DUNIAKU..!

DUNIAKU..!

-

Vanessa Al Khumairah, itu namaku.

Ayahku seorang guru dan ibuku hanya ibu rumah tangga biasa.

Aku bungsu dari empat bersaudara. kakakku yang pertama dan kedua sudah menikah dan tinggal aku dan kakak ketiga ku.

Kehidupan masa kecilku sangat bahagia,ayah yang selalu memanjakan ku, sedang ibu yang suka sekali memarahiku.

Aku mendapatkan haid pertamaku tepat kenaikan kelas 6 SD. Sebab itu banyak yang berubah dari bentuk tubuhku, yang terlihat seperti sudah dewasa.

Walau begitu aku tetaplah anak SD yang masih polos, aku belum bisa membedakan mana benar dan salah.

Yang ada di pikiranku, hanya bermain dan bersenang senang dengan teman teman sebayaku.

Aku tinggal di desa. Dimana semua orang sangat ramah satu sama lain, bahkan tak jarang kami bertukar lauk atau sekedar menumpang mandi di rumah tetangga karena keran kami mati.

Seperti hari itu, kebetulan nya hari minggu, kebiasaan anak anak di hari minggu yakni bermain di pagi hari sampai menjelang sore. tak urung, kami bahkan terkadang ikut makan ditempat teman yang kami singgahi untuk bermain.

Sangat menyenangkan bukan?

Namun hal itu hanyalah secuil kisah bahagiaku.

Siang itu. Setelah kami bermain,ibu dari temanku meminta kami tidur siang, karena memang temanku ini memiliki kebiasaan tidur disiang hari.

Tanpa membantah, kami ber tiga tidur berbaris diatas kasur.

Namun karena aku tak terbiasa tidur siang. hanya bisa merebahkan tubuhku dan bermain boneka.

Tak lama terdengar pintu kamar terbuka, aku yang takut dimarahi, reflek menutup mataku,namun sedikit mengintip siapa yang masuk kedalam kamar.

Dan ternyata, itu adalah ayah dari temanku.

dia berjalan kearah samping ku. Memang kebetulan aku tidur di bagian samping,dan masih ada sedikit ruang untuk orang tidur di sampingku.

Aku masih memejamkan mata, namun perlahan dia ikut naik kekasur dan bergabung dengan kami. Aku tak peduli awalnya namun satu gerakan tangan nya membuatku terkejut, tapi aku tak bisa apa apa selain diam.

Karena saat aku ingin bergerak dia berbisik.

" Diam nes, tetap pejamkan matanya atau om laporkan ke bulek kalo kamu ga tidur"

Karena takut, aku hanya bisa diam. Namun tangan yang tadinya memeluk perutku perlahan naik ke payudaraku.

Sudah kubilang, aku hanyalah anak kecil yang belum mengerti apa apa saat itu.

Aku tak tau harus bersikap seperti apa. Karena pikiranku sudah penuh akan ketakutan. Dimana bisikan om yuda perihal dimarahin bulek karena tak tidur siang. Jujur saja, aku benar benar merasa tak nyaman. Saat om ini meremas payudaraku, aku sangat ingin berteriak. Namun lagi lagi yang terjadi aku hanya menangis dalam diam. aku berdoa semoga bulek datang dan menolongku.

Benar saja, karena tak lama dari itu, suara pintu terbuka. dimana om ini langsung menarik tangannya dan bersikap seolah-olah tak terjadi apa apa. Aku bahkan masih mendengar jelas percakapan mereka.

" Ya alloh mas, dicariin malah ikutan tidur disini sama anak anak. Ayo bangun, itu loh katanya tadi minta bakso. Aku juga beli buat anak anak nanti kalo udah bangun "

" Hah, iyah bu maaf, tadi ngantuk banget,awalnya mau lihat mereka udah tidur apa belum,eh malah ketiduran"

" Dasar kamu ini mas ada ada saja, sudah ayo bangun kita makan diluar, biarin anak anak tidur"

"iyah bu"

Setelannya mereka pergi keluar kamar meninggalkan kami, aku berbalik menatap langit langit kamar.

Merenungkan apa yang baru saja terjadi. Tentang apa yang dilakukan ayah dari temanku, juga tentang mengapa aku harus menangis, bahkan terselip kalimat yang ku sesali sampai detik ini.

" Kok nangis,kan om cuma bercanda"

Ya kalimat itu adalah satu satunya kalimat yang membuatku menganggap pelecehan adalah sebuah candaan.

Singkat cerita kami bertiga bangun di jam setengah dua, kemudian bulek meminta kami makan yang memang sudah dia siapkan di depan tv.

Namun karena kejadian tadi, aku jadi takut dengan om.

Yang mana, membuatku memilih untuk pamit pulang saja, dan beralasan akan makan di rumah.

" Bolek Vanessa pulang aja , nanti makan di rumah, ayah udah pulang kayaknya" ucap ku

Tanpa menunggu jawaban, aku berlari ke rumahku yang memang ada disamping rumah bulek.

Benar saja, sesampainya di rumah aku melihat ayahku duduk diruang tamu sambil memeriksa banyak lembaran.

" Loh dari mana nes? "

" Dari rumah Rafi yah,main sama Rima juga"

" Oh iyah, ada PR ga disekolah, kalo ada sini ayah bantu, atau makan dulu sana"

" Heheheh ga ada kok yah, iyah ini mau makan, Vanessa laper" aku berlari ke dapur dan mengambil piring.

" Jangan lari lari nes, kaya dikejar hantu aja kamu" tegur ibuku.

" Hehe maaf bu, Vanessa laper, tadi udah disuruh makan di bulek ti, tapi Vanessa ga mau"

" Kenapa ga mau? "

" Enak masakan ibu " ucapku sambil tersenyum, setelahnya aku berjalan diruang tamu dan makan sambil menemani ayahku bekerja.

Aku tak ingin lagi mengingat kejadian tadi,tapi setiap ada kesempatan bertemu dengan om aku selalu menghindarinya.

Entahlah, hanya takut kejadian tak nyaman kapan hari ter ulang.

Aku melanjutkan hidupku dengan lancar, belajar dan bermain.

Aku bisa melakukan apapun namun tidak dengan naik sepeda, entahlah aku sangat takut dengan benda itu.

Dulu ayahku pernah mengajari ku cara menggunakan sepeda, namun karena jatuh aku tak lagi mau mempelajarinya, begitu juga ayahku.

Beliau tak ingin melihatku terluka jadi berkata, " sudah ga usah belajar naik sepeda lagi,nanti luka, kalau mau kemana mana sama ayah, kalo ndak sama kakakmu saja"

Kalimat ayah yang masih kuingat sampai sekarang.

Kukira semuanya akan baik baik saja.

Nyatanya tidak, karena semua anak sebayaku bahkan di bawahku,bisa naik sepeda.

Hal itu membuatku dibully.

Bukan hanya teman temanku, namun banyak dari tetangga yang sering berkata " masa kalah dari anak itu, dia aja bisa naik sepeda, kamu udah besar ga bisa" kalimat itu terus terngiang di telingaku.

Namun aku berusaha mengalihkan nya dengan fokus bermain dengan teman temanku yang lain.

Tapi hari itu semua berubah, siang itu aku dan teman temanku yang lain berencana main batu coker di rumah depan, namun saat hendak keluar, tepat didepan rumahku ada segerombolan anak anak yang juga temanku membicarakan ku.

" Kamu tau,kak Vanessa ga bisa naik sepeda loh" ucap salah satu dari mereka.

" Iyah, bener kemana mana ngerepotin orang, minta dianter bapaknya terus hahaha"

" Iyah, udah gede padahal. Udah jangan berteman lagi sama dia, jangan ajak main lagi, nanti kamu disuruh bonceng sampe capek lagi"

" Ih, aku juga ga mau lah, udah ah ayo sepedaan ga usah ajak dia, Rima ayok ikut kita aja main"

" Terus kak Vanessa gimana"

" Ga usah ajak dia, nyusahin"

Aku yang berada dibalik kaca terdiam, tanpa sadar air mataku mengalir.

Namun karena takut ibu tau, aku berlari ke kamarku dan menguncinya.

Semua perkataan mereka kembali berdengung nyaring di telingaku, tanpa sadar ingatanku kembali saat ayah temanku melecehkan ku.

Dadaku sesak sekarang, aku tak tau apa yang membuatnya sakit. Aku bahkan tak mengerti mengapa aku menangis,aku takut ibu atau ayahku mendengar. dengan sekuat tenaga ku tahan isakan ku, yang mana semakin membuat dadaku terasa ngilu.

Entah berapa lama aku melakukannya, yang pasti aku tertidur karena merasa lelah.

Terpopuler

Comments

SUGOI

SUGOI

keren bangat semangat nya Thor

2024-07-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!