Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, jika minggu lalu ayah bilang mengantarku lusa maka itu adalah kebohongan buktinya aku baru berangkat ke pesantren seminggu setelah insiden itu.
Ngomong ngomong masalah insiden, om sebelah sudah baik baik saja sekarang, hanya saja beberapa hari lalu tangannya ada yang terkilir ketimpa badannya sendiri jadi dia ga bisa bebas ngapa ngapain hihi
Sukur, siapa suruh jadi orang jahat.
Hari ini aku berpamitan pada semua orang, untuk berangkat menimba ilmu di pesantren.
Tak jarang mereka memberiku uang saku untuk di sana.
Setelah semua beres aku,ibu,ayah,dan ketiga kakakku juga kakak iparku berangkat ke pesantren.
Perjalanan cukup lama, kami memakai dua mobil. Dimana aku dengan ibu ayah dan kakak ketiga ku. Sedangkan kakak pertama dan kakak keduaku di mobil satunya.
" Dek, nanti yang mas Jaili siapa kalo kamu mondok "
" Ah elah mas, adiknya mau nuntut ilmu ini" jawabku.
" Ya iyah mas tau, tapi gimana ya, sudahlah kamu jaga diri di sana. Jangan nakal, jangan aneh aneh, fokus sama belajarnya"
" Hehehe siap mas ku, mas juga sekolah yang bener, jangan bandel,jangan maen terus"
" Iyah iyah"
Tak lama kami sampe di pesantren tempat ku menimba ilmu. Ternyata ada banyak santri baru juga, tandanya aku akan punya teman baru banyak hihi.
Aku membawa beberapa barang ku masuk ke kamar, kebetulan nya aku satu kamar dengan tetangga ku, dan juga sudah mendapatkan lemari sendiri, bantal,guling dan boneka juga sudah ku bawah dari rumah, beserta kasur kecil.
" Mbak maya,titip Vanessa ya dia agak nakal dan malas, nanti mbak tegur aja kalo bandel"
" Iyah bu insyaallah nanti belajar bareng bareng dek vanessa nya, apalagi disini banyak juga santri baru"
" nanti tolong bantu diingatkan ya, siapa tau ada masakan yang mengandung kentang,alergi kentang tapi suka lupa anaknya"
" Oh iyah bu,insyaallah nanti dibantu".
" Masyaallah terimakasih mbak"
" Sama sama bu"
Setelah selesai menitipkan, ibu mengajakku ke depan untuk berpamitan pada kakak kakak ku.
Semua administrasi juga hal lainnya sudah diselesaikan ayahku.
Setelah semua drama perpisahan,akhirnya mereka pulang dan tinggallah aku disini, ditempat asing yang bahkan jauh dari rumahku, aku tak takut apapun,andai boleh jujur aku sangat bersemangat memulai dunia baruku.
Berada jauh dari mereka yang membuatku hampir gila cukup melegakan.
Namun aku terlalu tenggelam dalam kebahagiaan hingga aku melupakan fakta bahwa tempat ini adalah penjara suci dimana semua orang akan berlomba lomba dalam kebaikan, tak ada lagi kebebasan,hanya belajar mengaji dan lain sebagainya.
Saat itu aku bahkan melupakan fakta lain yakni kebahagiaan berjalan beriringan dengan masalah.
Dimana saat kau mendapat kebahagian maka kau harus siap dengan kesedihan yang juga akan menghampirimu, begitu pula sebaliknya.
Kembali ke cerita.
Setelah mengantar kepergian keluargaku,aku kembali masuk ke dalam kamar, berkenalan dengan penghuni kamar itu ada mbak Risa,mbak Yuyun,mbak Amah,mbak Rani juga mba Riska, sebenarnya ada sepuluh penghuni, hanya saja aku menyebutkan yang ku ingat saja.
Di sebelah kamarku ada santri baru bernama Hera dan Widi, mereka seumuran dengan ku.
Setelah berkenalan aku membereskan barang barang ku, 3 gamis hitam,2 kaos pendek,2 kaos panjang, 2 rok hitam dan 6 kerudung segi empat dengan warna yang berbeda, ditambah kerudung pesantren dan beberapa dalaman. tak lupa aku membawa barang lain seperti cream Cusson baby, dan baby oil juga parfum bayi.
Ya ibuku tak mengizinkanku memakai selain barang bayi, ga tau apa alasannya. beliau membawakan stok yang bisa dikatakan cukup untuk sebulan, bahkan sabun mandi ku pake sabun bayi kecuali odol sama shampo ya.
Setelah membereskan semuanya aku kebingungan.pasalnya ini hari jum'ad dimana tak ada kegiatan apapun karena libur, jika aku di rumah pasti sudah mendengarkan musik hihi.
" Mbak Risa, ini aku ngapain ya kok bingung aku" ucapku polos. bahkan beberapa mbak yang ada di kamar tertawa kecil mendengar kalimatku.
" Ahh,sini dari pada kamu nya bingung, coba cerita kenapa mau mondok"
" Hah, boleh cerita? "
" Hihi, tentu boleh " ku lirik beberapa mbak ikut menyimak.
" Hehe jadi aku ga bisa naik sepeda mbak, kalo sekolah umum jauh dari rumah, kasian ayah kalo antar jemput, lagian juga aku ingin seperti ayahku, menjadi guru agama"
" Masyaallah, berarti harus semangat ya belajarnya nanti"
" Hehehe iyah mbak, aku mau buat mereka bangga" ucapku nyengir, selebihnya kami bercanda dan bercerita banyak hal, tentang peraturan dan larangan di pondok ini.
Fakta bahwa aku akan kekurangan waktu tidur sedikit mengusikku,namun mbaknya bilang,awalnya memang berat tapi lama kelamaan akan terbiasa.
Kembali ku bulatkan tekat ku, aku ingin berhasil, aku ga boleh takut dan banyak kata positif lain yang ku ucapkan untuk menyemangati diriku.
Setelah sholat dhuhur semua santri dikumpulkan di aula untuk perkenalan, satu persatu dari kami memperkenalkan diri kamu hingga tibalah bagianku.
" Assalamualaikum perkenalkan nama saya Vanessa Al Khumairah, teman teman bisa memanggil saya Vanessa biar simple, motivasi saya mondok karena ingin belajar agama agar bisa menjadi guru seperti ayah saya. Mohon bantuannya mbak fan para ustazah terimakasih"
Setelah perkenalan kami kembali ke kamar masing masing dan melakukan aktifitas seperti biasanya, untuk anak baru jadwal ngaji akan ada nanti di mading,dan baru dimulai besok, untuk hari ini kami bisa berkenalan dan menyesuaikan diri dengan suasana yang baru untuk kami.
Layaknya anak remaja pada umumnya, kami berkumpul dengan teman sebaya kami.
Seperti sekarang aku,Hera,dan Widi lagi duduk di tangga jemuran dan bercerita banyak hal, untuk menghabiskan waktu kami.
Dari situ, aku tau kalau ayah Hera penjual tape, sedangkan Widi ayahnya seorang petani. mereka juga punya mimpi yang sama denganku.
Selain menjadi guru agama, aku juga sangat ingin menjadi penulis, entah kenapa itu terlihat begitu keren hihi.
Perbincangan kami sampai ditahap pacaran, mereka bercerita jika dulu waktu SD sudah memiliki pacar, sedangkan aku sendiri yang tidak.
Kalau dipikir pikir waktu SD, aku benar benar tidak memiliki waktu untuk percintaan selain karena tidak mengerti aku juga sudah disibukkan dengan hiruk pikuk pikiranku sendiri hihi.
" Nes, kenapa kamu ga pernah pacaran"
" Aku ga ngerti begituan, emang pacaran itu gimana sih"
" Dih kudet banget,ya gak Her "
" Ish, bukan kudet, tapi emang ga paham, orang pacaran tu ngapain aja sih, bukannya ga boleh yah? "
" Hehe ya emang ga boleh,tapi kan jaman sekarang kek gitu udah war lah" ucap Widi
" Tetep aja dosa, ayah juga ga kasih izin aku pacaran katanya nanti tuhan marah" jawabku polos.
" Hihi iyah Nes bener,jangan pacaran dosa, kamu nih Wid,ni anak kecil jangan diajarin begituan" ucap hera
" Lah kita berdua juga anak kecil Her, umur kita bertiga sama loh" protes Widi
" Ya kan beda, ni bocah polos banget ga kaya kita"
" Kalian debat apa sih"
" Ga kok ga"
" Yasudah, aku mau mandi yaa, lengket banget badanku,mana bau lagi, lagian ini udah mau magrib"
" Iyah sana aku antri yaa" jawab Widi,setelahnya aku berlalu mengambil gayung dan mandi, kebetulan kamar mandinya kosong.
" Heran, padahal aroma badannya kaya bayi, bau dari mananya coba, ya kan Wid"
" lah iyah, mana mukanya kek bocah banget, liat aja bibirnya sekecil apa hihi"
" Hahaha iyah lagi,harus dijaga baik baik itu bayi"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments