PERNIKAHAN

Perlahan mata Hinata terbuka. "Dimana aku " gumam Hinata sambil menatap sekeliling.

Madara yang duduk diambang jendela menoleh pada Hinata sambil tersenyum sinis.

Hinata pun bangkit untuk duduk saat selimutnya melorot, dia terkejut gaun indahnya robek dan memperlihatkan sebagian tubuhnya. Dia segera menutupinya dengan selimut.

Madara menghampirinya. Hinata terkejut melihat keberadaan Madara.

"Ke.. Kenapa ada Madara-kun disini? Aku dimana? Apa yang terjadi? Kenapa aku seperti ini? " Hinata berlinangan air mata.

Madara duduk ditepi ranjang jaraknya dekat dengan Hinata.

"Maafkan aku Hinata. Kemarin malam pria berambut orange itu hampir memperkosamu, dia yang merobek pakaian mu. Aku berusaha menyelamatkanmu, dan membawamu ke kamar ini " kata Madara memanipulasi.

Hinata menitikkan air matanya. "Bagus aku menang! " batin Madara.

Hinata memegang kedua tangan Madara. Madara terkejut dengan sikap Hinata.

"Maaf Madara -kun " Hinata membungkukkan badannya.

Madara makin terkejut "Emm.. Tidak Hinata. Saat aku membawamu kekamar ini dengan pakaianmu yang robek, semua orang melihat kita"

"Apa? "

Hinata menatap onyx milik Madara mencari kejujuran disetiap kilatannya.

"Mungkin mereka mengira aku mabuk kemudian menyentuhmu. Aku tidak melakukannya. Tapi tatapan mereka membuat nama baik kita tercemar"

"Ma.. Maafkan aku "

"Ehh itu bukan salahmu... Nama baik kita terancam Hinata "

"La.. Lalu kita harus bagaimana? "

Madara tersenyum penuh kemenangan mendengar pertanyaan Hinata.

"Kita harus menikah "

Hinata bagaikan tersambar petir. "Ayah pasti marah jika nama baikku dan nama baiknya tercemar. Kurasa aku tidak punya pilihan lain..... Maafkan aku Kiba-kun"

"Bagaimana?" tanya Madara penuh harap.

Hinata mengangguk dengan lesu. Madara tersenyum licik melihat jawaban dari anggukkan Hinata.

♡♥♡♥♡♥♡

Hinata memasuki mansion Hyuuga.

"Kau dari mana semalaman tidak pulang? Bukankah pestanya sudah selesai? " tanya Hiashi.

"Aku diapartemen"

Hikari dan Hiashi saling pandang.

"Ayah.. Ibu.. A.. Aku mau bicara" kata Hinata.

"Soal apa? " tanya Hiashi.

"Aku.. Aku mau menikah "

"Dengan Kiba? Tidak bisa" kata Hiashi cepat.

"Tidak bukan Han" sanggah Hinata.

"Lalu dengan siapa? " tanya Hikari.

"Dia.. Dia akan segera kesini, dia klienku dari Uchiha Group"

"Obito-san? " tanya Hikari.

"Bukan.. Dia pemilik perusahaan utama, aku mau istirahat dulu" Hinata pun berlalu.

"Apa yang membuatnya memilih pria Uchiha? " tanya Hikari.

"Entahlah.. Mungkin dia sadar akan masa depannya" jawab Hiashi.

♡♥♡♥♡♥♡

Hari mulai sore Hinata menyisir rambutnya. Smartphone nya bergetar. Ternyata panggilan dari Madara.

"Halo Madara -kun? Iya sekarang " kata Hinata.

Hinata segera menuruni tangga dan memberitahu ayah ibunya bahwa calon suaminya akan segera datang.

"Ayah, Ibu, dia akan segera datang"

"Sekarang? " tanya Hikari.

Hinata mengangguk.

"Kenapa kita tidak menyiapkan sesuatu? " tanya Hiashi.

Terdengar suara mobil terhenti dipelataran mansion Hyuuga.

"Dia sudah datang? " tanya Hikari.

Madara dengan setelan kemeja biru tua dan jeans hitam memakai fentofel hitam serta kacamata hitam memasuki mansion Hyuuga.

Hikari tengah meminum jus jeruk. Madara memasuki ruangan tamu. "Halo" sapa Hikari.

Madara membuka kacamatanya. "Halo sayang"

"Hhhhh" Hikari terkejut saking terkejutnya, gelas yang dia pegang jatuh.

Hiashi dan Hinata yang berada diruangan lain terkejut mendengar suara gelas pecah. Mereka segera bergegas ke ruangan tamu.

Hiashi terkejut melihat keberadaan Madara.

"MADARA? " kata Hiashi dan Hikari berbarengan. Hinata menghampiri Madara.

"Jadi kalian saling mengenal? " tanya Hinata.

Madara tersenyum kemudian merangkul Hinata. Hinata bingung dengan tingkah Madara.

"Tentu saja Hinata sayang, kami rekan bisnis" kata Madara.

"Halo " Madara menjabat tangan Hiashi. Kemudian Hikari. Madara menatap Hikari  kemudian tersenyum melihat kepanikan dimata Hikari.

"Ini kebetulan ya, aku akan melamar putri kalian " kata Madara.

"Apa!! " Hikari dan Hiashi berbarengan.

"Kita perlu bicara Madara " kata Hikari.

♡♥♡♥♡♥♡

Hikari dan Madara berdiri dihalaman belakang.

"Kita reuni? " tanya Madara.

"Tidak! Ini.. Ini salah Madara, kkau mau putriku? Dia 20 tahun lebih muda dari mu"

"Tapi kami saling mencintai"

"Tidak Madara, aku tahu.. Dia.. Dia mencintai pria lain, bu..bukan dirimu" kata Hikari.

"Kalau begitu, kenapa kau tidak membiarkannya menikah dengan pria itu? "

"Itu.. Itu karena... Hiashi -kun.... "

"Kalau begitu relakan Hinata bersamaku....... Atau.... Kau cemburu? "

Madara memegang tangan Hikari. Hikari kembali menarik tangannya.

"Ja.. Jangan sentuh aku " Hikari berlalu. Madara tersenyum.

♡♥♡♥♡♥♡

"Hinata, bagaimana kau bisa mengenal Madara? " tanya Hiashi.

"Dia klienku dan dia bilang dia juga klien ayah"

"Hinata, dia lebih tua darimu.. Apa kau sehat? "

"Iya ayah, aku tahu.. Tapi aku mencintainya" jawab Hinata pelan. "Maaf ayah aku berbohong,tapi ini demi nama baik ayah"

Hikari memasuki ruangan tamu diikuti Madara.

"Kita perlu bicara Madara " Hiashi menarik tangan Madara dan kembali ke halaman belakang.

"Jelaskan! Apa maksudmu! Berani sekali kau melamar putriku!  Apa kau sadar! Kau 20 tahun lebih tua darinya!" bentak Hiashi.

Madara tertawa. "Bukakah kau sendiri yang bilang "kau tidak bisa memiliki gadis yang usianya lebih tua darimu" jadi aku mencari gadis yang usianya lebih muda dariku"

"Cukup Madara! Aku tahu kau pasti mau balas dendam, jadi kalau begitu kau bisa melakukannya sekarang padaku, bukan pada putriku"

"Ya memang itu tujuanku! Tapi aku mau putrimu yang menderita, aku akan menikmati.... Hhh"

Hiashi menarik bagian depan baju Madara. "Aku tidak akan membiarkannya! Aku akan menghentikan niatmu!"

"Kau mengamcamku? Aku akan membongkar kedokmu yang sebenarnya pada Hikari! Dan Hinata tentunya. Polisi juga akan ada dipihakku! "

"Keterlaluan!! "

"Heh aku hanya ingin putrimu"

Setelah Madara pulang, Hinata dimarahi habis-habisan oleh Hiashi.

"Kenapa kau mau menikah dengan pria dewasa itu! " bentak Hiashi.

"Le.. Lebih baik kau tolak dia sayang " Hikari membelai kepala putrinya.

Hinata menutup kedua telinganya. Dia benar-benar benci dengan apa yang menimpanya.

"Cukup.. Cukup.. Aku tidak mau lagi mendengar ini. Dulu aku mencintai pria sederhana, kalian marah. Sekarang aku akan menikah dengan pria kaya, kalian juga marah... Aku selalu mendengar semua yang kalian mau.. Sebenarnya kalian mau apa? " kata Hinata pelan tapi menyakiti hati kedua orang tuanya.

"Di.. Dia terlalu tua" kata Hikari.

"Ya mungkin dia memang tua.. Setidaknya tidak terlihat tua.. Sebenarnya kalian punya masalah apa? "

"Itu... Itu karena... " kata -kata Hikari tidak di teruskan.

"Hhh.. Aku mau istirahat" kata Hinata setelah yakin kedua orang tuanya tidak akan mengatakan apapun lagi.

♡♥♡♥♡♥♡

Hari pernikahan pun tiba. Madara berdiri didekat pastur. Dia sangat tampan dengan kemeja putih dibalut tuxedo biru gelap.

Hinata digandeng Hiashi menuju altar. Dia cantik sekali dengan satin putih biru nya. Hiashi menyerahkan Hinata pada Madara dengan hati tidak rela.

Pastur memulainya. "Tn. Madara Uchiha, apakah anda bersedia hidup dan tetap bersama dengan Nn. Hinata Hyuuga dalam keadaan suka, duka, senang maupun susah? "

"Saya bersedia"

"Nn. Hinata Hyuuga, apakah anda bersedia hidup dan tetap bersama serta menyandang marga besar suami anda yaitu Uchiha dalam keadaan suka, duka, senang maupun susah? "

Hinata melirik ayah dan ibunya. Terselip luka mendalam dimata mereka yang tidak dimengerti oleh Hinata.

"Saya bersedia"

"Dengan ini, saya nyatakan kalian sebagai sepasang suami istri yang sah dimata hukum maupun agama"

Madara memasangkan kalung dengan gantelan lambang Uchiha.

Semua tamu undangan dan para hadirin lainnya masih dalam posisi semula.

Madara bertanya pada pastur "Bukankah upacaranya sudah selesai pak? "

"Belum, anda belum mencium istri anda Tn. Uchiha " jawab pastur.

Madara menoleh pada Hinata yang mengalihkan pandangannya untuk menyembunyikan pipinya yang merona.

"Kita harus melakukannya Hinata, agar tidak curiga" kata Madara setengah berbisik.

Hinata hanya mengamgguk malu.

Madara dan Hinata saling mendekat. Hinata menatap manik gelap milik Madara. Madara mendekatkan wajahnya.

Hinata menutup matanya dengan pipi yang memerah.

"Sial kenapa harus begini, aku bahkan tidak tahu caranya bagaimana, aku belum pernah berciuman" batin Madara.

Madara menutup matanya. Kecupan hangat mendarat dibibir Hinata.

Madara tidak bisa memungkiri rasanya berciuman dan ini untuk yang pertama kalinya bagi Madara ataupun Hinata.

Jantung mereka berpacu cepat. Madara segera melepaskan ciumannya dan menjilat bagian bawah bibirnya terasa manis seperti apel. Itu pasti lipsgloss Hinata yang menempel dibibirnya.

Semua hadirin bertepuk tangan kecuali Hiashi dan Hikari.

Para hadirin memberikan selamat bagi pengantin baru itu.

Hikari memeluk putrinya kemudian menciumi wajah putrinya berkali-kali seperti pada bayi kecil. "Semoga kau bisa bahagia"

"Terimakasih Ibu"

Hiashi memeluk putrinya. "Dengar sayang, jika pria itu menyakitimu, jangan ragu hubungi aku atau polisi. Apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkanmu menderita. Maaf, mungkin aku bukanlah orang tua yang baik "

Madara memutar kedua bola matanya.

Kau juga harus merasakan apa yang kurasakan Hiashi, aku akan membuatmu menyesal telah merebut Hikari, meski terlambat untuk menyesalinya.

Uchiha Madara

By

Ucu Irna Marhamah

Terpopuler

Comments

pertu,perjaka tue
naksir ibunya kok malah jdi mantu😥

2020-10-03

1

🌹Milea 🖤

🌹Milea 🖤

aduh ternyata madara masih perjaka tulen 🤭😂😂

2020-09-01

1

Ma2 VinKa

Ma2 VinKa

aq dl kepingin pnya suami yg jauh lebih tua,,tp wajah ttp awet muda,,tp g kesampean,mlh dpt suami brondong hhhhhhh

2020-05-28

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!