"Bagaimana ceritanya Madara-kun? "
"Kejadiannya sudah lama Hinata. Waktu itu aku kelas 2 Junior High School, dan gadis itu kelas 3 Senior High School. Aku sangat menyukainya. Karena tatapan matanya yang indah...." Madara menatap mata Hinata.
"....aku berkali-kali menyatakan perasaanku padanya. Dia selalu menolakku. Aku memberinya nasi goreng kecap dia malah membuangnya.. Ya karena itu aku tidak suka kecap" jawab Madara.
"Emm.. Apa hanya itu ceritanya? "
"Kau mau aku menceritakan semuanya ya? "
"Ya, jika Madara-kun tidak keberatan"
"Baiklah... Mungkin wajar dia menolakku karena dia melihat ku seperti melihat kuman. Tampilanku waktu itu sangat jelek aku konyol dan tubuhku pendek. Suatu hari, ada seseorang yang menyatakan perasaannya pada gadis itu. Dia menerimanya karena pria itu sangat tampan dan merupakan mantan kakak kelasnya..." Madara menyesap minumannya kemudian melanjutkan ceritanya.
"... Suatu hari, gadis itu akan diperkosa si pria. Aku berhasil menyelamatkannya. Kemudian dia mulai menyukaiku. Kami pun menjadi sepasang kekasih. Aku benar-benar sangat senang. Suatu hari ada pesta di Senior High School. Aku dilarang ikut karena masih Junior High School. Aku pun menyusup untuk memastikan gadis itu baik-baik saja...." Madara menghentikan ceritanya.
Hinata menatap Madara menunggu lanjutan ceritanya.
"... Ternyata pria itu berhasil memperkosa gadis yang sangat kucintai. Aku marah dan membentak pria itu. Tapi dia bilang, dia melakukan ini untuk memiliki gadis itu sepenuhnya. Sungguh alasan yang konyol. Tapi meskipun aku susah payah menyelamatkannya, gadis itu malah rela dengan apa yang dilakukan pria itu padanya dan memilihnya. Pria itu mengatakan ini padaku 'kau tidak bisa memiliki gadis yang usianya jauh lebih tua darimu, sejak awal kau sudah kalah. Pecundang seperti mu tidak pantas bersanding dengannya' dan kata-kata itu masih terngiang ditelingaku sampai saat ini.. "
Hinata terlihat sedih mendengar cerita Madara. "Apakah mereka menikah? "
"Tentu saja, bahkan sekarang mereka sudah punya anak"
Hinata menghela napas berat.
"Mereka berdua adalah orang tuamu Hinata. Kau adalah buah cinta mereka dan kau harus membayar kesalahan mereka " batin Madara.
"Kau baik sekali "
Madara mengerutkan dahinya setelah mendengar ucapan Hinata. "Maksudmu? "
"Meski kau sakit hati, kau tidak membalas dendam pada mereka " Hinata tersenyum dengan pipi merona.
"Memang belum saatnya"
♡♥♡♥♡♥♡
Madara mengantarkan Hinata pulang. "Terimakasih Madara -kun, mau mampir dulu? "
"Belum saatnya... Eh maksudku ini sudah malam"
"Oh ya sudah terimakasih ya"
Madara tersenyum dan mengangguk. Hinata memasuki mansionnya.
Madara menatap mansion itu. "Mansion yang bagus. Pilihanmu selalu bagus Hiashi. Kau memang selalu beruntung. Tapi sebentar lagi keberuntunganmu ada ditanganku. Kau lihat saja" Madara pun melajukan mobilnya menjauh dari kediaman Hyuuga.
Hinata tersenyum saat memasuki rumah.
"Siapa dia Hinata? " tanya Hiashi yang tengah membaca koran.
"Klien"
"Bagus jika kau tidak salah bergaul"
Langkah Hinata terhenti.
"Kau sudah berhenti menemui gelandangan itu kan? "
"Dia Kiba ayah"
"Ya, siapa pun dia"
"Aku tidak menemuinya"
"Baguslah"
Keesokan harinya
Madara datang ke Hyuuga Corp.
"Nn. Hyuuga ada Tn. Uchiha ingin bertemu dengan anda" kata Miana asisten Hinata.
"Benarkah? Kalau begitu persilakan dia masuk" kata Hinata.
Madara pun memasuki ruangan Hinata.
"Seharusnya kau telepon aku Madara -kun "
"Tidak masalah kita kan teman"
"Oh begitu, silakan duduk. Apa kah Obito-san memintamu kemari? "
"Tidak aku hanya ingin bertemu dengan mu saja "
Hinata tersenyum.
"Di usia muda kau dipercaya ayahmu untuk memegang perusahaan ini? "
"Iya sebenarnya aku kurang setuju, tapi karena aku anak tunggal, tidak ada pilihan lain "
"Maaf Nn. Hyuuga, Tn. Hyuuga dan Ny. Hyuuga sedang menuju kemari" kata Miana tiba-tiba masuk.
"Apa.. Tapi... " kata-kata Hinata tidak diteruskan.
"Apa! Bisa gawat kalau aku bertemu dengan Hiashi dan Hikari disini. Meski penampilanku berubah, bisa saja mereka mengenaliku" batin Madara.
"Emm.. Hinata aku dapat pesan dari Obito. Katanya ada klien ke kantorku. Sepertinya aku harus segera pergi"
"Sebentar saja, orang tua ku akan segera sampai kemari. Sekalian berkenalan"
"Emm nanti saja aku kembali"
"Baiklah "
Madara pun berlalu.
Saat dia keluar dari ruangan Hinata, dia melihat Hiashi dan Hikari berjalan menuju ke ruangan tersebut.
"Gawat" Madara segera memakai kacamata hitamnya dan menunduk.
Hiashi dan Hikari melewati Madara dan memasuki ruangan Hinata.
Madara menoleh.
Hinata menoleh saat kedua orang tuanya masuk.
"Hinata apa maksudmu!!" bentak Hiashi saat sudah memasuki ruangan Hinata.
"Memangnya ada apa? " tanya Hinata pelan karena takut melihat ekspresi ayahnya yang tengah marah.
Madara menguping pembicaraan mereka.
"Kau menemui pemgemis itu lagi kan! " bentak Hiashi.
"Hinata pikirkan masa depanmu" kata Hikari pelan.
"Apa yang kau lihat darinya! " bentak Hiashi.
"Ya sudah maafkan aku" kata Hinata.
"Kau sudah berbohong Hinata. Kau menemuinya sekali dalam seminggu" kata Hiashi.
"Iya ayah, aku tahu. Aku minta maaf " kata Hinata pelan.
"Kau minta maaf? Tumben sekali " kata Hikari.
"Jika orang yang sakit hati saja tidak balas dendam, kenapa aku tidak minta maaf jika aku berbuat salah " jawab Hinata.
"Siapa maksudmu? " tanya Hikari.
"Gawat jika dia menyebutkan namaku" batin Madara yang tengah menguping.
"Dia temanku klienku" jawab Hinata.
"Tentu saja orang berpendidikan sudah menularkan sifat baiknya pada mu" kata Hiashi.
Mereka berdua pun berlalu.
Madara segera bersembuyi dibalik hiasan besar. Setelah Hiashi dan Hikari berlalu, Madara kembali menguping.
"Apa hebatnya Hyuuga, kalau begini.. Aku tahan juga" gerutu Hinata.
"Ternyata Hiashi kejam juga pada putrinya" gumam Madara.
By
Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
D🥀
namanya bkin AQ ggal fokus....bingung lhoo
2021-05-29
0
Sunoqi
aku masih belum paham nihhh , tapii aku lanjutt aja
2021-05-01
0
MMM 🥰
sampe sini ku baca ceritanya seru thor 😍
tapi nama tokohnya itu lo
2020-11-09
0