Bab. 5

Kira kira jam 7 malam Vera, Yuni dan Lely masuk ke sebuah Restoran yang cukup mewah dan terkenal.

Suasana di dalam cukup ramai dan hampir terisi penuh, maklum lagi week and, biasa pelanggan datang bersama keluarga atau pasangan kekasih.

Mereka mengambil posisi di tengah ruangan, kerna bagian pinggir sudah terisi dengan mereka mereka yang lagi kencan.

Sebenarnya bukan tidak ada lagi restoran atau tempat nongkrong yang sepi untuk mereka di lokasi lain.

Semuanya karena kesengajaan, mereka mengetahui Ana bekerja d sini, ada ketidak senangan di hati mereka, mengapa Ana yang orang rendahan bisa bersekolah di sekolah mereka yang berstatus elit.

Orang tua mereka yang kelas atas dan salah satu pemegang saham di sekolah tersebut, merasa keberatan ada anak dari antah berantah bergabung ke sekolah yang mereka sokong.

"Hei Ver, bukankah itu Ana?" Yuni buka suara ketika dia melihat seorang pelayan yang mengantar makanan ke meja yang tak jauh dari mereka.

"Iya, tak salah lagi" jawab Lely

"Panggil kemari, biar dia kita suruh melayani kita," sambung vera

"Pelayan kemari" panggil Yuni di iringi dengan tawa mengejek dari wajah mereka.

Ana menoleh dan mendekati mereka.

"Mau pesan apa mbak?" tanya Ana dengan sopan selayaknya seorang waiters melayani pelanggannya.

"Heeii, Pelayan! Kamu pelayan kami sekarang ya" Vera malah menimpali dengan cibiran.

"ha ha ha" mereka bertiga tertawa, mengakibatkan mata malah tertuju kepada mereka.

tapi sedetik kemudian kembali melakukan aktifitas masing masing dan tidak perduli candaan para anak remaja itu.

"Kalian mau pesan apa?" Tanya Ana lagi dengan sopan.

"Hei, kau tahu nggak, sekolah kita tercoreng gara - gara kamu" bukannya menjawab mereka malah berganti ke topik yang lain.

"maaf saya tak mengerti maksud kalian"

"jangan sok bego kamu! Sekolah kita sekolah elit, tapi kamu malah jadi babu, dan kamu tidak setara dengan kita, dan itu mencoreng nama sekolah yang sudah terkenal di kalangan atas"

"masak sekolah elit salah satu siswanya seorang babu?"

"maaf kalau kalian merasa terhina karena pekerjaan saya, tapi saya rasa ini bukan dosa, kerja saya halal kok

hanya saja kebetulan kalian lebih mampu dari saya"

"tolong bersikap koperatif, saya bekerja dan kalian pelanggan.

silahkan pesan apa yang kalian inginkan"

"wah, wah, wah, ini orang, bener bener" Yuni naik pitam.

"kau jangan bersenang senang dulu, ortu saya adalah salah satu pemegang saham di sekolah, saya akan pastikan kamu akan di keluarkan dalam minggu ini, merusak mata saja" timpal vera.

"Maaf teman teman, bisa kah kalian menahan perasaan kalian, hanya tinggal setengah tahun lagi saya akan selesai dari sekolah ini."

"saya juga tidak bisa memilih saya harus sekolah di mana, itu pihak sponsor yang menentukan saya bersekolah di mana."

"bisa saja kami membiarkanmu dalam setengah tahun ini, tapi ada syaratnya."

Mereka tersenyum licik dan saling pandang, ada ide gila dalam fikiran mereka.

Ana melihatin mereka dengan curiga,

sebelum mereka mengeluarkan isi dari ide mereka, Ana langsung memotong

"Jangan harap! aku tidak akan jadi boneka kalian,

kalau kalian tidak memesan apapun saya kembali kebelakang, kerna masih banyak pelanggan yang lain, yang harus saya layani"

Tanpa ba bi bu Ana langsung berjalan, mereka bertiga cuma ternga nga.

tidak tau mau bilang apa, mereka sudah di tinggakan.

"hei, hei!" teriak mereka

"hallo mbak mbak, kalau tidak mesan tolong silahkan keluar"

seorang staf restoran mendatangi mereka yang dari tadi memperhatikan interaksi mereka dari jauh.

'sial!' batin mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!