Keesokan harinya, Hinata bersiap-siap menuju ke kantor.
"Miana, hari ini kau jangan ikut ya" kata Hinata.
"Memangnya kenapa? Kau takut aku mencakar wajah bosmu yang cabul itu? " tanya Miana.
"Bukan begitu, aku tidak mau kau menggangguku saat aku bekerja" jawab Hinata.
"Aku tidak akan mengganggumu. Aku hanya akan mengganggu sainganmu" kata Miana.
"Itu juga yang kutakutkan. Lebih baik kau disini saja. Jaga rumah jika ada pencuri, kau teror dia" kata Hinata.
"Siapa yang mau mencuri dirumahmu? Yang benar saja" kata Miana.
Hinata memutar bola matanya kemudian berlalu.
♡♥♡♥♡♥♡♥♡
Sesampainya di kantor, Hinata segeram memasuki ruangan Toneri.
Tidak ada Toneri didalam. Dia membereskan meja Toneri yang berantakan.
Toneri pun datang memasuki ruangannya dan melihat Hinata tengah membereskan mejanya.
Hinata tidak menyadari keberadaan Toneri.
Toneri berjalan mendekati Hinata. Kini dia tepat berada dibelakang Hinata.
Hinata membalikkan badannya. "Aaa!!! " Hinata berteriak saking terkejutnya dengan keberadaan Toneri.
"Hmm, aku mengejutkanmu ya" kata Toneri dengan tampang tak berdosanya.
"Kemarin Tenten bilang orang gila ini menyukaiku" batin Hinata.
"Emm.. Tn. Toneri saya permisi ya" kata Hinata kemudian berlalu tapi, tangannya ditahan Toneri.
"Kau mau lari ya " bisik Toneri yang membuat telinga Hinata berdesir.
"Ti.. Tidak " kata Hinata.
"Asal kau tahu saja Nn. Hyuuga, aku suka gadis pemalu sepertimu. Rasanya aku ingin sekali memakanmu saat ini" bisik Toneri wajahnya semakin dekat dengan pipi Hinata.
Hinata mendorong Toneri. "Maaf Tn. Saya memang bawahanmu, tapi bukan berarti kau bisa melakukan apa saja padaku" kata Hinata kemudian berlalu.
Toneri terlihat bingung. "Baru kali ini ada seorang gadis yang menolakku, hmm tidak salah jika aku menyukainya" gumam Toneri kemudian berlalu mencari Hinata yang mungkin saat ini sedang marah padanya.
Hinata menangis ruang kerjanya. Dia takut dengan sikap Toneri yang tidak bisa dibilang wajar.
Tanpa dia sadari, Toneri tengah memperhatikannya.
"Kau marah? Sedih? Malu? Kesal? " tanya Toneri.
Hinata terkejut kemudian segera mengusap air matanya dan berdiri kemudian membalikkan badannya menatap Toneri yang kini tengah menatapnya juga.
Hinata menundukan kepalanya. "Sial! Kenapa aku tidak berani menatapnya " batin Hinata.
"Aku... Aku hanya takut " jawab Hinata dengan kepala yang masih tertunduk.
"Hmm, kau pikir aku benar-benar akan memakanmu ya? Yang benar saja, aku masih normal. Makan sushi dan yang lainnya" kata Toneri.
Hinata menatapnya. "Apa anda berniat menyakitiku atau bahkan mencelakaiku? " tanya Hinata.
"Untuk apa? "
Hinata terdiam kemudian menunduk lagi.
"Untuk apa aku menyakiti gadis yang kusukai? " Toneri menambahkan kata lagi pada kalimatnya.
Hinata mengangkat lagi kepalanya kemudian menatap Toneri.
"Aku menyukai sejak lama. Saat kau masih SHS, tapi sepertinya kau menyukai Naruto" kata Toneri.
Hinata terkejut mana mungkin Toneri tahu soal perasaannya pada Naruto?
Selama ini yang tahu hanyalah Miana.
"Sebenarnya kau siapa? Aku tidak mengenalmu" kata Hinata dengan ekspresi horor.
Toneri mendekat. Hinata terpundur, dan terduduk dikursinya.
Toneri makin dekat, Toneri menatap Hinata yang tertunduk.
"Aku Toneri, kakak kelasmu, apa kau tidak ingat? " tanya Toneri pelan.
Hinata menggeleng.
"Tentu saja, aku tidak pernah mendekatimu, bahkan menyapamu saja aku tidak bisa karena suatu alasan"
Hinata masih terdiam dengan kepala tertunduk.
Toneri mengangkat dagu Hinata. Toneri menatap manik lavender milik Hinata.
"I love you" kata Toneri kemudian mendekatkan wajahnya.
"Dia akan menciumku, tidak jangan sampai, aku tidak mau dia yang mendapatkan ciuman pertamaku " batin Hinata.
Wajah mereka makin dekat. Mereka dapat merasakan deru napas masing-masing.
"Tn. Toneri, ada klien" kata Tenten yang tiba-tiba datang.
Toneri dan Hinata terhenyak, Toneri membenarkan dasinya kemudian menghampiri Tenten.
"Kau tidak mau bekerjasama ya heh? Kau menggangguku" bisik Toneri.
"Hmm, sialnya iya Toneri, jangan berbisik seolah kau mengenalku, dia bisa curiga" bisik Tenten.
Hinata menautkan alisnya. "Baiklah Nn. Tenten aku pergi" Toneri pun berlalu.
Tenten menghampiri Hinata. "Apa aku mengganggumu saat kau bersama Tn. Toneri? " tanya Tenten.
"Kau menyelamatkanku"
Tenten terkejut. "Jadi dia memang benar-benar tidak terpesona sama sekali oleh ketampanan Toneri? " batin Tenten.
"Aku mau bertanya padamu. Aku mau kau menjawabku dengan jujur" kata Hinata.
"Tergantung"
"Kumohon. Aku mau jawabanmu jujur"
"Tapi aku tidak mau jujur jika itu soal privasiku"
"Kupastikan aku tidak akan bertanya soal pripasi"
"Baiklah, silakan"
"Apa Tn. Toneri mengenalmu? Dan apakah kau kemarin pura-pura mendaptar menjadi sekretarisnya? Lalu kau tahu apa rencananya untukku? "
Pertanyaan itu dengan mudahnya terlontar. Tenten terdiam dan terlihat mencerna kata-kata Hinata.
"Jawaban dari semua pertanyaanmu itu adalah iya"
Hinata tercengang.
"Seharusnya aku tidak mendaptar pekerjaan disini" batin Hinata.
"Kau salah, Toneri akan menjagamu" kata Tenten.
Hinata terkejut kemudian menoleh pada Tenten.
"Kau membaca fikiranku? Kau memakai telepati? Kau juga indigo kan? " tanya Hinata.
Tenten tersenyum. "Toneri tahu kau indigo, dia merencanakan semuanya agar kau bisa bersamanya. Dia menyukaimu sejak lama, coba kau pikir, kenapa Toneri lebih memilihmu yang lulusan SHS daripada Ino?" kata Tenten.
"Dia memang tidak adil. Lalu, jawab pertanyaanku" kata Hinata yang merasa mengabaikan pertanyaannya.
"Iya, aku indigo. Aku memang bisa mendengarmu melalui telepati" kata Tenten.
Hinata menautkan alisnya. "Jika benar dia indigo, kenapa Miana tidak melihat kalau Tenten bisa melihatnya?" batin Hinata.
"Itu karena aku memakai softlens " kata Tenten.
Hinata menoleh, "kumohon jangan gunakan kemampuanmu saat aku memikirkan sesuatu, karena itu bagian dari privasiku" kata Hinata kemudian menunduk dan mulai berfikiran negatif.
"Jangan -jangan selama ini dia membaca pikiranku" batin Hinata.
Tenten tersenyum geli. "Baiklah, sepertinya aku harus pergi" Tenten pun berlalu.
Toneri mendengus kesal diruangannya. "Seandainya Tenten tidak datang menaganggu, mungkin aku sudah merasakan bibir indah Hinata " gerutu Toneri.
Sementara itu, Hinata mengerjakan tugasnya sebagai sekretaris diruangannya. Dia tidak berani mendatangi ruangan atasannya.
"Hmm, ada hal yang tidak aku mengerti, bagaimana ini" Hinata pun mendatangi ruang kerja karyawan yang berada disampingnya.
"Permisi" sapa Hinata.
Karyawan perempuan itu menoleh. "Ada apa Hinata -san? " tanyanya.
"Ini ada yang tidak aku mengerti, apa kau bisa menjelaskannya? " tanya Hinata.
Wanita itu meneliti kertas dokumen yang dibawa Hinata.
"Maaf Hinata -san, aku tidak mengerti, lebih baik kau tanyakan pada Tn. Toneri " kata wanita itu.
Hinata mengangguk kemudian mendengus kesal setelah keluar dari ruangan itu.
Hinata mencoba bertanya pada karyawan lain, tapi tetap saja tidak ada yang mengerti.
Terpaksa Hinata memasuki ruangan dimana Toneri berada.
Tok tok tok tok
Hinata mengetuk pintu tersebut.
"Masuk" terdengar suara bariton dari dalam ruangan menjawab.
Hinata menarik handle pintu kemudian memasuki ruangan tersebut.
Toneri menoleh kearah pintu. Senyumannya mengembang.
"Nn. Hyuuga " gumam Toneri.
♡♥♡♥♡♥♡♥♡
By Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments
Hasnah Siti
haishhhhhh makin seru....
2022-09-07
0
" Ira_W "
keluarga Konoha ada Sasuke sama Hitachi ngak Thor hokagenya sapa nih🤣🤣🤣🤣
2022-01-07
0