Bab. 2

"Ngurus bayinya kali pak" sahut Vera dengan tawa mengejek, yang lain ikutan tertawa.

Ana hanya meliriknya

"Kalau begitu kamu harus lakukan seperti perintah bapak tadi, ini hukuman!"

"itu tak etis pak, rok dia pendek"

Boy yang menjawab,

"Hei, kamu kok bela bela dia sih!" cegah Vera yang merasa Boy pasang badan untuk Ana.

"Sudah, Sudah!" bentak pak Irwan lagi "Kamu bisa nggak?!"

Ana cuma menggeleng

"Kalau begitu, Kamu keluar!"

"jangan ikut pelajaran Bapak hari ini!"

Dengan menahan air mata Ana berlari keluar meninggalkan kelas.

Dia menuju taman belakang, di situ dia menangis sesegukan sambil menahan agar tidak mengeluarkan suara, berjongkok d sebelah pohon bonsai yang rimbun, agar tidak ada yang melihat.

'Sebenarnya apa yang ku sedihkan?' batinnya

'bukankah aku sudah tahu konsekuensinya kalau terlambat'

'Apakah kerna pak irwan yang biasa lembut tiba- tiba galak?'

'atau?'

Belum selesai Ana dengan pikirannya tiba tiba ada yang memegang bahunya, dia melonjak kerna terkejut.

Dia menoleh sambil mengusap air matanya,

Ternyata Boy, dia memberi sapu tangannya.

"Terimakasih"

"Selesai mata pelajaran pak Irwan kamu masuk"

timpal Boy

Ana hanya diam menunduk sambil melap air matanya dengan sapu tangan yang d berikan Boy kepadanya.

Ketika dia menoleh lagi, Boy sudah tidak ada d belakangnya.

Dia cuma melongo 'hantu' batinnya

Dia berdiri untuk memastikan dan melihat kiri kanan, tak ada

'benar benar hantu'

'tapi sapu tangan ini nyata'

Akibatnya air matanya dah menguap entah kemana, kesedihan tadi hilang menguap d ganti dengan planga plongo nya.

Selesai mata pelajaran pak Irwan, Ana kembali ke kelas.

Semua memandangnya, ada yang iba ada yang mencibir, terutama Vera dan Yuni

mereka tetap mengeluarkan kata kata yang menyindir tapi Ana tidak ambil pusing.

Sabar, setengah tahun lagi fikirnya.

Sekilas Ana melihat tempat duduk Boy

'kosong' 'kemana dia' batinnya

Ana langsung duduk di tempat duduknya, yang bersebelahan dengan Mira teman dekatnya.

"Na, lihat! Guru favoritmu itu, galak pisan eeeiii"

Ana cuma diam dan meletakkan tasnya

"Oya, Na Ada loh murid baru" sambung Mira lagi.

"siapa ? kok bisa dah mau tamat pindah sekolah?"

"Biasalah hanak horang haya, yang penting punya duit, mau pindah kapanpun bisa aja"

"tanpa masuk sekolah aja bisa dapat ijazah jangan heran Na"

Ana cuma manggut manggut,,

"Kamu kenal?" tanyak Ana lagi

ada perasaan kepo juga.

"Kenal dekat sih tidak, cuma saya tahu namanya doang dan lihat wajahnya dri jauh tadi"

jawab Mira sambil nyengir.

"ohh, emang siapa namanya?"

Ana penasaran juga

"Namanya Boby, tepatnya Boby Dirgantara, dia di kelas sebelah, nanti aku kenalin ke kamu"

jawab Mira bangga

'Dirgantara, seperti pernah dengar' batin Ana,

tpi siapa dan d mana dia dengar itu, dia dah lupa.

"Ndak usah kenalin, cukup kamu tunjukin aja orangnya dri jauh aja, jangan dekat dekat malu aku" timpal Ana

"Ok" sahut Mira

"Oya kemana Boy"

"Entalah, tadi ketika kamu keluar, dia juga ikutan keluar, dan belum juga kembali sampe sekarang" Mira menerangkan

Beberapa menit kemudian Boy kembali masuk dan duduk dengan diam d pojokan belakang, sekilas dia melirik Ana.

"Oya Na, kamu kok terlambat sih, tumben?"

tanya Mira

Tapi Ana cuma diam

"Ya sudah kalau kamu tidak mau menjawab, tdi untung aja kamu di bantuin sama si Berandalan itu"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!