempati oleh Clara dan Tasya.
"Oh iya, Ra, kemarin lu kok naik angkutan umum, emangnya gak ada yang jemput, ya?" tanya Jonathan membuka percakapan.
"Hah? Gue naik angkutan umum, sejak kapan?" Clara balik bertanya dengan wajah penuh keheranan.
"Lho kemarin itu lu kan naik angkutan, gue tanyain malah diem aja, mau gue anter pulang malah lu langsung naik angkutan umum itu," sahut Jonathan dengan wajah serius.
"Hahaha, ngimpi kali lu, gue kan kemarin gak masuk sekolah. Mana ada ceritanya gue naik angkutan umum, ada-ada aja sih," kata Clara sambil tertawa terbahak. Tasya pun ikutan tertawa karena merasa lucu.
Jonathan menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. 'Kenapa sih nih cewek gak jujur aja? Atau mungkin dia malu ya karena ketauan naik kendaraan umum. Padahal gue gak masalahin itu sama sekali,' ungkapan isi hatinya.
Ketiga ABG tersebut hening seketika...
'Gimana ya cara deketin si Clara? Gak tau kenapa, gue kok ada rasa sama dia,' gumam Jonathan dalam hati, dia tampak sedang berpikir.
Tak terasa bel masuk kembali berbunyi. Semua murid berlomba untuk masuk ke dalam kelasnya masing-masing tak terkecuali Clara, Tasya dan Jonathan.
Tiba-tiba Jonathan berasa ingin buang air dan dia pun berbelok ke arah kamar kecil yang bertuliskan toilet pria Setelah menuntaskan hajatnya, Jonathan kembali hendak ke kelas.
Bertepatan dengan itu, Bella yang juga bersekolah di SMA Pelangi berjalan menuju ke kamar kecil, toilet wanita dan toilet pria memang letaknya bersebelahan. Jadi tentu saja Bella berpapasan dengan Jonathan.
"Lho, Ra, kamu mau ke kamar kecil juga?" tanya Jonathan.
Bella menoleh ke arah Jonathan. 'Ini kan cowok yang kemarin, mau ngapain sih? sebenarnya dia dari kelas mana, kok manggil aku, Ra, Ra.' Dia bergumam dalam hati.
Bella orangnya memang agak sedikit kalem, penampilannya juga terlihat biasa saja.
"Lho, ditanya malah bengong, Ra," kata Jonathan lagi.
Bella tak menanggapi ucapan Jonathan, dia terus berjalan menuju toilet. Jonathan pun mengerutkan keningnya.
'Kenapa sih itu cewek cuek banget sama gue, ya? eh tunggu, keknya ada yang aneh juga deh sama si Clara, tapi apa, ya?" batin Jonathan. Akhirnya dia masuk ke dalam kelasnya.
Alangkah terkejutnya Jonathan ketika melihat Clara sedang asik mengobrol dengan Tasya di dalam kelas itu.
'Hah? kapan masuknya ini anak, perasaan tadi itu dia di toilet, kenapa tiba-tiba udah sampe di kelas? masa sih dia punya kecepetan ganda," gumam Jonathan dalam hatinya.
"Hey, Jo, nglamunin apaan, lu, kesambet baru tahu rasa lu," kata salah seorang siswa di dalam kelas itu.
"Hahaha ....!" Terdengar tawa riuh siswa siswi lainnya.
"Paling dia lagi membayangkan sang putri idamannya," celetuk yang lainnya.
"Bisa jadi."
"Hahaha!"
"Semua harap tenang, ya, ini sudah jam pelajaran, jam istirahat sudah selesai jadi sekarang waktunya fokus kepada pelajaran yang saya berikan." Guru matematika di kelas itu tiba-tiba masuk.
Akhirnya semua murid berkonsentrasi menyimak materi pelajaran yang di berikan oleh guru mereka.
Tak lama bel pulang pul berbunyi, semua murid berhambur keluar kelas.
"Ra, kalau lu gak keberatan, gue anter pulang mau gak?" Jonathan yang berjalan di samping Clara menawarkan diri.
"Sory, Jo, gue udah dijemput supir gue," sahut Clara.
"Oh kalo gitu, gue minta nomer lu boleh gak, ya biar bisa saling kenal dan bisa komunikasi juga," kata Jonathan.
"Em ya boleh deh ...." Clara memberikan nomor gawainya kepada Jonathan, sementara Jonathan mencatat dan menyimpan nomor Calara di gawainya.
"Oke udah gue save, thanks, ya," kata Jonathan dengan raut wajah ceria.
"Iya sama-sama. ya udah gue duluan," angguk Clara.
Jonathan mengangguk dan tersenyum, sementara Tasya sudah tak nampak batang hidungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments