Memang Anak yang Baik

Keluar dari ruangan Sitha, Dharma merasa bingung. Padahal pria itu beberapa hari terakhir merasa lara di hatinya. Beberapa malam tidak bisa tidur dan selera makannya berkurang. Mengetahui fakta bahwa gadis impiannya akan segera menikah membuat Dharma benar-benar patah hati.

"Apakah mungkin kamu tidak jadi mengucapkan akad, lalu karena apa? Apakah karena kamu mengetahui hubungan Pak Danu dan sahabatmu sendiri?"

Dharma bergumam dalam hatinya. Tak sepenuhnya bahagia, karena Dharma justru galau sekarang. Saat akan keluar sebentar, ada kaki anak-anak kecil yang menabraknya. Anak-anak kecil itu seketika menunduk dan berhenti di dekat Danu.

"Maaf yah, Om. Kami lari-larian karena terburu-buru."

"Nakula, Sadewa ... tunggu Papa, Nak."

Dharma kaget rupanya yang datang adalah Satria. Si putra sulung keluarga Negara yang ternyata pagi itu datang ke perusahaan bersama kedua putranya. Dharma pun menunduk dan memberikan salam.

"Pak Satria," katanya.

"Iya, maaf tadi anak-anak saya menabrak Masnya. Maaf yah," kata Satria. "Ayo, Nakula dan Sadewa minta maaf kepada Om-nya."

"Tadi sudah minta maaf, Om ini malahan lihatin Papa," kata Sadewa.

"Diulangi minta maaf yang baik."

"Om, kami minta maaf yah, Om. Kami yang lari-lari dan tidak berhati-hati. Maafkan Nakula dan Sadewa yah, Om."

Dharma bisa tersenyum bahkan pria itu menunduk dan memegang bahu kedua putra yang sangat tampan itu. "Tidak apa-apa. Lain kali lebih hati-hati yah. Nama kalian siapa?" tanyanya.

"Aku Nakula dan saudaraku, kami kembar, Om ... Om-nya namanya siapa?"

"Dharma. Namanya Om, Dharma."

Satria tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dia dan Indi selalu mengajarkan tata krama kepada anak-anaknya. Memang keduanya putra orang punya, dan ada darah ningrat dari pihak Satria. Namun, sopan santun dan tata krama harus diajarkan sejak kecil.

"Oh, Om Dharma. Maaf yah, Om Dharma."

Dharma menganggukkan kepalanya. "Tidak apa-apa." Lalu, Dharma kembali menegakkan badannya, kembali berdiri. "Mau ke mana Pak Satria?" tanyanya.

"Mau bertemu Rama dan nanti mau nemuin Sitha," jawabnya.

"Bapak Negara ada kok. Mari silakan, saya permisi Pak Satria."

"Sama-sama, maaf yah Mas Dharma tadi anak-anak menabrak karena kurang hati-hati."

Setelah itu, Satria menggandeng Nakula dan Sadewa menuju ke ruangan Rama Bima. "Lain kali hati-hati yah. Untung Om Dharma nya baik. Ada loh yang tidak sengaja ketabrak dan malahan marah-marah. Di kantor seperti ini jangan lari-larian."

"Iya, Papa. Cuma seneng kok ke pabriknya Eyang Rama," balas Sadewa.

Begitu sudah berada di ruangan Rama Bima, tampak Nakula dan Sadewa heboh di ruangan Eyangnya. Sementara Rama Bima malahan senang melihat putra dan cucunya datang.

"Kalian tidak tergesa-gesa kembali ke Jogjakarta kan?" tanya Rama Bima.

"Tidak, Rama. Mumpung Nakula dan Sadewa libur sekolah. Mereka ingin melihat perkebunan rempah-rempah, Rama. Ada tugas dari sekolah, jadi mending nanti Satria ajak ke perkebunan rempah dan teh nggih, Rama," katanya.

"Boleh saja. Ajak Indi dan Ibu sekalian. Kita makan siang di perkebunan teh," ajak Rama Bima.

"Eyang Rama, tadi kami nabrak Om loh di sini. Kami lari-larian jadi enggak lihat deh," cerita Sadewa.

"Siapa yang kamu tabrak, Nang?" tanya Rama Bima.

"Om Dharma namanya. Untung Omnya baik, jadinya enggak marah."

Rama Bima tersenyum. "Dharma memang anak yang baik," tuturnya.

"Rama mengenal dia?" tanya Satria.

"Tentu saja Rama mengenalnya. Dharma adalah pegawai yang mendapatkan beasiswa dari perusahaan. Dia semula di pabrik, bagian packing jamu masuk angin. Namun, anaknya baik dan telaten juga pekerja keras. Dia satu-satunya pegawai di pabrik kala itu yang tidak pernah libur atau cuti. Akhirnya, perusahaan memberikan beasiswa kuliah. Begitu lulus, dia dipindahkan ke bagian office di Pay roll seluruh staf office," cerita Rama Bima.

Yang disampaikan Rama Bima benar karena ada berbagai fasilitas dan sarana yang perusahaan berikan. Ketika musim lebaran nanti juga biasanya Rama Bima akan memberikan insentif bahkan mudik gratis untuk karyawannya yang akan mudik. Jenjang karir yang jelas untuk semua karyawan.

"Kalau kuliah, bekerjanya gimana, Rama?" tanya Satria.

"Dia kuliah malam, dan pagi sampai sore kerja full. Etos kerjanya sangat baik. Rama selalu menghargai kerja keras seluruh staf, Sat. Yang lulusan SMA dari pabrik pun bisa naik ke office. Peluang itu selalu terbuka bagi staf seperti Dharma."

"Oh, baik dan sangat pekerja keras ya, Rama."

"Dia training di sini sejak lulus SMA. Tiga bulan masa training, sampai menjadi pegawai pabrik. Sekarang menjadi bagian personalia. Berapa tahun Rama melihatnya," imbuh Rama.

"Diajak aja, Eyang Rama. Om nya baik loh," kata Nakula.

"Boleh ngajak Om-nya?"

"Yah kalau Eyang Rama ngebolehin sih."

Rama Bima kemudian tertawa. Rupanya kedua cucunya yang masih kecil bisa bernegosiasi dengannya. "Boleh, Om Dharma nanti biar sama Ante Sitha. Mobilnya gak muat nanti."

Satria tersenyum. Agaknya sosok Dharma itu sendiri sudah lama diperhatikan oleh Ramanya. Namun, sepenuhnya Satria setuju memang semua pegawai memiliki hak dan peluang untuk mendapatkan jenjang karir yang tinggi sesuai kompetensinya. Jika mau belajar dan memacu diri seperti Dharma, bukan tak mungkin mengalami jenjang karir dari di bagian membungkus jamu masuk angin, hingga akhirnya dipindahkan ke personalia.

"Keliatannya Dharma mencuri perhatian Rama yah?" tanya Satria.

"Bukankah atasan memang akan memperhatikan beberapa pegawai yang memang memiliki etos kerja yang baik, Sat? Setiap tiga bulan sekali ada evaluasi juga dari kepala divisi. Kebetulan Rama melihat sendiri bagaimana Dharma bekerja keras selama sekian tahun."

Rama Bima kemudian menunjukkan sebuah file para staf yang menerima beasiswa dari perusahaan. Ada foto Rama dan Dharma di sana.

"Lihatlah, Sat ... ini Rama dan para penerima beasiswa dari perusahaan. Ini adalah Dharma. Kebanyakan mereka yang lulus tak lama kemudian keluar dari perusahaan ingin mencari pengalaman baru. Ada sepuluh orang di sini, dan yang bertahan hanya Dharma. Dia bilang ingin bekerja di sini karena suka dengan jamu-jamuan dan ingin mengembangkan sektor UMKM. Keren kan?"

Satria menganggukkan kepalanya. Staf yang kerja di pabrik itu memang keluar dan masuk. Apalagi sekarang dengan sistem out sourching yang mempekerjakan karyawan selama tiga tahun dan kemudian dilepas. Namun, pabrik mereka konsisten untuk turut memotivasi karyawan untuk mengembangkan diri dan kompetensinya.

"Didadosaken mantu mawon, Rama," kata Satria. Dia mengatakan supaya Dharma dijadikan Mantu saja.

Mendengar ucapan putranya, Rama tertawa. "Biarkan Sitha memilih. Sebaik-baiknya jodoh dari orang tua kalau anak tidak mau, hasilnya bisa tidak baik. Rama belajar banyak dari kamu dulu. Jodoh yang Rama inginkan tidak baik untukmu, hatimu yang memandu bahwa Indi memang yang terbaik."

Terpopuler

Comments

Dinarkasih1205

Dinarkasih1205

yeeey mas darma dah dapat lampu ijo dari calon mertua 🤭🤭 siapa tahu di takdirkan jadi ceo perusahaan jamu gantikan rama bima , calon mantu ter the best

2024-03-13

2

Asahel Rachel

Asahel Rachel

dibantu nang2 nanti om dharma 😂 camer udh ksh lampu ijo nih

2024-03-12

3

Bunda Titin

Bunda Titin

kopi buat mas Dharma biar punya keberanian dan semangat untuk mengungkapkan perasaan cintanya pada mba Sitha,. fighting mas Dharma !!!!!!.......💪🏻💪🏻💪🏻👍👍🙏😊

2024-03-12

3

lihat semua
Episodes
1 Pertunangan
2 Di Belakang Layar
3 Desiran Tak Lazim
4 Satu Tempat Kerja
5 Kedekatan yang Terasa Janggal
6 Seserahan Paningset
7 Persiapan Pernikahan
8 Kecurigaan
9 Gathering
10 Malam Api Unggun
11 Upaya Danu
12 Permintaan Tak Masuk Akal
13 Berani Mengambil Langkah
14 Langkah yang Berani
15 Memang Belum Jodoh
16 Memang Anak yang Baik
17 Di Tengah-Tengah Keluarga Negara
18 Keterkejutan Ambar
19 Percikan Api yang Sesungguhnya
20 Senja Penuh Luka
21 Satu Langkah Lebih Berani
22 Srikandi Meguru Manah
23 Keculasan Ambar
24 Usaha Lepas Tangan
25 Seharusnya Ini Adalah Hari Bahagia
26 Air Mata Eyang Sepuh
27 Bukan Spesifikasi Menantu Idaman
28 Mengutarakan Niat Baik
29 Bukti Bersungguh-sungguh
30 Calon Mantu
31 Niat Buruk yang Terwujud
32 Merencanakan Pernikahan
33 Merasa Jumawa
34 Pernikahan Danu dan Ambar
35 Sepahit Empedu
36 Kedatangan Keluarga Dharma Secara Resmi
37 Hari Bahagia
38 Resepsi Impian
39 Malam Pertama?
40 Pagi yang Indah
41 Berhiaskan Cahaya Bulan
42 Menjadi yang Pertama untuk Satu Sama Lain
43 Bersamaan dengan Fajar Menyingsing
44 Rumah Tangga yang Penuh Petaka
45 Kamarnya Putri Ningrat
46 Ngunduh Mantu
47 Tamu dari Jauh
48 Jodoh itu Pulang Kepadamu
49 Rumah Pengantin Baru
50 Dalam Rinai Hujan
51 Kembali Bekerja
52 Kere Munggah Bale
53 Hanya Cinta yang Bisa
54 Ada Putri Raja yang Memilih Pria Biasa
55 Suami Tidak Setia
56 Gaji Pertama dari Suami
57 Menikmati Sabtu Berdua
58 Lebih Dekat dengan Keluarga
59 Latihan Jadi Ibu
60 Ditemani Gerimis
61 Kita Bikin Romantis
62 Kesulitan Finansial
63 Pacaran Halal
64 Jogging Bersama
65 Memang Butuh Daya Tahan Tubuh
66 You All My Love Language
67 Mengunjungi Rama dan Ibu
68 Kemuning Sky Hills
69 Masing-masing Manusia Punya Kesempatan Memperbaiki
70 Menuju ke Jepang
71 Disneyland Tokyo
72 Kenangan Indah di Tokyo
73 Hanami
74 Fushimi Inari
75 Menginginkan Kebahagiaan Orang Lain
76 Musim Semi yang Indah
77 Kembali ke Solo
78 Rumah Selalu Jadi Tempat Ternyaman
79 Keluarga yang Supportif
80 Urung Rekonsiliasi
81 Menggerutu
82 Curhatnya Danu
83 Arisan Keluarga
84 Didoakan Semoga Mendapat Keturunan
85 Yang Tak Terelakkan
86 Cidera Cukup Parah
87 Memori yang Hilang
88 Runtuh dan Tumbuh
89 Pelaku Sesungguhnya
90 Menyusun Puzzle Memori
91 Ngunduh Wohing Pakarti
92 Kridhaning Ati Ora Bisa Mbedhah Kuthaning Pesti
93 Guratan di Balik Senyuman
94 Semua Kilasan
95 Dekat Tanpa Jarak
96 Kembali ke Rumah
97 Memulai Lagi Dari Awal
98 Hari-Hari yang Berjalan Normal
99 Rumah Tangga Seperti Benang Kusut
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Pertunangan
2
Di Belakang Layar
3
Desiran Tak Lazim
4
Satu Tempat Kerja
5
Kedekatan yang Terasa Janggal
6
Seserahan Paningset
7
Persiapan Pernikahan
8
Kecurigaan
9
Gathering
10
Malam Api Unggun
11
Upaya Danu
12
Permintaan Tak Masuk Akal
13
Berani Mengambil Langkah
14
Langkah yang Berani
15
Memang Belum Jodoh
16
Memang Anak yang Baik
17
Di Tengah-Tengah Keluarga Negara
18
Keterkejutan Ambar
19
Percikan Api yang Sesungguhnya
20
Senja Penuh Luka
21
Satu Langkah Lebih Berani
22
Srikandi Meguru Manah
23
Keculasan Ambar
24
Usaha Lepas Tangan
25
Seharusnya Ini Adalah Hari Bahagia
26
Air Mata Eyang Sepuh
27
Bukan Spesifikasi Menantu Idaman
28
Mengutarakan Niat Baik
29
Bukti Bersungguh-sungguh
30
Calon Mantu
31
Niat Buruk yang Terwujud
32
Merencanakan Pernikahan
33
Merasa Jumawa
34
Pernikahan Danu dan Ambar
35
Sepahit Empedu
36
Kedatangan Keluarga Dharma Secara Resmi
37
Hari Bahagia
38
Resepsi Impian
39
Malam Pertama?
40
Pagi yang Indah
41
Berhiaskan Cahaya Bulan
42
Menjadi yang Pertama untuk Satu Sama Lain
43
Bersamaan dengan Fajar Menyingsing
44
Rumah Tangga yang Penuh Petaka
45
Kamarnya Putri Ningrat
46
Ngunduh Mantu
47
Tamu dari Jauh
48
Jodoh itu Pulang Kepadamu
49
Rumah Pengantin Baru
50
Dalam Rinai Hujan
51
Kembali Bekerja
52
Kere Munggah Bale
53
Hanya Cinta yang Bisa
54
Ada Putri Raja yang Memilih Pria Biasa
55
Suami Tidak Setia
56
Gaji Pertama dari Suami
57
Menikmati Sabtu Berdua
58
Lebih Dekat dengan Keluarga
59
Latihan Jadi Ibu
60
Ditemani Gerimis
61
Kita Bikin Romantis
62
Kesulitan Finansial
63
Pacaran Halal
64
Jogging Bersama
65
Memang Butuh Daya Tahan Tubuh
66
You All My Love Language
67
Mengunjungi Rama dan Ibu
68
Kemuning Sky Hills
69
Masing-masing Manusia Punya Kesempatan Memperbaiki
70
Menuju ke Jepang
71
Disneyland Tokyo
72
Kenangan Indah di Tokyo
73
Hanami
74
Fushimi Inari
75
Menginginkan Kebahagiaan Orang Lain
76
Musim Semi yang Indah
77
Kembali ke Solo
78
Rumah Selalu Jadi Tempat Ternyaman
79
Keluarga yang Supportif
80
Urung Rekonsiliasi
81
Menggerutu
82
Curhatnya Danu
83
Arisan Keluarga
84
Didoakan Semoga Mendapat Keturunan
85
Yang Tak Terelakkan
86
Cidera Cukup Parah
87
Memori yang Hilang
88
Runtuh dan Tumbuh
89
Pelaku Sesungguhnya
90
Menyusun Puzzle Memori
91
Ngunduh Wohing Pakarti
92
Kridhaning Ati Ora Bisa Mbedhah Kuthaning Pesti
93
Guratan di Balik Senyuman
94
Semua Kilasan
95
Dekat Tanpa Jarak
96
Kembali ke Rumah
97
Memulai Lagi Dari Awal
98
Hari-Hari yang Berjalan Normal
99
Rumah Tangga Seperti Benang Kusut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!