Skandal Cinta

Skandal Cinta

Patah Hati

"Maafkan Aku Nia, aku mau kita putus!"

Seketika senyum indah Rania pudar, dia menoleh, menatap pria yang ada di sampingnya dengan mata yang melebar sempurna.

Ucapan pria itu bagai petir yang menggelegar di telinga Rania. Menusuk jantung dan mengoyak hati, membuat tubuhnya diam terpaku. Seakan tak percaya dengan kesakitan yang hatinya rasakan malam ini.

Taman yang tampak sangat indah, semilir angin menerpa menghembuskan rambutnya, langit gelap yang begitu cerah membuat langit bertabur gradasi bintang. Seharusnya taman ini menjadi tempat romantis untuk pasangan muda-mudi merajut kasih.

Termasuk dirinya. Namun, Rania justru harus merasakan sesak di dadanya. Gadis itu menjatuhkan pandangan matanya pada ujung sepatu Cinderella bukan kaca yang dia kenakan.

Perihnya hati seperti teriris dengan belati kemudian disiram dengan perasan jeruk nipis, membuatnya seakan ingin mati.

Pasokan udara di sekitarnya seketika langka dan sulit untuk masuk ke dalam paru-parunya. Cahaya redup dari lampu yang berpijar pun justru  terasa menyilaukan matanya yang berkaca-kaca.

"Apa kesalahanku? Kenapa kamu memutuskanku?" tanya Rania bingung. Memberi kesempatan untuk kekasihnya mengemukakan alasan yang masuk akal untuknya.

Tadi ... beberapa detik yang lalu mereka masih biasa saja. Masih berbincang dan bergurau manja. Namun tiba-tiba ucapan yang dilontarkan Bara bagai hujan yang datang tanpa aba-aba.

Kekasih hatinya mengucap kata yang menjadi momok menakutkan dalam sebuah hubungan.

"Kamu pasti sedang bercanda, kan, Mas? Oh ... aku tahu. Kamu pasti mau ngasih kejutan sama aku kan?" lirih Rania lagi mencoba untuk tersenyum.

Untuk menenangkan kemelut di hatinya, Rania menganggap apa yang dilakukan kekasihnya saat ini adalah sebuah lelucon. Berharap semua ini hanyalah kejutan yang sering dilakukan pria itu padanya, walau hati kecilnya mengatakan yang berbeda.

"Mungkin dia mau mencari sensasi baru. Biar tampak menyakinkan saat memberikan hadiah padaku. Jika cara lama, sangat mudah ditebak olehku," pikir Rania naif.

Menarik napas untuk menenangkan detak jantung yang melaju kencang. Otaknya terus saja berpikiran positif.

Bara menghela napas berat. "Aku tidak sedang bercanda Rania. Aku mau kita putus. Mulai hari ini jangan hubungi aku lagi!" ujar Bara mengulang kalimat itu lagi.

"Apa kesalahanku? Jawab aku, Mas?" desak Rania menuntut.

Pandangan Bara menghindar saat Rania menatap dalam bola matanya. Rania terus mendesak dan meminta alasan yang jelas. Apa yang membuat lelaki itu memutuskan dirinya secara sepihak seperti ini?

Bola mata lelaki itu tampak bergerak liar, mencari alasan yang pas agar Rania puas dan tidak terlalu menyakitinya, atau justru agar tidak ketahuan seberapa brengsek dirinya

"Aku merasa kita tidak cocok satu sama lain.  Aku harap kamu mengerti keputusanku ini!"

Rania terkekeh geli mendengar ucapan pria yang sebentar lagi akan menyandang status mantan tersebut.

"Setelah tiga tahun kita pacaran, kamu baru mengatakan kita tidak cocok satu sama lain saat ini?! Apa tidak ada alasan yang lebih logis lagi!" balas Rania tak percaya.

Rania memicingkan matanya menelisik tujuan yang tersembunyi dari balik netra lelaki itu. Alasan lelaki itu terdengar mengada-ada.

Gadis cantik bersurai panjang itu menatap wajah Bara lekat-lekat. Mencari kebenaran dan keseriusan di raut wajahnya. Rania terdiam, tubuhnya pun semakin terasa lemas.

Tak ada air mata, tak ada rengek ataupun rintihan pilu yang memohon. Mengharap belas kasihan agar cinta yang dia miliki tidak dicampakkan.

Rania merasa hubungannya dengan kekasihnya selama ini baik-baik saja. Bahkan beberapa hari yang lalu mereka berdua masih berjalan berdua dengan mesra. Tapi kenapa tiba-tiba pria itu bertingkah seperti ini?

Rania Ivory Malvinia gadis cantik berumur 23 tahun. Mahasiswi semester akhir fakultas Tehnik ini sangat dewasa. Bahkan lebih dewasa dari pada umurnya.

Dia tahu kapan harus bermanja dan kapan harus bersikap serius serta kapan harus bersikap tenang, walau saat ini sebenarnya ia ingin sekali mengeluarkan taring dan cakarnya yang tajam. Mencakar dan mencabik hati lelaki yang ada di hadapannya saat ini. Agar pria itu tahu, seberapa sakit hatinya.

"Siapa dia? Apa dia lebih cantik dariku? Apa kelebihannya sehingga bisa membuatmu berpaling dariku?" tuding Rania menunjukkan keangkuhan dirinya.

Dia hanya berusaha menutupi kerapuhan hati yang hancur berderai saat ini. Tatapan matanya yang tajam tak lepas dari wajah Bara.

Bara tersentak. Dia tak menyangka Rania dapat menebak dengan tepat. Namun secepat membalikkan telapak tangan, pria itu mengontrol raut wajahnya.

"Wanita itu mengandung anakku, Nia," jawab Bara lirih tapi masih bisa di dengar Rania walau pelan.

"Apa?!" teriak Rania tercekat. Dia kaget, namun tubuhnya terpaku.

Rania menangkap rasa bersalah di wajah Bara. Cukup membuat Rania yakin apa yang dikatakan Bara bukanlah main-main seperti yang dia harapkan.

Rania mengigit bibir bawahnya, menahan agar matanya yang berkaca-kaca tidak banjir bagai air sungai yang mengalir deras.

"Kami akan menikah secepatnya," ujar Bara lagi. Tanpa memperdulikan keterkejutan gadis cantik bertubuh sedikit padat berisi tersebut.

Bagaimana perasaannya saat ini? Terluka kah, dia?

Wajah putih Rania kini memerah menahan amarah. Kedua tangannya terkepal erat.

"Berarti selama ini kamu mengkhianatiku, Mas? Kamu selingkuh di belakangku, jawab aku!" sentak Rania emosi.

Kemarahan itu terluapkan. Bohong jika Rania masih tetap bisa tenang saat kenyataan di depan mata menghempas kesadarannya.

Tiga tahun menjalin asmara. Namun kesetiannya dibayar dengan sebuah pengkhianatan. Hubungan mereka berakhir begitu saja dan dirinyalah yang menjadi pihak yang terbuang. Rania terkekeh menertawakan dirinya sendiri.

"Aku khilaf Nia. Aku juga nggak tahu akan jadi begini. Aku pikir ini hanya hal yang wajar yang dilakukan oleh lelaki dan wanita dewasa. Tapi bodohnya, wanita itu justru hamil. Padahal sudah berulang kali aku peringatkan untuk meminum kontrasepsi!" ujar Bara keceplosan membuat mata Rania semakin terbelalak lebar.

"Berulangkali?! Jadi kamu melakukannya berulang kali. Dasar lelaki ba-jingan!" teriak Rania tertahan. Tangannya yang terkepal akhirnya lolos juga.

Memukul-mukul dada bidang pria itu. Air matanya kini tak dapat lagi dia bendung, mengalir menganak sungai. Bara hanya diam membiarkan Rania memukul dirinya hingga puas. Lelaki itu tahu, dirinya telah melakukan kesalahan yang fatal. Mau apa dikata, semaunya sudah terlanjur terjadi.

"Maafkan aku Rania. Maaf ... aku khilaf. Semua ini juga karena kamu yang tak pernah mau menurutiku. Andai kamu bisa sedikit saja menahan ego dan meluruskan pikiran naifmu itu. Mungkin semuanya tak akan seperti ini!" dalih Bara.

Lelaki itu masih mencari pembelaan diri. Kedua tangan Rania terhenti, tatapan matanya semakin tajam. Nafasnya naik turun tak beraturan menahan amarah.

"Apa kamu bilang? Kenapa jadi aku yang kamu salahkan dan kamu pojokkan begini! Seharusnya kamu yang merenungi kesalahan kamu itu. Nafsumu itu yang harusnya kamu tahan. Aku tak akan menolak. Jika kita sudah sah menjadi suami-istri. Seharusnya kamu itu ... ahkhhh," Rania kesal.

Mulutnya pun sampai tak tahu lagi harus mengatakan apa pada pria yang masih ada di sampingnya kini.

Kata-kata lelaki itu cukup membuat Rania semakin terbakar amarah. Rania menunduk, tangannya menggenggam erat sudut bangku tempat dia duduk hingga buku-buku jarinya memutih.

Secara tidak langsung, Bara menginginkan tubuhnya dalam ikatan yang haram. Tak bisakah Bara menunggu? Bukankah cinta itu saling menjaga dan menghormati. Bukan malah menghancurkan.

Bodohnya Rania, setelah apa yang lelaki itu buat hari ini. Dia justru masih menyimpan cinta naif yang begitu besar untuk Bara.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

hadiiiir dan nyimak,,,
Berarti bara itu hanya menginginkan tubuhnya rania aja tdk tulus mencintai rania,,,,
tega banget selama 3thn rania diselingkuhi bara main gila dgn perempuan khilaf hanya skl lah ini khilaf berulang kl itu disengaja dasar laki2 buaya darat.....

2024-08-21

0

mars

mars

lepasin cowok kaya gini

2024-03-06

0

nacho

nacho

😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘

2024-03-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!