Chapter 5

Istirahat makan siang, setelah di beri pengarahan secara kencang oleh sensei, keduanya membeli bekal di kantin dan naik ke atap. Setelah sampai di atap, mereka naik ke tempat penampungan air dan duduk di sana. Setelah memastikan tidak ada orang lain selain mereka,

“Teruskan di sini, aku coba buka statusku, kamu bisa lihat tidak,” ujar Raido.

Dia membuka statusnya dan memperlihatkannya kepada Reina, ternyata Reina juga bisa melihatnya dan dia membuka statusnya sendiri kemudian memperlihatkannya pada Raido. Setelah melihat isi status masing masing,

“Ok berarti semalam bukan mimpi,” ujar Raido.

“Sudah ku katakan kan,” balas Reina.

“Tadi di kelas, aku melihat gadis kecil itu lagi, dia bertengger di pohon, aku takut dia menyerang kita lagi dan aku sangat penasaran siapa dia sebenarnya,” balas Raido.

“Sama, memang sih tadi aku tidak melihat dia, tapi aku sudah penasaran dari semalam,” ujar Reina.

“Nanti kita kesana lagi dan memeriksa basement itu sekali lagi, tapi kurasa di sana sudah tidak ada apa apa,” balas Raido.

“Ngomong ngomong Raido, nanti malam kita tidur di mana ? apa mau ke apartemenku saja ?” tanya Reina.

“Apa tidak berbahaya, kita berdua sih tidak masalah karena sudah terbukti tadi pagi, tapi penghuni yang lain gimana kalau sampai geng tadi pagi kembali lagi,” ujar Raido.

“Iya benar, kamu benar, jadi nanti malam kita dimana ?” tanya Reina.

“Ya di rumah itu lagi saja, tapi di sana tidak ada apa apa selain sofa belel,” jawab Raido.

Keduanya berpikir keras sambil menyantap roti yang mereka beli di kantin barusan, mereka makan dengan tenang dan tidak saling berbicara karena keduanya berpikir mereka harus menghabiskan malam nanti dimana. Akhirnya Reina menepuk pundak Raido,

“Sudalah, ke apartemenku saja, tidak apa apa, aku rasa mereka juga sudah tidak mencariku di sana,” ujar Reina.

“Tapi selain kamu ada berapa banyak penghuni lain di sana ?” tanya Raido.

“Hmm setahuku sih hanya tiga orang, tenang saja, tidak ada masalah,” jawab Reina.

“Ya sudah kalau begitu, tapi tidak apa apa ya aku menginap di tempatmu ?” tanya Raido.

“Memang apa masalahnya ? aku kemarin menginap di tempatmu kan,” jawab Reina.

Raido terdiam, akhirnya dia menerima usulan Reina untuk kembali ke apartemennya untuk tempat bernaung malam ini. Keduanya merenung sambil menyantap makanan mereka, setelah selesai makan,

“Raido....” Reina memanggil Raido.

“Kenapa ?” tanya Raido.

“Sejujurnya, aku masih tidak percaya dengan apa yang kita alami semalam, apa benar kita berdua ini monster raksasa ? aku benar benar tidak ingat apa apa sebelum masuk sma, 2 tahun lalu,” jawab Reina.

“Bukan hanya kamu, aku sendiri masih belum yakin tentang apa yang kita alami semalam, tapi sama sepertimu, aku juga tidak ingat kehidupan sebelum 2 tahun lalu, seperti siapa orang tuaku, siapa namaku sebenarnya, siapa keluargaku dan kapan aku di lahirkan, jujur saja, aku mengambil nama, tanggal lahir dan lainnya dari kartu pelajar yang ada fotoku dan berada di sampingku waktu itu.” ujar Raido.

“Sama, tapi aku ingat tembang semalam, aku ingat jelas pernah mendengarnya di suatu tempat ketika aku masih kecil,” balas Reina.

“Aku juga sama, aku kenal dan ingat dengan jelas tembang itu, malah aku merasa aku besar di iringi tembang itu,” ujar Raido.

“Gadis kecil semalam siapa ? kenapa dia menyerang kita ?” ujar Reina.

“Sama sekali tidak ada gambaran, yang jelas dia tidak berniat bersahabat dengan kita, hanya saja kenapa dia bisa menyanyikan tembang itu, benar benar pertanyaan yang tidak bisa ku jawab,” jawab Raido.

“Kalau melihat tentakel yang menyerang kita semalam, tentakel itu mirip dengan yang kita lawan di dalam mimpi, sangat menjijikkan, aku merinding mengingatnya,” ujar Reina.

“Tidak mungkin hanya kebetulan,” balas Raido.

“Gadis itu bilang kita lari dari bumi kita ke dunia ini, apa maksudnya ? apa ada bumi paralel tempat seharusnya kita berada, aku bingung,” balas Reina.

“Bumi paralel ?” tanya Raido.

“Ya, bumi di dimensi lain, aku pernah baca teori mengenai itu dan banyak juga cerita cerita novel, manga juga anime yang mengatakan hal hal semacam itu,” jawab Reina.

“Jadi maksudmu, kita berdua bukan berasal dari dunia ini ?” tanya Raido.

“Gadis kecil itu yang bilang kan, sebelum tentakelnya mencekik kita,” jawab Reina.

Keduanya kembali terdiam, mereka menunduk, dahi mereka mengerut dan tangan mereka memegang dagu masing masing tanda mereka sedang berpikir keras. Raido tiba tiba berdiri,

“Aku mau mencari petunjuk tentang masa laluku, aku ingin tahu...tidak, aku harus tahu siapa aku sebenarnya,” ujar Raido.

“Baiklah, boleh aku ikut bersamamu ? kita sama kan ?” tanya Reina.

“Tentu saja, aku memang berniat mengajakmu,” jawab Raido.

“Ok, pertama tama kita pulang ke apartemenku dulu, kita bicarakan lagi di sana,” ujar Reina.

“Clek,” terdengar pintu atap di buka, Raido langsung kembali duduk, kemudian keduanya merayap ke tepi tanki dan melihat ke bawah, beberapa orang siswa yang sepertinya menggiring seorang siswa bertubuh gemuk, pendek, berkacamata dan berambut seperti mangkuk masuk ke ke atap.

“Eh...itukan Nobuo-kun ? yang bersamanya anak anak seangkatan kita tapi kelas lain,” ujar Reina berbisik.

“Kamu kenal ?” tanya Raido berbisik sambil menoleh melihat Reina.

“Nobuo-kun teman sekelas kita, kamu gimana sih,” jawab Reina berbisik.

“Oh begitu, aku baru tahu,” balas Raido berbisik.

“Dasar, walau penyendiri, tapi aku tahu siapa siapa saja teman sekelas kita, parah kamu,” balas Reina berbisik.

Para siswa itu membawa Nobuo ke tengah tengah, kemudian mereka terlihat seperti sedang menyudutkan Nobuo dengan berbagai macam pertanyaa. Raido dan Reina yang memiliki pendengaran super mendengar percakapan mereka,

“Aku sudah ceritakan semuanya pada kalian kan,” ujar Nobuo.

“Aku masih tidak percaya Chikage-chan berpacaran dengan Gondo, apa bagusnya preman itu,” ujar seorang siswa.

“Sebagai anggota fans club Chikage-chan kamu harus berbuat sesuatu Nobuo, buat Chikage-chan membenci Gondo atau bagaimana kek caranya, kita tidak bisa terima satu satunya idola seangkatan kita bersama dengan orang ga jelas seperti Gondo,” ujar seorang siswa lagi.

“Benar, atau kamu akan kami keluarkan dari keanggotaan fans club,” ujar siswa di sebelahnya.

“Ja..jangan...aku akan berusaha, tapi aku takut Gondo, tidak mungkin kita membully dia dengan cara memasukkan kotoran ke loker sepatu dan mengirim surat ancaman padanya, aku bisa di bunuh oleh dia,” ujar Nobuo.

“Jangan khawatir, keluargamu kan gangster, pakai sumber dayamu dong, pintar sedikit jadi orang,” ujar seorang siswa di depan Nobuo.

“Wah benar juga, kalau gitu aku juga minta bantuan pamanku ah,” balas seorang siswa lagi.

Mendengar percakapan para siswa itu, Raido menoleh melihat Reina yang mengangkat pundaknya dan kedua lengannya dengan wajah tersenyum lebar. Raido menggelengkan kepalanya dan merasa kalau di biarkan hal seperti ini bisa membawa dampak buruk bagi sekolah. Akhirnya dia berdiri, Reina langsung menarik tangannya,

“Hei...kenapa berdiri,” ujar Reina berbisik.

“Mereka mulai merencanakan pakai bantuan gangster hanya demi aku jauh dari kamu, tidak mungkin aku membiarkan hal itu terjadi, kamu kan juga berurusan dengan mereka, tentunya kamu tahu kan cara kerja mereka kalau sampai terjadi di sekolah ini,” ujar Raido.

“Iya sih, tapi kamu jangan keluar, aku saja,” ujar Reina.

Tiba tiba Reina berdiri dan melompat turun, tentu saja Raido juga melompat turun menyusul Reina yang berjalan menuju para siswa yang sedang berbicara di tengah,

“Hei,” tegur Reina.

“Eh...Ch..Chikage-chan ?” tanya seorang siswa.

“Chikage-tan.....” ujar Nobuo.

“Kalian membicarakan apa ?” tanya Reina.

Langsung para siswa itu dan Nobuo mengerubungi Reina, mereka mengajukan pertanyaan demi pertanyaan seputar hubungan Reina dengan Raido, mereka mengatakan gosip yang sudah beredar sejak tadi pagi kalau Reina berpacaran dengan Raido,

“Hmm...kalau seandainya iya, memang kenapa ?” tanya Reina.

“Dia tidak pantas untukmu Chikage-chan, masih banyak laki laki lain yang lebih dari dia, memang sih wajah Gondo tidak jelek dan terlihat jantan tapi dia tetap tidak pantas untuk mu,” ujar seorang siswa.

“Begitu ya, memang yang pantas seperti apa ? kamu ?” tanya Reina kepada siswa yang mengatakan hal barusan.

“Eh..a..aku....aku tidak pantas...tapi...masih lebih baik dari Gondo,” ujar siswa itu tersipu.

“Dengar ya, aku mau bersama siapa atau berpacaran dengan siapa, kalian tidak ada hak untuk melarangku, lagipula bukankah kalian bilang aku juga sama bandelnya dengan Raido ? seperti berjalan bersama om om dan masuk ke dalam porstitusi online ?” tanya Reina.

“I..itu...itu lain Chikage-tan,” jawab Nobuo.

“Bagiku sama saja tuh, hanya karena aku jarang bicara di sekolah dan tidak mau bergaul dengan kalian, kalian seenaknya menuduhku dan Raido yang juga menyendiri, kalau aku tanya apa buktinya kalian menuduhku berbuat hal hal seperti tadi, kalian bisa jawab apa ?” tanya Reina.

Para siswa itu langsung terdiam dan tidak bisa berkata apa apa, karena Reina benar, apapun yang dia lakukan tidak ada yang berhak ikut campur kecuali keluarga dan kekasihnya. Tiba tiba Reina menarik lengan Raido yang berada di belakangnya dan merangkulnya,

“Nih lihat....” ujar Reina.

Tiba tiba dia menjinjitkan kakinya dan mengecup pipi Raido yang membuat Raido menjadi sangat kaget,

“Hei..kamu...”

Belum selesai Raido bicara, Reina menutup mulutnya dan berkedip kepada Raido, kemudian Reina menoleh melihat para siswa termasuk Nobuo yang tertegun di depannya.

“Sudah tahu ya, gosip itu benar dan tolong jangan ganggu kami,” ujar Reina.

Kemudian dia menarik lengan Raido dan membawanya kembali ke dalam meninggalkan para siswa termasuk Nobuo mematung tidak bergerak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!