Hinata menghela napas berat setelah melihat ekspresi Toneri.
"Silakan duduk "
Hinata pun duduk berhadapan dengan Toneri.
"Apa yang membuat mu kemari Nn. Hyuuga? " tanya Toneri sambil mengalihkan pandangannya ke layar komputernya.
"Ada yang tidak aku mengerti Tn. "
"Mendekatlah, sini akan kulihat"
Hinata mengutuk dalam hati. "Cukup dengarkan aku dan perhatikan kertas ini kemudian singkirkan komputer itu " gerutu Hinata dalam hati.
Hinata masih ingat kejadian saat Toneri berusaha mendapatkan ciuman pertamanya tadi.
"Emm... Begini Tn.... " kata -kata Hinata tidak dilanjutkan karena Toneri berjalan kearahnya dan mendekat melihat kertas yang dipegang Hinata.
Tangan kiri Toneri memegang kepala kursi yang diduduki Hinata, tangan kanannya menumpu pada meja, wajahnya disejajarkan dengan wajah Hinata, matanya melihat ke kertas yang dipegang Hinata.
"Mana yang tidak kau mengerti? "
Ucapan Toneri membuatnya gagal fokus karena begitu terngiang ditelinganya. Darahnya berdesir.
"Ini" Hinata menunjuk kertas itu.
Toneri menjelaskannya. "......jadi tidak perlu repot lagi. Kau sekretarisku. Kau tinggal bertanya padaku kenapa kau bertanya pada orang lain? " kata Toneri diakhiri pertanyaan.
"Itu... Ah? Anda tahu? "
"Lihat kertas yang kau print ini menunjukkan tanggal dan waktu saat kau mencetak kertas ini. Pukul 8.00 dan sekarang sudah pukul 10.00 mana mungkin kau memikirkannya selama 2 jam"
Hinata terkejut dan baru menyadarinya. "Emm.. Aku.. Aku.. " Hinata tidak bisa menjawab. Tiba-tiba ciuman manis Toneri mendarat dipipi kanan Hinata.
Hinata mendadak blushing dan dia pun terkapar tak sadarkan diri.
Toneri terkejut dan panik. "Kenapa dia malah pingsan! Aduh bagaimana ini" gerutu Toneri.
♡♥♡♥♡♥♡
Perlahan manik lavender itu menampakkan keindahannya. Hinata kini tengah berada di rumah sakit.
Hinata melihat kesekeliling dan terkejut mendapati Toneri berdiri membelakanginya diambang pintu.
Saat Toneri membalikkan badannya, Hinata pura-pura masih pingsan.
Dokter memasuki kamar rawat itu. Kemudian mengetes detak jantung Hinata.
"Detak jantungnya 5x/menit. Mungkin dia sedang strees atau shock" kata dokter.
Toneri mengerutkan dahinya. "Strees? Shock? Karena ciumanku? Yang benar saja, banyak gadis yang menginginkan ciumanku, tapi ini malah pingsan" gerutu Toneri.
"Hinata bangunlah, jangan membuatku cemas. Besok aku akan ke London untuk bisnis. Kita akan bertemu lagi bulan depan. Jika kau tidak bangun sekarang, aku akan sangat sedih"
"Apa? "
Toneri terkejut kemudian menoleh pada Hinata yang baru saja bertanya 'apa'
"Kau sudah sadar. Iya aku akan sangat merindukanmu Hinata " kata Toneri.
"Kkau.. Suka padaku? " tanya Hinata.
"Iya" jawab Toneri.
Hinata terdiam.
"Aku bahkan mencintaimu"
Hinata terkejut dan menatap Toneri.
"Aku mencintaimu sejak lama. Apa kau juga mencintaiku? "
Hinata terdiam. Bagaimana bisa dia mencintai Toneri, hatinya hanya untuk Naruto.
"Aku tidak tahu"
"Kau marah padaku karena aku menciummu? "
"Emm.. Itu bagian kedua.. Yang pertama aku tidak pernah mencintai seseorang. Maaf ya"
Toneri terlihat tidak puas dengan jawaban Hinata.
"Kau berbohong, aku tahu kau mencintai Naruto" kata Toneri.
Hinata baru ingat kalau Toneri memang tahu dia mencintai Naruto.
"Baiklah, jika kau sudah merasa baikan, kau minta izin pada suster kemudian boleh pulang " kata Toneri kemudian berlalu.
"Tn. Toneri! " panggil Hinata.
Langkah Toneri terhenti tanpa menoleh.
"Kkkau ma..marah? "
Toneri tidak menjawab kemudian melanjutkan langkahnya.
Hinata terlihat sedih
♡♥♡♥♡♥♡♥♡
Keesokan harinya, Hinata pergi ke kantor seperti biasa. Tidak ada Toneri. Dia menghela napas panjang. Mau bagaimana lagi, dia tidak mencintai Toneri. Hinata tidak mengenalnya.
"Toneri akan kembali bulan depan Hinata" kata Tenten. Tiba-tiba, Miana muncul dibelakang Hinata.
"Memangnya kau merindukan Toneri? " tanya Miana.
Hinata menggeleng. Miana melayang mendekati Tenten kemudian berdiri dibelakang Tenten.
Miana meniup pundak Tenten. "Kau tidak perlu melakukan itu Nn. Aku tahu" kata Tenten, Miana mengerutkan dahinya kemudian menoleh pada Hinata.
Hinata masih terlihat kesal. Dan tampak tidak peduli dengan apa yang dilakukan Miana meski itu mengganggu Tenten.
"Aku melihat mu" kata Tenten sambil membalikkan badannya menatap Miana.
"Aaaaa!!!!! " Miana berteriak karena saking terkejutnya.
"Kkau melihat ku?!!!! Kenapa kau bisa melihat ku? Aku tidak melihat tanda kemampuan dimatamu! " gerutu Miana.
"Hmm.. Lupakanlah.. Anggap saja aku tidak melihat mu Nn. Hantu, tapi kenapa kau berteriak saat melihat ku hah? " gerutu Tenten.
"Aku hanya terkejut " jawab Miana.
"Kupikir aku menakutkan bagimu" kata Tenten.
"Tidak Nn. Kau sangat cantik" kata Miana.
"Terimakasih Nn" jawab Tenten.
Hinata sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan antara manusia dan hantu itu.
"Kau tidak takut melihat ku? " tanya Miana.
"Bahkan ada yang lebih menakutkan darimu. Tenang saja kau terbilang baik dan ramah"
Tenten melirik Hinata. Dia melihat ada rasa bersalah dimata Hinata.
"Hari ini Naruto datang ke perusahaan ini. Dia salah satu klien Tn. Toneri " kata Tenten.
Seketika Hinata menatap Tenten. "Benarkah? "
Tenten mengangguk. "Kau menyukainya kan? "
Hinata menunduk. "Aku tidak tahu, yang pasti aku merasa bersalah pada Tn. Toneri "
"Temui Naruto, mungkin perasaanmu akan lebih baik" kata Tenten.
Hinata mengangguk kemudian berlalu. Dia berdiri mematung didepan pintu VIP khusus untuk tamu istimewa perusahaan tersebut.
Samar-samar terdengar suara berisik didalam. Jantung Hinata berpacu tidak karuan.
Perlahan Hinata membuka pintu. Persetan dengan ketuk pintu atau tata krama. Dia sangat penasaran saat ini.
Matanya terbelalak melihat Naruto. Sedang berciuman panas dengan Ino.
Hinata berlari ke ruangannya dan menangis tersedu. Hinata tahu cintanya bertepuk sebelah tangan dari dulu.
Tapi yang ini lebih menyakitkan. Dia tidak seharusnya melihat itu.
Miana melihat Hinata menangis. Miana melayang menuju ruangan VIP.
"Naruto-kun" desah Ino saat Naruto menciumi lehernya.
Tiba-tiba lampu mati. Ino dan Naruto terkejut kemudian menoleh kearah stop kontak.
Tidak ada siapapun. Naruto beranjak kemudian menyalakan lampu melalui stop kontak tersebut.
Naruto duduk disamping Ino. "Ayo lanjutkan" Goda Ino.
Naruto mencium bibir Ino. Tangannya meraba bagian lain dari tubuh indah Ino.
Ino mendesah. Tiba-tiba, vas bunga yang terbuat dari kaca terlempar ke dinding hingga pecah.
Mereka lagi-lagi terkejut. "Apa itu " gerutu Naruto.
Dinding itu basah karena air dari vas yang pecah tersebut.
Air itu berubah menjadi darah dan mengalir le lantai. "Aaaaaa!!! Naruto -kuuuunn!!! " teriak Ino panik.
Darah itu semakin banyak. Naruto memeluk Ino agar Ino tidak ketakutan. Sialnya Naruto juga ketakutan.
Tiba-tiba rak-rak buku berjatuhan hingga dokumen-dokumen didalamnya berserakan ke lantai.
Tiba-tiba angin kencang menerpa ruangan itu membuat Ino dan Naruto makin ketakutan.
Lampu padam nyala padam nyala. "Huhuhuhu" terdengar suara tawa wanita yang mengerikan.
"Hahahahahahaaaaaaa!!!!!!!! " kali ini makin nyaring. "Naruto -kun!! " pekik Ino saat melihat sekilas bayangan melesat kesampingnya.
"Suttss tenanglah" Naruto menenangkan Ino.
Lampu pun padam. Naruto menyalakan ponselnya. Tiba-tiba wajah menyeramkan Miana berada dihadapan wajah mereka.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!! " teriak Naruto dan Ino berbarengan.
Mereka berdua pun segera berlari keluar dari ruangan tersebut.
Pintu ruangan itu terbuka lebar dengan sendirinya keluarlah Miana sambil mengusap kedua telapak tangannya.
"Hmmm.. Sudah lama aku tidak melakukan ini. Rasanya menyenangkan" Miana pun melayang menjauhi ruangan tersebut.
Naruto memasuki ruangan Tenten begitu pun dengan Ino.
"Hei kalian berdua kenapa? Ada apa Tn. Uzumaki? " tanya Tenten.
"Sialan! Perusahaan ini ada hantunya! " bentak Naruto.
"Hantu? Jangan-jangan....... " batin Tenten.
Tenten menunjuk belahan dada Ino yang terbuka.
Ino segera menutupinya. "Tidak mungkin ada hantu disini" sergah Tenten.
"Kalau kau tidak percaya, ayo! " Naruto menuju ke ruangan VIP.
Tenten mengikutinya begitu pun dengan Ino.
Naruto membuka pintu ruangan tersebut. Naruto, Ino dan Tenten terkejut melihat keadaan ruangan tersebut.
♡♥♡♥♡♥♡♥♡
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
By
Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments
Arini
😂😂😂😂
2020-06-06
1
Rika Fransika
cerita nya bagus,menarik perhatian aku continue the author's spirit
2020-03-29
1
Asunakito Kun
tolong jelasin Donk Thor, aQ sdikit bingung.. part sebelumnya bilang ada 3 orang daftar jdi sekertaris yaitu Hinata, Tenten juga INo dan yg terpilih hanya 1, kok InO ada lagi di kantor itu?? trus Tenten??
2019-12-03
0