2 -

Setelah kejadian hari itu, aku tak lagi mau bermain dengan teman temanku, aku masih sama, gadis kecil yang riang, yang selalu tertawa dan membuat orang lain tertawa.

Namun, yang tidak mereka tahu, ketika sendirian dikamar aku menangis tanpa tau sebab alasannya.

Semua kembali seperti semula, layaknya tak pernah terjadi apa pun. Yang berbeda hanya aku tak lagi suka bergabung dengan teman temanku saat bermain.

Aku memilih untuk bermain boneka di rumah atau menonton tv.

Hanya sesekali aku ikut berkumpul dengan mereka, atau bahkan memilih ikut bergabung dengan ibu ibu yang bergosip.

Suatu ketika, keran air di rumahku bermasalah. mau tak mau aku harus menumpang di rumah salah satu tetanggaku untuk mandi.

pagi itu,aku dan ayahku meminta air disebelah untuk memasak, kebetulan nya hari itu hari minggu.

" Yah, Vanessa sekalian numpang mandi aja ya"

" Lah katanya mau renang, nanti aja sekalian pulang renang"

" Gimana toh yah, anaknya mau mandi kok malah ga dibolehin" sahut ibuku.

" Ga gitu bu, sebenernya ayah ga terlalu nyaman aja kalo Vanessa mandi di rumah orang,tapi gimana lagi keadaaan, lagian abis ini kan mau renang, nanti sekalian mandinya habis renang"

" Oh Yasudah kalo gitu. Ibu ga ikut, ayah aja ya yang nemenin Vanessa renang"

" Iyah bu, ayo sana siap siap"

Singkat cerita kamipun sampai ditempat renang, aku sangat suka berenang tapi aku tak bisa renang hihi.

Maksudnya, kalo kedalamannya masih bisa dijangkau aku bisa, tapi kalo kedalamannya ga bisa dijangkau aku ga berani.

Akhirnya siang itu aku menikmati waktuku berenang bersama ayahku. Aku memiliki kebiasaan yang kadang membuat beliau khawatir,dimana aku akan menenggelamkan seluruh tubuhku cukup lama di air.

Jujur saja,saat melakukannya aku merasa lebih tenang, pikiranku yang tadinya berisik jadi sunyi,tak ada lagi suara hinaan mereka bahkan bisikan dari ayah temanku itu pun ikut menghilang sejenak.

Namun hari itu aku kelepasan, dimana aku benar benar terhanyut oleh kesunyian di dalam air. Hingga tak sadar jika tubuhku mulai mengapung, andai ayahku tak menarik ku ke atas mungkin aku sudah meninggal.

" Vanessa, sudah ayah bilang jangan melakukan kebiasaanmu itu, membuat ayah takut kamu tau"

" Maaf ayah, nafasnya masih kuat kok tadi, hanya saja Vanessa keasikan aja hehe" alibi ku.

" Sudah kita pulang, ini udah cukup lama, nanti ibumu marah,ayah juga ada janji sama tukang buat benerin keran"

" Siap ayah, Vanessa mandi dulu"

Aku pun bergegas ke kamar ganti, sekedar membersihkan diri lalu bersiap pulang.

Aku dan ayah sampai di rumah pukul 2 siang,karena mengantuk aku bergegas ke kamar dan tidur.

Sekedar info, ayahku adalah guru agama, dimana dalam keluarga kami mengaji adalah hal yang wajib, kalo kata ayah tak perlu menghafal minimal bisa mengaji intuk bekal kalau sudah dewasa.

Pukul setengah 4 sore aku terbangun dari tidurku dan hendak mandi, namun karena kerannya masih diperbaiki. Mau tak mau aku harus mandi di rumah tetanggaku.

Karena kepalaku sakit aku memilih untuk mandi di rumah bulek TI,karena memang rumah itu yang paling dekat.

" Yah,Vanessa mandi di rumah bulek Ti ya"

" Yasudah iyah, sekalian ambil wudhu. Jangan lama lama nanti keburu abis waktu sholatnya"

" Iyah yah"

Aku pun bergegas mengambil gayung yang berisi alat mandi dan berlalu ke rumah bulek Ti.

" Bulek, Vanessa numpang mandi yaaaa"

" Iyah sana mandi,kerannya nyalain biar airnya penuh"

" Iyah bulek"

Kebetulan Nya rumah bulek Ti ini ada dua yang utama sebelah rumahku sedangkan sebelahnya lagi itu dapur,kamar mandi dan bagian depannya tempat suaminya kerja.

Aku berlalu tanpa berfikir yang aneh aneh, karena memang tujuanku mandi,wudhu terus pulang.

Namun siapa sangka saat sedang asyik mandi tiba tiba tirai yang dibuat untuk menutup pintu terbuka, aku terkejut melihat om yang tersenyum melihatku dalam keadaan telanjang dengan penuh sabun.

Aku hendak teriak namun om lebih dulu menutup mulutku.

" Sssssttttt, jangan teriak,om ga ngapa ngapain kok" aku ketakutan sampai tubuhku bergetar. Ya aku benar benar takut sekarang.

" Om lepas, jangan kaya gini. Vanes takut hiks Vanessa mohon keluar dari sini,Vanessa mau mandi hiks"

" Hey, anak manis ga boleh nangis, om cuma bermain sebentar sama Vanessa"

" Ga mau, lepas om hiks" aku ingin mendorongnya dan hendak berteriak. Namun lagi lagi ancaman sepele dari orang ini berhasil membungkam ku.

" Diam atau om akan bilang ke orang orang kalau kau menggoda om dan orang tuamu akan malu memiliki anak murahan sepertimu"

Aku terdiam, lagi lagi dadaku terasa sesak dan itu sangat menyakitkan. Apa aku yang salah? apa itu murahan?.

Lagi lagi aku hanya diam menangis. Membiarkan orang ini meraba tubuhku dengan sesekali meremas payudaraku.

Tak lama dia melakukan aksinya, hingga setelah beberapa menit dia pergi dan membiarkanku terduduk dilantai dengan tubuh yang masih bergetar karena ketakutan.

Dengan sedikit tenaga terakhir aku membilas tubuhku dan berpakaian tak lupa aku mengambil wudhu tan berlalu pulang.

Aku berlari kecil tanpa menghiraukan apapun, bahkan saat ayah menegurku aku tak peduli.

Sesampainya dikamar aku mengambil mukenah, aku menangis dalam shalatku, mengingat perkataan pria tadi perihal diriku.

Setelah selesai melakukan kewajiban ku aku terduduk diam menatap sajadahku, dalam hening aku bergumam,

Apa ini?

Kenapa dia bilang aku murahan?

Apa Maksudnya?

Apa yang salah?

Kenapa hatiku sakit?

Kenapa aku tak bisa menahan tangis ku?

Apa benar kejadian tadi hanya candaan ?

Apa pria dan wanita bisa bercanda seperti itu?

Dan banyak lagi pertanyaan yang muncul di pikiranku.

Semua kalimatnya bahkan masih terngiang di di telinga ku.

" Sudahlah,lupakan, jangan membuat ibu dan ayah khawatir. Sekarang bangun kita makan, kamu bisa Vanessa" ucapku pada diriku sendiri.

Setelah merasa lebih tenang aku keluar kamar, dimana sudah ada ayahku diruang tengah,kakak, ibuku juga sudah bergabung.

Kami berempat makan bersama sesekali membicarakan banyak hal.

" Vanessa, kenapa tadi ga jawab waktu ayah tegur abis mandi Hem"

" Hehe maaf yah, Vanessa ga denger, orang Vanessa udah takut telat waktu sholat. Makanya buru buru" sepertinya aku memiliki bakat pembohong, hingga lancar sekali membuat alasan.

" Terus itu kenapa matanya merah,abis nangis kamu dek ? "

" Ih mana ada adek nangis mas,ini mah merah bukan karena nangis, tapi abis renang pulang pulang langsung tidur hihi"

" Kamu ni dek, makanya kalo abis renang jangan langsung tidur, mana itu bengkak"

" Ya kan udah bawaan kak, kalo abis renang pasti ngantuk, ya kan yah" ucapku meminta pembelaan ayahku.

" Iyah nes iya bener. Udah Andre, Adikmu jangan digituin terus nangis nanti dia"

" Ih ayaaaah" mereka pun tertawa mendengar rengekan ku.

Sedang aku pun ikut tersenyum melihat mereka tertawa, aku bahagia,sangat bahagia berada di rumah ini.

Aku berharap akan selalu bahagia bersama mereka.

Terpopuler

Comments

SUGOI

SUGOI

aku harap thor bisa jadi penulis terkenal loh

2024-07-16

1

(^~^)Ara~Ara_sempai

(^~^)Ara~Ara_sempai

Jadi ingin jadi penulis.

2024-03-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!